SUCI RAHMADANI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Magister
Program Studi
Kesehatan Masyarakat
SUCI RAHMADANI
kepada
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
iii
Nama
: Suci Rahmadani
Nomor Pokok
: P1802212406
Program Studi
: Kesehatan Masyarakat
Makassar,
Juni 2014
Yang menyatakan
SUCI RAHMADANI
iv
PRAKATA
MS
yang
secara
aktif
telah
memberikan
masukan
untuk
syukran
wajazakumullahu
khairan
katsiran
serta
Kurniawan
atas
segala
doa,
dukungan,
kesabaran,
dan
Staf
Pengajar
Pascasarjana
Magister
Administrasi
dan
ilmu dan
dukungannya.
vi
atas
segala
kekompakan
dan
segala
kebersamaannya
yang
telah
memberikan
bantuan
dan
dukungannya
kepada
Penulis
vii
ABSTRAK
ABSTRACT
SUCI RAHMADANI. An Analysis on Factors Affecting the Use of VCT
Service for High Risk Infected by HIV-AIDS in Makassar City. (Supervised
by Darmawansyah and Muh. Syafar)
The research aimed to analyze the factors affecting the use of VCT
service for high risk group infected by HIV-AIDS in Makassar City.
The research was a quantitative study with cross sectional study.
The population consisted of 3.855 people taken from four high risk groups
(Injection drug user, women sex worker, transexual, and homosexual
men). The sample consisted of 133 people selected using stratified
random sampling. The method of obtaining the data was interview using
questionnaire. The data were analyzed using chi-square test and multiple
logistic regression.
The results of the research indicate that most of the respondents
range from 25 to 30 (51.1%) years old, are male sex (76.7%), are
unmarried status (58.6%), are senior high school graduates (72.9%), and
are private employees (30.8%). The output of Chi-square test indicate that
there is a relationship between knowledge (p=0,035), perceived threat
(p=0,004), perceived benefits (p=0,000), perceived barriers (p=0,000),
family support (p=0,000) and health worker support (p=0,000) and VCT
service. Meanwhile, multivariate analysis indicates perceived benefits
(p=0,000), perceived barriers (p=0,000), family support (p=0,013) and
health worker support (p=0,010) effect the use of VCT service. The most
dominant variable affecting the use of VCT is perceived benefit
(Wald=14,891).
Key Words: the use of VCT, high risk, HIV-AIDS
ix
DAFTAR ISI
PRAKATA ..............................................................................................
iv
ABSTRAK ..............................................................................................
vii
ABSTRACT............................................................................................
viii
ix
xi
xiii
xiv
PENDAHULUAN
II
11
12
13
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................
A. Tinjauan Umum Tentang HIV-AIDS ..........................................
14
19
25
33
45
F. Kerangka Teori.........................................................................
49
G. Kerangka Pikir...........................................................................
54
H. Kerangka Konsep.....................................................................
55
x
I. Hipotesis Penelitian..................................................................
56
57
61
61
C. Populasi ....................................................................................
61
D. Sampel ......................................................................................
62
64
65
66
67
70
B. Pembahasan .............................................................................
92
125
B. Saran .......................................................................................
126
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................
127
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1
45
Tabel 2
57
Tabel 3
71
72
72
73
74
75
76
Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6
Tabel 7
Tabel 8
Tabel 9
77
78
79
80
80
xii
81
84
85
86
87
88
89
90
91
xiii
DAFTAR GAMBAR
53
Gambar 2
Kerangka Pikir
54
Gambar 3
Kerangka Konsep
55
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Informed Consent
Lampiran 2
Kuesioner Penelitian
Lampiran 3
Lampiran 4
Master Tabel
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Epidemi HIV dan AIDS telah melanda seluruh dunia dengan cepat
tanpa mengenal batas Negara dan pada semua lapisan penduduk. Ada
35.3 Juta orang hidup dengan HIV di tahun 2012 dan lebih dari 2 juta
remaja antara umur 10 hingga 19 tahun hidup dengan HIV (WHO, 2013).
Menurut
perhitungan
penderita
HIV-AIDS
Organisasi
berpotensi
Kesehatan
menulari
Dunia
sekitar
(WHO),
200
orang
seorang
lainnya
India, 2,4 juta dipengaruhi oleh virus HIV, menurut statistik tahun 2011.
Indonesia bersama dengan India dan Pakistan merupakan Negara
di Asia dengan laju epidemi HIV yang cepat.
penularan
hubungan
seks
kasus
AIDS
kumulatif
dilaporkan
heteroseksual
(60,9%),
penasun
terbanyak
(17,4%),
melalui
diikuti
Jawa
Barat
(4.131),
Bali
(3.798),
Jawa
Tengah
(3.348),
tahun
2005-2013
Kab/Kota
Provinsi
Sulawesi
Selatan,
kasus-kasus
yang
bertugas
HIV-AIDS
di
klinik
dengan
ini
bantuan
(Pujianto
&
dokter
ataupun
Dwidiyanti,
2010).
berisiko.
Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Family
Health
tada-tanda
HIV.
Namun,
VCT
terutama
disarankan
untuk
di
Kota
Makassar
terbanyak
ditemukan
pada
kelompok
(4%), LSL
(7%), Waria
(16%),
Penasun (30%),
terhadap
terhadap
penyakit
(perceived
ancaman
kesehatan
susceptibility),
(perceived
persepsi
seriousness),
action).
Dalam
konsep
melakukan
tindakan
bila
dialaminya,
mempunyai
ini
diasumsikan
merasakan
harapan
efek
akan
bahwa
negatif
adanya
seseorang
dari
situasi
perbaikan
dan
akan
yang
ada
penelitian
Pemanfaatan
Purwaningsih
VCT
Pada
(2010)
Orang
yang
Risiko
berjudul
Tinggi
Analisis
HIV-AIDS
di
among
pregnant
women
attending
antenatal
clinics
in
7
2012).
Hasil
STBP
(2011)
juga
menunjukkan
pengetahuan
dari
tidak
terjadinya
peningkatan
perilaku
penggunaan
RS Umum
Jumpandang
Baru,
Puskesmas
Andalas,
Daya,
Puskesmas
Puskesmas
RS Jiwa
Kassi-kassi,
Jongaya
Dadi,
Puskesmas
Puskesmas
dan
BBKPM.
Makkasau,
Sedangkan
jumlah estimasi populasi berisiko tinggi HIV di kota Makassar yakni 29.740
(KPAN, 2013).
Selain itu dari faktor individu itu sendiri yang takut dengan hasil tes
yang positif, merasa tidak berisiko terhadap HIV-AIDS, serta perasaan
takut distigma. Faktor keluarga ikut menjadi penghalang seperti larangan
suami terhadap istri untuk melakukan VCT. Serta stigma dan diskriminasi
9
masyarakat
terhadap
masalah HIV-AIDS
(Jurgensen, 2012).
Sikap masyarakat dan dukungan keluarga dapat mempengaruhi
kesediaan orang untuk dites tentang HIV. Pengurangan stigma dan
diskriminasi merupakan faktor penting dalam pencegahan, manajemen
dan pengendalian epidemi HIV. Secara umum, pria kawin umur 15 -54
tahun lebih bersikap menerima bila dibandingkan dengan wanita umur 1549 tahun (11% dibandingkan 9%). Selanjutnya, 75% pria kawin umur 1554 tahun lebih bersedia merawat anggota keluarga yang menderita AIDS
di rumah mereka jika dibandingkan dengan 70% wanita umur 15-49 tahun
(SDKI,2012).
Sejak tahun 1993, pemerintah Indonesia telah menyediakan klinik
VCT
(Voluntary
Counseling
and
Testing)
sebagai
tempat
konseling
dan
testing
sukarela
yang
tersebar
di
seluruh
Indonesia.
ada
255.980
orang
rawan
tertular
HIV
dengan
jumlah
yang
tercakup
hanya
176
(Dinkes
Kota
Makassar,
2013).
Ini
menjadi
faktor
yang
mempengaruhi
pemanfaatan
VCT
pada
Berdasarkan
latar
belakang
diatas,
peneliti
tertarik
untuk
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
dukungan
petugas
kesehatan
terhadap
Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum
Untuk Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan
layanan VCT pada kelompok risiko tinggi tertular HIV-AIDS di Kota
Makassar.
2.
Tujuan Khusus
a. Untuk menganalisis pengaruh pengetahuan terhadap pemanfaatan
VCT
pada
kelompok
risiko
tinggi
tertular
HIV-AIDS
di
Kota
Makassar.
b. Untuk menganalisis pengaruh ancaman yang dirasakan (perceived
threat) terhadap pemanfaatan VCT pada kelompok risiko tinggi
tertular HIV-AIDS di Kota Makassar.
c. Untuk menganalisis pengaruh manfaat yang dirasakan (perceived
benefit) terhadap pemanfaatan VCT pada kelompok risiko tinggi
tertular HIV-AIDS di Kota Makassar.
d. Untuk menganalisis pengaruh hambatan yang dirasakan (perceived
barriers) terhadap pemanfaatan VCT pada kelompok risiko tinggi
tertular HIV-AIDS di Kota Makassar.
e. Untuk menganalisis
pengaruh
dukungan
keluarga
terhadap
f. Untuk
menganalisis
pengaruh
dukungan
petugas
kesehatan
C. Manfaat Penelitian
1.
Manfaat Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
Pemerintah Kota Makassar dalam menentukan arah kebijakan untuk
mencegah penularan HIV-AIDS di Kota Makassar. Sebagai bahan
masukan
bagi
Dinas
Kesehatan
Kota
Makassar,
Komisi
informasi
atau
referensi
untuk
pengembangan
penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
1.
Definisi HIV-AIDS
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang
menyerang kekebalan tubuh manusia. HIV ini menyerang sel-sel
darah putih yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari serangan
penyakit. Salah satu unsur yang penting dalam sistem kekebalan
tubuh adalah sel CD4 yang merupakan salah satu jenis sel darah
putih. Namun sel CD4 dibunuh ketika HIV menggandakan diri
dalam darah. Semakin lama individu terinfeksi HIV maka semakin
banyak sel CD4 dibunuh sehingga jumlah sel semakin rendah dan
kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk melindungi diri dari
infeksi semakin rendah. Seseorang yang terinfeksi HIV tetapi tanpa
gejala
disebut
HIV
positif
dan
ketika
gejala
seperti
infeksi
gejala
tersebut
tergantung
dari
infeksi
oportunistik
yang
manusia
untuk
bisa
hidup,
bereproduksi
dan
mampu
dan alat tindik yang tidak steril dapat juga menyebarkan virus
HIV.
3. Melalui Ibu kepada Anaknya
Seorang wanita yang mengidap HIV dapat menularkan virus
HIV kepada anaknya pada saat kehamilan, kelahiran atau pada
masa menyusui.
3. Gejala HIV-AIDS
Orang yang terinfeksi virus HIV belum tentu AIDS. Perlu
waktu 3-10 tahun untuk menjadi AIDS. HIV positif belum tentu
AIDS, tetapi akhirnya akan menjadi AIDS, dan status HIV positif
tidak pernah berubah menjadi HIV negatif.
Secara ringkas, tahapan perubahan dari HIV ke AIDS yaitu:
1. Fase 1
Pada fase ini individu sudah terpapar dan terinfeksi, tetapi ciri-ciri
infeksi belum terlihat meskipun dilakukan tes darah, namun bisa
juga mengalami gejala ringan, seperti flu (biasanya 2-3 hari dan
sembuh sendiri). Umur infeksi 3 6 bulan.
2. Fase 2
Umur infeksi 3 10 tahun setelah terinfeksi HIV. Pada fase ini
individu sudah positif HIV, tapi belum menampakkan gejala sakit
(atau bisa saja menampakkan gejala ringan, misalnya flu 2 3
17
masuk
pada
fase
AIDS,
dan
timbul
infeksi-infeksi
4.
Diagnosis HIV-AIDS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan manifestasi klinis dan
hasil pemeriksaan laboratorium. Diagnosis pasti ditegakkan dengan
melakukan pemeriksaan laboratorium mulai dari uji penapisan
komponen-komponen
yang
terkandung
pada
HIV
infeksi
HIV
dan
AIDS
dapat
ditegakkan
beberapa
adanya
infeksi
pemeriksaan
HIV.
Salah
laboratorium
satu
cara
untuk
penentuan
B.
penyakit
HIV-AIDS
biasanya
terjadi
pada
bergantian
mengunakan
jarum
suntik,
pembuatan
tatto
20
dengan alat yang tidak steril serta pada Lelaki suka lelaki (LSL)
(Depkes, 2006).
Kelompok berisiko tinggi tersebut adalah (KPAN, 2013):
1. Pengguna napza suntik (injection drug users / IDU)
Secara
narkotika
umum
yang
cara
Napza
suntik
adalah
mengkonsumsinya
penyalahgunaan
adalah
dengan
dan
sewaktu-waktu,
bisa
teman
atau
kenalan)
dan
International
menyebutkan,
hanya
Program
sekitar
Aksi
20%
Stop
AIDS
penasun
(FHI
menyatakan
ASA)
tidak
kota
Surabaya
tahun
2004
tentang
pemakaian
kondom
terselubung
sebagai
penjaja
seks
komersial,
yang
22
WPS
adalah
kelompok
risiko
tinggi
hal
ini
tahun
2011,
menyatakan
tidak
menggunakan
terakhir
mereka
perempuan
dan
pekerja
sepertiga
kira-kira
seks
tidak
perempuan
pekerja
kondom dengan
39
persen
pelanggan
laki-laki
menggunakan
seks
pelanggan
kondom
dalam
tetap,
yakni
hanya
7-16%
saja.
Demikian
halnya
23
suka
Seks
dengan
Lelaki
(LSL)
adalah
pria
perilaku
seksual
di kelompok
risiko
tinggi
dalam
Syafitri
(2012)
juga
menyatakan
bahwa
risiko
rutan/lapas.
memang
Pemakaian
merupakan
salah
faktor
yang
C.
1. Definisi VCT
Voluntary Counseling and Testing (VCT) adalah konseling
dan testing HIV dan AIDS secara sukarela yang menjadi salah satu
strategi
kesehatan
kesehatan
HIV
dan
berupa
AIDS
pintu
masuk
ke
seluruh
berkelanjutan. Layanan
layanan
VCT
dapat
dan/atau
masyarakat
yang
berlandaskan
pada
pedoman konseling dan testing HIV dan AIDS sukarela, agar mutu
layanan dapat dipertanggungjawabkan (Depkes,2005).
Konseling
dalam
VCT
adalah
kegiatan
konseling
yang
klien,
begitu
pula
terhadap
semua
informasi
dan
Departemen
Kesehatan
RI
telah
memberikan
yang
Masyarakat
dapat
(LSM)
mengunjungi
dilaksanakan
atau
sasaran
layanan
kelompok
oleh
Lembaga
Swadaya
kesehatan
yang
langsung
masyarakat
yang
memiliki
dari
kesehatan
kemampuan
layanan
dan
sarana
memenuhi
kesehatan
kesehatan
kebutuhan
yang
telah
lainnya
ada.
harus
masyarakat
akan
Sarana
memiliki
VCT,
28
bertujuan
untuk
menyiapkan
klien
untuk
testing,
HIV-AIDS,
menyampaikan
prosedur
tes
dan
umumnya,
tes
HIV
dilakukan
dengan
cara
tubuh
seseorang,
maka
di
dalam
darah
akan
Pada
umumnya
antibodi
terbentuk
di
dalam
darah
Assay
(ELISA),
Rapid
Test
dan
Western
klien,
menjawab,
menyusun
rencana
tentang
beresiko
menggunakan
tinggi
layanan
tertular
VCT
HIV-AIDS
untuk
merasa
mengatasi
perlu
masalah
kesehatannya,
untuk
mengurangi
perilaku
beresiko
dan
perilaku
beresiko
tinggi
tertular HIV-AIDS.
Pada
kenyataannya untuk mengetahui apakah individu terinfeksi HIVAIDS atau tidak melalui VCT bukanlah sesuatu yang mudah seperti
pemeriksaan
pada
penyakit
lain.
Adapun
faktor
penyebabnya
kesehatan
dapat
mempengaruhi
individu
dalam
pencegahan
dan pengobatan
HIV-AIDS.
Akibatnya
dirinya
ke klinik
VCT
karena
merasa
takut
individu
tindakan
mempunyai
penyembuhan
cara
atau
yang
berbeda
pencegahan
dalam
untuk
mengatasi
gangguan
kesehatan
yang
dirasakan.
Semua
itu
kesehatan
dan
persepsi
individu
mengenai
simptom
Semakin
individu
merasa
terancam
dengan
simptom
medis. Perceived
benefits
yaitu
penilaian
individu
memanfaatkan
pelayanan
kesehatan
yang
ada.
Jika
penularan
HIV,
perilaku
beresiko
apa
yang
dapat
menularkan HIV dan persepsi individu mengenai masalah HIVAIDS akan mempengaruhi bagaimana pemanfaatan layanan VCT
yang akan dilakukan. Jika individu merasa dengan melakukan VCT
dapat
mengurangi
tingkat
keparahan
penyakit,
mengurangi
memanfatkan
masalah
yang
merencanakan
layanan
dirasakan,
perubahaan
VCT
yang
ada
mengurangi
perilaku
untuk
perilaku
sehat
dan
mengatasi
beresiko,
33
demikian
pula
dengan sebaliknya.
melakukan
Menurut
pengindraan
Notoatmodjo
(2012)
terhadap
suatu
pengetahuan
objek
diperoleh
tertentu.
dari
untuk
terbentuknya
tindakan
seseorang
(Notoatmodjo,
Blackwell,
Miniard
dan
Engel
(1995)
dalam
mengenai
karakteristik
produk,
manfaat,
dan
layanan VCT.
34
yang
telah
dipelajari
pada
situasi
atau
kondisi
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau
objek
kedalam
komponen-komponen
dan
masih
ada
berkaitan
dengan
kemampuan
untuk
melakukan
yang
threat
adalah
dirasakan
penilaian
yang
berkaitan
individu
dengan
mengenai
masalah
kesehatan
yang
dialami
berkembang
tanpa
diberi
Pandangan
parahnya
individu
kondisi
merupakan
tentang
penyakit
perasaan
keparahan
seseorang.
yang
serius
penyakit
Persepsi
tertular
atau
keparahan
penyakit
atau
dalam
pengobatan.
Seseorang
akan
melakukan
bisa
menyebabkan
kematian
karena
menurunnya
lain
yang
akan
berkembang.
Semakin
individu
individu
itu
merasakannya
sebagai
ancaman
dan
resiko
tertular
penyakit.
Agar
seseorang
bertindak
terhadap
kepercayaan
penyakit
kesehatan
tersebut.
bergantung
Hal
dari
ini
membuat
perasaan
model
individu.
penyakit
bila
ia
merasa
bahwa
sangat
mungkin
tertular
HIV-AIDS.
Merasa
dirinya
rentan
terhadap
38
penyakit
tersebut
dapat
menular
melalui
hubungan
benefits
yang diperoleh
berkaitan
individu
dengan
keuntungan
ketika melakukan
atau
tindakan
ini
mengungkapkan
tentang
kepercayaan
akan
penularan
pada
penyakit.
manfaat
Tindakan
yang
yang
dirasakan
dilakukan
setelah
akan
mengambil
keputusan tersebut.
Individu
akan
mempertimbangkan
apakah
alternatif
ini,
dan
penanggulangan
mendeteksi
secara
dini
(dengan
HIV-AIDS
test
HIV),
karena
dapat
39
merupakan
akses
ketika
perceived
melakukan
barriers
yaitu
memperoleh
layanan
pertimbangan
biaya,
tindakan
individu
kesehatan
preventif
merasakan
tertentu
konsekuensi
tertentu.
Dalam
hambatan
ketika
misalnya
psikologis
dalam
(misalnya,
hal
takut
jarak
rumah
sakit
yang
jauh
sehingga
sulit
untuk
mencapainya.
Variabel ini menjelaskan akan kemungkinan hambatan yang
dirasakan
munculnya
pada
saat
konsekuensi
melakukan
negatif
sebuah
yang
pengobatan,
mungkin
timbul
atau
dari
5. Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga dan petugas kesehatan masuk dalam
Cues to Action Factor dalam Health Belief Model. Diperlukan
isyarat
beberapa
faktor eksternal
untuk mendapat
tindakan
merupakan
unit
terkecil
dalam
masyarakat
lainnya
sehingga
dapat
memberikan
saran,
sugesti,
merupakan
keadaan
yang bermanfaat
bagi
seseorang
tersebut
tahu
bahwa
orang
lain
merupakan
referansi
yang
banyak
berpengaruh
dan
yang
menjadi
sebuah
kolektor
dan
disseminator
Keluarga
yang
memberikan
dukungan
emosional
dalam
merupakan
sumber
pertolongan
praktis
dan
merupakan
bantuan
langsung
sesuai
dengan
yang
dapat
meringankan
beban
seseorang,
misalnya
keluarga
yang
kuat
dianggap
dpaat
penting
menciptakan
karena
ikatan
lingkungan
yang
kesehatan
adalah
semua
orang
yang
bekerja
yang
diberikan
oleh
petugas
kesehatan
kepada
masyarakat.
Dukungan petugas kesehatan dapat dilihat dari lima dimensi
dukungan yang dikutip dari Cutrona dan Orford dalam Chrismawati
(2008) bahwa dukungan materi, emosi, penghargaan, informasi dan
integritas
sosial
merupakan
bentuk
dukungan
yang
dapat
sebatas
tersedianya
klinik
VCT
yang
sesuai
dengan
emosi
oleh petugas
kesehatan
merupakan
hal
tersebut
dapat
menjadi
motivasi
dan
rasa
nyaman
Penyampaian
informasi
kesehatan
tentang
pemanfaatan
8
11
5.
2.
9
3.
6
12
HIV-AIDS
Using
VCTstigmastatistics
Faktor-faktor
Yang
from
reduction
Kenya
oninVCT
Berhubungan
Dengan
understanding
uptake:
An adapted
the
Praktik Wanita
Pekerja
association
systematic
between
Seks
(WPS)review
dalam(Misir,
VCT
Judul/Peneliti/Tahun
gender
2013)
and
HIV
Ulang
di
Lokalisasi
Determinants of Using
Sunan
(Otwombe,
Kuning
Mutisya,
Kota
Voluntary
Counselling
Semarang
Ajema,
&
Wanyungu,
/
Widiyanto
/
and Testing for
2009
2007)
HIV/AIDS in Kenya /
Factors
associated
with
Julie Abimanyi
Namazzi
readiness
VCTdespite
Barriers
/ 2011 totoVCT
service
13
years
utilization
of
communityamong
Determinan
Factors Associated
with
pregnant
based
awareness
women
Keikutsertaan
Utilization
of a Free HIV
attending
campaigns
in aFemale
periPelanggan
Wanita
VCT Clinicantenatal
by
clinics
urban
township
in
Northwestern
in
Pekerja
Seks
(WPS)
Sex Workers in Jinan
Ethiopia:
northern
Limpopo
A Health
Dalam
Program
City, Northern
CinaBelief
/
Model
(Koker,
Approach
Lefvre,
(Moges
Voluntary
Conseling
Wang et.al / 2011 And
Matthys,
Stuyft,
& Delva,
Testing
&
Amberbir,
(VCT)
2011)
/ Fibriana
2010)
/Analisis
2013 Faktor
Intention
to voluntary
HIV
counseling
andPada
Voluntary
Perception
counseling
of VCT
High
Pemanfaatan
and
testing
School
testing
(VCT)
Students
for
among
HIV
towards
Orang Risiko Tinggi
among
health
Voluntary
professionals
high
HIV
HIV/AIDS
/ school in
students
Jimma
Counseling
zone,
in
the
and
Ethiopia:
Testing,
Purwaningsih
/ Tiko
2010
health
The
using
theory
Health
district,
ofBelief
planned
Cameroon
behavior
Model
in (TPB)
Butajira,
(Haddison
et al., 2012)
perspective
SNNPR
(Abebe
(Abamecha,
&
Godesso,
Mitikie,
2009)
& Girma,
2013)
yang
secara
dukungan
Data
90
332
Wanita
responden
Pekerja
yang
dikumpulkan
terdaftar
Seks
(WPS)
di
dari
situs
5 database
di
VCT
lokalisasi
yang
utama
disurvei.
selama
Subjek
Sunan
2000
Kuning,
2011,
Perempuan
Argorejo,
dan
Studi
Kota
usia 415-49
Semarang
yang
tahun,
yang
melibatkan
pernah
sebanyak
273
Melakukan
6,651
peserta.
418
perawatan
orang di Kenya
VCT.
antenatal
86
orang pada
ibu
Peserta
93
pelanggan
970hamil
WPS
berkisar
di di usia
Perempuan
Lokalisasi
15-35
Pekerjatahun
Seksdi
Argorejo
daerah
urban
Kota Jinan,
Semarang
Limpopo
Cina Utara
review operasi
penelitian
Survey,
survey, dengan
evaluatif.
sistematis.
menggunakan
pendekatan
Desain
potong
Metode lintang
Survey
(cross
dengansectional
study)
pendekatan
analitik
cross-sectional,
dilengkapi
Delapan
dengan
diskusi
metode
survey
Metodedengan
Survey
pendekatan
kualitatif
kelompok
dengan
cross
gender
sectional
Pendekatan
campuran
Analisis
(FGD)
Regresi logistik
sederhana dan
berganda.
336
profesional
studi
kuantitatif
Kelompok
Survey
kesehatan
didi
cross-sectional
474
siswa
SMASMA
deskriptif,
Penelitian
risikosiswa
tinggi
descriptivestudi
SMA
12
kota
distrik
Butajira
di
analisis cross
deskriptif
cross
yang
distrik
Jimma,
memanfaatkan sectional
kesehatan
Ethiopia
Tiko
VCT di
Puskesmas
aktif
informasi
dalam
seperti
kegiatan
yang
penjangkauan
Stigma,
Keyakinan,
Jenis
kelamin,
pengetahuan,
Nilai,
status
Dorongan,
HIV,
self
efficacy
pemanfaatan
Motivasi,
dan
Praktik organisasi
VCT
pengujian
HIV
klinik VCT,
Variabel
Lingkungan
Faktor Sosioorganisasi
demografisklinik VCT
sosio-demografis,
pengetahuan tentang
Pengetahuan
tentang
HIV
VCT,
/
pengalaman
AIDS,
MTC
dan
persepsi
kerentanan,
Perspektif Ekologis:
persepsi
VCT
VCT,
motivasi
keparahan
untuk
faktor-faktor
HIV-AIDS,
VCT,
factor
persepsi
yang
intrapersonal,
manfaat
memfasilitasi
VCT,ke
VCT,
interpersonal,
institusi,
persepsi
efek
VCT,hambatan
hambatan
masyarakat
dan
VCT,
dalam
motivasi/
melakukan
isyarat
tingkat kebijakan
melakukan
VCT
VCT, dan
public
praktik
VCT
karakteristik
Health belief sosiomodel:
demografi,
variabel
usia,
Health
jenis
belief
kelamin,
Model:
perceived
sekolah,
kognitif,
persepsi
keyakinan,
aktivitas
dan factor,
sikap,
susceptibility
seksual,
sikap
kerentanan,
dansikap
niat dan
perceived
seriousness
pengetahuan
penggunaan
hambatan,
dan
VCT,
factor, perceived
manfaat
benefit and barrier
factor, self efficacy,
and cues to action
factor
bersifat
dan
kurangnya akan
Keyakinan
pemanfaatan
stigma
VCT
V
motivasi yang
berdasarkan
efficacy
mengiku
gend
pos
dengan
baru,
Stigma
laki-laki
ditemukan
praktikteta
VC
Tidak terdapat
tetapi
untuk
infeksi
tes
HIVHIV
&hup
dorongan
dibandingkan
dengan
pengguna
orang
laki
Penggunaan VCla
organisasi
terhadap
diuji,
dan infeksi
kemaua
klinik u
V
rendah.
Hambat
organisasi
penyebab
kepriha
klinik
terutama karenaV
dalam
kepentingan.
melakukan
pedesaan
yang m
(60,8%)
pernah
m
dan pelatihan ten
pengujian,
(55,5%
Ketakutan
muncu
stigma yang
terka
memanfaatkan
pemanfaatan
VCT
Ko
partisipasi
pelang
Rendahnya pem
dalam melakukan
dikaitkan
berhubungan
dengan
den
studi,
m
orang).
ke
pasangan
anak
Dibuktikan
usia
atau
keh
se
seluruh cina. Ak
berhubungan
pendidikan.
diskriminasi,
adala
den
dengan intrapers
Peserta
mengatak
interpersonal
facto
informasi dan me
kampanye kesada
Komponen
Keseriusan TPB
yangs
varians
dalam
nia
Pengetahuan
97
persen
dari
tent
sis
orang
risiko
tinggi
adalah
komponen
VCT,
82
tinggi
persen
TPB
dan
d
terhadap manfaat
terhadap
dalam
VCT,
kerentanan
model
VCT,akh
ba
benefit)
kuat,
teta
VCT
dalam
dikaitkan
rendah.
niat
dengan
untuk
Pen
risiko tinggi yang
jenis
menjalani
kelamin,
VCT,
sek
siV
terkuat
niat
untuk
tentang
manfaat
pengetahuan
0,39,
tinggi
p
menunjukka
<0,001)
tent
d
memanfaatkan VC
sedangkan,
VCT
Self efficacy tidak
kuat,
signifikan
mempre
tinggi yang mema
Pengalaman mas
statistik yang sign
memberikan
pendampingan
risiko
tinggi
untuk
memanfaatkan
atau
mengakses
E. Sintesa Penelitian
Tabel. 1 Sintesa Penelitian-Penelitian Sebelumnya
46
47
48
49
F. Kerangka Teori
Penelitian
ini
menggunakan
model
Health
Belief
Model
pelayanan
kesehatan
publik
AS
untuk
menjelaskan
mencegah
dan
mendeteksi
penyakit
(Hocbaum,
1958;
Misutarno,
&
SitiNurImamah,
2011).
Model
individu.
Dalam
perkembangan
model
ini
lebih
kelompok
risiko
tinggi.
Model
ini
di
adaptasi
untuk
jangka
pendek,
termasuk
perilaku
seksual
beresiko
dan
penularan HIV-AIDS.
Dalam kerangka Health Belief Model terdapat 3 kategori
utama dalam pelayanan kesehatan yakni: kepercayaan individu
50
modifikasi
termasuk
diantaranya
variabel
merupakan
terbentuknya
domain
tindakan
yang
sangat
seseorang
penting
(Notoatmodjo,
untuk
2003).
rentan
Hal
ini
membuat
model
kepercayaan
kesehatan
diancam oleh
penyakit
yang
dirasakan lebih
parah
efektifnya
sebuah
strategi
yang
dirancang
dalam
akan
tergantung
pada
manfaat
yang
dirasakan
yang
dirasakan
pada
saat
melakukan
sebuah
rintangan.
Misalnya
tuntutan
fisik,
diskriminasi,
sebaya,
kondisi
kesehatan
atau
melalui
lingkungan
berupa
KERANGKA TEORI
Health Belief Model Components and Linkages
G. Kerangka Pikir
Berdasarkan kerangka teori, maka dapat disusun kerangka pikir
penelitian sebagai berikut :
Pengetahuan
Pemanfaatan VCT
Dukungan Keluarga
Dukungan informasional
Dukungan Emosional
Dukungan Instrumental
Dukungan Penilaian
Sumber: Friedman (1998) dalam Psychologymania
(2012)
H. Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian dan studi kepustakaan dapat disusun
kerangka konsep penelitian sebagai berikut:
Pengetahuan
Ancaman yang
dirasakan
(Perceived Threat)
Pre Testing
Testing
Post Testing
manfaat yang
dirasakan /
Perceived Benefits
Hambatan yang
dirasakan /
Perceived Barriers
Pemanfaatan
VCT
Dukungan
Keluarga
Keterangan :
Dukungan
Petugas
Kesehatan
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
I. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan
kerangka
konsep,
maka
dapat
ditarik
hipotesis
pada
pengaruh
hambatan
yang
dirasakan
(perceived
barriers)
1.
2.
Variabel
Penelitian
Pengetahuan
Ancaman yang
dirasakan
(Perceived
Threat)
Defenisi Operasional
Skala Pengukuran
Kriteria O
Pengetahuan cuk
responden mempe
nilai mean
Pengetahuan kura
responden mempe
nilai mean
Ancaman kuat: Ji
memperoleh skor
Ancaman lemah:
memperoleh skor
58
59
3.
5.
4.
6.
Perceived
Benefits
Dukungan
(Manfaat yang
Keluarga
dirasakan)
Perceived
Dukungan
Barriers
(Hambatan
Petugas
yang
Kesehatan
dirasakan)
Menjelaskan akan
kemungkinan hambatan
yang dirasakan
saat
Dorongan
dalampada
bentuk
menggunakan
informasi
tentang
layanan
HIV dan
VCT, atau
AIDS,
jugamunculnya
mengenai VCT
konsekuensi
serta
motivasinegatif
yang yang
mungkin timbul
diberikan
oleh petugas
dari
pengambilan
kesehatan
sebelum
tindakan
kesehatan seperti
responden
memanfaatkan
akses
yang sulit,
maupun
selama
stigmaresponden
/
diskriminasi danklinik
memanfaatkan
ketakutan
VCT.
akan hasil VCT dan
kerahasiaan status individu.
Dukungan
Manfaat
dirasa
cukup:
ba
responden mempe
62,5%
Manfaat dirasa
Dukungan
kurang
ku
responden mempe
62,5%
Dukungan tinggi:
Hambatan
cukup:
responden mempe
62,5%
Hambatan rendah
Dukungan
kurang
responden mempe
62,5%
60
Penggunaan klinik VC
7.
Pemanfaatan
VCT
T
oleh responden untuk
mendapatkan layanan
konseling dan testing
HIV
secara sukarela
Memanfaatkan: ji
ka responden
memanfaatkan kli
nik VCT untuk
seluruh kegiatan,
yaitu konseling
pra testing, testing
HIV dan
Nominal
Skala nominal dikotomi konseling pasca testing.
Mengisi
pertanyaan
kuesioner Tidak Memanfaat
kan: jika
pernah mengikuti konseling, test responden tidak
memanfaatkan
HIV, dan pasca testing HIV. klinik VCT atau hanya
memanfaatkan untu
k sebagian
kegiatan, yaitu ko
nseling pra
testing saja atau
konseling pra
testing dan testin
g HIV saja.
61
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
saat
yang
pengetahuan,
hambatan
bersamaan,
ancaman
yang
yang
bertujuan
yang dirasakan,
dirasakan,
dukungan
mengungkap
manfaat
keluarga,
pengaruh
yang dirasakan,
dukungan
petugas
B.
Penelitian
ini
Lokasi Penelitian
dilaksanakan
di
Kota
Makassar
dengan
n=
C.
Populasi
Populasi penelitian ini adalah semua orang risiko tinggi tertular HIVAIDS dari kelompok Penasun, WPS, LSL dan Waria yang ada di Kota
Makassar. Kelompok ini dianggap memiliki risiko yang sangat tinggi dan
62
D. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari orang risiko tinggi
tertular HIV-AIDS dari kelompok penasun, WPS, LSL dan Waria di Kota
Makassar yang ditemui selama penelitian berlangsung.
Jumlah sampel dalam penelitian dihitung dengan menggunakan
rumus Lameshow dalam (Murti, 2010), berdasarkan rumus besar sampel
untuk populasi kurang dari 10.000.
d2 N1 + Z.P.Q
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Besar populasi
Z = Tingkat Kemaknaan (1,96)
P = Proporsi populasi (0,1)
Q = 1-P = 1 - 0,1 = 0,9
Penasun =
133 = 32,81 = 33
3855
3855
133 = 8,004 = 8
3855.1,96. 0,1.0,9
0,052 3855 1 + 1,96. 0,1.0,9
1332,3
(9,635 + 0,345)
1332,3
(9,98)
= 133,49
63
diperoleh
=
Prosedur pengambilan sampel menggunakan metode
random
sampling,
yaitu
mengambil
responden
yang
stratified
mempunyai
738
232
1934
nilai corrected item total > nilai r tabel (0,361) pada =5%. Setelah
dilakukan uji validitas dilanjutkan dengan uji reliabilitas dengan melihat
nilai cronbach alpha. Item pertanyaan dalam kuesioner dikatakan reliabel
apabila nilai cronbach alpha > 0,6 (Arikunto, 2006).
Pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian ini dilakukan
pada
30
menunjukkan
nilai
corrected item total > 0,361 dan nilai cronbach alpha > 0,6 sehingga dapat
disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan valid dan reliabel.
F. Etika Penelitian
Kegiatan
pengumpulan
data
dilaksanakan
peneliti
dengan
data dilakukan
dengan
menggunakan
komputer
terkumpul,
baik cara
pengisian,
kesalahan
pengisian,
kembali
semua
data
yang
telah
di-entry
untuk
67
2. Penyajian Data
Hasil pengolahan data tersebut disajikan dalam bentuk narasi,
tabel distribusi frekuensi disertai dengan interpretasi.
H. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis data yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran
umum dengan cara mendeskripsikan tiap-tiap variabel yang digunakan
dalam
penelitian
yaitu
dengan
melihat
gambaran
distribusi
variabel
ke dalam
model
regresi
logistik
multivariat
untuk
variabel
terikat.
Didalam
penentuan
model
yang
cocok
dilakukan dengan melihat nilai dari Wald Statistik dan Exp(B) untuk
masing-masing variabel bebas dengan batas nilai p 0.05 .
69
Nilai
kritis
regresi
ditentukan
dengan
tingkat
dalam
pengujian
dengan
kepercayaan
hipotesis
menggunakan
(level
of
tabel
terhadap
koefisien
distribusi
significance)
yang
normal
umum
BAB IV
Penasun
(33
responden),
WPS
(25
responden),
Waria
(8
penelitian
ini
adalah
kuesioner
untuk
mendapatkan
informasi
Analisis Univariat
a. Karakteristik Responden
Karakteristik responden adalah ciri khas yang melekat pada
diri
responden,
pendidikan
yang
terakhir,
meliputi,
dan
kelompok
pekerjaan.
umur,
Distribusi
jenis
kelamin,
karakteristik
1) Kelompok Umur
Kelompok umur adalah kelompok umur yang menandai
umur responden,
dengan
interval
10 tahunan.
Distribusi
menunjukkan
kelompok
umur
responden
perkawinan
adalah
keadaan
atau
kedudukan
janda/duda.
Distribusi
responden
menurut
status
Pendidikan
1.
2.
3.
Kawin
Belum Kawin
Duda/Janda
Total
Sumber : Data Primer,2014
Responden
n
%
40
30,1
78
58,6
15
11,3
133
100
kawin
40 responden
(30,1%)
selebihnya
15
4) Pendidikan Terakhir
Pendidikan terakhir adalah jenjang pendidikan formal
terakhir
yang
ditamatkan
responden.
Distribusi
responden
Distribusi
Responden
Menurut
Pendidikan
Terakhir di Kota Makassar Tahun 2014
Responden
No.
Pendidikan
n
%
1.
SD
6
4,5
2.
SMP/sederajat
10
7,5
3.
SMA/sederajat
97
72,9
4.
Diploma
8
6,0
5.
Perguruan Tinggi
12
9,0
Total
133
100
Sumber : Data Primer,2014
Tabel
menunjukkan
pendidikan
terakhir
responden
dalam
kehidupan
sehari-hari
yang
berpengaruh
:
menunjukkan
pekerjaan
2011Sumber:
responden
yang
menggambarkan
pengetahuan
responden
Tabel 8
12,8
2,3
Responden
n
%
1.
Cukup
92
69,2
2.
Kurang
41
30,8
Total
133
100
Sumber : Data Primer, 2014
No.
Tabel
Pengetahuan
8 menunjukkan
yang
12
dirasakan
pertanyaan
(Perceived
yang
terdiri
Threat),
dari
maka
penilaian
diukur
individu
dan
mempertimbangkan
keseriusan
penyakit
dampak/konsekuensi
HIV-AIDS
medis
dengan
dan
sosial
Tabel 9
Tabel
9 menunjukkan
VCT
dalam
menanggulangi
ancaman
penularan
10
menunjukkan
bahwa
Manfaat yang
Kota Makassar
Responden
n
77,4
22,6
100
dari
133
responden
konsekuensi
negatif
tindakan
kesehatan
yang
mungkin
seperti
akses
timbul
yang
dari
sulit,
stigma/diskriminasi
dan
ketakutan
akan
hasil
VCT
dan
11
menunjukkan
bahwa
dari
133
responden
10
pertanyaan
mengenai
dorongan
dalam
bentuk
VCT,
maupun
perhatian
saat
sakit
dan
penilaian
responden
terhadap
dukungan
Tabel
12
Tabel
12
menunjukkan
bahwa
dari
133
responden
petugas
kesehatan,
maka
diukur
melalui
dan
diberikan
AIDS,
oleh
juga
mengenai
petugas
VCT
kesehatan
serta
sebelum
motivasi
yang
responden
penilaian
responden
terhadap
dukungan
Tabel
13
Tabel
13
menunjukkan
bahwa
dari
133
responden
(24,8%)
yang
menilai
dukungan
petugas
kesehatan
masih
kurang.
7) Pemanfaatan VCT
Untuk
menggambarkan
pemanfaatan
responden
Tidak
100
81
Tabel
14
menunjukkan
bahwa
dari
133
responden
43 responden
(32,3%)
yang tidak
VCT
berdasarkan
pemanfaatan
layanan
15
Distribusi
Pemanfaatan
Layanan
VCT
Berdasarkan Karakteristik Responden di Kota
Makassar Tahun 2014
Variabel
Kelompok Risiko
Penasun
WPS
LSL
Waria
Total
Umur Responden
18 - 24 tahun
25 - 31 tahun
Memanfaatkan
n
Memanfaatkan
n
%
90
33
23
26
8
67,7
100
92
38,8
100
43
32,3
32
un
Total
0
2
41
0
0
8
61,2
0
33
25
67
8
19
5
37,1
77,9
100
39
13
ahun
53
90,5
55,6
Total
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total
Status Perkawinan
Kawin
Belum Kawin
Duda/Janda
Total
Pendidikan
SD
SMP/sederajat
SMA/sederajat
Diploma
Perguruan Tinggi
Total
90
22
15
2
4
67,7
62,9
22,1
9,5
44,4
43
90
61
29
67,7
59,8
41
40,2
93,5
2
6
43
32,3
133
37
42
11
90
90
35
68
21
9
32,3
92,5
53,8
73,3
67,7
6
10
65
3
6
67,7
100
100
67
37,5
50
43
32,3
133
102
31
3
36
4
43
7,5
46,2
26,7
32,3
40
78
15
133
0
0
32
5
6
0
0
33
62,5
50
6
10
97
8
12
133
82
Pekerjaan
Tidak Bekerja
Mahasiswa/Pelajar
PNS
Pedagang/Wiraswasta
Pegawai Swasta
Ibu Rumah tangga
Pekerja Seks
Pegawai Salon
Karyawan
Kafe/Toko/Karaoke/SPG
Lainnya
Total
90
Sumber : Data Primer, 2014
Tabel
15 menunjukkan
9
0
2
11
31
7
9
6
14
1
67,7
42,9
0
66,7
47,8
75,6
100
90
100
82,4
33,3
43
32,3
pemanfaatan
12
2
1
12
10
0
1
0
3
57,1
100
33,3
52,2
24,4
0
10
0
17,6
21
2
3
23
41
7
10
6
17
66,7
133
layanan VCT
pada
kategori
penasun
yakni
100%
sedangkan
responden
yang
memanfaatkan
layanan
VCT
responden
berjenis
kelamin
yang
laki-laki
memanfaatkan
yakni
layanan
sebanyak
61
VCT
responden
83
Pemanfaatan
VCT
responden
berdasarkan
status
perkawinan.
Mayoritas
responden
berstatus
belum
yang
kawin
memanfaatkan
yakni
sebanyak
layanan
42
VCT
responden
responden
berdasarkan
pendidikan
terakhir.
Mayoritas
responden
yang
memanfaatkan
VCT
(67%)
memanfaatkan
dan
mayoritas
VCT
juga
responden
yang
berpendidikan
tidak
terakhir
responden
sebagai
pegawai
(75,6%)
sedangkan
yang
swasta
memanfaatkan
yakni
mayoritas
sebanyak
responden
VCT
31
bekerja
responden
yang
tidak
2. Analisis Bivariat
Analisis
bivariat
digunakan
untuk
mengetahui
hubungan
hasil
analisis
bivariat
untuk
melihat
hubungan
dengan
untuk
mengetahui hubungan
antara
Jumlah
Tidak Memanfaatkan
%
n
%
26,1
92
100
46,3
41
100
32,3
133
0,035
100
cukup
terdapat
VCT
memanfaatkan
memanfaatkan
kurang
VCT
24
responden
memanfaatkan
pengetahuan
dan
68
terdapat
dan
19
responden
22
responden
responden
(73,9%)
(26,1%)
yang
yang
tidak
yang memiliki
(53,7%)
(46,3%)
yang
yang
memanfaatkan VCT.
85
tidak
Hasil
uji
statistik
dengan
menggunakan
uji
chi-square
diperoleh nilai p = 0,035, karena nilai p < 0,05 maka ada hubungan
antara pengetahuan dengan pemanfaatan VCT.
b. Hubungan
Ancaman
yang
dirasakan
(Perceived
untuk
mengetahui hubungan
antara
17
Ancaman
yang
dirasakan
Jumlah
Memanfaat- Tidak
kan
Memanfaatkan
N
71
19
Kuat
Lemah
%
62,8
95
Jumlah
90
67,7
Sumber : Data Primer, 2014
n
42
1
%
37,2
5
n
113
20
%
100
100
43
32,3
133
100
0,004
VCT.
Sedangkan
dari
20
responden
yang
uji
statistik
dengan
menggunakan
uji
chi-square
diperoleh nilai p = 0,004, karena nilai p < 0,05 maka ada hubungan
86
antara
ancaman
yang dirasakan
(perceived
threat)
dengan
c.
Hubungan
Manfaat
yang
dirasakan
(Perceived
Manfaat
yang
dirasakan
Baik
Kurang
Jumlah
Memanfaat- Tidak
kan
Memanfaatkan
N
81
9
%
78,6
30,0
Jumlah
90
67,7
Sumber : Data Primer, 2014
n
22
21
%
21,4
70,0
n
103
30
%
100
100
43
32,3
133
100
0,000
uji
statistik
dengan
menggunakan
uji
chi-square
diperoleh nilai p = 0,000, karena nilai p < 0,05 maka ada hubungan
87
antara
manfaat
yang
dirasakan
(perceived
benefits)
dengan
Hambatan
yang
dirasakan
(Perceived
yang
untuk
dirasakan
mengetahui hubungan
(perceived
barriers)
antara
dengan
Hambatan
yang
dirasakan
Jumlah
Memanfaat- Tidak
kan
Memanfaatkan
N
20
70
Tinggi
Rendah
%
37
88,6
Jumlah
90
67,7
Sumber : Data Primer, 2014
n
34
9
%
63
11,4
n
54
79
%
100
100
43
32,3
133
100
0,000
terdapat
70
responden
(88,6%)
yang
memanfaatkan
uji
statistik
dengan
menggunakan
uji
chi-square
diperoleh nilai p = 0,000, karena nilai p < 0,05 maka ada hubungan
88
antara
hambatan
yang
dirasakan
(perceived
barriers)
dengan
untuk
mengetahui hubungan
antara
2014
Dukungan
Keluarga
MemanfaatPemanfaatan
kan
%
n
90,6
5
52,5
38
N
48
42
Cukup
Kurang
Jumlah
90
67,7
Sumber : Data Primer, 2014
43
Jumlah
Tidak
Memanfaatkan
%
n
%
9,4
53 100
47,5
80 100
32,3
133
0,000
100
dukungan
keluarga
cukup
terdapat
48
responden
uji
statistik
dengan
menggunakan
uji
chi-square
diperoleh nilai p = 0,000, karena nilai p < 0,05 maka ada hubungan
89
antara
dukungan
keluarga
dengan
pemanfaatan
VCT
oleh
N
78
12
Memanfaatkan
%
n
78
22
36,4
21
Jumlah
90
67,7
Sumber : Data Primer, 2014
43
Tidak
Memanfaatkan
%
n
%
22
100 100
63,6
33 100
32,3
133
100
Jumlah
0,000
dukungan
(78%)
petugas
yang
kesehatan
memanfaatkan
cukup
VCT
terdapat
78
terdapat
22
dan
responden
yang
merasakan
dukungan
petugas
kesehatan
uji
statistik
dengan
menggunakan
uji
chi-square
diperoleh nilai p = 0,000, karena nilai p < 0,05 maka ada hubungan
90
antara
semua
variabel
independen
terhadap
22
sebelumnya
telah
diketahui
bahwa
semua
variabel
untuk
mengetahui
pengaruh
variabel
independen
3. Analisis Multivariat
Pengaruh variabel health belief model terhadap pemanfaatan
VCT dapat dilihat melalui analisis dengan menggunakan uji regresi
logistik
diperoleh
multivariat.
pengaruh
Dengan
antara
uji
regresi
variabel
logistik
independen
multivariat
secara
dapat
simultan
91
23
0,550
-2,194
2,744
-2,158
1,793
1,801
-2,143
menunjukkan
0,668
1,232
0,711
0,596
0,722
0,701
0,763
variabel
Sig.
0,678
3,170
14,891
13,131
6,167
6,595
7,883
f
1
1
1
1
1
1
1
manfaat
yang
Exp(B)
0,410
0,075
0,000
0,000
0,013
0,010
0,005
1,733
0,111
15,546
0,116
6,009
6,057
0,117
dirasakan
secara
variabel
bersama-sama
pengetahuan
terhadap
(p=0,410)
pemanfaatan
dan
VCT,
ancaman
yang
92
dengan melihat nilai pengaruh (Wald) yang paling tinggi. Ada pada
variabel manfaat yang dirasakan (perceived benefits) sebesar 14,891
kali
terhadap
pemanfaatan
VCT
kelompok
risiko
tinggi
di
kota
pemanfaatan
melihat
nilai Overall
B. Pembahasan
Berdasarkan
menggunakan
uji
hasil
penelitian
statistik,
maka
dan
pengolahan
setiap
variabel
data
akan
dengan
dibahas
dan
sukarela.
Dikatakan
memanfaatkan
jika
responden
responden
tidak
memanfaatkan
klinik
VCT
atau
hanya
tidak
memanfaatkan
sebanyak
43
responden
(32,3%).
kawin,
pendidikan
pedagang/wiraswasta
dan
SMA/sederajat,
dan
tidak
Berdasarkan
bekerja.
pekerjaan
sebagai
kategori
43
responden
(32,3%)
yang
tidak
memanfaatkan
layanan
menyatakan
VCT. Alasan
jarak
layanan
mereka
VCT
beragam,
jauh
dari
responden
tempat
(2,5%)
tinggalnya,
dengan penelitan Hao & Chun di China tentang hubungan HIV terkait
perilaku seks kelompok LSL. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa
perlu perhatian khusus terhadap kelompok LSL, dimana kelompok ini
sebagian besar tidak melakukan konseling secara lengkap (tidak
sampai kepada post-tets conseling), dikarenakan masalah pelayanan,
aksesibility dari layanan VCT, kurangnya privacy, petugas yang tidak
professional, stigma dan diskriminasi. Penelitian ini juga menunjukkan
bahwa kelompok LSL memiliki pengetahuan yang kurang tentang HIVAIDS (Hao & Chun, 2011). Hasil penelitian di China sesuai dengan
hasil penelitian ini, yang mana kelompok LSL merupakan kelompok
yang paling kurang dari segi pengetahuan terkait
HIV-AIDS dan
manfaat VCT.
Data
responden
diatas
untuk
juga
tidak
menunjukkan
bahwa
memanfaatkan
VCT
kebanyakan
karena
alasan
stigma
di
gejala-
tersebut dan
2002)
dalam (Kurniawati,
Kumalasari,
&
Wulandari,
2014).
juga
menunjukkan
bahwa
hambatan
utama
wanita
usia
pencegahan
lainnya
(Becky
dkk.,
2009).
Beberapa
dalam
menunjukkan
(Becky
bahwa
dkk.,
2009).
masyarakat
Beberapa
yang
penelitian
tidak pernah
juga
sama
sekali
terhadap HIV-AIDS
cenderung
melakukan
hal-hal
yang
Untuk
itu,
perlu
Komunikasi,
informasi
dan
edukasi
dan
tokoh
agama
penting
untung
mengubah
persepsi
dalam
masyarakat.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tempat responden untuk
melakukan testing beragam, ada yang Mobile VCT (penjangkauan dan
keliling) ada pula yang Statis VCT (klinik VCT tetap) seperti di rumah
sakit, puskesmas dan lapas. Dari 93 responden yang menyatakan
pernah mengikuti layanan VCT, 12 responden (12,9%) melakukan
mobile VCT / dikunjungi oleh petugas kesehatan untuk konseling dan
testing HIV dan 81 responden (87,1%) yang melakukan VCT statis
(tetap).
Alasan responden yang melakukan VCT mobile maupun statis
bermacam-macam. Dari 12,9% yang melakukan mobile VCT, ada
61,5%
responden
melakukan
VCT
beralasan
tidak
di puskesmas/rumah
memiliki
waktu
sakit.
53,9%
luang
untuk
responden
petugas
kesehatan
menunjukkan
perhatian
yang
baik
dan
penginderaan
terhadap
untuk
(Notoatmodjo,
adalah
terbentuknya
2003).
pengetahuan
tindakan
Variabel
responden
seseorang
(overt
pengetahuan
dalam
berkaitan
dengan
behavior)
penelitian
definisi,
ini
cara
penelitian
menunjukkan
bahwa
dari
133
responden
79,7%
yang
mengetahui
tujuan
VCT
dengan
benar.
Jika
Sari
S.
(2006)ada
keeratan
hubungan
antara
terhadap
manfaat
dari
pemanfaatan
pelayanan
kesehatan.
kapasitas
yang
Pendidikan
merespon
lebih
juga
besar
dalam
memungkinkan
pelayanan
VCT.
mengenali
penderita
Pendidikan
penyakit
HIV
yang
AIDS
tertentu.
lebih
kurang
cepat
menjadi
pencegahannya
(Paul
and
Aggleton,
1999)
dalam
(Syafitri, 2012).
Hasil uji chi square didapatkan nilai p= 0,035 yang berarti <0,05
sehingga memenuhi syarat untuk dilanjutkan ke analisis regersi logistik
berganda
(mutivariat).
Hasil
analisis
regresi
logistik
multivariat
yang
menyatakan
bahwa
pengetahuan/kognitif
merupakan
dominan
penelitian
dibandingkan
Khairurrahmi
(2009)
pengetahuan.
Seperti
yang menemukan
halnya
hasil
tidak adanya
Dibutuhkan
kesadaran
tinggi
agar
lebih
memerhatikan
kesehatan
memanfaatkan
kurang
sangat
layanan
namun
petugas
membantu
VCT.
kelompok
Meskipun
kesehatan
resiko
pengetahuan
yang
untuk
responden
membimbing
dan
ditentukan
penyakit
tertentu
oleh
dan
pandangan
pandangan
orang
mereka
itu
terhadap
terhadap
bahaya
kemungkinan
dampak atau akibat (fisik dan social) bila terkena penyakit tersebut
dlam hal ini HIV-AIDS. Kombinasi dari perceived susceptibility dan
perceived severy disebut perceived threat (Ancaman yang dirasakan).
Ancaman yang dirasakan (Perceived Threat) dimaksud dalam
penelitian
ini
adalah
penilaian
individu
mengenai
ancaman
yang
dengan
mempertimbangkan
dampak/konsekuensi
medis
dan sosial yang akan terjadi jika terus membiarkan masalah kesehatan
102
sebagian
kuat
yakni
besar
responden
menilai
113
responden
(85%)
ancaman
dan
menilai
yang
kurang
karena
nilai
p<0,05
yang
berarti
variabel
ancaman
yang
pengurangan
fungsi
fisik
dan
mental,
kecacatan
dan
dominan
threat).
dibandingkan
Seperti
halnya
ancaman
hasil
yang
penelitian
dirasakan
(perceived
Khairurrahmi
(2009)
104
berpengaruh
Hasil
terhadap
pemanfaatan
VCT.
penelitian
ini
responden
mempersepsikan
pemanfaatan
VCT
perlu
telah
lama
dan
rutin
melakukan
pemanfaatan
VCT
sehingga mereka tidak begitu khawatir dengan ancaman penyakit HIVAIDS. Apalagi dukungan petugas dan konselor yang rutin memanggil
atau menghubungi mereka untuk melakukan cek kesehatan 3 bulan
sekali.
Sebanyak
62,4%
responden
menyatakan
petugas
selalu
Pemanfaatan VCT
Manfaat yang dirasakan (Perceived benefits) berkaitan dengan
keuntungan atau manfaat yang diperoleh individu ketika melakukan
tindakan preventif tertentu. Dalam perceived benefits, individu menilai
bahwa dia akan memperoleh keuntungan ketika memperoleh layanan
kesehatan tertentu, misalnya semakin sehat dan dapat mengurangi
resiko
yang
dirasakan.
Variabel
ini
mengungkapkan
tentang
akan
menanggulangi
manfaat
dan
efektifnya
ancaman
penularan
layanan
penyakit,
VCT
perubahan
dalam
perilaku
bermanfaat bagi orang yang berisiko tinggi HIV, dan 85% responden
menyatakan akan terus melanjutkan memanfaatkan layanan VCT.
Berdasarakan hasil analisis uji bivariat pada Tabel 18 diketahui
bahwa dari 103 responden yang menilai manfaat yang dirasakan baik
terdapat
78,6%
yang
memanfaatkan
layanan
VCT
dan
dari
30
ada
hubungan
antara
manfaat
yang
dirasakan
responden
berarti
ada
pengaruh
variabel
manfaat
yang
dirasakan
kota
Makassar. Pengaruh
(Perceived
benefits)
terhadap
manfaat
yang
pemanfaatan
dirasakan
VCT
responden
juga
dibuktikan
melalui uji bivariat pada Tabel 18, terlihat pada kelompok responden
yang memanfaatkan VCT, mayoritas responden yang memberikan
penilaian
terhadap
manfaat
yang
dirasakan
baik
yakni
78,6%.
107
ini sejalan
dengan
penelitian
Manik
(2012)
yang
keyakinan tentang
dalam kategori
bahwa
kesehatan
baik.
Orang
dirinya
risiko
mungkin
tinggi
terancam
telah
dalam
telah mempercayai keseriusan kondisi yang terjadi bila terinfeksi HIVAIDS. Orang risiko tinggi yang memiliki keyakinan yang kuat tentang
manfaat VCT akan terdorong untuk melakukan VCT sedangkan orang
risiko
tinggi
yang
tidak
percaya
tentang
manfaat
VCT
mungkin
signifikan
antara
persepsi
keyakinan
manfaat
PITC
yang
pelayanan
klinik
VCT
keliling
memiliki
hubungan
yang
uji
regresi
logistik
multivariat
menunjukkan
variabel
yang
dirasakan
(Perceived
barriers)
berkaitan
jarak rumah
sulit untuk
mencapainya.
Hambatan yang dirasakan (Perceived barriers) dimaksud dalam
penelitian ini adalah menjelaskan akan kemungkinan hambatan yang
dirasakan pada saat menggunakan layanan VCT, atau munculnya
konsekuensi negatif yang mungkin timbul dari pengambilan tindakan
kesehatan seperti akses yang sulit, stigma / diskriminasi dan ketakutan
akan hasil VCT dan kerahasiaan status individu.
Hasil penelitian menunjukkan dari 133 responden yang dijadikan
responden
sebagian
besar
responden
menilai
hambatan
yang
menyatakan
melakukan
jarak
VCT,
bukan
menjadi
penghambat
65,4%
responden
baginya
menyatakan
untuk
tidak
sulit
jika
sering
ke
klinik
VCT
maka
akan
dicurigai
sebagai
bagi
kelompok
risiko
tinggi
di
kota
Makassar
untuk
diantaranya
nyaman,
tidak
waktu
menunggu
tahu ke
mana
yang
harus
lama,
klinik
mendapatkan
yang
tidak
layanan
yang
Thomsen, Sychareun,
& Faxelid,
2012).
Hasil
(Joseph
dkk.,
2013).
Hal
yang
sama
terjadi
di
Korea,
menghindari
untuk
melakukan
layanan
VCT
dikarenakan
111
masalah
kerahasiaan
dan
ketakutan
terhadap
diskriminasi
oleh
Penyebab
utama
dari
mereka
tidak
memanfaatkan
VCT
(Perceived
barriers)
dengan
pemanfaatan
VCT
dapat
memanfaatkan
VCT
dan
dari
79
responden
yang
menilai
responden
mempersepsikan
hambatan
yang
dirasakan
dirasakan
(Perceived
barriers)
dengan pemanfaatan
VCT
dengan
menggunakan
uji
regresi
logistik
diperoleh
0,05, maka hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh secara signifikan
antara
variabel
hambatan
yang dirasakan
(Perceived
barriers)
Hasil penelitian ini sesuai denga teori Health Belief Model (Ying
Wang, 2011; Aho J, 2011) yang menyatakan bahwa dalam melakukan
tindakan pencegahan maupun pengobatan HIV-AIDS dipengaruhi oleh
perceived cost yaitu merupakan persepsi terhadap biaya/ aspek negatif
yang
menghalangi
termasuk
dalam
individu
melakukan
untuk
melakukan
VCT,
misalnya
tindakan
mahal,
kesehatan
bahaya,
tentang hambatan
VCT
dengan
praktik VCT
(p=0,022).
yang
merasakan
hambatannya
rendah.
Sebaliknya
perceived
discrimination
yang
dirasakan
oleh
ODHA
penggunaan
VCT
baik
di
daerah
terpencil
maupun
di
responden
yang
tidak
memanfaatkan
VCT,
mayoritas
merupakan
keadaan
yang
bermanfaat
bagi
empat
jenis,
yaitu
dukungan
informasional,
emosional,
dalam bentuk saran, sugesti, informasi tentang HIV dan AIDS serta
114
responden
untuk
berkunjung
atau
selama
sedang
responden
menilai
dukungan
keluarga kurang
yakni
80
responden
menyatakan
tidak
disarankan
untuk
VCT
oleh
bahwa
dukungan
keluarga,
dukungan
pimpinan
di
tempat kerja dan kelompok inti, seperti teman merupakan hal yang
penting bagi pekerja seks wanita di China untuk mau melakukan VCT.
Hasil uji statistik memperlihat bahwa proporsi responden (73,6%) yang
telah melakukan VCT memiliki motivasi lebih tinggi untuk mengunjungi
layanan VCT jika mereka ditemani oleh keluarga atau kelompok inti
115
mereka
dibandingkan
dengan
mereka
yang
tidak
ditemani
oleh
hasil penelitian
Widiyanto
(2009)
beberapa
responden
responden
yang
memanfaatkan
layanan
VCT.
Hal
ini
pengaruh
terhadap
kesediaan
responden
untuk
signifikan
antara
variabel
dukungan
keluarga
terhadap
variabel
yang
merasa
dukungan
keluarga
baik,
mayoritas
52,5%
yang
memanfaatkan
VCT.
Beberapa
responden
halnya
Suryoputro
berpengaruh
dengan hasil
(2012)
penelitian
menemukan
terhadap
perilaku
faktor
ibu
Legiati,
yang
hamil
Shaluhiyah,
paling
untuk
tes
and
dominan
HIV
adalah
dukungan suami.
117
responden
memanfaatkan
maupun
selama
responden
sebagian
besar
responden
menilai
dukungan
petugas
professional
dalam
memberikan
dianggap
layanan
VCT.
kompeten
dan
Sebagaian
besar
ini
kemampuan
konselor
berkomunikasi
dan
membangun
konselor
dan
memiliki
sertifikat
sebagai
konselor
yang
menunjang
kemampuan
mereka
untuk
bisa
memberikan
kesehatan
memberikan
pengaruh
yang
besar
terhadap
mereka
mau
memanfaatkan
VCT. Hasil
uji
chi-square
diperoleh nilai p = 0,000, karena nilai p < 0,05 maka ada hubungan
antara dukungan petugas kesehatan
uji
regresi
logistik
diperoleh
dukungan
petugas
dari dalam diri individu. Isyarat eksternal, yaitu isyarat untuk bertindak
yang berasal dari interaksi interpersonal, misal media massa, pesan,
nasehat, dukungan keluarga, anjuran atau konsultasi dengan petugas
kesehatan.
Hal
ini
sesuai
dengan
hasil
penelitian
Putri
(2007)
yang
langsung
VCT.
Hasil
dengan
sama
keputusan
juga
untuk
dikemukakan
memanfaatkan
Muhartini,
(2009)
bahwa
persepsi
ODHA
tentang
petugas
meneliti
tentang
pemanfaatan
klinik
VCT (Voluntary
Pengaruh Variabel Health Belief Model secara Simultan (bersamasama) terhadap Pemanfaatan VCT
Berdasarkan
hasil
analisis
multivariat
dari
semua
variabel
secara
bersama-sama
terhadap
pemanfaatan
VCT
(p=0,010).
health
belief
model
yang
lain.
Untuk
pengaruh
secara
122
dan
nilai
yang
mengakibatkan
sig=
dirasakan
kelompok
0,000.
Penilaian
(perceived
risiko
responden
benefits)
memanfaatkan
baik
terhadap
akan
layanan
VCT
kelompok
risiko
memanfaatkan
layanan
VCT
kesehatan
yang
baik
akan
mengakibatkan
kelompok
risiko
VCT
6,167
kali
lebih
besar
daripada
bila
penilaian
ancaman
penyakit,
persepsi
ini
juga
berhubungan
Ini
sesuai
dengan
teori
Health
Belief
Model
jelas,
sehingga
membuat
mereka
khawatir
terhadap
diskriminasi yang akan diterimanya jika hasil tes HIV positif. Dalam
penelitian ini didapatkan bahwa responden dengan persepsi manfaat
tinggi, proporsi yang melakukan tes HIV lebih besar daripada persepsi
manfaat rendah. Informasi tentang tes HIV yang kurang jelas dapat
menyebabkan persepsi yang salah tentang manfaat tes HIV yang
akhirnya dapat menyebabkan halangan untuk melakukan tes HIV.
Sesuai dengan penelitian Aini (2005) yang mengatakan bahwa
alasan ibu hamil melakukan tes adalah adanya manfaat VCT, mereka
merasa dengan VCT dapat melindungi ibu dan bayi, mendapatkan
pengobatan dan perubahan perilaku. Hal ini sesuai dengan teori
Health Belief Model yang mengatakan bahwa manfaat yang dirasakan
menunjukkan keyakinan individu untuk berperilaku (Sarwono, 2007)
dalam (Legiati et al., 2012).
125
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Tidak ada pengaruh pengetahuan
B. Saran
1.
Perhatian
tersebut
dapat
berupa
penjangkauan
melalui
KIE
(Komunikasi,
Informasi
dan
Edukasi)
terhadap
kelompok tersebut.
2.
tujuan
kelompok
serta
LSL,
manfaat
VCT
perlu
dikarenakan kelompok
dilakukan,
ini
yang
terutama
paling
pada
kurang
dikantor, dimana hal ini merupakan salah satu faktor dalam penelitian
ini yang perlu mendapat perhatian. Rata-rata responden mengatakan
bahwa dukungan kelurga terhadap mereka kurang.
4.
terkait
informasi
tentang
HIV-AIDS
kepada
masyarakat,
DAFTAR PUSTAKA
Abamecha, F., Godesso, A., & Girma, E. (2013). Intention to voluntary HIV
counseling and testing (VCT) among health professionals in Jimma zone,
Ethiopia: The theory of planned behavior (TPB) perspective. BMC Public
Health Journal, 13(40), 1-7.
Abebe, A., & Mitikie, G. (2009). Perception of High School Students towards
Voluntary HIV Counseling and Testing, using Health Belief Model in
Butajira, SNNPR. Ethiop. J. Health Dev, 23(2), 148-153.
Fibriana, A. I. (2013). Determinan keikutsertaan pelanggan wanita pekerja seks
(WPS) dalam program Voluntary Conseling and Testing (VCT). Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 08(02), 146-151.
Glanz, K., Rimer, B. K., & Viswanath, K. (2008). Health behavior and health
education theory, research, and practice. San Francisco: Jossey-Bass.
Haddison, E. C., Nguefack-Tsagu, G., Noubom, M., Mbatcham, W., Ndumbe, P.
M., & Mbopi-Kou, F.-X. (2012). Voluntary counseling and testing for
HIV among high school students in the Tiko health district, Cameroon.
Pan African Medical Journal, 13(18), 1-7.
Khairurrahmi. (2009). Pengaruh Faktor Predisposisi, Dukungan Keluarga dan
Level Penyakit Orang Dengan HIV-AIDS Terhadap Pemanfaatan VCT di
Kota Medan. (Magister), Universitas Sumatera Utara, Medan.
Koker, P. D., Lefvre, P., Matthys, F., Stuyft, P. v. d., & Delva, W. (2010).
Barriers to VCT despite 13 years of community-based awareness
campaigns in a peri-urban township in northern Limpopo. SAMJ, 100(06),
364-365.
Kurniawati, L., Kumalasari, M. L. F., & Wulandari, R. (2014). Analisis Hambatan
Pemanfaatan Voluntary Counseling and Testing (VCT) pada Pekerja Seks
Komersial di Surakarta dalam Rangka Mewujudkan MDGs 2015. Jurnal
KesMaDaSka, 35-41.
Legiati, T., Shaluhiyah, Z., & Suryoputro, A. (2012). Perilaku Ibu Hamil untuk
Tes HIV di Kelurahan Bandarharjo dan Tanjung Mas Kota Semarang.
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, Vol. 7(2), 153-164.
Leta, T. H., Sandy, I. F., & Fylkesnes, K. (2012). Factors affecting voluntary
HIV counselling and testing among men in Ethiopia: a cross-sectional
survey. BMC Public Health Journal, Vol. 12(438), 1-12.
Misir, P. (2013). HIV-AIDS stigma-reduction on VCT uptake: An adapted
systematic review. Eastern Journal of Medicine, 18, 150-164.
Moges, Z., & Amberbir, A. (2011). Factors associated with readiness to VCT
service utilization among pregnant women attending antenatal clinics in
Northwestern Ethiopia: A Health Belief Model Approach. Ethiop J Health
Sci., 21(Special Issue), 107-115.
Murti, B. (2010). Desain dan ukuran sampel untuk penelitian kuantitatif dan
kualitatif di bidang kesehatan. Yogyakarta: Gadjamada University Press.
Otwombe, K., Mutisya, N., Ajema, C., & Wanyungu, J. (2007). Using VCT
statistics from Kenya in understanding the association between gender and
HIV. Journal of Social Aspects of HIV-AIDS, 04(03), 706-710.
Phrasisombath, K., Thomsen, S., Sychareun, V., & Faxelid, E. (2012). Care
seeking behaviour and barriers to accessing services for sexually
transmitted infections among female sex workers in Laos: a cross-sectional
study. Phrasisombath et al. BMC Health Services Research, Vol. 12(37),
1-9.
Purwaningsih, Misutarno, & SitiNurImamah. (2011). Analisis Faktor
Pemanfaatan VCT pada Orang Risiko Tinggi HIV-AIDS JurnalNers, 6(1),
58-67.
Sunyoto, D. (2013). Perilaku konsumen: Panduan riset sederhana untuk
mengenali konsumen. Yogyakarta: CAPS.
Syafitri, L. (2012). Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan
pelayanan PITC bagi tahanan dan Warga Binaan Permasyarakatan
(WBP) berisiko tinggi HIV-AIDS di Poliklinik Rutan Klas 1 Cipinang
Tahun 2012. (Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat), Universitas
Indonesia, Jakarta.
Sarah Castle. (2003). Doubting the Existence of AIDS: A Barrier to
Voluntary HIV Testing and Counselling in Urban Mali. HEALTH
POLICY AND PLANNING; Oxford University Press 2003, Vol. 18(2)
: 146155.
Sinha G, Ashok D, Manisha K, dkk. (2008). Low Utilization of HIV Testing
During Pregnancy What Are the Barriers to HIV Testing for Women
in Rural India?. J Acquir Immune Defic Syndr 2008, Vol. 47 (2) :
248-252.
Sasaki Y, Ali M, Vong S, Koum K, Kazuhiro K. (2010). Prevalence and
Barriers to HIV Testing Among Mothers at A Tertiary Care Hospital
in Phnom Penh, Cambodia. Barriers to HIV Testing in Phnom Penh,
Cambodia. Sasaki et al. BMC Public Health 2010, Vol. 10 (494) : 17.
Sumarlin. (2013). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Perilaku
pada Pasien HIV-AIDS di klinik VCT Bunga Harapan RSUD
Banyumas. Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Jenderal Soedirman
Thu Anh Nguyen, Pauline Oosterhoff, Yen Pham Ngoc, Pamela Wright
and Anita Hardon. (2008). Barriers to Access Prevention of Motherto-Child Transmission for HIV Positive Women in a Well-Resourced
Setting in Vietnam. AIDS Research and Therapy 2008, Vol. 5(7) : 112.
Ying Wang, Bing Li, Jingbin Pan, Sohini Sengupta, Catherine Boland
Emrick, Myron S. Cohen, and Gail E. Henderson. (2011). Factors
Associated with Utilization of a Free HIV VCT Clinic by Female Sex
Workers in Jinan City, Northern China. NIH-PA (National Institutes
129
LAMPIRAN 1
OLEH:
SUCI RAHMADANI
dan
Kebijakan
Kesehatan
Fakultas
Kesehatan
Masyarakat
yang
penelitian
ini.
Kami
akan
menjamin
kerahasiaan
identitas
bapak/ibu,
bapak/ibu,
saudara(i)
dalam
penelitian
ini
bersifat
sukarela,
sehingga bapak/ibu, saudara(i) bebas untuk ikut menjadi responden penelitian atau
menolak tanpa sanksi apapun.
Jika bapak/ibu, saudara(i) bersedia menjadi peserta penelitian ini, maka
silahkan menandatangani formulir persetujuan ini dan saya mohon kesediaan
Bapak/Ibu, saudara(i) untuk mengisi lembar kuesioner dengan jujur dan apa adanya.
Kerahasiaan informasi dan identitas saudara dijamin oleh peneliti dan tidak
akan disebarluaskan.
Makassar,
Tanda Tangan Responden
April 2014
LAMPIRAN 2
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
KONSENTRASI ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN
Sekretariat : Jalan Perintis Kemerdekaan KM.10 Makassar 90245 Telp.
(0411) 585 658, Fax (0411) 586 013 Website :www.fkmunhas.com
KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN LAYANAN VCT
PADA KELOMPOK RISIKO TINGGI TERTULAR HIV-AIDS
DI KOTA MAKASSAR
1.
2.
3.
4.
KARAKTERISTIK INDIVIDU
1. Nomor Responden
2. Kategori
3. Umur
: ........... Tahun
4. Jenis kelamin
3. Status Perkawinan
: (1) Kawin
(2) Belum kawin
5. Pekerjaan
(2) SD
(3) SLTP
(4) SLTA
(5) Diploma
(6) Sarjana
(2) TNI/POLRI
(3) PNS
(5) Pegawai Swasta
Pelayanan
HIV-AIDS
Dimana Anda
Pandangan
dapat
VCTmelakukan
terdiri
membuat
yang
ataskonseling
penderitanya
PENGETAHUAN
&
testing
dikucilkan/
HIVKESEHATAN
?
1) Puskesmas
DUKUNGAN
PETUGAS
dijauhi
(jika
jawaban
keluarga.
mengucilkan
antara
1,
pen
2
dan
3
lanjut
ke
G5
2)
a.
Konseling
sebelum
tes,
tes
HIV
dan
konseling
sesudah
tes
NO.
SR sakit
KKjawaban
TP yan
Jawablah
pertanyaan di PERTANYAAN
bawah ini dengan memberi tanda ( SL
X )Rumah
pada
pilihan
Jika
jawaban
4
lanjut
ke
G6)
3)
Klinik
VCT
swasta
b.
Konseling
sebelum
tes
dan
konseling
sesudah
tes
HIV-AIDS
Saya
khawatir
dapat
untuk
membuat
melakukan
penderitanya
pemeriksaan
dikucilkan/
HIV
Dukungan
konselor
dan
petugas
kesehatan
menjadi
B13
gD6
F1 karena
4) Dikunjungi oleh petugas
c. Tidak
Tahuuntuk penyakit
dijauhi
teman.
takutsaya
ketahuan
yang
saya derita.
pendorong
melakukan
VCT
dianggap
benar!
kesehatan keadaan Anda
HIV-AIDS
dapat
membuat
penderitanya
HIV
positif,
dikucilkan/
saya
A1 Apabila
Berilah
tanda
( hasil
) pemeriksaan
pada
kolom mengikuti
penilaian
yang
telah
disediakan berdasarkan
HIV
merupakan
singkatan
dari saya
.
F2
Petugas
mengajak
untuk
program
VCT
B14
5) Tempat lain, sebutkan!
D7 sebenarnya
dijauhi
mungkin
akan
dikucilkan
oleh
anggota
keluarga
a. masyarakat.
Human
Immuno
Viruss
yang
sesuai
pilihan
jawaban
berikut:
setelah
penyuluhan
HIV-AIDS
dilaksanakan
b. Human
STS
Sangat
Tidak Immunodeficiency
Setuju
C.
YANG DIRASAKAN ................................
F3 =saya.
Petugas
kesehatan
atau MANFAAT
konselor Viruss
menyediakan
G5 waktu
PERTANYAAN
STS
TS
SS
hasil tahu
pemeriksaan
saya positif,konsultasi
saya
c. khusus
Tidak
TS
Tidak
Setuju
apabila
sayaHIV
membutuhkan
NO.
PERTANYAAN
STS
TS
SS
SS
D8 =Apabila
Saya
lama
mengantri
dan
menunggu
untuk sayadiri
akan
dikucilkan
oleh
teman-teman
A2 mungkin
SC1
=
Setuju
AIDS
merupakan
singkatan
dari
.
mengenai
layanan
Mengunjungi
klinik
VCT
bermanfaat
melindungi
mendapatkan
pelayanan
VCT.
Apabila
hasil
pemeriksaan
HIV
saya
positif,
SS
=
Sangat
Setuju
a.
Aquired
Immune
Deficiency
Syndrome
tidakkesehatan
tertular penyakit
HIV-AIDS
F4 agar
Petugas
memberikan
kesempatansaya
D9
Petugas
layanan
VCT
tidak
ramah
dalam
melakukan
akan
dikucilkan
oleh
Masyarakat.
b. tidak
Aquired
Immune
Deficiency
System
kepada
saya
jika
ada yang
saya
ingin
tanyakan
B. mungkin
ANCAMAN
YANG
DIRASAKAN
C2
Saya
akan
memperoleh
informasi
mengenai
penyuluhan
dan
pemeriksaan.
Apabila
c.
Tidak
saya
tahu
sering
datang
ke
klinik
VCT
maka
seputar
AIDS
IMS) dan
HIV-AIDS
jika saya
tidak
NO. penyakit
PERTANYAAN
STS
TS keadaan
S
SS
Berilah
tanda ( VCT
padaHIV/
kolom
penilaian
yang
telah disediakan
berdasarkan
Anda
Menurut
saya,
urutan
pemeriksaan
untuk
VCT
D10
A3 orang-orang
akan
mencurigai
saya
sebagai
HIV
adalah
..
mengikuti
VCT.
F5
Petugas
mampu
menjawab
semua
pertanyaan
saya
Penyakit AIDS
merupakan
penyakitberikut:
yang
yang
sesuai
pilihan jawaban
B1 sebenarnya
terlalu
rumit
dan
membuat
bingung.
penderita
HIV-AIDS.
a.
Virus
yang
menyerang
kekebalan
tubuh manusia
dengan
rinci
dan
jelas
C3
Status
HIV
pada
diri
saya
hanya
dapat
diketahui
menimbulkan
rasa
malu
dan
mematikan.
SL = Selalu
Ruangan
konsultasi
yang
ada di
klinik
VCT
kurang
b. Penyakit
yang
menyerang
kekebalan
tubuh
F6 = dengan
Petugas
cara
menjawab
melakukan
pertanyaan
testing.
dengan
ramah
dan manusia
HIV-AIDS
merupakan
penyakit
yang
membuat
tubuh
SR
Sering
nyaman
dan
kurang
mendukung
kerahasiaan
pasien
c.
Tidak
Tahu
bersahabat
C4
program
layanan
VCTsehingga
membuat saya
rentan
terkena
penyakit
lainnya
KK
= Mengikuti
Kadang-kadang
B2
A4
G6
PERTANYAAN
STS
TS
S
SS
AIDS
adalah
..
F7
merasa
Petugas
tenang
kesehatan
setiap
3
bulan
sekali memanggil
yang
TP = membutuhkan
Tidak Pernah pelayanan dan penanganan
Rumah
sakit/Puskesmas
dengan
pelayanan
VCT
a.
Kumpulan
gejala
penyakit
yang
disertai
oleh
infeksi
virus
saya untuk
memeriksakan
kondisi
kesehatan
saya
serius
dan intensif.
C5
berkeyakinan
bahwa konseling
dan testing
HIV
E. Saya
DUKUNGAN
KELUARGA
sulit
dijangkau
sehingga
saya
lebih
nyaman
b.
Kumpulan
gejala
penyakit
yang
disertai
oleh
HIV
F8 bermanfaat
Petugas
kesehatan
bagianjuran
orang
menjaga
yang
hubungan
HIV.
baik dengan infeksi
Saya
mengikuti
untukberisiko
mendapatkan
NO.
PERTANYAAN
SL
SR
KK
TP
dikunjungi
oleh
petugas
kesehatan
untuk
VCT
c.
Tidak
Tahu
B3
saya
pelayanan
VCTmendukung
dikarenakan
penyakit
HIV-AIDS
C6
Dengan
datang
ke
Pelayanan
VCT
akan
mampusulit
Keluarga
saya
saya
untuk
mengikuti
A5 diobati.
E1
Saya
memiliki
waktu
luang
untuk melakukan
Virus tidak
HIV
terdapat
dalam..
mengurangi
risiko penyakit
HIV-AIDS.
F9
Dalam
memberikan
pelayanan
petugas
kesehatan
pelayanan
VCT
VCT
di
Puskesmas/Rumah
sakit
a.
Darah,
cairan
vagina,
air
mani
melayani
dengan
professional
dan
kompeten.
Saya
merasa
membutuhkan
atau
harus
C7 VCT
memberikan
dukungan
psikologis,
cara
Keluarga
memberikan
informasi
tentang HIVsaya
dan
b. Darah
E2
Atasan
saya
mendukung
dan
mengizinkan
memeriksakan
mencegah
penularan
diri
ke
HIV
pelayanan
dan
merubah
VCT
agar
perilaku
saya
G.
RIWAYAT
KONSELING
DAN TESTING HIV
B4
AIDS
c. Tidak
tahu sehat
melakukan
VCT
mengetahui
kearah
yang
kondisi
lebih
kesehatan
dan
aman.
saya
khususnya
NO
PERTANYAAN
KATEGORI
E3
memberikan
informasi
tentang
pelayanan
A6 Keluarga
HIV dan
AIDS
dapat
ditularkan
melalui
Sikap
petugas
kesehatan
menunjukkan
perhatian
penyakit
HIV-AIDS.
C8
Mengikuti
layanan
VCT
akan
memberi
kemudahan
G1 mengenai
Pernahkah
Anda
melakukan
konseling
dan
testing
1)
Pernah
(Lanjut ke G3)
VCT
a. baik
Hubungan
seksual
yang
tidak
aman
dan penggunaan jarum suntik bersama
yang
dalam
memberikan
pelayanan
VCT.
Kegiatan
untuk
mengecek
saya
berisiko
kondisi
tertular
penyakit
virus
saya.
HIV-AIDS
HIV ?
2) Tidak pernah
E4 Keluarga
menyarankan
saya
untuk
melakukan
VCT
b. akan
Transfusi
darah,
makan/minum
sepiring/segelas
bersama, ibu ke bayi selama
Petugas
kesehatan
melakukan
tesjika
sesuai
prosedur.
B5
sehingga
membuat
saya
khawatir
tidak
C9
Saya
terus
melanjutkan
memanfaatkan
G2
Jika
jawaban
tidak
pernah,
alasan
mengapa
tidak
1) Tidak tahu tentang konseling
E5 Keluarga
/ dibacakan)
pasangan saya akan mengantar dan
hamil
(prosedur
mengikuti
pelayanan
VCT
ini
setelah
mengetahui
melakukanlayanan
konseling
dan testing
? manfaatnya.
dan testing HIV
menemani
saya
jikaVCT
berkunjung
diHIV
layanan
VCT
c.
Tidak
Tahu
G7
Apakah
Anda
melakukan
konseling
pra
testing
1) Yamerasa harus (lanjut ke G
Saya
akan
terkena
AIDS
dalam
beberapa
C10
menyampaikan
manfaat
pelayanan
VCT
(STOP)
2)
Tidak
E6
Keluarga
saya
akandengan
menanyakan
keadaan saya
A7
HIV
dapat
dicegah
..
(konseling
sebelum
tes
HIV)
?
9)
B6
tahun
mendatang
jika tidak
melakukan
ini
kepada
temankesehatan
yang
lain VCT
dalam membantu
melakukan
konseling dan
kepada
petugas
a.
Tidak
melakukan
hubungan
seks
dengan
berganti-ganti
pasangan dan
G8 konseling
Jika jawaban
tidak,
mengapa
Sebutkan
dan HIV-AIDSnya.
testingalasan
HIV secara
rutin.tidak
pengendalian
testing
HIV
E7 Anggota
keluarga
sayaPra
akan
selalu
mendukung dan
menggunakan
kondom
saat
berhubungan
seks ....................................................
melakukan
konseling
testing
HIV!
Saya
tidak
dapat
melindungi
diri
dari
HIV
C11
Banyak
teman-teman
yang
telah
merubah/
3) Tidak yakin/percaya dengan
B7
mendampingi
meskipun
hasil
tes
menunjukkan
b.
Tidak
menggunakan
jarum
suntik
bersama
dan ....................................................
tidak makan bersama
(STOP)melakukan
tanpa
konseling
dan
testing
HIV.
mengurangi
perilaku
berisiko
HIV
setelah
mengikuti
layanan koseling dan testing
positif
HIV
/
AIDS
c. perlu
Tidak
Tahu
....................................................
Saya
melakukan
test
HIV
secara
rutin
program
VCT
HIV
E8
keluargaCounselling
akan mendampingi
sayaadalah
selama
A8 Anggota
VCT (Voluntary
andInfeksi
Testing)
4)
....................................................
B8
karena
sangat
berisiko
terkena
Menular
Jarak layanan VCT yang jauh
D. melakukan/memanfaatkan
HAMBATAN
YANG DIRASAKAN
layanan
VCT
a. (IMS)
Tes
HIV
dan
AIDSTesting
secara HIV
sukarela
yang didahului
dengan
konselingVCT
G9 Sekual
Apakah
Anda
melakukan
?
1)
Ya layanan
(lanjut
ke G11
dan
HIV-AIDS.
5)
Petugas
tidak
NO.
PERTANYAAN
STS
TS
S
SS
E9 Keluarga
saya
mempedulikan/memperhatikan
sayadidahului
b.
Tes
HIV
dan
AIDS
secara
sukarela
tanpa
dengan
konseling
)
Perilaku
seks tinggal
saya menyebabkan
ramah
Jarak
tempat
saya dengan layanan VCT
ketika
sakit
c.
Tidak
Tahu
G10
Jika
jawaban
tidak,
alasan
mengapa
tidak
Sebutkan
saya
berisiko
mengidap
HIV
sehingga
6) Urutan pemeriksaan untuk
D1
menjadi
penghambat
bagi
saya
untuk
melakukan
B9
E10
saya
memiliki
waktu
dan
biaya
untuk ..
A9 Keluarga
Pemeriksaan
VCT
dapat
dilakukan
atas dasar
melakukan
Testing
HIV!konseling
....................................................
saya
harus
melakukan
dan
VCT terlalu rumit dan
VCT
memperhatikan
kondisi
saya ketika sakit
a.
Paksaan
dan
tekanan
(STOP)
....................................................
testing
HIV.
(Khusus
LSL
dan
Waria)
membuat bingung.
Tidak
ada
sarana sendiri/sukarela
transportasi umum yang memadai
b.berhubungan
Keinginan
....................................................
Saya
seks
dengan
seseorang
D2 menuju layanan VCT sehingga sulit dijangkau oleh 7) Takut akan stigma
c.berisiko
Tidak
G11 yang
Apakah
Anda Tahu
melakukanHIV
konseling
pasca testing
1) Ya sebutkan! (STOP)
mengidap
sehingga
8) Lainnya,
B10
A10 saya
VCT
bertujuan
untuk
..
(konseling
sesudah
teskonseling
HIV) ? dan
2) Tidak
saya
perlu
melakukan
...............................................
sulit
menyediakan
waktu
untuk melakukan
D3 Saya
a.
Mengetahui
status
kesehatan
terkait
HIV
dan
AIDS
sehingga dapat menekan
G12
Jika
jawaban
tidak,
alasan
mengapa
tidak
Sebutkan
testing
HIV. (Khusus WPS)
...............................................
VCT penularan
HIV
dan
AIDS
tersebut
melakukan
konseling
pasca Testing
HIV!secara
....................................................
Saya
selalu
menggunakan
suntik
...............................................
Meskipun
menurut
petugas jarum
hasil pemeriksaannya
b.
Memberi
pengetahuan/edukasi
tentang
cara
penularan
dan pencegahan HIV(STOP)
....................................................
bersama-sama
sayatetap
perlukhawatir
melakukan
...............................................
bersifatAIDS
rahasia sehingga
namun saya
akan
B11
D4
....................................................
dankapan
testingmengetahui
HIV. (Khusus
Penasun)
G3 konseling
Jika Pernah,
terakhir
kali hasilnya
Anda
melakukan
banyak
orang
yang
c.
Tidak
Tahu
....................................................
...............................................
konseling dan testing HIV
A11
G4
F.
A.
B12
D5
TERIMA KASIH
Lampiran 3
KERANGKA OPERASIONAL PENELITIAN
Sampel
Masalah
Populasi
Unit
Variabel
Metode
Instrumen
Teknik
Interpretasi
Data
nalisis Data
nalisis
1. Rendahnya
pemanfaatan V
semua
hanya 34,4% d orang
ari
risiko
populasi berisi tinggi
ko yg
tertular
memanfaatkan HIV-AIDS
layanan VCT d
di Kota
i
Kota Makassar Makassar
Variabel
CT
(Kemenkes,RI
dan
KPAN, 2013)
2. Pengetahuan
Tentang VCT d
an
HIV-AIDS
masih
rendah hanya
9,5%
(Riskesdas,201
0)
3. Jumlah Layan
an
VCT di Makas
sar
sedikit hanya 1
2
unit jika di
bandingkan ju
mlah
kelompok risik
o
29.740 (Keme
nkes
dan KPAN, 20
13)
4. Stigma dan
dukungan kelu
arga
Kelompok
Penasun,
WPS, LSL
dan Waria
di Kota
Makassar
Penasusn: Independen :
33, WPS: Pengetahua
25, Waria: n
Kuesioner
8, LSL: 67 Ancaman Wawancara
uantitatif
Cara
yang
pengambil dirasakan
an sampel Manfaat yan
stratified g
dirasakan
random
sampling Hambatan
yang
dirasakan
Dukungan
Keluarga
Dukungan
Petugas
Kesehatan
Variabel
Dependen :
Pemanfaatan
VCT
Analisis
Univariat
Analisis
K Bivariat
Analisis
Multivariat
pengaruh
Pengetahu
an,
Ancaman
yang
dirasakan,
Manfaat
yang
dirasakan,
Hambatan
yang
dirasakan,
Dukungan
Keluarga,
Dukungan
Petugas
Kesehatan
terhadap
Pemanfaata
n VCT di
Kota
Makassar
T
E
S
I
S
masih rendah
hanya 11% dan 9%
yang menerima
mereka
(SDKI,2012)
MASTER TABEL
MASTER TABEL
Tingkat Pendidikan
Frequency
Percent
Valid Percent
Valid
Valid
Valid
SD
SLTP
Penasun
SLTA
WPS
Diploma
LSL
Sarjana
Waria
Total
Total
Percent
Cumulative
HASIL6 OUTPUT
UNIVARIAT
4.5 ANALISIS 4.5
4.5
Percent
Frequency
Percent
Valid Percent
10
7.5
7.5
12.0
Kategori
Responden
33
24.8
24.8
24.8
97
72.9
72.9
85.0
25
18.8
18.8
43.6
8
6.0
6.0
91.0
67
50.4
50.4 Cumulative 94.0
12
9.0
9.0
100.0
Percent
8
6.0
6.0
100.0
133
100.0
100.0
Frequency
Percent
Valid Percent
133
100.0
100.0
<20
10
21-30
88
31-40
30
41-50
5
3.8
Umur
Responden
Total
Valid
Valid
Valid
Cumulative
7.5
133
7.5
7.5
66.2Pekerjaan
66.2
73.7
22.6
22.6
96.2
3.8
100.0
100.0
Frequency
Percent
Frequency
Percent
baik
92
69.2
Kawin
40
kurang
41
30.8
Belum Kawin
78
Total
133
100.0
Frequency
Percent
Duda/Janda
15
kuat
Total
lemah
Total
113
100.0
Cumulative
Cumulative
Percent
Valid Percent
Percent
Valid Percent
69.2
69.2
30.1
30.1
30.1
30.8
100.0
58.6
58.6Cumulative
88.7
100.0
Valid Percent 11.3 Percent
11.3
100.0
85.0 100.0
20
15.0
15.0
133
100.0
100.0
85.0
100.0
Jenis Kelamin
Valid
Laki-Laki
Perempuan
Total
Frequency
Percent
Valid Percent
kategori pengetahuan
102
76.7
76.7
Status Perkawinan
31
23.3
23.3
133
100.0
Cumulative
Percent
76.7
100.0
100.0
kategori ancaman
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
Tidak Bekerja
21
15.8
15.8
15.8
Mahasiswa/Pelajar
1.5
1.5
17.3
PNS
2.3
2.3
19.5
23
17.3
Pedagang/Wiraswasta
Valid
Pegawai Swasta
Frequency
Ibu Rumah Tangga
hambatan tinggi
hambatan rendah
Total
Valid
54
30.8
Valid Percent
7
5.3
40.6
40.6
79
59.4
59.4
100.0
100.0
Valid Percent
133
Percent
Frequency
39.8
39.8
39.8
dukungan kurang
80
60.2
60.2
100.0
133
100.0
100.0
10
Pegawai Salon
Karyawan
Frequency
Kafe/toko/karaoke/SPG
memanfaatkan
tidaklainnya
memanfaatkan
TotalTotal
6
17
7.7
Percent
90
67.7
43
3
32.3
133
133
100.0
7.5
7.5
4.5
12.8
Valid Percent
4.5
Cumulative
12.8
Percent
2.3
100.0 100.0
100.0
100.0
kategori pemanfaatan
Cumulative
Percent
Frequency
Valid
manfaat baik
manfaat kurang
Total
Percent
85.0
9
67.7
32.3
kategori manfaat
72.9
80.5
67.7
2.3
67.7
Percent
53
Pekerja Seks
36.8
100.0
Cumulative
dukungan baik
Total
Valid
41
Percent
17.3
Cumulative
30.8
Percent
5.3
40.6
Valid Percent
103
77.4
77.4
77.4
30
22.6
22.6
100.0
133
100.0
100.0
100.0
kategori pemanfaatan
tidak
memanfaatkan
memanfaatkan
kategori pengetahuan
baik
Count
Cumulative
pengetahuan
kategori hambatan
Frequency
Percent
Valid Percent
kurang
Count
5.278
Valid
N of Valid Cases
dukungan baik
dukungan kurang
Total
kategori ancaman
33
24.8
24.8
133
kuat
100.0
Count
100.0
73.9%
26.1%
100.0%
22
19
41
46.3%
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
100.0%
90
43
133
67.7%
32.3%
100.0%
.027
75.2
.019
HASIL ANALISISCount
BIVARIAT (Chi Square)
% within kategori ancaman
tidak
100.0
Total memanfaatkan
Count
Crosstab
92
53.7%
Exact Sig. (2-
Total
24
.022
lemah
68
Percent
% within kategori
Asymp. Sig. (2pengetahuan
sided)
Value
df
Total
Count
a
Pearson Chi-Square
1
.021
5.318
% within kategori
b
4.433
1
.035
Continuity Correction
pengetahuan
Likelihood Ratio
5.176
1
.023
kategori dukungan keluarga
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association
Total
memanfaatkan
71
42
113
62.8%
37.2%
100.0%
19
20
95.0%
5.0%
100.0%
90
43
133
67.7%
32.3%
100.0%
Chi-Square Tests
df
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
8.037
b
6.634
Likelihood Ratio
Crosstab
10.338
sided)
sided)
sided)
.005
.010
.001
.004
Linear-by-Linear Association
7.977
N of Valid Cases
.002
.005
kategori pemanfaatan
133
tidak
memanfaatkan
memanfaatkan
kategori manfaat
manfaat baik
Count
% within kategori manfaat
manfaat kurang
Total
81
22
103
78.6%
21.4%
100.0%
21
30
Count
df Count
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
90 sided)
sided)
a
% within
1
25.125kategori manfaat
Chi-Square
Tests
22.951
1
.00067.7%
43 sided) 133
32.3%
100.0%
.000
a. Likelihood
0 cells (.0%)
have expected count less
than 5. The minimum
expected.000
count is 13.26.
Ratio
23.905
1
b. Fisher's
Computed
onlyTest
for a 2x2 table
Exact
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
.000
24.936
.000
133
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.47.
b. Computed only for a 2x2 table
.000
kategori pemanfaatan
tidak
memanfaatkan
Total memanfaatkan
kategori hambatan
hambatan tinggi
Count
% within kategori
20
34
54
37.0%
63.0%
100.0%
70
79
hambatan
hambatan
rendah
Value
Total
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association
Count
% within kategori
Asymp. Sig. (2hambatan
sided)
df
Count
a
1
.000
38.991
%
within
kategori
36.670
1
.000
hambatan
40.182
1
.000
Crosstab
38.698
N of Valid Cases
.000
88.6%
Exact Sig. (2sided)
90
sided)
43
67.7%
.000
baik
100.0%
.000
kategori pemanfaatan
133
dukungan
133
32.3%
tidak
memanfaatkan
11.4%
100.0%
Exact Sig. (1-
Count
% within kategori
memanfaatkan
Total
48
53
90.6%
9.4%
100.0%
42
38
80
52.5%
47.5%
100.0%
43
133
32.3%
100.0%
dukungan keluarga
dukungan
kurang
Count
% within kategori
dukungan keluarga
Total
Count
90
Chi-Square Tests
% within kategori
67.7%
Crosstab
dukungan keluarga
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.70.
b. Computed only for a 2x2 table
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
df
Crosstab
Likelihood Ratio
sided)
sided)
sided)
.000
19.410
.000
23.579
.000
21.115
b
.000
20.956
N of Valid Cases
.000
.000
kategori pemanfaatan
133
tidak
dukungan
kesehatan
memanfaatkan
memanfaatkan
78
22
100
78.0%
22.0%
100.0%
12
21
33
Count
baik
Total
gan
petugas kesehatan
Chi-Square
Tests
dukungan
Count
36.4%
Exact Sig. (2sided)
90
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
32.3%
.000
19.513
.000
133
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.46.
b. Computed only for a 2x2 table
sided)
43
67.7%
63.6%
100.0%
Exact Sig. (1133
100.0%
.000
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.14.
b. Computed only for a 2x2 table
Chi-Square Tests
Crosstab
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.67.
b. Computed only for a 2x2 table
Chi-Square Tests
Step 1
A_kategori(1)
.550
S.E.
Wald
df
Sig.
Variables in the Equation
.668
.678
1
.410
Exp(B)
Lower
Upper
1.733
.468
6.416
B_kategori(1)
-2.194
1.232
3.170
.075
.111
.010
1.248
C_kategori(1)
2.744
.711
14.891
.000
15.546
3.858
62.638
D_Kategori(1)
-2.158
.596
13.131
.000
.116
.036
.371
E_kategori(1)
1.793
.722
6.167
.013
6.009
1.459
24.744
F_kategori(1)
1.801
.701
6.595
.010
6.057
1.532
23.952
-2.143
.763
7.883
.005
.117
Constant