RINGKASAN
Proposal DAK dari Provinsi
dan Kabupaten/Kota
dikonfirmasi
dikonfirmasi
TIDAK
Rehabilitasi
Jaringan Irigasi
Pembangunan D.I.
dengan Kriteria
Sebagaimana
dalam Permen
PUPR 47/2015
tentang Petunjuk
Teknis DAK
Infrastruktur
Usulan
No
1
2
Pengusul DAK
Provinsi
Kabupaten/Kota
TOTAL
Hasil Penilaian
Jumlah
Alokasi DAK
Daerah
(Triliun Rupiah)
Layak
Jumlah
Daerah
Pengusul
32
411
3,29
14,19
32
387
2,03
7,43
443
17,48
419
9,46
1.1 PENDAHULUAN
Pemerintah mempunyai keinginanyang kuat untuk meningkatkan kemanfaatan
Dana Alokasi Khusus (DAK) agar dampaknya dapat dirasakan oleh masyarakat,
sehingga sejalan dengan prinsip mengedepankan kemanfatan yang merupakan salah
satu norma pembangunan dalam Rencana Pembangunan jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015-2019. Oleh karena itu ada sedikit perubahan pendekatan dalam
pengelolaan DAK, dimana dibedakan menjadi DAK Reguler, DAK Afirmatif dan DAK
Penugasan. Berkaca pada keterbatasan keuangan negara, maka alokasi DAK 2017
secara keseluruhan tidak mengalami perbedaan dibandingkan dengan alokasi DAK
tahun 2016, sehingga alokasi DAK pada masing-masing bidang juga tidak mengalami
banyak perubahan.
DAK Reguler difokuskan untuk pemenuhan standar pelayanan minimun yang
meliputi bidang Pendidikan, Kesehatan. Sementara DAK Afirmatif ditujukan untuk
membantu pembangunan pada daerah perbatasan dan daerah tertinggal yang
meliputi bidang perumahan dan permukiman, transportasi (transportasi perdesaan,
dermaga kecil dan tambatan perahu, kesehatan yang dikhususkan untuk Puskesmas.
Sedangkan DAK Penugasan diharapkan dapat memberikan intervensi pembangunan
di daerah yang merupakan prioritas nasional, sehinggaakan memberikan dukungan
terhadap pencapaian target nasional. Bidang DAK penugasan meliputi DAKPendidikan
(SMK), Kesehatan (Puskesmas dan RS Rujukan), Air Minum, Sanitasi, Jalan, Pasar,
Irigasi, dan Energi Skala Kecil.
Secara prinsip, DAK Penugasan diarahkan membantu mendanai kegiatan
khusus yang merupakan urusan Daerah dalam rangka pencapaian sasaran 24 (dua
puluh empat) Prioritas Nasional dalam RKP 2017, dengan menu terbatas dan lokasi
yang ditentukan. Penentuan lokasi dan alokasi DAK Penugasan dilakukan melalui
bauran pendekatan bottom up dan top down, yaitu Daerah (Provinsi, dan
Kabupaten/Kota) mengajukan proposal usulan DAK kepada Pemerintah Pusat, yang
selanjutnya akan dinilai dan diverifikasi oleh Pemerintah Pusat (K/L Teknis terkait
dan Direktorat Sektor di Bappenas -sebagai penanggung jawab DAK Penugasan-),
untuk kemudian ditetapkan melalui Peraturan Presiden sebagai dasar pelaksanaan
DAK Penugasan.
5) Petunjuk Teknis akan disusun secara komprehensif untuk seluruh bidang DAK
melalui Perpres, tidak per K/L;
6) Petunjuk Teknis berlaku tidak 1 tahun, melainkan berlaku tahun ganda
(multiyears); dan
7) Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) juga harus memperhatikan karakteristik daerah
dan kondisi geografis.
Jenis DAK 2017 mengalami perubahan dibandingkan dengan DAK 2016, yaitu
dengan adanya DAK Penugasan, dan dihapusnya DAK Infrastruktur Publik Daerah
yang sebelumnya ada pada DAK 2016.
1.3 DAK BIDANG IRIGASI TA 2017
Berdasarkan Peraturan Menteri PUPR Nomor 14 tahun 2015 tentang
Penetapan Status Daerah Irigasi yang Pengelolaannya Menjadi Wewenang dan
Tanggung Jawab Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota,
dan hasil rapid assessment oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, diketahui bahwa secara keseluruhan
terdapat Daerah Irigasi (D.I.) Permukaan seluas 7,145 juta hektar, dengan pembagian
kewenangan dan kondisinya seperti pada Tabel 1. Secara keseluruhan kerusakan
daerah irigasi yang menjadi kewenangan Daerah -Provinsi dan Kabupaten/Kotaadalah seluas 2,75 juta hektar, setara dengan 57,73 % dari keseluruhan luas daerah
irigasi kewenangan Daerah. Besarnya kerusakan daerah irigasi kewenangan Daerah
berbanding lurus dengan kebutuhan alokasi pendanaan untuk rehabilitasi dalam
rangka memulihkan kinerja jaringan irigasi.
Tabel 1 Pembagian Kewenangan Pengelolaandan Kondisi Daerah Irigasi
Kondisi
Kewenangan (hektar)
TOTAL
Baik
Rusak Ringan
Rusak Sedang
Rusak Berat
Pusat
1.835.349
95.085
329.540
116.547
Provinsi
515.093
181.820
182.575
225.987
Kab./Kota
1.500.212
673.340
691.197
798.427
Pemda
2.015.305
855.161
873.773
1.024.414
3.850.654
950.246
1.203.313
1.140.962
Total
2.376.521
1.105.475
3.663.177
4.768.652
7.145.173
Sumber : Hasil Rapid Assessment Ditjen SDA dan Permen PUPR No. 14/KPTS/M/2015
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 (RPJMN 20152019), menetapkan tersedianya sarana dan prasarana irigasi melalui terbangunnya
dan meningkatnya layanan jaringan irigasi 1 (satu) juta hektar dan terlaksananya
rehabilitasi 3 (tiga) juta ha jaringan irigasi untuk mengembalikan layanan irigasi,
sebagai salah satu sasaran untuk peningkatan kedaulatan pangan yang merupakan
salah satu dari 7 (tujuh) sub agenda dalam rangka mewujudkan kemandirian ekonomi
dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Peningkatan
layanan irigasi salah satunya dilakukan melalui penyediaan DAK maupun bantuan
pengelolaan dari pemerintah pusat.
Dana Alokasi Khusus (DAK) Irigasi merupakan salah satu sub bidang DAK
Infrastruktur, bersama-sama dengan Subbidang Jalan, Subbidang Air Minum,
Subbidang Sanitasi, dan Subbidang Perumahan. Berdasarkan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 47/PRT/M/2015
tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur, arah
pemanfaatan DAK Irigasi ditujukan untuk mempertahankan tingkat layanan,
mengoptimalkan fungsi, dan membangun prasarana sistem irigasi yang menjadi
kewenangan Provinsi/Kabupaten/Kota khususnya daerah lumbung pangan nasional
dalam rangka mendukung program prioritas pemerintah bidang kedaulatan pangan.
1.4 SASARAN DAK IRIGASI
Sasaran jangka menengah DAK Irigasi (2017-2019) sampai dengan tahun 2019
adalah peningkatan kualitas layanan irigasi pada 2,75 juta hektar daerah irigasi yang
menjadi kewenanganProvinsi dan Kabupaten/Kota,dengan sasaran tahun 2017
adalah 5.000 hektarpembangunan daerah irigasi baru dan 755.200 hektar rehabilitasi.
Dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitas layanan irigasi, maka pelaksanaan
rehabilitasi harus juga memperhatikan laju kerusakan jaringan irigasi.
1.5 KEBUTUHAN PENDANAAN DAN ALOKAKSI DAK IRIGASI
Kebutuhan pendanaan jangka menengah DAK Irigasi (2017-2019)untuk
kegiatan rehabilitasi, peningkatan dan pembangunan jaringan irigasi permukaan dan
rawaadalah 30,18 triliun rupiah,dengan kebutuhantahun 2017 adalah 9,84 triliun
rupiah, kebutuhan tahun 2018 sebesar 10,06 triliun rupiah, dan 10,28 triliun rupiah
untuk kebutuhan tahun 2019.
Mengacu pada prinsip proposal based, usulan DAK Irigasi dari provinsi,
kabupaten/kota diverifikasi oleh Direktorat Pengairan dan Irigasi Bappenas dan
Direktorat Operasi dan Pemeliharaan, Dirjen Sumber Daya air, Kementerian PUPR
dengan mengacu pada Permen PUPR No 14 tahun 2015. Dengan menggunakan indeks
teknis penilaian DAK irigasi dan kriteria afirmatif, dan berdasarkan usulan alokasi
DAK Irigasi secara nasional sebesar Rp 9,84 trilun dilakukan exercise alokasi DAK
Irigasi bagi Provinsi dan Kabupaten/Kota.
1.6 MENU
Pelaksanaan DAK Irigasi TA 2017 difokuskan pada kegiatan Pembangunan
Daerah Irigasi Baru sepanjang kesiapan teknis dan sosial terpenuhi, dan Rehabilitasi
Jaringan Irigasi kewenangan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota yang dalam
kondisi rusak.Sementara itu dengan mempertimbangkan sumber-sumber air irigasi,
telah diinisiasi keterkaitan antara DAK Irigasi dengan DAK Konservasi Sumber Air
Nama Provinsi
Produksi
Padi 2015
(ton)
Share thd
Nasional
(%)
No
Nama Provinsi
Produksi
Padi 2015
(ton)
Share thd
Nasional
(%)
Jawa Timur
13.154.967
17,45
16
Kalimantan Tengah
893.202
1,18
Jawa Barat
11.373.144
15,08
17
Bali
853.710
1,13
Jawa Tengah
11.301.422
14,99
18
Sulawesi Utara
674.169
0,89
Sulawesi Selatan
5.471.806
7,26
19
Sulawesi Tenggara
660.720
0,88
Sumatera Selatan
4.247.922
5,63
20
Bengkulu
578.654
0,77
Sumatera Utara
4.044.829
5,36
21
Jambi
541.486
0,72
Lampung
3.641.895
4,83
22
Sulawesi Barat
461.844
0,61
Sumatera Barat
Nusa Tenggara
Barat
Aceh
2.550.609
3,38
23
Riau
393.917
0,52
2.417.392
3,21
24
Gorontalo
331.220
0,44
2.331.046
3,09
25
Papua
181.769
0,24
Banten
Kalimantan
Selatan
Sulawesi Tengah
Nusa Tenggara
Timur
DI Yogyakarta
2.188.996
2,90
26
Maluku
117.791
0,16
2.140.276
2,84
27
Maluku Utara
75.265
0,10
1.015.368
1,35
28
30.219
0,04
948.088
1,26
29
Papua Barat
Kep. Bangka
Belitung
27.068
0,04
945.136
1,25
9
10
11
12
13
14
15
11
13
untuk setiap Daerah dengan menggunakan pendekatan Indeks Teknis dan Kriteria
Afirmasi sebagaimana telah dijelaskan di atas.
2.3.1 Indeks Teknis
Indeks teknis merupakan nilai dari suatu Daerah (Provinsi dan
Kabupaten/Kota) calon penerima DAK Irigasi relatif terhadap Daerah lainnya. Nilai
ini terdiri dari nilai masing-masing kriteria teknis yang telah terboboti.
1) Indeks Luas Daerah Irigasi (D.I.)
a. Merupakan indeks luas D.I. yang menjadi kewenangan suatu Daerah.
b. Diboboti sebesar 35 % dari keseluruhan indeks teknis.
c. Indeks Teknis (IT) Luas D.I. Dihitung dengan menggunakan persamaan :
.. =
. .
. .
. .
. .
..
. .
. .
3) Indeks Pertanaman
a. Merupakan perbandingan luas tanam padi dalam satu tahun di suatu Daerah
terhadap total luas tanam padi seluruh Daerah dalam satu tahun. Besaran IP
ditentukan dengan menggunakan data dari Badan Pusat Statistik (BPS). Daerah
dengan IP> 1,5 dinyatakan mempunyai nilai Pertanaman sebesar 10%; Daerah
dengan IP1 1,5 dinyatakan mempunyai nilai Pertanaman = 7,5%; dan Daerah
denganIP< 1 dinyatakan mempunyai nilai Pertanaman sebesar 5%.
b. Diboboti sebesar 10 % dari keseluruhan indeks teknis.
c. Indeks Teknis (IT) Pertanamandihitung dengan menggunakan persamaan :
4) Indeks Kepedulian
a. Kepedulian merupakan ukuran yang menunjukkan keseriusan atau komitmen
Daerah dalam mengelola DAK Irigasi, terdiri dari komponen : Pemenuhan dana
Operasi dan Pemeliharaan; Perda Irigasi; RPIJM (Usulan DAK); Komisi Irigasi;
dan Tim Koordinasi.
b. Diboboti sebesar 10 % dari keseluruhan indeks teknis.
c. Indeks Teknis (IT) Kepeduliandihitung dengan menggunakan persamaan :
=
5) Pelaporan
a. Pelaporan merupakan ukuran yang menunjukkan ketertibanDaerah dalam
melaporkan kegiatan terkait dengan DAK, terdiri dari komponen : pelaporan
via aplikasi e-Monitoring; pelaporan dalam bentuk hardcopy; pelaporan data
teknis (Rencana Tanam Irigasi /RTI).
b. Diboboti sebesar 20 % dari keseluruhan indeks teknis.
c. Indeks Teknis (IT) Pelaporan dihitung dengan menggunakan persamaan :
=
15
3
3.1 HASIL
Berdasarkan hasil penilaian atau verifikasi dan exercise penetapan alokasi DAK
untuk setiap Daerah, diketahui beberapa hal sebagai berikut :
1) Terdapat 32 (tiga puluh dua) Provinsi dan 411 (empat ratus sebelas)
Kabupaten/Kota yang mengusulkan proposal DAK Bidang Irigasi Tahun 2017
dengan total usulan sebesar Rp. 17,48 triliun yang terdiri dari Rp. 3,29 triliun
usulan Provinsi dan Rp. 14,19 triliun usulan Kabupaten/Kota.
2) Pengalokasian DAK Bidang Irigasi TA 2017 difokuskan kepada seluruh Provinsi
dan Kabupaten/Kota yang memiliki Daerah Irigasi (D.I.) kewenangan
berdasarkan Peraturan Menteri PUPR No. 14/KPTS/M/2015 tentang Penetapan
Status Daerah Irigasi yang Pengelolaannya Menjadi Wewenang dan Tanggung
Jawab Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Hal ini
dilakukan dengan pertimbangan untuk mendukung pencapaian target RPJMN
2015-2019 terkait rehabilitasi jaringan irigasi seluas 3 (tiga) juta ha serta untuk
memperbaiki kondisi jaringan irigasi kewenangan daerah sehingga dapat
mempertahankan tingkat layanan irigasi dan menahan laju kerusakan, serta
mendukung kedaulatan pangan baik skala lokal maupun skala nasional.
3) Berdasarkan hasil penilaian proposal, terdapat 32 (tiga puluh dua) provinsi dan
387 (tiga ratus delapan puluh tujuh) kabupaten yang layak mendapatkan DAK
Bidang Irigasi TA 2017 dengan alokasi sejumlah Rp. 9,46 triliun yang terdiri dari
Rp. 2,03 triliun alokasi untuk provinsi dan Rp. 7,43 triliun alokasi untuk
kabupaten/kota disajikan pada tabel berikut:
Usulan
No
1
2
Pengusul DAK
Provinsi
Kabupaten/Kota
TOTAL
Hasil Penilaian
Jumlah Daerah
Pengusul
Jumlah Daerah
Layak
32
411
3,29
14,19
32
387
2,03
7,43
443
17,48
419
9,46
17
MENU KEGIATAN
NAMA KEGIATAN
NAMA D.I.
LUAS D.I.
(Ha)
LUAS BERDASAR
PERMEN PUPR 14/2015
LINGKUP PEKERJAAN
(Ha)
USULAN BIAYA
(Rp.)
1
2
20
Kemudian daftar isian D.I. prioritas tersebut disampaikan ke Direktorat Pengairan dan Irigasi, Bappenas melalui email
air@bappenas.go.id atau melalui fax 021-3149641.
Nama Tempat :
Nama Tempat :
Nama Tempat :
Nama Tempat :
Tanggal/Bulan/Tahun :
Tanggal/Bulan/Tahun :
Tanggal/Bulan/Tahun :
Tanggal/Bulan/Tahun :
Bappeda Provinsi
Dinas PU Provinsi
Bappeda Kab/KOta
Dinas PU Kab/Kota
Tandatangan Asli dan stempel basah Tandatangan Asli dan stempel basah Tandatangan Asli dan stempel basah Tandatangan Asli dan stempel basah
Nama, NIP dan Jabatan
REFERENSI
19