A. PERGERAKAN ISLAM
1. Nahdlatul Ulama
Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama atau Kebangkitan Cendekiawan Islam), disingkat
NU, adalah sebuah organisasi Islam besar di Indonesia. Organisasi ini berdiri pada 31
Januari 1926 dan bergerak di bidang pendidikan, sosial, dan ekonomi.
1.1 Sejarah
2 | Page
muncul kesepakatan untuk membentuk organisasi yang bernama Nahdlatul Ulama (Kebangkitan
Ulama) pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926). Organisasi ini dipimpin oleh K.H. Hasyim
Asy'ari sebagai Rais Akbar.
Untuk menegaskan prisip dasar organisasi ini, maka K.H. Hasyim Asy'ari merumuskan kitab
Qanun Asasi (prinsip dasar), kemudian juga merumuskan kitab I'tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah.
Kedua kitab tersebut kemudian diejawantahkan dalam khittah NU, yang dijadikan sebagai dasar
dan rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, keagamaan dan politik.
3 | Page
bidang fikih maupun sosial. Serta merumuskankembali hubungan NU dengan negara. Gerakan
tersebut berhasil kembali membangkitkan gairah pemikiran dan dinamika sosial dalam NU.
Nama
KH Mohammad Hasyim Asy'arie
KH Abdul Wahab Chasbullah
KH Bisri Syansuri
KH Muhammad Ali Maksum
KH Achmad Muhammad Hasan Siddiq
KH Ali Yafie (pjs)
KH Mohammad Ilyas Ruhiat
KH Mohammad Ahmad Sahal Mahfudz
1.4 Organisasi
Tujuan
4 | Page
Awal Jabatan
1926
1947
1972
1980
1984
1991
1992
1999
Akhir Jabatan
1947
1971
1980
1984
1991
1992
1999
Petahana
Usaha
1. Di bidang agama, melaksanakan dakwah Islamiyah dan meningkatkan rasa persaudaraan
yang berpijak pada semangat persatuan dalam perbedaan.
1. Di bidang pendidikan, menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai
Islam, untuk membentuk muslim yang bertakwa, berbudi luhur, berpengetahuan
luas.Hal ini terbukti dengan lahirnya Lembaga-lembaga Pendidikan yang bernuansa
NU dan sudah tersebar di berbagai daerah khususnya di Pulau Jawa.
2. Di bidang sosial budaya, mengusahakan kesejahteraan rakyat serta kebudayaan yang
sesuai dengan nilai keislaman dan kemanusiaan.
3. Di bidang ekonomi, mengusahakan pemerataan kesempatan untuk menikmati hasil
pembangunan, dengan mengutamakan berkembangnya ekonomi rakyat.Hal ini
ditandai dengan lahirnya BMT dan Badan Keuangan lain yang yang telah terbukti
membantu masyarakat.
Struktur
1. Pengurus Besar (tingkat Pusat).
5 | Page
Lembaga
6 | Page
Merupakan pelaksana kebijakan NU yang berkaitan dengan suatu bidang tertentu. Lembaga ini
meliputi:
1. Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU)
2. Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama (LP Ma'arif NU)
3. Lembaga Pelayanan Kesehatan Nahdlatul Ulama ( LPKNU )
4. Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU)
5. Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LP2NU)
6. Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI)
7. Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU)
8. Lembaga Takmir Masjid (LTM)
9. Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia NU
10. Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (SARBUMUSI)
11. Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum (LPBH)
12. Lajnah Bahtsul Masail (LBM-NU)
Lajnah
7 | Page
Merupakan pelaksana program Nahdlatul Ulama (NU) yang memerlukan penanganan khusus.
Lajnah ini meliputi:
1. Lajnah Falakiyah (LF-NU)
2. Lajnah Ta'lif wan Nasyr (LTN-NU)
3. Lajnah Auqaf (LA-NU)
4. Lajnah Zakat, Infaq, dan Shadaqah (Lazis NU)
Badan Otonom
Merupakan pelaksana kebijakan NU yang berkaitan dengan kelompok masyarakat tertentu.
Badan Otonom ini meliputi:
1. Jam'iyyah Ahli Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyah
2. Muslimat Nahdlatul Ulama
3. Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor)
4. Fatayat Nahdlatul Ulama
5. Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU)
6. Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU)
7. Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU)
8 | Page
B. Pergerakan Nasrani
2.1 Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia
9 | Page
10 | P a g e
Surabaya). Walaupun kecil dan lemah namun keberadaan CSV op Java telah berhasil
meletakkan dasar bagi pembinaan mahasiswa Kristen yang akan dilanjutkan GMKI di
kemudian hari.
Sejumlah mahasiswa kedokteran dan hukum di Jakarta memutuskan untuk membentuk
suatu organisasi mahasiswa Kristen. Organisasi itu untuk menggantikan CSV op Java
yang sudah tidak ada. Dalam pertemuan di STT Jakarta tahun 1945, dibentuk
Perhimpunan Mahasiswa Kristen Indonesia (PMKI) dengan maksud keberadaannya
sebagai Pengurus Pusat PMKI. Dengan demikian Dr. J. Leimena dipilih sebagai Ketua
Umum dan Dr. O.E Engelen sebagai Sekretaris Jenderal. Tetapi karena Leimena sibuk
dengan tugas-tugas sebagai Menteri Muda Kesehatan, tugas-tugasnya diserahkan kepada
Dr. Engelen.
Kegiatan-kegiatan PMKI tidak jauh berbeda dengan CSV op Java dengan Penelahaan
Alkitab salah satu inti kegiatannya. Keanggotaan PMKI sebagian besar adalah mahasiswa
yang memihak pada perjuangan kemerdekaan. Terbentuklah PMKI di Bandung, Bogor,
Surabaya dan Yogyakarta (setelah UGM berdiri) segera menyusul.
Tak lama setelah PMKI lahir, awal tahun 1946 muncul organisasi baru dengan
menggunakan CSV di Bogor, Bandung dan Surabaya dengan CSV yang baru dan tidak
menjadi tandingan PMKI. Kesamaan kedua organisasi ini adalah merealisasikan
persekutuan iman dalam Yesus Kristus dan menjadi saksi Kristus dalam dunia
mahasiswa.
11 | P a g e
Masuknya Jepang ke Indonesia mengakhiri eksistensi CSV op Java secara struktural dan
organisatoris. Pemerintah pendudukan Jepang melarang sama semua kegiatan-kegiatan
organisasi yang dibentuk pada zaman Belanda. Secara prakatis CSV op Java tidak ada
lagi sejak tahun 1942. Sepanjang sejarahnya, CSV op Java dipimpin oleh Ketua
Umumnya Dr. J. Leimena (1932-1936) serta Mr. Khouw (1936-1939). Sedangkan
sekretaris (full time) dijalankan Ir. C.L Van Doorn (1932-1936).
Dengan berakhirnya pertikaian Indonesia dengan Belanda, tahun 1949 berakhir pula
pertentangan antara PMKI dengan CSV baru tersebut. Tanggal 9 Februari 1950 di
kediaman Dr. J. Leimena di Jl. Teuku Umar No. 36 Jakarta, wakil-wakil PMKI dan CSV
baru hadir dalam pertemuan tersebut. Maka lahirlah kesepakatan yang menyatakan
bahwa PMKI dan CSV baru untuk meleburkan diri dalam suatu organisasi yang
dinamakan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) dan mengangkat Dr. J.
Leimena sebagai Ketua Umum hingga diadakan kongres. Pertemuan tersebut merupakan
pertemuan sangat penting dan suatu moment awal perjuangan mahasiswa Kristen yang
tergabung dalam GMKI maka pada kesempatan itu Dr. J. Leimena menyampaikan pesan
penting yang mengatakan:
"Tindakan ini adalah suatu tindakan historis bagi dunia mahasiswa umumnya dan
masyarakat Kristen pada khususnya. GMKI menjadilah pelopor dari semua
kebaktian
yang
akan
dan
mungkin
harus
dilakukan
di
Indonesia.
12 | P a g e
peristiwa tersebut, masyarakat memiliki penerimaan yang lebih baik terhadap peran perempuan
dibanding hukum yang diberlakukan.
Selain itu, ada juga Ratu Tri Buana Tungga Dewi dalam sejarah Majapahit serta Ratu
Sima dari kerajaan Kalingga. Ini menunjukkan bahwa di Indonesia, perempuan sudah diakui
peran dan kapasitasnya di sektor publik sejak zaman dahulu.
Pada masa penjajahan, perempuan Indonesia juga turut andil dalam perjuangan menuju
kemerdekaan, sebut saja misalnya Nyi Ageng Serang, Tjut Nyak Dien, Tjut Meutia, Martha
Christina Tiahahu, Wolanda Maramis juga tokoh-tokoh perempuan lain yang perannya tidak
boleh dianggap kecil dalam proses pencapaian kemerdekaan.
Dalam masa selanjutnya, muncul Kartini yang namanya melegenda disebabkan trobosan
pemikiran yaang terhitung sangat maju dibanding zamannya, Kartini mulai mencoba mendobrak
sekat-sekat yang sudah mapan pada saat itu mengenai diskriminasi terhadap perempuan,
terutama pada bidang pendidikan, sehingga Kartini mendirikan sekolah bagi perempuan ketika
dia diperistri oleh Bupati Rembang. Selain itu, sikapnya yang menolak ketika akan dimadu
mencerminkan sikap Kartini yang tegas terhadap keadilan yang dirasanya timpang terhadap
kaum perempuan.
Di samping Kartini, ada toko-tokoh wanita lain seperti Rohana Koedoes yang mendirikan
sekolah Kerajinan Perempuan (1911), di sekolah ini selain diajarkan berbagai macam kerajinan
demi tercapainya kemandirian secara ekonomi, juga diajarkan pendidikan agama termasuk baca
tulis Arab. Selanjutnya pada 1912, ia mulai menerbitkan surat kabar Soenting Melayu yang
menjadi tonggak persebaran informasi serta media menyebarkan semangat memajukan
perempuan.
Tokoh perempuan lain yang berkecimpung dalam dunia perempuan adalah Rasuna Said,
Rahmah el-Yunusiah, Dewi Sartika, dan Nyai Dahlan. Sementara di dunia jurnalistik muncul Hj.
Siti Latifah Herawati Diah.
14 | P a g e
gratis, selain juga aktif menghimpun kaum perempuan berjuang bersama kaum lelaki untuk
merebut hak-hak sosial dan politik. Organisasi ini aktif hingga 1965, karena setelahnya menjadi
korban fitnah orde baru.
bidang usaha kecil sektor informal, gender dan wanita dalam pembangunan, kesehatan, anak,
kependudukan, serta keluarga berencana.
Semenjak tahun 1923, PI aktif berjuang bahkan memelopori dari jauh pejuangan
kemerdekaan untuk seluruh rakyat Indonesia dengan berjiwa persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia yang murni dan kompak. Berdasarkan perubahan ini PI keluar dari Indonesisch
Verbond van Studeeren karena dianggap tidak perlu lagi. Langkah radikal selanjutnya adalah
merubah nama majalah PI dari Hindia Poetra menjadi Indonesia Merdeka tahun 1924.
Meningkatnya aktivitas PI kearah politik ini terutama sejak datangnya dua mahasiswa Indonesia
ke Belanda yakni A. Subardjo tahun 1919 dan Moh. Hatta tahun 1921 yang keduanya kemudian
pernah menjabat sebagai ketua PI.
Sejak awal berdiri telah diformulasikan secara jelas program-program PI, meliputi
perjuangan untuk tanah air dan juga ditunjang dengan program dalam memperkenalkan
Indonesia ke dunia Internasional. Pada waktu PI diketuai oleh Sukiman, telah disusun programprogram secara tegas dan lebih intensif. Pasal-pasal dalam PI jelas mencerminkan kesadaran PI,
bahwa Indonesia tidak berdiri sendiri, yakni terlihat pada pasal 1, 2, 3. adapun pasal-pasal
tersebut adalah sebagai berikut:
Pasal 1: Mempropagandakan asas-asas perhimpunan lebih intensif, terutama di Indonesia.
Pasal 2: Menarik perhatian internasional pada masalah Indonesia.
Pasal 3: Perhatian para anggota harus dibangkitkan buat soal-soal internasional dengan
mengadakan ceramah-ceramah, bepergian ke negara-negara lain untuk studi dan lain
sebagainya.
18 | P a g e
bentrokan ini kemudian Pemerintah menyiapkan tentara di atap-atap rumah dengan senapan
mesin untuk meredakan bentrokan tersebut. Hal ini mengejutkan dunia sehingga mata uang
Gulden jatuh di bursa di beberapa negara yang menyebabkan kehidupan bertambah sulit.
Pemerintah Belanda yang bertambah konservatif dan reaksioner menentang kaum
buruh dengan keras. Terlebih lagi setelah Colijn dan partai Anti-Revolusionernya memerintah.
Banyak larangan diberlakukan kepada kaum buruh dan partai kiri oleh pemerintah Colijn. Partaipartai dan perhimpunan banyak yang masuk daftar hitam, PI pun dimasukkan ke dalam daftar
ini. Termasuk juga partai Komunis Nederland seperti
Malthusiaanche Bond, Antifa dan OSP sehingga tercipta opini publik bahwa PI merupakan
organisasi berhaluan komunis. Hal ini membawa kesulitan bagi PI dalam mengkampanyekan
kemerdekaan Indonesia. Saat itu banyak anti-propaganda terhadap PI. Antara lain PI dikatakan
sebagai Al Capone bende. Di beberapa koran konservatif sering dianjurkan supaya anggota PI
ditangkap, kepada mereka yang berpolitik harus diadakan Undang-undang seperti kepada bangsa
Indonesia di Hindia. Namun karena kedekatan PI dengan kaum buruh serta perasaan senasib
yakni dimasukan dalam daftar hitam maka PI dilindungi oleh kaum buruh sehingga pemerintah
Belanda tidak pernah membubarkan PI atau menangkap ketua PI.
Karena itu walaupun mahasiswa Indonesia banyak yang menempuh studi di Belanda
namun tidak semua mempunyai keberanian untuk masuk dalam organisasi ini. Hanya orangorang dengan karaktervast dan mau berkerja serta berkorban untuk kemerdekaan saja yang dapat
menjadi
anggota.
Biasanya
perekrutan
anggota
melalui
tes-tes
untuk
mengetahui
kemantapannya. Hal tesebut dilakukan karena ketika itu PI mulai menjadi setengah ilegal. PI
mengetahui hal tersebut melalui berita dari Indonesia bahwa setiap anggota PI yang pulang
20 | P a g e
setelah menyelesaikan studinya terus-menerus diawasi oleh Politieke Inlichtingen Dienst (PID)
selama dua sampai tiga tahun. Bahkan sering juga ditangkap dengan alasan dibuat-buat, seperti
yang terjadi pada Iwa kusuma Soemantri, Hatta, Syahrir, dan lain-lain.
Bahkan karena sebagaian besar mahasiswa yang belajar ke Belanda adalah anak-anak
pegawai negeri maka pemerintah kolonial membuat ultimatum pada orang tua mereka yakni:
1. Melarang anaknya menjadi Anggota Perhimpunan Indonesia.
2. Kalau anaknya tidak mau maka kiriman uang distop atau bapaknya dikeluarkan dari
pekerjannya.
Sebenarnya PI dimasukkan ke dalam daftar hitam adalah karena keputusan
Volksraadsehingga hanya Volksraad sendiri yang dapat mencabut PI dari daftar hitam.
Volkstraad menilai PI sebagai organisasi komunis karena suatu artikel dari Indonesia Merdeka
yang terdapat kata-kata massa strijd dan democratische regeering van arbeiders en boeren
Memasuki tahun 1936, PI mempergiat aktifitasnya. Ke dalam, grup-grupnya diharuskan
untuk mempelajari buku-buku politik dengan teratur. Ke luar, mendekati orang-orang yang
dianggap dapat memberi pengaruh di kemudian hari dan dapat menyokong perjuangan
kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu kemudian PI membentuk perkumpulan-perkumpulan
lain, seperti:
1. Rukun Pelajar Indonesia yang bergerak di bidang Sosial dan Ekonomi.
2. SVIK (Studenten Vereeniging Ter Boverdering van Indonesische Kunst) yaitu pergerakan
mahasiswa untuk memperkembangkan kesenian Indonesia.
21 | P a g e
22 | P a g e
Sebagai tambahan setelah Indonesia merdeka para anggota PI tidak dapat langsung
pulang ke Indonesia karen dipersulit oleh pemerintah Belanda. Saat itu dimanfaatkan PI untuk
mengkampanyekan mengenai Kemerdekaan RI termasuk pada kongres World Federation of
Democratic Youth di Chekoslowakia yang dihadiri oleh orang-orang penting AS, Perancis dan
Inggris. Akhirnya pada bulan Oktober 1946 pemerintah Belanda memberikan kesempatan pada
mahasiswa Indonesia untuk pulang dan pada 7 Desember 1946 berangkatlah kapal Weltevreden
yang mengangkut orang-orang Indonesia. PI sendiri berhasil menyelundupkan Dr. Setia Budi
(Douwes Dekker). Pada saat orang Belanda dilarang pergi ke Indonesia.
Berikut adalah masa jabatan serta nama yang pernah menjabat sebagai ketua PI:
1908-1914: Sutan Casyangan (masih menggunakan nama Indische Vereeniging)
1914-1917: Noto Soeroto
1917-1919: Indische Vereeniging bergabung kedalam Indonesisch Verbond van
Studeeren, dan diketua oleh dua orang yaki R.M. Suwardi Suryaningrat
(Ketua) dan dr. Gunawan Mangunkusumo (wakil ketua).
1919-1921: Ahmad Subardjo
1921-1922: Berganti nama menjadi Indonesische Vereeniging, diketuai oleh dr.
Soetomo.
1922-1923: Hermen Kartowisastro.
1923-1924: Iwa Kusuma Sumantri.
23 | P a g e
24 | P a g e