Jhoji PG
Jhoji PG
Kontrak :
Proyek-Proyek
-Bahan-bahan hasil galian yang berupa tanah-tanah sangat organis, gembur, akar dan tanah
yang mudah mengembang yang dapat menghalangi pemadatan tanah di atasnya agar di
buang.
-Setiap bahan yang melebihi kebutuhan untuk timbunan harus dibuang di luar
Daerah Milik Jalan.
-Setiap galian terbuka (yang tinggi) harus dipasang rintangan untuk menghindari dari jenis
tanah yang berbatu, harga satuan pekerjaan dengan peralatan berat dikalikan
dengan faktor 1,5.
6. Urugan Tanah Bahu Jalan :
Pekerjaan ini terdiri dari peningkatan kembali dan pembentukan bahu jalan yang ada,
termasuk pembersihan tumbuh-tumbuhan, pemotongan, perapihan pengurugan dengan bahan
terpilih serta pemadatan untuk mengembalikan bahu jalan sesuai dengan kemiringan yang
disyaratkan 4-5 m untuk perkerasan yang menggunakan lapisan penutup dan 6 x untuk
perkerasan yang tidak ada lapis penutup.
pemadatan dilaksanakan dengan mesin gilas roda ban atau peralatan lain yang cocok yang
disetujui oleh direksi.
7. Galian Tanah Untuk Konstruksi :
a. Penggalian tanah dengan tenaga buruh dengan kapasitas kerja kelompok 100 m'/hari,
kedalaman rata-rata galian s/d 3 m.
b. Tanah galian disingkirkan sejauh minimal 30 m dari lubang galian.
c. Untuk jenis tanah berbatu, Harga satuan pekerjaan dikalikan faktor 1,5.
d. untuk kedalaman lebih dari 3 m, Harga satuan pekerjaan dikalikan dengan faktor 1,5.
8. Penimbunan dan Pemadatan (Untuk Pekerjaan Jembatan dan Gotong- Gorong) :
a. Tempat penimbunan dan bahan timbunan untuk konstruksi baru harus bersih dari bahan
organis. Pekerjaan menempatkan bahan untuk timbunan pada konstruksi lapis demi lapis
ssetebal 15 cm, dipadatkan dengan Vibrating Plate/Plate Vibrator, Tamper/Mesin Gilas kecil,
berat 6000 kg. Koefisien Pemadatan 1,3.
b. Untuk material timbunan jenis lain, Koefisien Pemadatan disesuaikan antara 1,3 s/d 1,7.
IV. PEKERJAAN DRAINASE
1. Membuat Parit Galian Tanah/Galian Tanah SElokan :
a. Mengali saluran/drainase dengan menggunakan buruh, ukuran lebar dasar 50 cm,
lebar atas 70 cm, dalam/tinggi minimum 60 cm, dengan kemiringan 2 % arah air.
b. kapasitas kerja galian untuk setiap orang 2 m3/hari.
Pekerjaan ini terdiri dari pembuatan saluran tanah baru yang disesuaikan dengan
gambar rencana.
Dasar Saluran harus cukup dan rata sehingga menjadi aliran air yang bebas.
Semua hasil galian harus dibuang dari lokasi Daerah Milik Jalan.
2. Membuat Parit Pasangan Batu :
Pekerjaan dilakukan dengan menggunakan tenaga buruh dengan ukuran lebar dasar 1.1 m dan
tinggi 0.95 m.
Volume pekerjaan pasangan 0.625 m3/m' dengan dimensi saluran lebar dasar dan lebar atas
60 cm, kedalaman 70 cm.
ALAT
PEMADATAN
25.0
10
8
8
12
10
10
8
8
6
16
12
12
8
4
4
4
4
4
unsur perencanaan, dan unsur pengawasan, harus sudah menyelenggarakan rapat persiapan
pelaksanaan kontrak. Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam PCM sekurangkurangnya meliputi: a. program mutu termasuk RMK; b. organisasi kerja; c. tata cara
pengaturan pelaksanaan pekerjaan; d. jadwal pelaksanaan pekerjaan yang diikuti uraian
tentang metode kerja yang memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja; e. jadwal
pengadaan bahan/material, mobilisasi peralatan, dan personil; f. penyusunan rencana dan
pelaksanaan pemeriksaan lokasi pekerjaan. PCM
8. KONDISI KHUSUS a. Apabila pada saat pelaksanaan Rapat Persiapan Pekerjaan,
keberadaan Konsultan Supervisi belum tersedia dilapangan, maka Rapat Persiapan Pekerjaan
tetap dapat dilaksanakan, berita acara Rapat Persiapan Pekerjaan harus menyusul
disampaikan kepada konsultan supervisi untuk dipedomani. b.Dalam hal konsultan supervisi
memiliki pandangan yang berbeda dengan hasil rapat yang telah ditentukan, maka usulan
atau persamaan persepsi dapat dilakukan melalui rapat rapat koordinasi yang dilaksanakan
pada tahap selanjutnya. PCM
9. Evaluasi RMK dilakukan oleh Pengguna Jasa pada saat PCM. Disahkan oleh Ka
Satker dan diperiksa oleh PPK. Dibuat sebagai acuan pelaksanaan kegiatan. RMK adalah
dokumen yang dinamis, dalam arti dapat berubah sesuai kebutuhan pada saat kegiatan
berjalan, dengan tetap, memperhatikan kaidah kaidah penyusunan dan persetujuan. RMK
harus disosialisasikan, dipahami oleh semua unsur yang terlibat dalam kegiatan organisasi
penyedia jasa. EVALUASI RMK
10. Pastikan RMK yang diajukan setidaknya meliputi: 1. Sasaran Mutu Proyek. 2.
Informasi proyek. 3. Lingkup proyek. 4. Pihak Yang terlibat. 5. Struktur organisasi Penyedia
Jasa. 6. Tugas tanggung jawab dan wewenang. 7. Daftar induk bukti Kerja. 8. Bagan alir
pelaksanaan pekerjaan. 9. Jadwal pelaksanaan pekerjaan. 10. Jadwal tenaga Kerja. 11. Jadwal
Material. 12. Jadwal Peralatan. 13. Jadwal arus kas. 14. Jadwal inspeksi uji dan tes. 15.
Daftar Dokumen, Prosedur dan Instruksi Kerja. 16. Daftar keberterimaan. 17. Daftar Gambar
Kerja. EVALUASI RMK
11. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Penyedia Jasa harus membuat Jadwal Pelaksanaan
Kegiatan atau lebih dikenal dengan nama "Curva S. Curva S dibuat detail per item
pekerjaan, dengan menyediakan lajur rencana kegiatan dan realisasi kegiatan. Dinyatakan
dalam bobot terhadap total pekerjaan dan dinyatakan dalam persen (%). Curva S dapat dibuat
berdasarkan bar maupun vektor diagram. EVALUASI RMK
12. EVALUASI RMK
13. Mobilisasi harus sudah dilaksanakan paling lambat dalam waktu 30 hari sejak
diterbitkan SPMK atau sesuai dengan ketentuan kontrak. Mobilisasi meliputi kegiatan:
Mendatangkan alat-alat berat dan kendaraan. Mempersiapkan fasilitas lapangan base camp.
Mendatangkan alat-alat laboratorium. Mendatangkan personil Penyedia Jasa dan Direksi
Teknis. Pemeriksaan Quarry termasuk izin penggunaan. Mobilisasi peralatan / personil
Penyedia Jasa dapat dilakukan secara bertahap. PENGAWASAN MOBILISASI
14. PENYIAPAN GAMBAR KERJA PROSEDUR DAN TANGGUNG JAWAB
15. PENGAJUAN GAMBAR KERJA PROSEDUR PENGAJUAN GAMBAR KERJA
PENGGUNA JASA KONSULTAN SUPERVISI PENYEDIA JASA DIREKSI PEKERJAAN
DIREKSI TEKNIK KONTRAKTOR PROJECT OFFICER (P.O) PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN PERSIAPAN a. Survai Lapangan b. Daftar Kuantitas c. Spesifikasi GAMBAR
KERJA a. Survai Lapangan b. Daftar Kuantitas c. Spesifikasi DIPERIKSA CHIEF
INSPEKTOR SITE ENGINEER PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PENGUKURAN
GENERAL SUPERINTENDENT QUANTITY SURVEYOR DITOLAK 3 COPY
DISETUJUI 1 COPY 1 COPY YA
16. PENGAJUAN REQUEST
17. PENGAJUAN REQUEST
18. Dalam pelaksanaan pengawasan kewenangan yang diberikan oleh Direksi Teknis
meliputi : 1. Inspeksi dan Persetujuan yang meliputi : a.Persetujuan gambar kerja dan
spesifikasi untuk PELAKSANAAN pekerjaan sementara; g.Chek kelaikan peralatan yang
digunakan kontraktor; h.Instruksi Pekerjaan Harian; i. Gambar terlaksana. 2. Pengetesan
Material (Uji Mutu) yang meliputi : a. Pengesahan Rancangan Mutu Kerja; b. Penerimaan
Hasil Pengujian Material; c. Penerimaan Hasil Pekerjaan dilapangan; d. Identifikasi
Pekerjaan Cacat Mutu; e. Instruksi pengujian tambahan; f. Pengesahan perbaikan Pekerjaan
Cacat Mutu; g. Instruksi kepada kontraktor untuk memperbaiki Pekerjaan Cacat.
b.Persetujuan ijin kerja/request of work; c.Penerbitan instruksi kepada Kontraktor;
d.Persetujuan usulan program kerja kontraktor; e.Persetujuan metode kerja kontraktor;
f.Instruksi kepada kontraktor terkait dengan peringatan dini; PENGAWASAN
19. 3. Pengujian untuk Pengukuran dan Pembayaran yang meliputi : a. Pengesahan
jumlah tertentu yang dapat dibayarkan; b. Pengesahan nilai pekerjaan yang selesai di
kerjakan; c. Pengesahan Sertifikat Bulanan; d. Pengesahan pembayaran pekerjaan harian; e.
Pengesahan Pekerjaan Selesai; f. Pengesahan pembayaran akhir. 4. Laporan Progres dan
Administrasi Pekerjaan yang meliputi : a. Laporan Harian (Daily Report); b. Laporan
Progress Mingguan (Weekly Progress Report); c. Laporan Progress Bulanan (Monthly
Progress Report); d. Laporan Teknik (Technical Report); e. Menyiapkan Sistem Informasi
Laporan/Pekerjaan. PELAKSANAAN PENGAWASAN
20. PENGENDALIAN WAKTU 66..66 SSCCHHEEDDUULLEE
CCOONNTTRROOLL INPUTS TOOLS & TECHNIQUES OUTPUTS Schedule
management plan Schedule baseline Performance reports Approved change requests
Progress reporting Schedule change control system Performance measurement
PPrroojjeecctt mmaannaaggeemmeenntt ssooffttwwaarree Variance analysis Schedule
comparison bar charts Schedule model data (updates) Schedule baseline (updates)
Performance measrmnts Requested changes Recom corrective actions Orgazional
process assets (updates) Activity list Activity attributes (updates) Project management
plan (updates) CM-05 TM-06
21. PENGENDALIAN BIAYA 77..33 CCOOSSTT CCOONNTTRROOLL INPUTS
TOOLS & TECHNIQUES OUTPUTS Cost baseline Project funding requirement
Performance reports Work performance information Approved change requests Project
management plan Cost change control system Performance measurement analysis
Forecasting Project performance reviews PPrroojjeecctt mmaannaaggeemmeenntt
ssooffttwwaarree Variance management Cost estimate (updates) Cost baseline (updates)
Performance measurements Forecasted completion Requested changes Recommended
corrective actions Organizational process assets (updates) Project management plan
(updates) CM-06 CS-03
22. PENGAWASAN KONSTRUKSI 1/3
23. PENGAWASAN KONSTRUKSI 2/3
24. Rencana Mutu; Dokumen rencana mutu dibedakan menjadi : 1) Rencana Mutu Unit
Kerja (RMU) RMU merupakan dokumen rencana penetapan kinerja sebagai penjabaran dari
sasaran dan program tahunan berjalan yang disusun oleh Unit Kerja Eselon I sampai dengan
Eselon II dalam rangka penjaminan mutu. 2) Rencana Mutu Pelaksanaan (RMP) Rencana
Mutu Pelaksanaan merupakan dokumen sistem manajemen mutu pelaksanaan yang disusun
oleh Kepala Satker, SNVT dan PPK dalam rangka penjaminan mutu. 3) Rencana Mutu
Kontrak (RMK) Rencana Mutu Kontrak merupakan dokumen sistem manajemen mutu yang
disusun oleh Penyedia Jasa untuk setiap kontrak pekerjaan dalam rangka penjaminan mutu.
MANAJEMEN MUTU
25. Rencana Pengendalian Mutu harus mencakup seluruh pekerjaan, termasuk bahan yang
dipasok Penyedia Jasa / Sub- Penyedia Jasa, dan semua jenis dan tahap pelaksanaan pada
Kegiatan. Rencana itu dapat dioperasikan seluruhnya atau sebagian oleh Sub-Penyedia Jasa
atau badan/ organisasi mandiri yang qualified. Tetapi, administrasi perencanaan dan mutu
Pekerjaan tetap menjadi tanggung-jawab Penyedia Jasa. Rencana Pengendalian Mutu harus
dikelola baik, dengan hasil pengujian yang mewakili operasi yang aktual. Hasil tersebut
dilaporkan dengan akurat secara berkala. MANAJEMEN MUTU
26. Pengajuan Rencana Pengendalian Mutu Pengajuan Lengkap Rencana Pengendalian
Mutu harus menyediakan rincian cara, metoda, dan frekwensi pengukuran Pengendalian
Mutu untuk semua elemen dari Pekerjaan dalam Kontrak. Pengajuan Sebagian Pada kegiatan
dengan tingkat kerumitan dan/ atau resiko rendah, dan secara eksplisit disebutkan di dalam
Ketentuan Khusus, Direksi Pekerjaan/Teknis dapat menerima pengajuan sebagian dari
Rencana Pengendalian Mutu. Tanpa mengabaikan setiap ketentuan pengajuan sebagian
tersebut, Penyedia Jasa tetap bertanggung-jawab untuk semua aspek dari Pekerjaan.
MANAJEMEN MUTU
27. CONTOH PENGENDALIAN MUTU AGREGAT UNTUK CAMPURAN ASPAL
PANAS PENGUJIAN STANDAR PENGUJIAN N I L A I AASHTO S.N.I T.104 - 86 03 3407 - 1994 Kekekalan bentuk agregat thp natrium dan Mgs Maks. 12 % Abrasi dengan
mesin Los Angeles T.96 - 77 03 - 2417 - 1991 Maks. 40 % Kelekatan agregat terhadap aspal
T.182 - 84 03 - 2439 - 1991 Min.95 % Material lolos ayakan No.200 03 - 4142 - 1996 Maks.
3 % Flat and Elongated Particles ASTM D - 4791 Maks. 1 % Coarse Aggregate Angularitas <
10 Cm ESA < 1 Juta DoT's 85 / 80 ESA 1 Juta 95 / 90 Pennsylvania Test Method , PTM
No.621 Angularitas 10 Cm ESA < 1 Juta 60 / 50 ESA 1 Juta 80 / 75 Fine Aggregate
Angularitas < 10 Cm ESA < 1 Juta Min. 40 % ESA 1 Juta AASHTO Min. 45 % Angularitas
10 Cm ESA < 1 Juta Min. 40 % ESA 1 Juta Min. 40 % Nilai Setara Pasir Min.50%
(G.Halus) Min.70% (G.Kasar) Kadar Lempung Maks. 1 % PENGUJIAN ASPAL
PENGUJIAN UNIT STANDAR PENGUJIAN NILAI Pen.60-70 Penetrasi pada 25 C, 100 g,
5 detik 0,1 MM SNI 06 - 2456 - 1991 Titik Lembek C SNI 06 - 2434 - 1991 Titik Nyala
(COC) C SNI 06 - 2433 - 1991 Daktilitas pada 25 C, 5 cm/menit Cm. SNI 06 - 2432 - 1991
Berat Jenis - SNI 06 - 2488 - 1991 Kelarutan dalam Toluene % ASTM D - 5546 Berat yang
hilang % SNI 06 - 2441 - 1991 Penetrasi pada 25 C % SNI 06 - 2456 - 1991 Indeks Penetrasi
Temperatur Pencampuran perkiraan C ASTM E 102 - 73 Temperatur Pemadatan perkiraan
C ASTM E 102 - 73 - - 60 - 70 48 232 100 1,0 99 0,80 54 -1,0 T P - 33 SNI 03 - 4428 - 1997 T 112 - 87 M - 01 - 1994 - 03
28. CONTOH PENGENDALIAN UJI MUTU BAHAN DAN PENGUJIAN
FREKWENSI PENGUJIAN (Setiap Contoh Bahan ) Agregat Los Angeles Abration 5.000
M3. Aggregate Grading when adding to stockpile 1.000 M3. Aggregate Grading from Hot
Bins 250 M3. (min.2 kali per hari) Sand Equivalent 250 M3. Campuran Aspal Panas
Temperature at the mixing plant and on delevery to site Setiap Jam Grading and bituminous
binder content 200 Ton (min.2 kali per hari) Marshall density, Stability, Flow, 200 Ton (min.2
kali per hari) Quotient at 75 blows and voids at refusal density Voids in mix at refusal density
3.000 Ton Marshall Mix Design Setiap perubahan agregat Penghamparan Aspal Panas 6
benda uji untuk setiap 200m panjang Core Drill Size : dan kelipatannya. Untuk sisa segmen
Dia. 4" for aggregate size < 1" <200m jumlah benda uji ditentukan se- Dia. 6" for aggregate
size > 1" bagai sisa panjang segmen Toleransi Campuran Paling sedikit 3 titik yang diukur
melin- Surface levels, for the cross section of each carriageway tang pada setiap 12,50 meter
meman-jang sepanjang jalan tersebut
29. PENETRASI Menurun (makin keras) % KAN-DUNGAN Meningkat Optimum
Menurun % KANDUNGAN (F+B) Meningkat Optimum Menurun F/B Meningkat Optimum
Menurun % KANDUNGAN ASPAL Meningkat Optimum Menurun % RONGGA Meningkat
Optimum Menurun PENGARUH TERHADAP KEKA-KUAN KETAHANAN LELAH
Persoalan Lain ( Other Issues ) Penjelasan singkat tentang permasalahan yang terjadi pada
bulan laporan, umpamanya: Kasus Pembebasan Tanah, Sosial dan masalah Lingkungan atau
Bencana Alam (BA). Bila diperlukan, lampirkan foto-foto penting mengenai kasus-kasus
tersebut di atas. PELAPORAN
48. SSEEKKIIAANN && TTEERRIIMMAA KKAASSIIHH