Anda di halaman 1dari 3

1.

Pajak Penghasilan Final (PPh Final) adalah pajak yang dikenakan dengan
tarif dan dasar pengenaan pajak tertentu atas penghasilan yang diterima
atau diperoleh selama tahun berjalan. Pembayaran, pemotongan atau
pemungutan Pajak Penghasilan Final (PPh Final) yang dipotong pihak lain
maupun yang disetor sendiri bukan merupakan pembayaran dimuka atas PPh
terutang akan tetapi merupakan pelunasan PPh terutang atas penghasilan
tersebut, sehingga wajib pajak dianggap telah melakukan pelunasan
kewajiban pajaknya. Pajak penghasilan yang bersifat final, yaitu bahwa
setelah pelunasannya, kewajiban pajak telah selesai dan penghasilan yang
dikenakan pajak penghasilan final tidak digabungkan dengan jenis penghasilan
lain yang terkena pajak penghasilan yang bersifat tidak final. Pajak jenis ini
dapat dikenakan terhadap jenis penghasilan, transaksi, atau usaha
tertentu.Pengenaan PPh secara final mengandung arti bahwa atas penghasilan
yang diterima atau diperoleh akan dikenakan PPh dengan tarif tertentu dan
dasar pengenaan pajak tertentu pada saat penghasilan tersebut diterima
atau diperoleh.
Dengan demikian, penghasilan yang dikenakan PPh final ini tidak akan
dihitung lagi PPh nya di SPT Tahunan untuk dikenakan tarif umum bersamasama dengan penghasilan lainnya. Begitu juga, PPh yang sudah dipotong atau
dibayar tersebut juga bukan merupakan kredit pajak di SPT Tahunan.

Dari penjelasan tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Penghasilan


yang dikenakan Pajak Penghasilan Final (PPh Final) adalah sebagai berikut:

Penghasilan yang dikenakan PPh final tidak perlu digabungkan dengan


penghasilan lain (yang non final) dalam penghitungan Pajak Penghasilan
pada SPT Tahunan.

Jumlah PPh Final yang telah dipotong pihak lain ataupun dibayar sendiri
tidak dapat dikreditkan pada SPT Tahunan.

Biaya-biaya yang digunakan untuk menghasilkan, menagih dan memelihara


penghasilan yang pengenaan PPh-nya bersifat final tidak dapat dikurangkan
2. Penghasilan/Pajak Penghasilan (PPh) Bersifat Tidak Final/Non Final adalah :
Penghasilan yang diterima oleh Wajib Pajak dikenakan pajak penghasilan
dengan cara pemotongan/pemungutan/penyetoran sendiri pada saat
terjadinya/diterimanya penghasilan tersebut akan dihitung ulang pada akhir
tahun. Atas penghasilan tersebut dihitung kembali dalam SPT Tahunan PPh
Badan atau PPh Orang Pribadi. Atas PPh yang telah dipotong/dipungut/disetor
sendiri tersebut merupakan pajak yang dibayar dimuka yang dapat
dikreditkan/diperhitungkan dengan pajak penghasilan yang terutang dalam
SPT Tahunan PPh Badan/SPT Tahunan PPh Orang Pribadi. Sehingga laporan
SPT Tahunan PPh Badan/SPT Tahunan PPh Orang Pribadi dapat berstatus
SPT Nihil/SPT Kurang Bayar/SPT Lebih Bayar.
Apabila PPh yang bersifat tidak final/non final dipotong/dipungut pihak lain,
maka Wajib Pajak berhak meminta bukti pemotongan/pemungutannya.
3. Penghasilan yang dikenakan Pajak Final antara lain :
1 Penghasilan dari bunga tabungan dari bank.
2 Penghasilan dari bunga deposito dari bank.
3 Penghasilan jasa giro dari bank.
4 Penghasilan diskonto SBI/SBN
5 Penghasilan bunga/diskonto obligasi.
6 Penghasilan penjualan saham dibursa efek.
7 Penghasilan penyalur/dealer/agen produk BBM.
8 Penghasilan pengalihan/penjualan tanah dan/atau bangunan.
9 Penghasilan dari persewaan tanah dan/atau bangunan.

10 Penghasilan dari jasa konstruksi


11 Penghasilan perwakilan dagang asing.
12 Penghasilan usaha pelayaran/penerbangan.
13 Penghasilan dari penilaian kembali aktiva.
14 Penghasilan dengan peredaran usaha tertentu berdasarkan PP 46 Tahun
2013.
Penghasilan yang dikenakan PPh bersifat Tidak Final/Non Final antara lain:
1. PPh Pasal 21 kecuali atas penghasilan yang diterima PNS selain penghasilan
teratur yang bersumber dari APBN/APBD.
2. PPh Pasal 22 kecuali atas penyerahan Migas oleh PT.Pertamina.
3. PPh Pasal 23
4. PPh Pasal 24
5. PPh Pasal 25

Anda mungkin juga menyukai