Anda di halaman 1dari 5

Bab 6 ACCOUNTING MEASUREMENT

SYSTEM
Permasalahan pada praktek akuntansi biasanya berkaitan dengan masalah
pencatatan dan pelaporan laporan keuangan atau transaksi ekonomi. Landasan
dasar dalam memproses laporan keuangan mengalami sedikit perubahan semenjak
ditemukannya sistem double entry oleh Pacioli. Setelah Wall Street jatuh pada
tanggal 1929, sistem tradisional yang menggunakan biaya historis
kembali
diterapkan. Namun, hingga pada akhir tahun 1930 penggunannya tidak secara
sistematis digunakan sebagai dasar utama dalam pengukuran, pencatatan dan
pelaporan transaksi ekonomi dalam suatu perusahaan. Di tahun 1960 kemudian
muncul beberapa alternatif sistem pengukuran yang lain yang kemudian terus
dikembangkan untuk menggantikan sistem biaya historis. Yang pertama adalah
mengukur nilai terkini pada objek yang telah terpakai menggunkan sistem current
buying price atau kita kenal sebagai Current Cost Accounting System dan yang
kedua adalah menggunkan sistem current selling price atau yang dikenal sebagai
Exit Price Accounting System.

Pengukuran Akuntansi Biaya Historis (Biaya historis


Accounting)
A. Tujuannya dalam akuntansi
Tujuan penggunaan biaya historis menekankan pada hubungan kontrak
antara perusahaan dan pihak yang menyediakan sumber informasi tersebut. Kritik
terhadap biaya historis menyatakan bahwa metode tersebut hanya
memperhitungkan input yang berdasar pada biaya historis tanpa memperhatikan
perubahan nilai dari aset dan liabilitas. Hal tersebut tentu menyesatkan dan
menghasilkan dividen yang tidak tepat karena mungkin terdapat gain/loss selama
memiliki aset/liabilitas tersebut, dan ini seharusnya diakui ketika mengevaluasi
aset tersebut. Dalam biaya historis gain/loss tersebut tidak diakui sampai aset
tersebut benar-benar terjual. Oleh karena itu dalam biaya historis, menentukan
nilai net residual value tidaklah penting.
B. Modal dan Keuntungan
Untuk mementukan profit berdasarkan biaya historis, perusahaan perlu
menggunakan jumlah modal (aset dikurang liabilitas) awal periode operasi
dimana seluruh aset dan liabilitasnya diukur dengan menggunakan biaya historis.
Dan income diperoleh dari mengurangkan modal diakhir periode dengan diawal
periode. Dalam metode biaya historis, income menunjukan pencapaian perusahaan
pada periode tertentu, expense menunjukan usaha yang telah dikeluarkan
(berdasarkan biaya historis) dan profit menunjukan keefektifan perusahaan dalam
beroperasi. Profit merupakan hal yang terpenting dalam metode biaya historis.

C. Matching of Cost Theory


Akuntan yang menganut biaya historis selalu melacak aliran biaya. Ketika
perusahan melakukan pembelian, tugas akuntan adalah melacak pegerakan
biayanya dan melekatkannya/mencocokannya dengan pendapatan yang mengalir
ke perusahaan. Dengan kata lain, akuntan harus menentukan biaya yang mana
yang cocok di tempatkan pada laporan laba rugi dan yang mana yang cocok
ditempatkan pada neraca. Konsep ini mengarahkan para akuntan dalam
memutuskan mana biaya (cost) dan mana beban (expense).
D. Konservatisme
Prinsip konservatisme juga sangat penting diterapkan dalam sistem biaya
historis. Prinsip konservatisme menyatakan bahwa, apabila terdapat beberapa
alternaif dalam akuntansi, maka keputusan yang dipilih adalah keputsan yang
memberikan dampak terburuk sebagai bentuk antisipasi perusahaan, sebagai
contoh beban harus di alokasikan secepat mungkin, sementara pendapatan tidak
boleh diakui sebelum ada kepastian bahwa manfaatnya akan benar-benar mengalir
ke perusahaan.
E. Argumen-argumen Metode Biaya historis
Biaya historis menuai banyak kritik dari berbagai pihak, berikut adalah argumenargumen dari para pendukung metode biaya historis untuk mempertahankan
prinsipnya
1. Biaya historis relevan dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2. Biaya historis didasarkan pada transaksi yang aktual, bukan hanya
transaksi yang mungkin terjadi.
3. Sepanjang sejarah, laporan keuangan berdasarkan biaya historis telah
berguna.
4. Pemahaman terbaik konsep profit adalah kelebihan dari harga jual
terhadap harga perolehan/ biaya historis.
5. Akuntan harus menjaga integritas data mereka terhadap modifikasi
internal.
6. Seberapa bermanfaatkah informasi mengenai profit, berdasarkan
current cost atau exit price ?
7. Perubahan harga pasar dapat diungkapkan sebagai data tambahan.
8. Tidak ada bukti yang cukup untuk membenarkan penolakan terhadap
akuntansi biaya historis.
F. Kritik Terhadap Historical Cost Accounting
Sejarah akuntansi menunjukan bahwa, tujuan dari akuntansi adalah untuk
membantu para pemakai laporan keuangan dalam proses pengambilan keputusan.
Dalam hal ini, pengukuran yang diperlukan adalah yang bersifat looking forward
atau memperkirakan masa depan, bukan hanya yang mempertimbangkan
informasi pada masa lalu seperti yang ditekankan pada biaya historis. Pengukuran
yang digunakan seharusnya tidak membatasi akuntabilitas perusahaan untuk
menyajikan nilai yang sesungguhnya dari aset atau liabilitas yang ada.

Current Cost Accounting


Current Cost Accounting adalah sistem akuntansi dimana aset dinilai
berdasarkan nilai sekarang (fair value) dan profitnya berdasarkan pada nilai saat
aset tersebut dibeli. Tujuan dari Current Cost Accounting (CCA) berdasarkan pada
3 asumsi yang diungkapkan oleh Edwards dan Bell :
1. Berapa nilai aset yang harus dimiliki pada waktu tertentu? Ini
merupakan
masalah ekspansi.
2. Aset tersebut harusnya bentuknya apa? Ini merupakan masalah
komposisi.
3. Bagaimana aset tersebut dibiayai? Ini merupakan masalah pembiayaan.
Konsep Laba Usaha dan Modal Keuangan
Sehubungan dengan profit, ada hal yang perlu diperhatikan:
1. Holding decision yaitu kapan saat ingin hold aset dan liabilitas atau
kapan saat menjualnya.
2. Operating Decision yaitu bagaimana menggunakan dan membiayai
operasional entitas.

Modal Uang VS Modal Fisik


Perbedaan mendasar pada modal dan modal fisik adalah penggunaan
holding gain. Holding gain lumrah digunakan pada modal, sedangkan modal fisik
tidak menggunakan holding gain.
Dukungan terhadap Modal Fisik
Pendukung modal fisik berpendapat bahwa modal merupakan suatu bentuk fisik
yang menunjukkan kemampuan operasional perusahaan. Sebelumnya dikatakan
bahwa penggunaan konsep holding gain sebagai profit karena:
Sebagai penghematan biaya
Mewakili penambahan arus kas pada masa mendatang
Samuelson membantah pernyataan tersebut. Ia menganggap bahwa cost savings
harusnya dimasukkan ke penyesuaian pemeliharaan modal. Ia juga berpendapat
bahwa holding gain merupakan sebuah kesempatan untuk mengambil keuntungan
dari pihak yang berlawanan. Holding gain merupakan keuntungan yang tidak
diambil dan juga tidak berwujud. Menurutnya, dalam net cash flows, keuntungan
berasal dari arus kas yang berwujud dan realised, dan holding gain tidak
memenuhi persyaratan tersebut, sehingga tidak masuk ke bagian profit.
Fitur Utama dalam Physical Capacity System, Capital Maintenance
Capital Maintenance adalah konsep akuntansi didasarkan pada prinsip
bahwa pendapatan hanya diakui setelah modal telah dipertahankan. Pemeliharaan

modal telah dicapai jika jumlah modal perusahaan pada akhir periode tidak
berubah dari yang pada awal periode, apabila terdapat jumlah yang berlebih maka
diperlakukan sebagai keuntungan.
Monetary Items dan Non-monetary Items
Monetary items adalah aktiva yang mempunyai klaim untuk menerima
sejumlah manfaat mata uang (rupiah, dollar) di masa mendatang tanpa
memperhatikan perubahan keadaan ekonomi dan daya beli masyarakat, seperti
inflasi. Pegukuran monetary item berdasarkan pada nilai historical cost. Item
kebanyakan berasal dari kreditur, debitur, kas, pembayaran dimuka dan cerukan
bank. Sebaliknya non-monetary items berpengaruh terhadap keadaan sekitar
sehingga dibutuhkan penyesuaian pada mata uangnya, sehingga pengukuran
berdasarkan pada nilai kini, nilai tersebut berasal dari:
Harga perolehan masa kini
Indeks spesifik karena tidak ada harga pasarnya
Untuk spessifik atau untuk digantikan
Argumen yang Mendukung dan Menentang Current Cost
Pengakuan Prinsip
Para pendukung historical cost berpendapat bahwa nilai masa kini melanggar
konservatisme prinsip yang menyatakan bahwa keuntungan diakui pada saat aset
non-moneter dijual. Pendukung current cost berpendapat bahwa unrealised
holding gain menunjukkan adanya fenomena pergerakan nilai aset yang terjadi
pada waktu tersebut sehingga harus diakui, apabila memiliki bukti yang cukup
kuat.
Objektivitas Current cost
Para pendukung historical cost berpendapat bahwa nilai masa kini tidak objektif
karena kebanyakan kasus, nilai masa kini penggunaannya tidak berdsarkan pada
transaksi aktual yang perusahaan lakukan. Namun objektivitas dalam historical
cost sendiri juga sulit untuk mengukurnya. Sebagai contohbarang-barang yang
mudah didapat seperti bahan baku, persediaan barang dan lainnya, karena barangbarang tersebut bersifat operasional dan pemakaiannya
Kritik Spesifik terhadap Current cost
Pendukung Historical Cost
Para pendukung historical cost banyak yang menolak current cost/aktual, hal ini
karena current cost melanggar prinsip awal realisasi. Permasalahan berada pada
pengukuran terhadap kenaikan biaya. Apabila tidak ada pasar yang dapat
dibandingkan, maka dasar pembanding terhadap nilai aset masa kini berdasarkan
pada pembelian aset baru untuk menggantikan aset lama. Penilaian terhadap
adanya keuntungan dan kerugian operasional aset juga tidaklah mudah. Selain

perubahan nilai aset, current cost/aktual juga juga dibutuhkan adanya penyesuaian
terhadap seluruh biaya operasi dan biaya-biaya yang terkait di dalamnya, serta
penyesuaian terhadap nilai output.
Perbandingan antara Historical cost dan current cost
Perbedaan antara perhitungan historical cost dan current cost berada pada
perhitungan terhadap perhitungan profit. Pada historical cost, profit yang
dihasilkan justru lebih besar dibandingkan perhitungan current cost. Hal ini
karena current cost memiliki adanya unrealised holding gain. Dalam Current cost,
pemisahan antara profit dan unrealised profit menunjukkan adanya 2 (dua)
keuntungan dengan aktivitas yang berbeda, profit muncul karena adanya aktivitas
operasional yang dikelola oleh manajemen, dan unrealised profit muncul karena
adanya aktivitasholding perusahaan. Sedangkan dalam historical cost, kedua
profit ini dianggap satu kesatuan.
Pendukung Exit Price
Pendukung teori ini menganggap bahwa biaya berarti opportunity cost atau
pengorbanan terhadap alternatif lain. Di beberapa kasus, pengorbanan yang
dihadapi perusahaan terhadap aset yaitu pada saat ingin menjualnya
dibandingmenggunakannya. Sehingga penggunaan current cost menjadi tidak
relevan. Penggunaan exit price atau realisable value menjadi lebih logis dalam
kasus ini karena objektivitas current cost yang sulit dinilai. Current cost
memerlukan perhitungan matematis karena dalam praktiknya, current cost diukur
melibatkan variasi metode pengukuran. Selain itu current cost dianggap tidak
relevan dalam beberapa keputusan investasi karena tidak berfokus pada
kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber dananya.

Exit Price Accounting


Pendapatan dan Modal
Exit Price Accounting adalah suatu sistem akuntansi yang menggunakan
harga jual pasar untuk mengukur laporan keuangan perusahaan dan performa
perusahaan. Terdapat dua alasan dari conventional historical cost accounting:
- Nilai dari non-monetary asset disesuaikan untuk mengukur perubahan
harga jual pasar asset tersebut dan nilai tersebut sudah termasuk
pendapatan unrealized gain.
- Perubahan dalam daya beli uang digunakan untuk pertimbangan dalam
mengukur modal keuangan dan hasil operasi.

Anda mungkin juga menyukai