Anda di halaman 1dari 5

POTENSI MASYARAKAT INDONESIA DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN

MELALUI PENGELOLAAN SAMPAH

Bumi merupakan tempat tinggal semua makhluk hidup. Semua makhluk hidup seperti
tumbuhan, hewan, bahkan kita manusia menggantungkan hidup kita pada bumi. Bumi dan
alamnya yang kita tinggali ini merupakan anugerah dari Tuhan yang perlu kita syukuri. Alam
tidak pernah berhenti memberikan manusia segala kebutuhannya, mulai dari udara, air,
makanan, serta tempat tinggal. Tidak ada satupun kegiatan manusia yang tidak bergantung
pada bumi. Oleh karena itu kelestarian bumi dan alamnya perlu kita jaga demi keberlangsungan
hidup manusia generasi selanjutnya.
Namun kondisinya sekarang, bumi telah termakan oleh waktu. Kerusakan lingkungan terjadi
di mana-mana. Dan ironisnya adalah sebagian besar kerusakan lingkungan yang terjadi di bumi
ini merupakan akibat dari kelalaian manusia. Alih-alih melestarikannya, ulah-ulah manusia
malah banyak membawa dampak buruk bagi lingkungan. Efek rumah kaca misalnya, fenomena
ini disebabkan oleh penumpukan gas karbondioksida di atmosfer yang menyebabkan
peningkatan suhu bumi serta menipisnya lapisa ozon yang melindungi bumi dari sinar
ultraviolet (Sinar UV) matahari. Gas karbondioksida merupakan salah satu gas dominan yang
dihasilkan dari pembakaran yang kerap kali dilakukan oleh manusia. Fenomena efek rumah
kaca inilah yang menjadi penyebab utama dari global warming, sebuah istilah yang tentunya
tidak asing lagi didengar sebagai salah satu masalah berat yang dihadapi penduduk bumi saat
ini.
Indonesia sebagai negara kepulauan dengan wilayah yang luas dan terdiri dari 33 provinsi
memendam banyak potensi baik potensi alam dan kebudayaannya. Luas wilayahnya
menempati posisi ke-tujuh sebagai luas wilayah negara terluas di dunia. Dengan luas wilayah
seluas itu, Indonesia merupakan kawasan yang padat, yaitu berisikan sekitar 250juta penduduk
dan menempati posisi ke-empat sebagai negara terpadat di dunia setelah China, India, dan
Amerika. Kepadatan penduduk ini membuat potensi pencemaran serta kerusakan yang terjadi
di Indonesia sangatlah besar. Hal ini terbukti dari banyaknnya masalah-maslah lingkungan
yang muncul di Indonesia, banjir yang membanjiri ibukota, asap yang menegpuli satu provinsi,
longsornya tumpukan sampah yang memakan korban jiwa, dan masalah-masalah lingkungan
lainnya yang mulai bermunculan. Hal ini tidak terelakkan mengingat tingginya pertumbuhan
penduduk yang tidak disertai dengan peningkatan pengelolaan lingkungan yang baik.

Jumlah penduduk yang tinggi ini memanglah tantangan yang cukup sulit ditanangi, namun hal
ini juga merupakan potensi yang bisa dimanfaatkan dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.
Misalnya saja aksi tanam pohon dilakukan oleh 1/5 nya saja dari jumlah penduduk Indonesia,
maka dapat tertanam pohon seluas hutan. Sekarang bayangkan apabila aksi lingkungan lain
dilakukan oleh sebagian kecil saja dari penduduk Indonesia, maka sebuah aksi kecil tentunya
akan menjadi sebuah aksi besar yang manfaatnya dapat dirasakan oleh lebih banyak orang.
Oleh karena itu sebagai manusia-manusia akademisi yang memiliki pengetahuan lebih, sudah
menjadi tanggung jawab kita untuk mencerdaskan dan mengajak masyarakat dalam upayaupaya melestarikan lingkungan.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, aksi-aksi lingkungan dalam upaya pelestarian
sebenarnya tidak perlu sebuah aksi yang besar. Yang dibutuhkan adalah sebuah aksi yang
konsisten dan dapat dipertahankan keberlanjutannya. Maka dari itu ada baiknya aksi
pelestarian dimulai dengan langkah-langkah kecil sederhana yang dapat dipahami banyak
kalangan masyarakat. Namun sebelum melakukan sebuah aksi pelestarian lingkungan,
diperlukan perubahan perilaku serta mindset dari masyarakat terhadap lingkungan. Paradigmaparadigma lama tentang lingkungan tidak dapat lagi diterapkan. Lingkungan tidak lagi dapat
bertahan apabila kerusakan dan pencemaran tidak lagi dihentikan.
Bicara tentang lingkungan tentunya sampah sudah tidak asing lagi dikenal sebagai sumber dari
masalah lingkungan. Timbulnya sampah dari kegiatan-kegiatan manusia merupakan hal yang
wajar dan tidak dapat dihindari, namun yang jadi masalah adalah bagaimana kita sebagai
penghasil sampah menangani dan mengeola sampah sampah tersebut. Perilaku buang sampah
sembarangan merupakan perilaku yang lazim ditemui baik di kalangan bawah maupun di
kalangan atas, seakan-akan buang sampah sembarangan sudah membudaya di lingkungan.
perlu diketahui bahwa sampah terutama sampah anorganik bukanlah bahan yang dapat
terdegradasi secara cepat dengan sendirinya oleh alam. Perlu pengolahan lebih lanjut agar
sampah dapat terdegradasi. Oleh karena itu perilaku buang sampah sembarangan perlu
diperbaiki, agar sampah berada di tempat yang semestinya dan dapat dikelola dengan baik.

Salah satu pengolahan sampah yang paling sederhana adalah penerapan 3R, yaitu reduce,
reuse, dan recycle. Penerapan konsep-konsep ini dapat langsung diturunkan menjadi aksi-aksi
pelestarian lingkungan yang sederhana seperti sebagai berikut :
Pengurangan Penggunaan Plastik
Negara-negara maju seperti Jepang, Amerika, Australia, dan negara-negara lainnya sudah
menyadari bahwa penggunaan plastik yang berlebihan dapat memberikan beban bagi
pengolahan sampah. Oleh karenanya mereka mengurangi penggunaan plastic sebagai wadah
kemasan dan keperluan lainnya dengan menggantinya menjadi bahan lain yang lebih ramah
lingkungan seperti kertas karton. Di Indonesia sendiri peraturan plastik berbayar sudah mulai
diberlakukan, sayangnya peraturan ini tidak banyak mempengaruhi penggunaan plastic
masyarakat. Diperlukan kesadaran dari masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik agar
peraturan ini dapat memberikan manfaat yang semestinya.
Memaksimalkan Fungsi Kertas
Kebutuhan manusia akan kertas semakin meningkat tiap tahunnya. Kayu merupakan bahan
utama dari kertas, bayangkan berapa banyak pohon yang perlu ditebang untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Dengan pemanfaatan kertas reuse, yaitu penggunaan halaman dibalik
kertas yang masih kosong merupakan bentuk usaha reuse dengan memaksimalkan fungsi dari
kertas tersebut. Dengan begitu kebutuhan produksi kertas akan berkurang, dan secara tidak
langsung kita pun melakukan penyelamatan pada pohon-pohon yang harusnya ditebang
memenuhi kebutuhan tersebut.
Upaya-Upaya Recycle

Selain dari langkah reduce dan reuse yang mengurangi timbulnya sampah, ada upaya yang
dapat dilakukan untuk menangani sampah-sampah yang sudah timbul yakni melalui upaya
recycle. Recycle adalah sebuah upaya pemrosesan sampah untuk meningkatkan nilai gunanya
agar dapat dimanfaatkan kembali. Upaya recycle sesungguhnya tidak memerlukan modal yang
banyak dan justru dapat menguntungkan bagi usaha-usaha kreatif. Bahkan upaya recycle ini
apabila ditekuni dengan baik dapat menambah penghasilan pelakunya.
Penerapan Teknologi Pengomposan Sederhana
Pengomposan merupakan salah satu bentuk kegiatan recycle untuk mengolah sampah organik.
Sampah organik sangat mudah ditemukan terutama pada sampah rumah tangga, yaitu sampah
dari kegiatan masak-memasak yang biasanya dilakukan oleh tiap keuarga setiap harinya.
Pengelolaan pada sampah rumah tangga jenis organik ini merupakan potensi yang sangat besar
apabila dikelola oleh ibu-ibu rumah tangga di tingkat RT/RW. Ditambah lagi dengan proses
pembuatan kompos yang bisa dilakukan secara sederhana sehingga mudah dikelola oleh ibuibu rumah tangga. Kegiatan ini selain mengurangi timbulan sampah, juga dapat menambah
penghasilan bagi para pelakunya.
Upaya perubahan perilaku dan pemasukan nilai-nilai lingkungan bukanlah hal yang mudah
dilakukan. Ada banyak kendala yang kerapkali muncul dalam tiap langkahnya. Hal ini
disebabkan oleh minimnya pengetahuan masyarakat terhadap pengetahuan lingkungan.
masyarakat yang awam ini tidak paham pentingnya melakukan upaya-upaya pelestarian
lingkungan. Padahal dengan melestarikan lingkungan, secara tidak langsung mereka telah
meningkatkan kualitas kehidupannya. Contoh, dengan mengelola sampah dengan baik, maka
lingkungan akan menjadi lebih bersih dan sehat, sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya lebih
untuk keperluan ke dokter. Selain itu tubuh yang sehat juga akan membuat kehidupan
seseorang lebih produktif. Kegiatan yang produktif tentunya akan menguntungkan bagi orang
tersebut, bahkan dapat memperbaiki tingkat ekonomi mereka. Jadi secara tidak langsung
upaya-upaya pelestarian dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya.
Maka dari itu dalam langkah melakukan pelestarian lingkungan, perlu dilakukan pencerdasan
lingkungan serta peningkatan kepedulian terhadap lingkungan bagi masyarakat. hal-hal
tersebut dapat dilakukan melalui :
Edukasi Lingkungan dari Tingkat Sekolah

Proses pembelajaran yang paling efektif adalah sejak usia dini, oleh karenanya pendidikan
lingkungan perlu dilakukan dari tingkat sekolah. Anak-anak perlu mengetahui pentingnya
kelestarian lingkungan bagi kehidupan mereka, terutama karena mereka adalah generasigenerasi selanjutnya yang akan mengelola bumi ini. Pendidikan sekolah sebagai pendidikan
formal anak-anak menurut saya wajib menurunkan nilai-nilai ini. Proses pembelajaran tidak
hanya bisa dilakukan di kelas, tapi juga lebih baik apabila dilakukan pelibatan langsung anakanak pada aksi-aksi pelestarian lingkungan agar nilai-nilai lingkungan dapat lebih tertanam
pada diri mereka masing-masing.

Melibatkan Langsung Masyarakat dalam Aksi-Aksi Lingkungan


Masyarakat perlu dilibatkan dalam aksi-aksi pelestarian lingkungan, karena tanpa keterlibatan
masyarakat, maka upaya-upaya tersebut akan berakhir sia-sia. Dengan melibatkan masyarakat
secara langsung terhadap aksi pelestarian lingkungan, diharapkan timbul rasa sadar terhadap
pentingnya kelestarian lingkungan bagi kehidupan manusia, serta timbul rasa malu apabila
melakukan tindakan-tindakan yang dapat merusak alam.

(Sumber foto : Foto Pribadi)

Anda mungkin juga menyukai