Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH :
P07134014013
Ni Made Siandari
P07134014015
P07134014017
P07134014019
Hari/Tanggal
Lokasi Praktikum
I TUJUAN
a Tujuan Instruksional Umum
Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan cairan sendi.
b Tujuan Instruksional Khusus
1 Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan cairan sendi
2 Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil pemeriksaan cairan sendi secara
makroskopis dan mikroskopis.
II METODE
Metode yang digunakan adalah metode makroskopis dan mikroskopis
IIIPRINSIP
Sampel cairan sendi dihomogenkan lalu diperiksa secara makroskopis, cairan sendi
sebanyak 3 ml disentrifuge dan diambil bagian pellet/endapannya dan diteteskan pada objek
glas dan ditutup dengan menggunakan cover glass kemudian diamati pada mikroskop
dengan pembesaran objektif 40X.
IV DASAR TEORI
A. Pengertian Sendi dan Cairan Sendi
Sendi merupakan pertemuan antara dua ujung tulang. Ujung kedua tulang pada
sendi umumnya dilapisi oleh jaringan tulang rawan dan pada sendi besar misalnya pada
sendi lutut dibatasi oleh satu bantalan yang disebut meniscus sendi. Strukur pada
daerah pertemuan ini terbungkus oleh membran sinovial sehingga membentuk ruangan
yang disebut cavum sinovial. Ruangan inilah yang terisi oleh sedikit cairan kental dan
dikenal sebagai cairan sinovial atau cairan sendi (Ana Nurida, dkk. 2011).
dalam cairan sendi, sehingga umumnya cairan sendi yang meradang dapat terjadi
penggumpalan, yang pada keadaan normal tidak terjadi (Ana Nurida, dkk. 2011).
Persendian dapat mengalami beberapa kelainan atau gangguan, diantaranya
sebagai berikut :
Ankiliosis yaitu persendian yang tidak dapat digerakkankarena seolaholah
membesar.
Usteoartriris yaitu suatu penyakit kemunduran, sendi tulangrawan menipis dan
kerentanan terhadap antibiotik (sebagai panduan dalam memilih antibiotik), dan uji BTA
jika dikhawatirkan adanya mikrobakterium.
E. Cara Pengambilan Spesimen
Teknik pengambilan cairan sendi disebut arthrocentesis harus dilakukan secara aseptis
oleh tenaga yang berpengalaman dan tekniknya berbeda tergantung sendi tempat
pengambilan cairan (Ana Nurida, dkk. 2011). Setelah dianastesi lokal, dokter akan
melakukan penyuntikan hingga masuk ke tempat cairan sinovial berada (area diantara
tulang). Selain untuk mengambil spesimen cairan sinovial, prosedur ini dilakukan juga
dalam (Sarita Putri, 2013) :
1. Pengambilan cairan sinovial berlebihan untuk mengurangi tekanan yang
berlebihan.
2. Injeksi kortikosteroid ke dalam cairan sinovial yang mengalami inflamasi.
Tahap Pre Analitik :
1. Spuit yang digunakan (19/21 untuk sendi besar, 23/25 untuk sendi kecil).
2. Digunakan sarung tangan steril.
3. Dilakukan anastesi lokal (lidokain atau etiklorida spray).
4. Kapas alkohol dan betadine.
5. Empat tabung penampungan tanpa antikoagulan.
Tahap Analitik
1. Ditentukan lokasi penusukan, daerah ektensor lebih aman (bebas saraf) dan beri tanda.
2. Dilakukan tindakan aseptik pada lokasi.
3. Dilakukan anastesi lokal (inflamasi lidokain/prokain dengan jarum halus atau etiklorida
spray).
4. Ditusuk daerah yang sudah ditandai dengan spuit yang berisi 25 l sodium heparin
(dibilas) dan gunakan jarum yang sesuai hingga terasa jarum menembus membran
sinovial (seperti menusuk kertas).
5. Dilakukan aspirasi perlahan-lahan (untuk meminimalisasi nyeri).
6. Spesimen ditampung (sesuai urutan tabung pertama kali diisi).
Efusi: diambil 10-20 ml tampung dalam 4 tabung (Wande, 2016):
VI CARA KERJA
1 Alat dan bahan disiapkan
2 Cairan sendi diperiksa secara mikroskopis meliputi :
a Warna
b pH
c Bekuan
3
4
5
6
7
d Viskositas
Sampel cairan sebanyak 3 ml dimasukkan ke dalam tabung sentrifuge
Disentrifuge dengan kecepatan 1600 rpm selama 5 menit
Supernatant dibuang dan diambil endapan
Diteteskan pada objek glass lalu ditutup dengan cover glass
Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran lensa objektif 10X untuk mencari lapang
1
2
3
4
Pewarnaan
Diteteskan pewarna giemsa pada endapan sebanyak 1 tetes
Diteteskan pada objek glass dan ditutup dengan cover glass
Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran objektif 40X
Hasil diinterpretasikan
DAFTAR PUSTAKA
Ana Nurida, dkk. 2011. Laporan Praktikum Patologi Klinik. [online]. tersedia:
https://www.scribd.com/doc/298949715/Tes-Dan-Interpretasi-Cairan-Sendi
[diakses: 12 November 2016, 17:55 WITA]
Fahjri
Saputra.
2012.
Pemeriksaan
Cairan
Sendi.
[online].
tersedia:
https://www.scribd.com/doc/308476457/Pemeriksaan-Cairan-Sendi [diakses: 10
November 2016, 17:45 WITA]
Linda Andri. 2007. SENDI. [online]. http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/553/jbptitbpp-gdllindaandri-27616-2-2007ta-1.pdf [diakses: 10 November 2016, 17:45 WITA]
Sarita
Putri.
2013.
Pemeriksaan
Cairan
Sendi.
[online]
tersedia:
https://www.academia.edu/10701654/PEMERIKSAAN_CAIRAN_SENDI
[diakses: 12 November 2016, 17:35 WITA]
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Pembimbing I
Pembimbing III
Pembimbing II
Pembimbing IV