ASFIKSIA NEONATORUM
DI RUANG BAKUNG RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO
KLATEN
Disusun Oleh :
Sinta Wening Nur Sahara
NIM. SN161119
LAPORAN PENDAHULUAN
ASFIKSIA NEONATORUM
DI RUANG BAKUNG RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO
KLATEN
A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Suatu keadaan bayi baru lahir yang mengalami gangguan tidak
bernapas secara spontasn dan teratur setelah lahir. Asfiksia dapat terjadi
selama kehamilan atau persalinan (Sofian, 2012).
Asfiksia neonatarum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal
bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir (Sarwono, 2011).
Asfiksia neonatarum adalah suatu keadaan dimana saat bayi lahir
mengalami gangguan pertukaran gas dan kesulitan mengeluarkan
karbondioksida (Sarwono, 2010).
Asfiksia neonatorum dapat merupakan kelanjutan dari kegagalan janin
(fetal distress) intrauteri. Fetal distress adalah keadaan ketidakseimbangan
antara kebutuhan O2 dan nutrisi janin sehingga menimbulkan perubahan
metabolism janin menuju metabolism anaerob, yang menyebabkan hasil
akhir metabolismenya bukan lagi CO2 (Manuaba, 2008).
2. Etiologi
Beberapa kondisi tertentu pada ibu hamil dapat menyebabkan
gangguan sirkulasi darah uteroplasenter sehingga pasokan oksigen ke bayi
menjadi berkurang yang mengakibatkan hipoksia bayi di dalam rahim dan
dapat berlanjut menjadi asfiksia bayi baru lahir. Beberapa faktor tertentu
diketahui dapat menjadi penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir,
diantaranya adalah (Nurarif & Kusuma, 2013):
a. Faktor ibu
1) Preeklampsia dan eklampsia
2) Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta)
3) Partus lama atau partus macet
4) Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC,
HIV)
5) Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)
b. Faktor Tali Pusat
1) Lilitan tali pusat
2) Tali pusat pendek
3) Simpul tali pusat
4) Prolapsus tali pusat
c. Faktor Bayi
1) Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)
2) Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu,
ekstraksi vakum, ekstraksi forsep)
3) Kelainan bawaan (kongenital)
4) Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)
Faktor
Disebabkan
Maternal Hipotensi
syok dengan
sebab apapun
Anemia
kebutuhan metabolisme.
Kemampuan transportasi O2 turun
maternal
Penekanan
respirasi atau
paru
Malnutrisi
Asidosis dan
dehidrasi
Supine
hipotensi
Aktivitas
terpenuhi
Metabolisme janin sebagian menuju
metabolisme anaerob sehingga terjadi
penyakit
Uterus
Keterangan
Aliran darah menuju plasenta akan
kontraksi
memanjang/
hiperaktivita
berkurang
Timbunan glukosanya yang
s
Gangguan
Vaskuler
Plasenta
Degenerasi
vaskuler
Solusio
plasenta
Pertumbuhan
hypoplasia
primer
asidosis
Fungsi plasenta akan berkurang sehingga
tidak mampu memenuhi kebutuhan O2
Tali
Kompresi
tali pusat
Simpul
Pusat
mati/lilitan
nutrisi
Metabolisme berubah menjadi
metabolisme anaerob
tali pusat
Hilangnya
jelly
Janin
Wharton
Infeksi
Anemia janin
plasenta
Aliran nutrisi dan O2 tidak cukup
menyebabkan metabolisme janin menuju
metabolisme anaerob, sehingga terjadi
3. Manifestasi Klinis
Asfiksia neonatarum biasanya akibat dari hipoksia janin yang
menimbulkan tanda-tanda sebagai berikut (Nurarif & Kusuma, 2013) :
a DJJ irreguler dan frekuensi >160 x/menit atau <100 x/menit. Pada
keadaan umum normal denyut janin berkisar antar 120-160 x/menit
dan selama his frekuensi ini bisa turun namun akan kembali normal
b
asfiksia.
Pada pemeriksaan dengan amnioskopi didapatkan pH janin turun
b. Pathway
Menurut Manuaba (2008) :
Maternal (hipotensi syok, anemia
maternal, penekanan
respirasi,malnutrisi, asidosis,
supine hipotensi)
Plasenta (degenerasi
vaskuler, solusio
plasenta, pertumbuhan
hypoplasia primer)
Uterus (aktivitas
kontraksi, gangguan
vaskuler)
Tali pusat
(kompresi, lilitan
Janin
tali pusat,
hilangnya jelly (infeksi,anemia
janin,
wharton)
sungsang)
Janin kekurangan O2
& kadar CO2 meningkat
Napas cepat
Apneu
Suplai O2 ke paru
Asidosis respiratorik
Gangguan perfusi-ventilasi
Kerusakan otak
DJJ & TD
sianosis
Ketidakefektifan
pola napas
(00032)
Kematian bayi
Ketidakefektifan
perfusi jaringan
perifer
(00204)
Akral dingin
Resiko Cidera
Resiko
ketidakseimbangan
suhu tubuh (00005)
(00035)
Gangguan
pertukaran gas
(00030)
6. Penatalaksanaan
a. Tindakan Keperawatan:
1) Bersihkan jalan nafas : kepala bayi diletakkan lebih rendah agar
lendir mudah mengalir, bila perlu digunakan laringioskop untuk
membantu penghisapan lendir dari saluran nafas yang lebih dalam.
2) Rangsang reflek pernafasan : dilakukan setelah 20 detik bayi tidak
memperlihatkan bernafas dengan cara memukul kedua telapak
kaki menekan tanda achiles.
3) Mempertahankan suhu tubuh.
b. Tindakan khusus
1) Asfiksia berat: Berikan oksigen dengan tekanan positif dan
intermiten melalui pipa endotrakeal. dapat dilakukan dengan
tiupan udara yang telah diperkaya dengan oksigen. Tekanan O2
yang diberikan tidak lebih dari 30 cmH2O. Bila pernafasan
spontan tidak timbul lakukan massage jantung dengan ibu jari
yang menekan pertengahan sternum 80 100 x/menit.
2) Asfiksia sedang/ringan: Pasang relkiek pernafasan (hisap lendir,
rangsang nyeri) selama 30-60 detik. Bila gagal lakukan pernafasan
kodok (Frog breathing) 1-2 menit yaitu : kepala bayi ektensi
maksimal beri oksigen 1-2 l/mnt melalui kateter dalam hidung,
buka tutup mulut dan hidung serta gerakkan dagu ke atas-bawah
secara teratur 20x/menit. Penghisapan cairan lambung untuk
mencegah regurgitasi.
B. Asuhan Keperawatan
1 Pengkajian
a. Sirkulasi
Nadi apikal dapat berfluktuasi dari 110 sampai 180 x/menit. Tekanan
darah 60 sampai 80 mmHg (sistolik), 40 sampai 45 mmHg (diastolik).
1 Bunyi jantung, lokasi di mediasternum dengan titik intensitas
maksimal tepat di kiri dari mediasternum pada ruang intercosta
2
III/IV.
Murmur biasanya terjadi di selama beberapa jam pertama
kehidupan.
3 Tali pusat putih dan bergelatin mengandung 2 arteri 1 vena.
b. Eliminasi
Dapat berkemih saat lahir.
c. Makanan/cairan
1) Berat badan: 2500-4000 gram.
2) Panjang badan: 44-45 cm.
3) Turgor kulit elastis (bervarias sesuai gestasi).
d. Neurosensori
1) Tonus otot: fleksi hipertonik dari semua ekstremitas.
2) Sadar dan aktif mendemonstrasikan refleks menghisap selama 30
menit pertama setelah kelahiran (periode pertama reaktivitas).
Penampilan asimetris (molding, edema, hematoma).
3
No
.
1
sianosis.
Resiko cedera berhubungan dengan hipoksia jaringan.
Intervensi Keperawatan
Dx
Keperawatan
Gangguan
pertukaran gas b.d
gangguan aliran
darah ke alveoli,
alveolar edema,
alveoli-perfusi
(00030)
Tujuan dan
Kriteria Hasil
NOC :
Respiratory status : Gas
Exchange
Respiratory status :
ventilation
Vital sign status
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 x 45 menit
gangguan pertukaran gas
klien dapat teratasi
dengan kriteria hasil :
1 Klien mampu
menunjukkan
peningkatan
Intervensi
NIC :
1 Respiratory Monitoring
(3350)
a Monitor rata-rata
kedalaman, irama dan
usaha respirasi.
b Catat pergerakan dada,
amati kesimetrisan,
penggunana otot
tambahan, retraksi otot
subklavikular dan
interkostal.
c Monitor suara napas
seperti dengkur
d Monitor otot
ventilasi dan
oksigenasi yang
adekuat
2 Memelihara
kebersihan paruparu dan bebas dari
tanda-tanda distress
pernapasan
3 Tanda-tanda vital
dalam rentang
normal
2.
3.
4.
Ketidakefektifan
NOC :
pola napas (00032) Respiratory status : Gas
Exchange
Respiratory status :
ventilation
Vital sign status
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 x 45 menit
ketidakefektifan pola
nafas klien dapat
berkurang dengan kriteria
hasil :
1 Klien mampu
menunjukkan
peningkatan
ventilasi dan
oksigenasi yang
adekuat
2 Memelihara
kebersihan paruparu dan bebas dari
tanda-tanda distress
pernapasan
3 Tanda-tanda vital
dalam rentang
normal
Ketidakefektifan
NOC :
perfusi jaringan
Tissue perfusion :
perifer
cerebral
berhubungan
Setelah dilakukan
dengan hipoksia
tindakan keperawatan
organ
selama 3x24 jam
ketidkefektifan perfusi
jaringan perifer dapat
teratasi dengan kriteria
hasil :
1. menunjukkan fungsi
sensori motorik cranial
yang utuh : tingkat
kesadaran membaik, tidak
ada gerakan-gerakan
involunteer.
Resiko
NOC :
ketidakseimbanga Thermoregulation
n suhu tubuh
Thermoregulation:
f
g
diafragma (gerakan
paradoksis)
Auskultasi suara
napas, catat area
penurunan/ tidak
adanya ventilasi dan
suara tambahan.
Auskultasi suara paru
untuk mengetashui
hasil tindakan
Kolaborasi pemberian
O2
NIC :
1 Oxygen Therapy (3320)
a Monitor aliran
oksigen
b Observasi adanya
tanda-tanda
hipoventilasi
Pertahankan jalan
napas yang paten
c Atur peralatan
oksigenasi
d Pertahankan posisi
pasien.
NIC :
Peripheral Sensation
management
1 Monitor adanya daerah
tertentu yang hanya peka
terhadap panas/dingin
2 Monitor adanya paratese
3 Monitor adanya
tromboplebitis
4 Kolaborasi dengan dokter
NIC :
1 Temperature Regulation
(3900)
(00005)
5.
Resiko cedera
berhubungan
dengan hipoksia
jaringan
newborn
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 2 x 24 jam resiko
ketidakseimbangan suhu
tubuh klien dapat
berkurang dengan kriteria
hasil :
Suhu kulit normal
1 Suhu badan 36o-37oC
2 TTV dalam batas
normal
3 Gula darah dalam
batas normal
4 Keseimbangan asam
basa dalam batas
normal
5 Bilirubin dalam batas
normal
6 Hidrasi kuat
NOC :
Risk Control
Setelah dilakukan
a
b
c
d
e
f
g
NIC :
1 Environmental
Management (6480)
a Sediakan lingkungan
tindakan keperawatan
pasien
Identifikasikan
kebutuhan keamanan
cedera
Keluarga mampu
menjelaskan
cara/metode untuk
lingkungan yang
mencegah cedera
3
Keluarga mampu
berbahaya
Memasang side rail
tempat tidur
Menyediakan tempat
menjelaskan faktor
resiko lingkungan/
4
perilaku personal
Keluarga mampu
f
nyaman
Membatasi
pengunjung
Menganjurkan
memodifikasi gaya
hidup untuk
mencegah cedera
5
terdahulu pasien
Menghindarkan
keluarga untuk
Keluarga dapat
menggunakan
menemani pasien
Mengontrol
fasilitas kesehatan
lingkungan dari
kebisingan
klien
6
Memindahkan barang
Keluarga mampu
mengenali
membahayakan
Berikan penjelasan
perubahan status
kesehatan klien
kepada keluarga
tentang adanya status
kesehatan dan
penyebab penyakit
DAFTAR PUSTAKA
Johnson, M., et all. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC) Fifth Edition.
New Jersey: Upper Saddle River.
Mansjoer,A. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid II. Jakarta: Media
Aesculapius.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2008. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.
Mc Closkey, C.J., et all. 2008. Nursing Interventions Classification (NIC) Fifth
Edition. New Jersey: Upper Saddle River.
Nurarif, Amir Huda & Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC Jilid 1&2.Yogyakarta :
Mediaction Publishing.
Ralph dan Rosenberg. 2006. Nursing Diagnosis: Definition and Clasification 20052006. Philadelphila, USA.
Sarwono, Wiknjosastro Hanifa. 2010. Pengantar Ilmu Kebidanan. Ed 3. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sarwono, Wiknjosastro Hanifa. 2011. Pengantar Ilmu Kandungan. Ed 4. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Sofian, Amru. 2012. Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri : Obstetri Operatif,
Obstetri Sosial Ed 3 Jilid 1 & 2. Jakarta : EGC.