Anda di halaman 1dari 168
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL JALAN JENDERAL A, YANI JAKARTA 13230 KOTAK POS 225 JAKARTA 19013 ‘TELEPON (021) 4690308 FAKSIMILI [021] 4897528 SITUS wave beacuhal 30:8 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Yth 1 2 3 4. 5. 6. 7 8 9. OS November 2015 Sekretaris Direktorat Jenderal; Para Direktur; Kepala Pusat Kepatuhan Internal; Para Tenaga Pengkaji; Para Kepala Kantor Wilayah DJBC; Para Kepala Kantor Pelayanan Utama; Para Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai; Para Kepala Pangakalan Sarana Operasi; Para Kepala Balai Pengujian dan Identifikasi Barang; di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai SURAT PENGANTAR Nomor SP- 240 /BC.15/2015 No | Naskah Dinas / Barang Banyaknya Salinan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai 4 (eatu) | Nomor PER-19/BC/2015 bseiaie Tanggal : 30 Oktober 2015 Hal Pedoman Tata naskah Dinas Direktorat Diterima tanggal.. Jenderal Bea dan Cukai Penerima, Pengirim (Nama Jabatan) NIP. Nomor Telepon : Nomor Faksimil : Keterangan Disampaikan dengan hormat untuk digunakan | sebagaimana mestinya. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. ‘SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI Menimbang Mengingat Memperhatikan : Menetapkan NOMOR PER-19/BC/2015 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS, DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 3 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.01/2014 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Kementerian Keuangan, masing-masing Unit Organisasi Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan menyusun tata naskah dinas yang secara khusus berkaitan dengan substansi bidang tugas dan fungsinya; b. bahwa dalam rangka penyeragaman tata naskah dinas di Ingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, perlu diatur pedoman tata naskah dinas di lingkungan Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai: c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Bea Dan Cukai tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai: 1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.01/2012 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.3/PMK.01/2014; 2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.01/2014 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Kementerian Keuangan; 3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Keuangan; 4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 448/KMK.01/2001 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Pangkalan Sarana Operasi Bea Dan Cukai sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.5/PMK.01/2014; 5. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 449/KMK.01/2001 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Balai Pengujian Dan Identifikasi Barang sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 176/PMK.01/2012; Persetujuan Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan dalam Surat Nomor S-1598/SJ/2015 tanggal 25 September 2015 MEMUTUSKAN: : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI. Pasal 1 Pedoman Tata Naskah Dinas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini. Pasal 2 Pedoman Tata Naskah Dinas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai digunakan sebagai acuan bagi seluruh unit organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai baik di kantor pusat, instansi vertikal, maupun unit pelaksana teknis. Pasal 3 Setiap pimpinan unit organisasi baik di kantor pusat, instansi vertikal, maupun unit pelaksana teknis bertanggung jawab atas pelaksanaan tata naskah dinas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai di lingkungan kerjanya masing-masing. Pasal 4 Pada saat Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini mulai berlaku, Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-50/BC/2005 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 5 (1) Tata Naskah Dinas yang telah ada dinyatakan tetap berlaku sepanjang belum diganti sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal ini (2) Penyesuaian Tata Naskah Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan paling lambat tanggal 31 Desember 2015. Pasal 6 Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Oktober 2015 DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, -ttd- Salinan sesuai dengan aslinya, HERU PAMBUDI Sekretaris Direktorat Jenderal ub. Kepala Bagian Umum el — Indrajati Martini LAMPIRAN. PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAL NOMOR PER-19/BC/2013 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAL DAFTAR ISI DAFTAR ISI .... DAFTAR CONTOH DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN ..... Latar Belakang A. Maksud dan Tujuan B. Sasaran C. Asas-asas .. D. Ruang Lingkup E. Pengertian Umum BAB II JENIS DAN FORMAT NASKAH DINAS A. Naskah Dinas Arahan .. 1. Naskah Dinas Pengaturan ... a. Pedoman — b, Petunjuk Pelaksanaan . ¢. Standar Operasional Prosedur d. Surat Edaran .. 2. Naskah Dinas Penugasan a. Instruksi b, Surat Perintah c. Surat Tugas B. Naskah Dinas Korespondenst 1. Naskah Dinas Koresponden: a. Nota Dinas .. b. Memorandum 2. Naskah Dinas Korespondensi Ekstern 3. Surat Undangan C.Naskah Dinas Khusus Surat Perjanjian . Surat Kuasa . Berita Acara Surat Keterangan .. Surat Pengantar . Pengumuman .. D.Laporan .. E. Telaahan Staf .. F, Formulir seseetee G.Naskah Dinas Lainnya .. 1. Naskah Serah Terima Jabatan . 2. Notula .. 3. Lembar Ralat .......s00 4. Surat Perjalanan Dinas H.Naskah Dinas Bersama I. Naskah Dinas Elektronis .. OASENE BAB Ill PENYUSUNAN NASKAH DINAS . A. ZrPRorrommo N. BAB IV PENGELOLAAN NASKAH DINAS . TOsBoODD BAB V PENGGUNAAN LAMBANG NEGARA, LOGO, DAN CAP DINAS . poOm> BAB VI A. B. BAB VII . Nomor Halaman . . Ketentuan Jarak Spasi . Lampiran ...... . Ruang Tanda Tangan .. |. Penentuan Batas/Ruang Tepi .. . Susunan Naskah Dinas Korespondensi . . Penggunaan Singkatan Akronim . Penggunaan Cap Dinas . Persyaratan Penyusunan ... Nama Instansi/Jabatan pada Kepala Naskah Dinas ... 1. Kepala Naskah Dinas dengan Nama Jabatan Menteri Keuangan 2. Kepala Naskah Dinas Instansi/Unit Organisasi Penomoran dan Pengodean Naskah Dinas ... 1. Pengodean Naskah Dinas di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai .. 2. Kode Naskah Dinas di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai 3. Tata Cara Penulisan Nomor dan Kode Nas} inas 4. Kode Unit Organisasi Eselon I di Lingkungan Kementerian Keuangan Penggunaan Huruf Kata Penyambung . Nomor Salinan Surat Daftar Distribusi Penulisan Nomor Identitas Pegawai .. Penggunaan Bahasa . Pengertian .. Ketentuan Penyusunan dan Pengelolaan Naskah Dinas Media/Sarana Naskah Dinas .. Penanganan Naskah Dinas Masuk .. Penanganan Naskah Dinas Keluar . Ralat Naskah Dinas .. Penggunaan Lambang Negara Penggunaan Logo . Penggunaan Lambang Negara dan Logo dalam Kerja Sama . Pengawasan dan Pengendalian LAIN-LAIN .. Salinan dan Petikan .... Naskah Dinas Tambahan .. 1, Memorandum Pengakhiran Jabatan .. 2. Naskah Dinas Khusus Berbahasa Inggris .. 3. Formulir Berita Telegram/Teleks/Radiogram Kode Naskah Dinas di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (fambahan) . Penulisan Slogan dalam naskah Dinas. Penggunaan Kepala Naskah Dinas untuk ‘Tim/Panitia Khusus Penggunaan Cap Dinas dan Kode Surat untuk Tim/Panitia Khusus . PENUTUP 99 99 99 99 100 103 103 103 105 106 110 110 110 110 i 113 113 114 117 117 118 119 119 119 127 130 131 134 139 141 143 143 143 144 144 146 147 147 151 151 151 153 155 155 156 158, 160 Contoh 1 Contoh 2 Contoh 3 Contoh 4 Contoh 5 Contoh 6 Contoh 7 Contoh 8 Contoh 9 Contoh 10 Contoh 11 Contoh 12 Contoh 13 Contoh 14 Contoh 15 Contoh 16 Contoh 17 Contoh 18 Contoh 19 Contoh 20 Contoh 21 Contoh 22 Contoh 23 Contoh 24 Contoh 25 Contoh 26 Contoh 27 Contoh 28 Contoh 29 Contoh 30 Contoh 31 Contoh 32 Contoh 33 Contoh 34 Contoh 35 Contoh 36 Contoh 37 Contoh 38 Contoh 39 Contoh 40 Contoh 41 Contoh 42 Contoh 43 Contoh 44 Contoh 45 Contoh 46 DAFTAR CONTOH Format Pedoman .. Format Petunjuk Pelaksanaan = Format Surat Edaran Atas Nama Menteri Keuangan ... Format Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai .... Format Surat Edaran Kepala Kanwil Format Surat Edaran Kepala Kantor/Pangkalan/Balai .. Format Surat Edaran dengan Jumlah Halaman Lebih Dari Satu . Format Surat Edaran Bersama Format Instruksi Direktur Jenderal Bea dan Cukai Format Instruksi dengan Jumlah Halaman Lebih Dari Satu Format Surat Perintah Direktur Jenderal Bea dan Cukai .. Format Surat Tugas Direktur Jenderal Bea dan Cukai Format Surat Tugas Pejabat Eselon II Format Nota Dinas Dengan Nama Jabatan Penandatangan Sama Dengan Pengirim Format Nota Dinas Dengan Nama Jabatan Penandatangan Tidak ‘Sama Dengan Pengirim : Format Nota Dinas Dengan Jumlah Halaman Lebih Dari Satu. Format Nota Dinas Bersama . Format Memorandum Format Surat Dinas Untuk Pejabat Negara Format Surat Dinas Dengan Jumlah Halaman Lebih Dari Satu - Format Surat Dinas Pimpinan Unit Eselon I atas nama Menteri Keuangan Format Surat Dinas Pimpinan Unit Eselon Tatas nama Menteri Keuangan Dengan Jumlah Halaman Lebih Dari Satu . Format Surat Dinas Untuk Nonpejabat Negara Format Surat Dinas Bersama Eselon II... Format Kartu Undangan Menteri Keuangan Format Kartu Undangan Non Pejabat Negara Format Surat Undangan ..... Format Lampiran Surat Undangan .. Format Surat Perjanjian Antar Instansi Dalam Negeri Format Perjanjian Kerjasama Pemerintah Lingkup Nasional ... Format Surat Kuasa . Format Surat Kuasa untuk Penandatanganan MOU Format Surat Kuasa untuk Penandatanganan MOU (dalam Bahasa Inggris) Format Berita Acara .. Format Berita Acara dengan Jumlah Halaman lebih dari Satu Format Surat Keterangan .. Format Surat Pengantar Format Pengumuman Format Laporan .. Format Laporan dengan Jumlah Halaman Lebih Dari Satu . Format Telaahan Staf Formulir Berita Faksimile .. Formulir Berita Telepon Naskah Serah Terima Jabatan Eselon II Naskah Serah Terima Jabatan Eselon I Format Notula ... Contoh 47 Contoh 48 Contoh 49 Contoh 50 Contoh 51 Contoh 52 Contoh 53 Contoh 54 Contoh 55 Contoh 56 Contoh 57 Contoh 58 Contoh 59 Contoh 60 Contoh 61 Contoh 62 Contoh 63 Contoh 64 Contoh 65 Contoh 66 Contoh 67 Contoh 68 Contoh 69 Contoh 70 Contoh 71 Contoh 72 Contoh 73 Contoh 74 Contoh 75 Contoh 76 Contoh 77 Contoh 78 Contoh 79 Contoh 80 Contoh 81 Lembar Ralat .. Kepala Naskah Dinas dengan Nama Jabatan Menteri Keuangan Kepala Naskah Dinas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk Direktur Jenderal Bea dan Cukai ... Kepala Naskah Dinas Unit Organisasi Eselon II Kepala Naskah Dinas Kantor Wilayah .. Kepala Naskah Dinas Kantor Pelayanan Utama Kepala Naskah Dinas Kantor Vertikal (Unit Organisasi Eselon Ill atau IV) ... Penulisan Nomor dan Kode Surat Dinas Penulisan Nomor dan Kode Nota Dinas Penulisan Kode Penunjuk ......... Penulisan Kata Penyambung . Lampiran untuk Jenis Naskah Dinas Berupa Surat Dinas, Surat Undangan, Surat Tugas, dan sebagainya Penulisan Nomor Salinan Surat Penulisan Ruang Tanda Tangan .. Penulisan Nomor Identitas Pegawai Penulisan Atas Nama (a.n.) Dalam Penandatanganan Surat .. Penulisan Atas Nama (a.n.) dan Untuk Beliau (u.b) Dalam Penandatanganan Surat .. - Penulisan Untuk Beliau (u.b,) Dalam Penandatanganan Surat Contoh Penulisan Sebutan Pit. dan Plh. dalam Penandatanganan Naskah Dinas Contoh Format Lembar Disposisi Cara Melipat Naskah Dinas Penulisan Tanggal Naskah Dinas Penulisan Alamat Naskah Dina: Format Verbal Format Verbal untuk Naskah Dinas Bersama . Lambang Negara ...... Logo Kementerian Keuangan . Bentuk Cap Dinas Format Ruang Penandatanganan Salinan ... Format Salinan Peraturan Direktur Jenderal Format Petikan Keputusan ... Format Surat Korespondensi Bahasa Inggris Formulir Berita Telegram /Telex/Radiograrr Format Penulisan Slogan Dalam Naskah Dinas Kepala Naskah Dinas untuk Tim/Panitia Khusus . 95 100 101 101 102 102 102 105 105 106 110 112 113 114 117 122 123 123 124 126 129 130 131 136 137 143 144 145 147 148 150 152 154 156 157 Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 18 Tabel 19 DAFTAR TABEL Matriks Kewenangan Penandatangan Naskah Dinas di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai Kode Naskah Dinas yang Memuat Kebijakan Pokok atau Kebijakan Pelaksanaan .. . Kode Naskah Dinas yang Bersifat Internal dan Eksternal Kode Naskah Dinas yang Bersifat Khusus ..... Nomor dan Kode Peraturan Menteri Keuangan yang Ditandatangani oleh Menteri Keuangan .. Nomor dan Kode Keputusan ‘Menteri Keuangan yang Ditandatangani oleh Menteri Keuangan Nomor dan Kode Keputusan Menteri Keuangan yang Ditandatangani Oleh Pejabat Eselon I Atas Nama Menteri Keuangan Nomor Dan Kode Instruksi Menteri Keuangan Nomor dan Kode Surat Dinas yang Ditandatangani Menteri Keuangan Nomor dan Kode Surat Dinas Menteri Keuangan yang Ditandatangani Atas Nama Menteri Keuangan oleh Pejabat Eselon I . Nomor Dan Kode Naskah Dinas Pada Unit Organisasi Eselon I Nomor dan Kode Surat Dinas Tenaga Pengkaji Nomor Dan Kode Naskah Dinas Pada Kantor Wilayah . Nomor dan Kode Naskah Dinas Pada Kantor Pelayanan dan Unit Pelaksana Teknis .... Standar Ukuran Kertas Dan Penjelasannya ..... Akronim Titelatur Singkatan Dan Akronim Nomenklatur .... Matriks Naskah Dinas Yang Dapat Dilakukan Ralat Matriks Kewenangan Penandatanganan Salinan Keputusan di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai 97 104 104 104 107 107 107 108 108 108 109 109 109 110 127 139 140 142 149 PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tata naskah dinas yang seragam dan berlaku secara nasional akan sangat mendukung kelancaran arus komunikasi dan informasi antar instansi pemerintah dalam rangka membantu penyelenggaraan pemerintahan negara. Guna mencapai tujuan tersebut, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi telah mengeluarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2012 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Instansi Pemerintah untuk digunakan sebagai acuan umum _ penyelenggaraan administrasi umum dan acuan penyusunan pedoman tata naskah dinas yang disesuaikan dengan kebutuhan instansi masing-masing. Untuk meningkatkan tertib administrasi kedinasan, kelancaran arus komunikasi dan informasi antarunit organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan, serta_menyempurnakan ketentuan tata naskah dinas Kementerian Keuangan, Menteri Keuangan telah menetapkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.01/2014 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Kementerian Keuangan. Bahwa dalam rangka menindaklanjuti Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.01/2014 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Kementerian Keuangan serta menyempurnakan ketentuan tata naskah dinas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, maka perlu disusun pedoman tata naskah dinas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud Pedoman Tata Naskah Dinas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dimaksudkan sebagai acuan pembuatan dan pengelolaan tata naskah dinas setiap unit organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. 2. Tyjuan Pedoman Tata Naskah Dinas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai_ bertujuan menciptakan kelancaran komunikasi tulis yang efektif dan efisien antar unit organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai atau dengan instansi/pihak lain di luar Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dalam penyelenggaraan urusan tertentu dalam pemerintahan. C. Sasaran Sasaran penetapan Pedoman Tata Naskah Dinas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah: 1, tercapainya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan tata naskah dinas; 2. terwujudnya keterpaduan pengelolaan tata naskah dinas dengan unsur lainnya dalam lingkup administrasi umum; lancarnya komunikasi tulis kedinasan serta kemudahan dalam pengendalian; tercapainya efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan tata naskah dinas; berkurangnya tumpang tindih, salah tafsir, dan pemborosan penyelenggaraan tata naskah dinas. D. Asas-asas Asas yang harus diperhatikan dalam penyusunan naskah dinas adalah sebagai berikut. 1. Asas Efektif dan Efisien Penyelenggaraan tata naskah dinas perlu dilakukan secara efektif dan efisien dalam penulisan, penggunaan ruang atau lembar naskah dinas, spesifikasi informasi, serta dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik, benar, dan lugas. 2. Asas Pembakuan Naskah dinas diproses dan disusun menurut tata cara dan bentuk yang telah dibakukan. 3. Asas Pertanggungjawaban Penyelenggaraan tata naskah dinas dapat dipertanggungjawabkan dari segi isi, format, prosedur, kearsipan, kewenangan, dan keabsahan. 4, Asas Keterkaitan Kegiatan penyelenggaraan tata naskah dinas dilakukan dalam satu kesatuan sistem administrasi umum. 5. Asas Kecepatan dan Ketepatan Naskah dinas harus dapat diselesaikan secara cepat, tepat waktu, dan tepat sasaran dalam redaksional, prosedural, dan distribusi. 6. Asas Keamanan ‘Tata naskah dinas harus aman dalam penyusunan, Klasifikasi, penyampaian kepada yang berhak, pemberkasan, kearsipan, dan distribusi. E. Ruang Lingkup Ruang lingkup Pedoman Tata Naskah Dinas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai meliputi pengaturan tentang jenis dan format naskah dinas, penyusunan naskah dinas, penggunaan lambang negara, logo dan cap dinas, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, tata persuratan dan penggunaan media surat-menyurat, perubahan, pencabutan, pembatalan, dan ralat. Dalam hal terdapat naskah dinas yang diatur secara khusus dalam peraturan atau keputusan tertentu antara lain naskah dinas dalam hal pemeriksaan, penagihan, penyidikan dan litigasi, dil, maka naskah dinas yang telah diatur tersebut mengacu pada ketentuannya masing-masing, Khusus untuk naskah dinas arahan berupa peraturan dan keputusan, sepanjang mengenai pengertian, tata cara, kewenangan (penerbitan dan penandatanganan), bentuk, dan susunannya mengikuti peraturan perundang- undangan mengenai pedoman penyusunan Peraturan Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan Pimpinan Unit Organisasi Eselon 1, dan Keputusan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I di Lingkungan Kementerian Keuangan. Khusus untuk naskah dinas terkait bidang kepegawaian dan keuangan tidak diatur dalam pedoman tata naskah dinas ini, namun mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku Pengertian Umum Pengertian umum dalam petunjuk pelaksanaan ini meliputi hal berikut 1. Naskah dinas adalah informasi tertulis sebagai alat komunikasi kedinasan yang dibuat dan/atau dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang di lingkungan Direktorat_ Jenderal Bea dan Cukai dalam rangka menyelenggarakan tugas umum pemerintahan di bidang kepabeanan dan cukai 2. Tata naskah dinas adalah pengelolaan informasi tertulis (naskah) yang mencakup pengaturan jenis, format, penyiapan, pengamanan, pengabsahan, distribusi, dan penyimpanan naskah dinas serta media yang digunakan dalam komunikasi kedinasan, 3. Administrasi umum adalah rangkaian kegiatan administrasi yang meliputi tata naskah dinas, penamaan lembaga, singkatan dan akronim, kearsipan, serta tata ruang perkantoran. 4. Format adalah susunan dan bentuk naskah yang menggambarkan tata letak dan redaksional serta penggunaan lambang negara, logo, dan cap dinas. 5. Instansi adalah kementerian negara/lembaga, sekretariat lembaga negara, ‘TNI/POLRI, dan pemerintah daerah. 6. Pihak lain adalah perseorangan, kelompok orang, badan hukum, dan organisasi di luar Instansi. 7. Lambang negara adalah simbol negara yang dituangkan dalam gambar burung garuda sesuai dengan peraturan perundang-undangan 8. Logo Kementerian Keuangan adalah gambar dan huruf sebagai identitas Kementerian Keuangan yang dituangkan dalam bentuk segilima sama sisi yang berisi gambar gada terletak vertikal di tengah, di sebelah kiri dan kanan gambar padi dan kapas, diapit oleh gambar sayap, dan di bawahnya gambar pita bertuliskan Nagara Dana Rakca. 9. Penandatangan Naskah Dinas adalah pejabat yang menandatangani naskah dinas sesuai dengan tugas dan tanggung jawab kedinasan pada jabatannya BAB IL JENIS DAN FORMAT NASKAH DINAS A. Naskah Dinas Arahan Naskah dinas arahan adalah naskah dinas yang memuat kebijakan pokok atau kebijakan pelaksanaan yang harus dipedomani dan dilaksanakan dalam penyelenggaraan tugas dan kegiatan setiap instansi pemerintah yang berupa produk hukum yang bersifat pengaturan, penetapan, dan penugasan. Naskah dinas arahan terdiri dari, 1. Naskah dinas pengaturan, yang meliputi: a. peraturan; b. pedoman; c. petunjuk pelaksanaan; d. standar operasional prosedur; e. surat edaran; 2. Naskah dinas penetapan (keputusan); 3. Naskah dinas penugasan, yang meliputi: a. instruksi; b. surat perintah; c. surat tugas. Khusus untuk naskah dinas arahan berupa peraturan dan keputusan, sepanjang mengenai pengertian, tata cara, kewenangan (penerbitan dan penandatanganan), bentuk, dan susunannya, mengikuti peraturan perundang- undangan mengenai pedoman penyusunan peraturan Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan Pimpinan Unit Organisasi Eselon 1, dan Keputusan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan. 1. Naskah Dinas Pengaturan a, Pedoman 1) Pengertian Pedoman adalah naskah dinas yang memuat acuan yang bersifat umum yang perlu dijabarkan ke dalam petunjuk operasional/teknis dan penerapannya disesuaikan dengan karakteristik tugas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Pedoman dibuat dalam rangka menindaklanjuti kebijakan yang lebih tinggi dan merupakan lampiran dari peraturan induk. 2) Wewenang Penandatanganan Pengabsahan pedoman dilakukan oleh pejabat yang berwenang menandatangani, yaitu Direktur Jenderal Bea dan Cukai. 3) Susunan a) Penggunaan lambang negara, kop dan penulisan Lampiran mengikuti peraturan perundang-undangan mengenai pedoman penyusunan Peraturan Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan Pimpinan Unit Organisasi Eselon 1, dan Keputusan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan. b) Kepala Pedoman Bagian kepala pedoman terdiri dari (2) tulisan pedoman ditulis dengan huruf Kapital secara simetris; dan 2) rumusan judul pedoman diletakkan secara simetris dan ditulis dengan huruf kapital. ©) Batang Tubuh Pedoman Bagian batang tubuh pedoman terdiri dari: (1) pendahuluan berisi latar belakang/dasar pemikiran, maksud dan tujuan, ruang lingkup, sasaran, asas, ruang lingkup, dan pengertian; (2) materi pedoman; @) penutup terdiri dari hal yang harus diperhatikan dan penjabaran lebih lanjut. d) Kaki Pedoman Bagian kaki pedoman terdiri dari: (1) nama jabatan yang menandatangani pedoman, ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca koma (,); (2) tanda tangan pejabat yang menetapkan; (@) nama lengkap pejabat yang menandatangani pedoman, ditulis dengan huruf kapital, tanpa mencantumkan gelar; dan (4) cap dinas. e) Distribusi Salinan pedoman yang telah ditetapkan didistribusikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Format pedoman tertuang pada contoh 1. CONTOH 1 FORMAT PEDOMAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN DIREKTORAT JENDERAL BEADANCUKAI —finexrus”. JENDERAL BEA DAN CUKAL NOMOR.../BC/ TENTANG PEDOMAN, PEDOMAN BABI PENDAHULUAN A.Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C.Sasaran D.Asas E.Ruang Lingkup F. Pengertian Umum B. dan seterusnya. BAB Ill dan seterusnya DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, (tanda tangan dan cap dinas) HERU PAMBUDI Logo dan | yang telah If | dicetak, penulisan, lampiran udu pedoman ditulis dengan burut Memuat alasan tentang ditetapkan nya Pedoman, makeud ddan tujuan, | asas, ruang lingkup, dan pengertian Terdiri, dari konsepsi dasar/ pokok oko Nama jabatan gan 1LZy tenskae tls dengan hur Kapital tanpa gelar b. Petunjuk Pelaksanaan yy 2) 3) 4) Pengertian Petunjuk pelaksanaan adalah naskah dinas pengaturan yang memuat cara pelaksanaan kegiatan, termasuk urutan pelaksanaannya Petunjuk pelaksanaan dibuat dalam rangka menjabarkan kebijakan yang lebih tinggi. Wewenang Penandatanganan Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani petunjuk pelaksanaan di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai. Susunan a) Penggunaan lambang negara, kop dan penulisan Lampiran mengikuti peraturan perundang-undangan mengenai pedoman penyusunan Peraturan Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I, dan Keputusan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan. b) Kepala Petunjuk Pelaksanaan Bagian kepala petunjuk pelaksanaan terdiri dari: (1) tulisan petunjuk pelaksanaan, ditulis dengan huruf kapital secara simetris; 2) rumusan judul petunjuk pelaksanaan, ditulis dengan huruf kapital secara simetris. c) Batang Tubuh Petunjuk Pelaksanaan Bagian batang tubuh petunjuk pelaksanaan terdiri dari: (@) pendahuluan, memuat penjelasan umum, maksud dan tujuan petunjuk pelaksanaan, ruang lingkup, dan hal lain yang dipandang perlu serta peraturan/ketentuan yang dijadikan dasar /landasan petunjuk pelaksanaan; @) batang tubuh, memuat materi petunjuk pelaksanaan yang dengan jelas menunjukkan urutan tindakan, pengorganisasian, koordinasi, pengendalian, dan hal lain yang dipandang perlu untuk dilaksanakan. 4) Kaki Petunjuk Pelaksanaan Bagian kaki petunjuk pelaksanaan terdiri dari: (1) nama jabatan yang menetapkan petunjuk pelaksanaan, ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca koma (,); (2) tanda tangan pejabat yang menetapkan; (3) nama lengkap pejabat yang menandatangani_petunjuk pelaksanaan, ditulis dengan hurufkapital,_ tanpa mencantumkan gelar; dan (4) cap dinas. Distribusi Salinan petunjuk pelaksanaan yang telah ditetapkan didistribusikan kepada yang berkepentingan. Format petunjuk pelaksanaan Direktur Jenderal Bea dan Cukai tertuang pada contoh 2. CONTOH 2 FORMAT PETUNJUK PELAKSANAAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN A.Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan ¢. Ruang Lingkup D. Pengertian Umum. B.dan seterusnya. DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAL NOMOR.../BC/ TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN, PETUNJUK PELAKSANAAN BABI PENDAHULUAN BAB II KETATALAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, (tanda tangan dan cap dinas) HERU PAMBUDI Logo dan instansi yang telah dicetak, penulisan, Jampiran Judul Petunjuk Pelaksanaa fn ditulis dengan hurut apital Memuat alasan tentang sitetepkan- nya Pedoman, rmaksud dan tujuan, ‘uang lingkup, dan pengerian Menunjukan tindakan, koordinasi pengaweasan, engendalian ‘inh ‘Nama jabatan dan nama Tengkap dicuks dengan hurur apital c. Standar Operasional Prosedur Khusus untuk naskah dinas arahan berupa Standar Operasional Prosedur, sepanjang mengenai pengertian, tata cara, kewenangan (penerbitan dan penandatanganan), bentuk, dan susunannya, mengikuti peraturan perundang-undangan mengenai pedoman penyusunan Standar Operasional Prosedur di lingkungan Kementerian Keuangan, yang secara fungsional pembinaannya dilakukan oleh Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan, Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan. d. Surat Edaran 4 2) 3) Pengertian Surat edaran adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan tentang hal tertentu yang dianggap penting dan mendesak. Wewenang Penandatanganan Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani surat edaran adalah: a) Direktur Jenderal atas nama Menteri Keuangan; b) Direktur Jenderal; ¢) Kepala kantor/pangkalan/balai. Susunan a) Kepala Surat Edaran Bagian kepala surat edaran terdiri dari: (1) Kepala naskah dinas, yang berisi gambar lambang negara dan dua baris tulisan pada baris pertama tulisan MENTERI KEUANGAN, dan pada baris kedua tulisan REPUBLIK INDONESIA (untuk Direktur Jenderal atas nama Menteri Keuangan) atau logo Kementerian Keuangan dan dua baris tulisan, yaitu pada baris pertama tulisan KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, dan pada baris kedua berisi tulisan DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI (untuk Direktur Jenderal atau kepala kantor/pangkalan/balai), yang diletakkan secara simetris dan ditulis dengan huruf kapital; (2) tulisan surat edaran yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris, diikuti dengan nomor surat edaran yang ditulis secara simetris di bawahnya; (3) kata tentang diletakkan di bawah nomor surat edaran, ditulis dengan huruf kapital; (4) judul surat edaran ditulis dengan huruf kapital secara simetris di bawah kata tentang. b) Batang Tubuh Surat edaran Bagian batang tubuh surat edaran terdiri dari: (1)Umum, memuat alasan tentang perlunya dibuat surat edaran (2)Maksud dan Tujuan, memuat maksud dan tujuan diterbitkannya surat edaran; (3)Ruang Lingkup, memuat ruang lingkup surat edaran; (4)Dasar, memuat peraturan yang menjadi dasar pembuatan surat edaran; dan (5)Uraian materi yang dianggap penting dan mendesak serta dapat ditambahkan hal lain yang perlu disampaikan. ¢) Kaki Surat Edaran Bagian kaki surat edaran terdiri dari: (1) tempat dan tanggal penetapan; 10 (2) nama jabatan pejabat yang menetapkan, ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca koma (,); (3) tanda tangan pejabat yang menetapkan; (4) nama lengkap pejabat yang menandatangani, ditulis dengan huruf kapital, serta tanpa mencantumkan gelar; (5) NIP; (©) cap dinas. Format Surat Edaran yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas nama Menieri Keuangan tertuang pada contoh 3. Format Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai tertuang pada contoh 4. Format Surat Edaran Kepala Kantor Wilayah tertuang pada contoh 5. Format Surat Edaran Kepala Kantor/Pangkalan/Balai tertuang pada contoh 6. Format Surat Edaran dengan Jumlah Halaman Lebih Dari Satu tertuang pada contoh 7. Format Surat Edaran Bersama tertuang pada contoh 8. -ll- CONTOH 3 FORMAT SURAT EDARAN ATAS NAMA MENTERI KEUANGAN Lambang Negara berwama uning emas dan nama jabatan yang. telah dicetak MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Penomoran yang beruratan SURAT EDARAN b fy dalam satu NOMOR SE-.../MK.4.. ane Edaran ditulis TENTANG ‘dengan huraf . ce b \ kapital A.Umum emu sen pertnya B. Maksud dan Tujuan Gtetpan Surat Eearan C. Ruang Lingkup Memuat peraturan ‘yang menjadt ‘Gasar ditetapkannya ep Surat Edaran Gee === : Worst oe IK perrbertahuan — : ~ tentang hal ot ‘sta canes Ditetapkan di a penting dan pada tanggal renee D. Dasar Kota sesual a.n. MENTERI KEUANGAN onan DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, |] | penanda Tangenas (tanda tangan dan cap dinas) com an nama HERU PAMBUDI ong hut NIP 19700211 198912 1001 kapital -12- CONTOH 4 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SURAT EDARAN | NOMOR SE-.../BC/ TENTANG |A.Umum B. Maksud dan Tujuan ©.Ruang Lingkup D. Dasar E. dst. Ditetapkan di pada tanggal DIREKTUR JENDERAL, (tanda tangan dan cap jabatan) HERU PAMBUDI NIP 19700211 198912 1001 Ke FORMAT SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI ogo Kementeran evangan dan | (\, organisass Esolon! Penomoran yang berwrutan Salam sats tahun taken ‘Jud Surat Edaran dts dengan hurut kepial Memuat alasan tentang perunya Gtetapkan Surat A Eran Memut peraturan yang ‘menjac dasar itetapkannye ‘Surat aren ‘Memuat ppembertahuan tentang hat tertenty yang sdanggap pemting 6an ak Kota sesua: salamat instansi an tanggal peranda tanganan Nama jabatan dan nama lengkap dius jn hurut ea aia CONTOH 5 FORMAT SURAT EDARAN KEPALA KANTOR WILAYAH. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR WILAYAH DJBC SULAWESI SURAT EDARAN NOMOR SE-... WBC. 15/2015 TENTANG | A. Umum | 8. Maksud dan Tujuan C. Ruang Lingkup D. Dasar E | dst Ditetapkan di pada tanggal. KEPALA KANTOR WILAYAH, (tanda tangan dan cap jabatan) NAMA LENGKAP NIP || | to¢0 || / Kementerian Keuangan dan nama Unit, organisasi Eselon I serta anv Penomoran yang berunstan dalam sata || tabuun takowim es “Jodul Surat Edaran atuls engan hurut aptal Memuat alasan tentang ertunya sitetapkan Surat Memuat peraturan ‘yang menjadi aasar ditetapkannya Surat Edaran Memuat pemibentahuan tentang hal tertents yang angen pening dan Kota sesvat instansi a1 alr ‘Santa penanda- tanganan ‘Nama jabat an nama lengkap dis dengan hurst pial ide CONTOH 6 FORMAT SURAT EDARAN KEPALA KANTOR/PANGKALAN/BALAI ‘Loge Kementerian Keuangan dan nganisasi KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA eer ee DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI Dersanekutan KANTOR WILAYAH DJBC ACEH KPPBC TIPE MADYA PABEAN B KUALA NAMU. Penomoran = etratan SURAT EDARAN tar tv NOMOR SE-...WBC.O2/KPP.MP.08/2015 ‘Judul Surat TENTANG Edaran ditlis dengan hurut apical A. Umum Memuat alasan tentang perlunya B. Maksud dan Tujuan Memuat peratran D.Dasar ‘yang menjadi aasar . ditetapkannya . Surat Edaran Memuat : om a pemberitahuan | tentang hal | dst. tertentu yang CC. Ruang Lingkup ‘dianggap penting dan mendesak Ditetapkan di... . a Ih ada tanggal slamat instanst KEPALA KANTOR, ponte (tanda tangan dan cap dinas) NAMA LENGKAP lengkap ditulis NIP. dengan huruf kapital -15- CONTOH 7 FORMAT SURAT EDARAN DENGAN JUMLAH HALAMAN LEBIH DARI SATU KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SURAT EDARAN NOMOR SE-.../BC/. TENTANG A. Umum B. Maksud dan Tujuan . Ruang Lingkup D. Dasar. \} [ toge Kementeran Kevangan annama nit organisasi Eselon! Penomoran yang berurutan alam satu tahun takin “udu Surat Edaran itis Sengan hurut apial Memuat alasan tentang periunya ‘Stetapran Surat Edaran -16- D. Dasar Memuat peraturan ‘yang menjadi dasar ditetapkannys } | | suratedaran Ditetapkan di... pada tanggal DIREKTUR JENDERAL, oe | Egan (tanda tangan dan cap dinas) ———J Nama HERU PAMBUDI a NIP 19700211 198912 1 001 Tengkap pejabat ius dengan hurat Te CONTOH 8 FORMAT SURAT EDARAN BERSAMA. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR WILAYAH DJBC SUMATERA UTARA SURAT EDARAN NOMOR SE-... WBC.02/2015 NOMOR SE-... WBC.01/2015 A. Umum B. Maksud dan Tujuan C. Ruang Lingkup D. Dasar dst KEPALA KANTOR WILAYAH DJBC ACEH (tanda tangan dan cap dinas) NAMA LENGKAP NIP TENTANG Ditetapkan di pada tanggal KEPALA KANTOR WILAYAH DJBC SUMATERA UTARA, (tanda tangan dan cap dinas) NAMA LENGKAP NIP Logo — ) oc organisast Eselon | serta kanal Dersanskutan Penomoran simulai dari ‘unit organisast inisiator/lead by dilanjutkan unit lain organisast ‘Judul Surat Edaran ditulis dengan hurut apital Memuat alasan tentang perlunya ‘itetaplean ‘Surat Edaran Memuat peraturan ‘yang menjadi dasar ‘itetapkannya Surat Edaran Memuat pemberitahuan tentang hal tertentu yang dianggap pening ddan mendesake The fw ese] alamat instansi dan tanggal penanda- tanganan ‘Nama jabatan| dan nama Tengheap ditulis dengan hurul Kapital ese 2. Naskah Dinas Penugasan a. Instruksi y) 2) 3) Pengertian Instruksi adalah naskah dinas yang memuat perintah berupa petunjuk/arahan tentang pelaksanaan kebijakan suatu peraturan perundang-undangan. Wewenang Penandatanganan Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani instruksi di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai. Susunan a) Kepala Instruksi Bagian kepala instruksi terdiri dari: (1) kepala naskah dinas, yang berisi logo Kementerian Keuangan dan dua aris tulisan, yaitu pada baris pertama tulisan KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, dan pada baris kedua berisi tulisan DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI yang diletakkan secara simetris; (2) kata instruksi dan tulisan Direktur Jenderal Bea dan Cukai, ditulis dengan huruf kapital secara simetris; @) nomor instruksi, ditulis secara simetris dengan merujuk pada ketentuan pemberian kode dan nomor surat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; (4) kata tentang ditulis seluruhnya dengan huruf kapital secara simetris tanpa spasi; (3) judul instruksi, ditulis seluruhnya dengan huruf kapital secara simetris tanpa diakhiri tanda baca; (6) di bawah judul ditulis Direktur Jenderal Bea dan Cukai yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris, serta diakhiri tanda baca koma (,). b) Diktum Bagian diktum instruksi terdiri dari: (1) diktum dimulai dengan kata Dalam rangka ..., dengan ini memberikan Instruksi yang ditulis dengan huruf awal kapital, tanpa diakhiri dengan tanda baca titik dua (:); 2) kata Kepada dicantumkan setelah kata Dalam rangka ..., dengan ini memberikan instruksi yang disejajarkan ke bawah dengan kata Dalam rangka. Kata kepada ditulis dengan huruf awal Kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik dua (:) diikuti dengan nama pejabat/jabatan penerima instruksi, apabila lebih dari satu ditulis dengan angka 1, 2, 3, dan seterusnya sesuai dengan urutan unit organisasinya dan/atau tingkatan jabatannya; @) kata Untuk ditulis dengan huruf awal kapital, diikuti dengan substansi instruksi, bila perlu dikelompokkan dalam diktum: KESATU, KEDUA, KETIGA, dan seterusnya, yang ditulis -19- seluruhnya dengan huruf kapital, dan diakhiri tanda baca titik dua (:) ditempatkan sejajar di bawah kata kepada. ¢) Kaki Bagian kaki instruksi terdiri dari: (1) tempat (kota sesuai dengan alamat instansi) dikeluarkan instruksi dan tanggal penandatanganan instruksi; (2) nama jabatan pejabat yang menetapkan instruksi, yang ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca koma (,); @) tanda tangan pejabat yang menetapkan instruksi; (4) nama lengkap pejabat yang menandatangani instruksi, yang ditulis dengan huruf kapital serta tanpa mencantumkan gelar; © Nt (©) cap dinas. 4) Distribusi dan Salinan Salinan instruksi didistribusikan kepada yang bersangkutan, pejabat yang tercantum pada salinan, dan pejabat lain yang terkait dengan materi instruksi. 5) Hal yang Perlu Diperhatikan a) Meskipun kata instruksi mengandung arti perintah, instruksi yang dimaksudkan dalam petunjuk pelaksanaan ini bukan perintah, melainkan suatu petunjuk/arahan pelaksanaan suatu keputusan; bj Instruksi merupakan pelaksanaan kebijakan pokok sehingga instruksi harus merujuk pada suatu keputusan/peraturan perundang-undangan; c) Wewenang penetapan dan penandatanganan instruksi tidak dapat dilimpahkan kepada pejabat lain. Format Instruksi Direktur Jenderal Bea dan Cukai tertuang pada contoh 9. Format Instruksi dengan Jumlah Halaman Lebih Dari Satu tertuang pada contoh 10. 2 20E CONTOH 9 FORMAT INSTRUKSI DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI INSTRUKSI NOMOR INS- .../BC/. TENTANG DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Dalam rangka ....... --+- dengan ini memberikan instruksi Kepada : 1. Nama/Jabatan Pegawai; 2. Nama/Jabatan Pegawai; dst. Untuk KESATU: | KEDUA : dst KETIGA: Melaksanakan Instruksi Direktur Jenderal Bea dan Cukai sebaik- balknya dengan penuh tanggung jawab. Instruksi Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini mulai beriaku pada tanggal dikeluarkan, Salinan Instruksi Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini disampaikan kepada: 1 2. Dikeluarkan di pada tanggal DIREKTUR JENDERAL, (tanda tangan dan cap dinas) HERU PAMBUDI NIP 19700211 198912 1 001 ‘Loge Kementerian Keuangan dan nama organisast Eselon | Penomoran berunitan dalam satu tahun ‘Judul instrakss ditalis dengan huruf Kapital Hf irnzaraeeeell Datar pejabat yang, instrukst Memuat substanst arahan yang \\ linstrakestkan Memuat ‘nama jabatan yang terkait Kota sesuai alamat instansi dan tanggal penanda- tanganan Nama jabatan dan lengkap ditulis -21- CONTOH 10 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI INSTRUKSI NOMOR INS- .../BC/... | TENTANG DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Dalam rangka . dengan ini memberikan instruksi Kepada : 1. Nama/Jabatan Pegawai: 2, Nama/Jabatan Pegawai; dst Untuk KESATU: KEDUA : dst KETIGA. te data sata pS suet FORMAT INSTRUKSI DENGAN JUMLAH HALAMAN LEBIH DARI SATU Logo PX Kementerian Keuangan dan nama orgenisast Eselon ! Penomoran berurutan tahun tain instruksi ditulis dengan burut eapital Daftar pejabat yang, [S instruc Memuat substansi han yang, dunstruksikan -22- 2 KETIGA: Melaksanakan Instruksi Direktur Jenderal Bea dan Cukai sebaik- baiknya dengan penuh tanggung jawab. Instruksi Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini mulai berlaku pada tanggal dikeluarkan. Salinan Instruksi Direktur Jederal Bea dan Cukai ini disampaikan kepada: ae 1. jabatan = ‘yang terkait Dikeluarkan di Kota sesual pada tanggal alamat en tanga DIREKTUR JENDERAL, penanda ingame (tanda tangan dan cap dinas) Nama HERU PAMBUD! sabatan NIP 19700211 198912 1 001 oe ejabat iets dengan hurt apa ¥e -23- b. Surat Perintah 1) Pengertian Surat perintah adalah naskah dinas yang dibuat oleh atasan atau pejabat yang berwenang kepada bawahan atau pejabat lain yang diperintah dalam lingkup unit yang bersangkutan, yang memuat mengenai apa yang harus dilakukan. Surat perintah digunakan dalam rangka penunjukan pejabat dalam jabatan struktural di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, hingga pejabat definitif ditetapkan atau kembali di tempat. 2) Wewenang Penandatanganan Surat perintah dibuat dan ditandatangani oleh atasan atau pejabat yang berwenang berdasarkan lingkup tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya. 3) Susunan a) Kepala Surat Perintah Bagian kepala surat perintah terdiri dari (1) kepala naskah dinas, yang berisi logo Kementerian Keuangan, kata Kementerian Keuangan Republik Indonesia dan kata Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, dan alamat instansi/satuan organisasi yang diletakkan secara simetris. Garis pemisah horisontal atas dengan panjang sama dengan lebar ruang penulisan nota dinas dengan ukuran tebal 1 % pt; (2) tulisan surat perintah yang diletakkan di bawah kepala dengan huruf kapital, diikuti nomor surat perintah ditulis secara simetris di bawahnya. Penomoran surat perintah merujuk pada ketentuan pemberian kode dan nomor surat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. b) Batang Tubuh Surat Perintah Bagian batang tubuh surat perintah terdiri dari: (1) konsiderans, meliputi pertimbangan dan/atau dasar pertimbangan memuat alasan ditetapkannya surat perintah dan memuat ketentuan yang dijadikan landasan ditetapkannya surat perintah tersebut; (2) diktum dimulai dengan kata Memberi Perintah, yang diletakkan secara simetris dan ditulis dengan huruf kapital, diikuti kata Kepada di tepi kiri serta nama dan jabatan pegawai yang mendapat tugas. Di bawah kata Kepada ditulis kata Untuk disertai perintah yang harus dilaksanakan ©) Kaki Surat Perintah Bagian kaki surat perintah terdiri dari: (1) tempat dan tanggal penetapan surat perintah; (2) nama jabatan pejabat yang menandatangani surat perintah, yang ditulis dengan huruf Kapital, dan diakhiri dengan tanda baca koma (,); (3) tanda tangan pejabat yang memberi perintah; (4) nama lengkap pejabat yang menandatangani surat perintah, yang ditulis dengan huruf kapital; (5) NIP pejabat yang memberi perintah; ae (6) cap dinas; (7) tembusan (bila diperlukan). 4) Distribusi a) Surat perintah disampaikan kepada yang mendapat tugas; b) Tembusan disampaikan kepada pejabat/instansi yang terkait. 5) Hal yang Perlu Diperhatikan a) Bagian konsiderans memuat pertimbangan/dasar; b) Surat perintah tidak berlaku lagi setelah pejabat definitif ditetapkan atau kembali di tempat. Format surat perintah Direktur Jenderal Bea dan Cukai tertuang pada contoh 11. -25- CONTOH 11 FORMAT SURAT PERINTAH DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAIL Menimbang Dasar Kepada Untuk Tembusan: 1 2 3. dst. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI JALAN JENDERAL A YANI JAKARTA 13290, KOTAK POS 225 JAKARTA 12013, "TELEFON 0214890306, FAKSIMILE 024-4890871; SUS PUSAT KONTAK LAYANANE 1500225 SURAT ELEKTRONIK infoeusoms pos SURAT PERINTAH NOMOR PRIN-.../BC/, a. bahwa, b. bahwa, BONe Memberi Perintah dst. Jakarta, 10 Januari 2015 DIREKTUR JENDERAL, (tanda tangan dan cap jabatan) HERU PAMBUDI NIP 19700211 198912 1.001 Logo, nama, Penomoran berurstan dalam sata ‘abun Memuat peraturan/ ‘lasan ditetapkan nya Surat Perintah Tentias pejabat yang perintah Memuat substansi arahan yang \\ sineritabian ‘Kota sesuat salamat instansi an tanggal Penandatanganan ‘Nama jabatan dan nama lengkap, ditulis dengan hhurul aveal kapital Bila dipertukan, sicantumkan nama jabatan ‘yang terkaut - 26 - c. Surat Tugas 1) Pengertian Surat tugas adalah naskah dinas yang dibuat oleh atasan atau pejabat yang berwenang kepada bawahan atau pejabat lain yang diberi tugas, yang memuat apa yang harus dilakukan berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi atau kegiatan lainnya sesuai peraturan perundang- undangan dalam jangka waktu tertentu. 2) Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan Surat tugas dibuat dan ditandatangani oleh pimpinan/pejabat atasan yang berwenang berdasarkan lingkup tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya. Khusus surat tugas terkait perjalanan dinas jabatan dalam negeri diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan mengenai pendelegasian wewenang penerbitan surat tugas perjalanan dinas jabatan dalam negeri di lingkungan Kementerian Keuangan. 3) Susunan a) Kepala Surat Tugas Bagian kepala surat tugas terdiri di (1) kepala naskah dinas, yang berisi logo Kementerian Keuangan, kata Kementerian Keuangan Republik Indonesia dan kata Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, yang diletakkan secara simetris dan ditulis dengan huruf kapital; 2) tulisan surat tugas yang diletakkan di bawah kepala dengan huruf kapital, diikuti nomor surat tugas ditulis secara simetris di bawahnya. Penomoran surat tugas merujuk pada ketentuan pemberian kode dan nomor surat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. b) Batang Tubuh Surat Tugas Bagian batang tubuh surat tugas terdiri dari: (1) alasan penugasan yang diikuti dengan kata menugasi kepada para pejabat/ pegawai yang mendapat tugas (nama, NIP, pangkat/golongan, dan jabatan). Di bawahnya memuat tugas yang “harus dilaksanakan serta jangka waktu pelaksanaan kegiatan; 2) penutup yang memuat perintah pelaksanaan__tugas, menyampaikan laporan, dan bila diperlukan diikuti dengan permintaan bantuan pihak terkait untuk memudahkan pelaksanaan tugas. ©) Kaki Surat Tugas Bagian kaki surat tugas terdiri dari (1) tempat dan tanggal penetapan surat tugas; (2) nama jabatan pejabat yang menandatangani surat tugas, yang ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca koma (,); (3) tanda tangan pejabat yang memberi tugas; (4) nama lengkap pejabat yang menandatangani surat tugas, yang ditulis dengan huruf awal kapital; 4) 5) -27- (6) NIP pejabat yang memberi tugas; (6) cap dinas; (7) tembusan (bila diperlukan). Distribusi a) Surat tugas disampaikan kepada yang mendapat tugas; b) Tembusan disampaikan kepada pejabat/instansi yang terkait. Hal yang Perlu Diperhatikan a) Surat tugas tidak menggunakan konsiderans; b) Jika surat tugas merupakan tugas kolektif, daftar pegawai yang ditugasi dimasukkan ke dalam lampiran yang terdiri dari kolom nomor urut, nama, pangkat, NIP, dan jabatan; c) Pada dasarnya surat tugas ditetapkan oleh atasan pegawai, kecuali apabila karena pertimbangan tertentu pejabat tersebut diberi wewenang tertulis untuk menetapkan surat tugas untuk diri sendiri; 4) Surat tugas tidak berlaku lagi setelah tugas selesai dilaksanakan. ¢) Surat tugas wajib ditembuskan kepada Pejabat yang terkait untuk kepentingan pembuatan SPD dan absensi, misalnya Kepala Bagian Umum pada Kantor Wilayah. Format surat tugas pejabat Direktur Jenderal Bea dan Cukai tertuang pada contoh 12. Format surat tugas pejabat Eselon II tertuang pada contoh 13. Xp eos CONTOH 12 FORMAT SURAT TUGAS DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI JALAN JENDERAL A YANI JAKARTA 13230, KOTAK POS 225 JAKARTA 12012, "TELEPON 0214990308; FAKSIMILE021-469087 SITUS nw becuse go PUSAT KONTAK LAYANAN. 1500225 SURAT ELEKTRONIK inoue got SURAT TUGAS NOMOR ST-.../BCI. Dalam rangka melaksanakan tugas .............., kami menugasi: 1. nama/NIP : pangkatlgolongan Jabatan 2. nama/NIP pangkat/golongan Jabatan : untuk melaksanakan = pada 1. : 2 a : mulai tanggal sd. Surat tugas ini disusun untuk dilaksanakan dan setelah selesai dilaksanakan, pelaksana segera menyampaikan laporan. Kepada instansi terkait, kami mohon bantuan demi kelancaran pelaksanaan tugas tersebul. Jakarta, 2015 DIREKTUR JENDERAL, (tanda tangan dan cap dinas) HERU PAMBUD! NIP 19700211 198912 1 001 ‘Tembusan: A 2: 3. dst Logo, nama, ddan alamat Penomoran berunstan dalam satu tahun Daftar pejabat yang tugas.Apabila penerima ‘ugas olekif, dibuat dalam lampiran Kota sesuai alamat instansi dan. tanggal penanda ‘Nama jabatan| dan nama 1] tenakap dieutis dengan huruf Kapital -29- CONTOH 13 FORMAT SURAT TUGAS PEJABAT ESELON II KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI ‘SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL “JALAN JENDERAL A,YANI JAKARTA 13230, KOTAK POS 225 JAKARTA 13019, [TELEFON 021-4890308 FAKSIMILE 02-4800871: SITUS wna eneuai ged USAT KONTAK LAYANAN: 1500226 SURAT ELEKTRONIK nfo@eesioms go ale SURAT TUGAS NOMOR ST-.../BC. 1 Dalam rangka melaksanakan tugas . kami menugasi: 1. nama/NIP pangkatigolongan jabatan 2. nama/NiP pangkat/golongan jabatan untuk melaksanakan . . . pada 1 j Qo vos ; mulai tanggal Surat tugas ini disusun untuk dilaksanakan dan setelah selesai dilaksanakan, pelaksana segera menyampaikan laporan. Kepada instansi terkait, kami mohon bantuan demi kelancaran pelaksanaan tugas tersebut. Jakarta, 10 Januari 2015 SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL, (tanda tangan dan cap dinas) KUSHARI SUPRIANTO. NIP 19661002 199103 1001 ‘Tembusan: fi 2. 3. dst Ke Penomoran berurutan dalam satu p : tahun, Dantar ejabat yang, ‘tugas.Apabila penerima tugas. kolektif, dibuat lampiran Memuat substansi arahan yang itugaskan Kota sesuat alamat instansi dan tangs \\ penanda- Nama jabatan dan nama lengkap ditutis dengan hur ‘kapital 30 B. Naskah Dinas Korespondensi 1. Naskah Dinas Korespondensi Intern a. Nota Dinas 1) Pengertian Nota dinas adalah naskah dinas intern di lingkungan unit kerja yang dibuat oleh seorang pejabat yang berwenang dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi, dan tanggung jawab jabatan/kedinasan yang ditujukan kepada pejabat lain di lingkup internal unit organisasi yang bersangkutan guna = menyampaikan —laporan, _pemberitahuan, pernyataan, permintaan, atau penyampaian pendapat kepada pejabat lain. Nota dinas memuat hal yang bersifat rutin, berupa catatan ringkas dan lengkap, dan dapat langsung dijawab dengan disposisi oleh pejabat yang dituju. Nota dinas tidak boleh digunakan untuk membuat putusan mutasi pegawai. Nota dinas digunakan untuk komunikasi dari bawahan kepada atasan atau antar pejabat yang setingkat atau dari atasan kepada bawahan. Nota dinas dibuat secara sistematis yang memuat: a) Alinea pembuka, yaitu memuat uraian gagasan dari pengirim nota dinas agar dibaca, dipahami, dipelajari, dan sampai dengan diterima atau ditolakoleh penerima nota dinas. b) Alinea isi, yaitu memuat uraian antara lain: 1) Pembahasan (a) Dasar pertimbangan (data, informasi, dan fakta), analisis, dan akibat /implikasi yang timbul selanjutnya. (b) Ketaatan/kepatuhan kepada ketentuan aturan yang berlaku, yaitu memuat uraian tentang ketentuan peraturan perundang- undangan yang menjadi dasar hukum dalam menjalankan kewenangan serta tugas dan fungsi. (c} Analisis risiko, yaitu memuat uraian jenis risiko yang mungkin timbul, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi sebagai akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan dating serta mitigasi terhadap risiko tersebut. 2) Pendapat, yaitu memuat uraian pikiran/anggapan, buah pemikiran tentang sesuatu hal, simpulan, pilihan cara bertindak yang mungkin atau dapat dilakukan, dan pemecahan masalah. 3) Rekomendasi, yaitu memuat uraian permintaan perhatian, menganjurkan, saran, dan usul tindakan yang perlu dilakukan. ©) Alinea penutup, yaitu memuat kalimat penutup yang singkat, padat, dan jelas. Ruang lingkup penggunaan nota dinas yaitu: a)Nota dinas Direktur Jenderal Bea dan Cukai kepada Menteri Keuangan atau sebaliknya; b) Nota dinas antar pejabat di lingkungan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, misalnya. - Pejabat Eselon II kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai, atau sebaliknya. - Pejabat Eselon II kepada pejabat Eselon II lainnya. 2) 3) -31- + Pejabat Eselon Ill kepada pejabat Eselon Il unit kerja pejabat bersangkutan, atau sebaliknya. + Pejabat Eselon Ill kepada pejabat Eselon III lainnya dalam satu unit organisasi Eselon II. + Pejabat Eselon Ill kepada pejabat Eselon Ill lainnya dalam unit organisasi Eselon I! yang berbeda menggunakan mekanisme u.b. dan u.p. dengan memberi tembusan kepada pejabat Eselon II masing-masing. + Pejabat Eselon IV kepada pejabat Eselon IM unit kerja pegawai bersangkutan, atau sebaliknya. - Pejabat Eselon IV kepada pejabat Eselon IV lainnya dalam satu unit organisasi Eselon III Sepanjang berkaitan dengan tugas urusan tata persuratan dinas, kearsipan, rumah tangga, dan kepegawaian serta menyusun rencana strategik dan laporan akuntabilitas unit eselon II di lingkungan Kantor Pusat (misalnya urusan cuti kepegawaian, urusan laporan ketertiban pegawai, urusan perbaikan ruangan, serta urusan pembuatan salinan dan pendistribusian naskah dinas peraturan), Kepala Subbagian Tata Usaha dapat mengeluarkan dan menandatangani nota dinas yang ditujukan kepada: - Pejabat Eselon II bersangkutan; - Para pejabat Eselon III/IV dalam satu unit organisasi kerja Eselon II pegawai bersangkutan; - Para pejabat Eselon IV di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal yang berkaitan dengan Kepegawaian, Keuangan, Umum, dan Perlengkapan. Nota dinas antar pejabat di lingkungan Kantor Wilayah dan Kantor Pelayanan Utama, misalnya pejabat Eselon III kepada pejabat Eselon II atau sebaliknya, antar pejabat Eselon III dalam satu unit organisasi Kantor Wilayah/Kantor Pelayanan Utama, pejabat Eselon IV kepada pejabat Eselon Ill unit kerja pegawai bersangkutan atau sebaliknya, atau antar pejabat Eselon IV dalam satu unit organisasi Eselon Ill. 4) Nota Dinas di lingkungan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai, misalnya pejabat Eselon IV kepada pejabat Eselon III atau sebaliknya, antar pejabat Eselon IV, pejabat Eselon V kepada pejabat Eselon IV atau sebaliknya, atau antar Pejabat Eselon V dalam satu unit Eselon IV; ©) Nota Dinas di lingkungan Unit Pelaksana Teknis, misalnya pejabat Eselon IV kepada pejabat Eselon Ill atau sebaliknya, atau antar pejabat Eselon IV. Wewenang Penandatanganan Nota dinas ditandatangani oleh dan untuk para pejabat dalam satu unit organisasi yang bersangkutan sesuai dengan lingkup tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya. Susunan a) Kepala Nota Dinas Bagian kepala nota dinas terdiri dari: (1) kepala nota dinas yang berisi logo Kementerian Keuangan, nama instansi, dan alamat instansi/satuan organisasi yang ditulis secara simetris; (2) garis pemisah horisontal atas dengan panjang sama dengan lebar ruang penulisan nota dinas dengan ukuran tebal 1 % pt; -32- (3) tulisan nota dinas dicantumkan di bawah nama instansi, ditulis dengan huruf kapital secara simetris; (4) kata nomor ditulis dengan huruf kapital di bawah tulisan nota dinas; (5) singkatan Yth. ditulis di bawah nomor diikuti tanda baca titik dua 0) (6) kata Dari diikuti tanda baca titik dua (:), ditulis di bawah singkatan Yth.; (7) kata Sifat ditulis di bawah kata Dari diikuti tanda baca titik dua (s (8) kata Lampiran ditulis di bawah kata Sifat diikuti tanda baca titik dua (:), apabila tidak ada lampiran tidak perlu dicantumkan tulisan Lampiran; (9) kata Hal diikuti tanda baca titik dua (:), mencantumkan masalah pokok nota dinas ditulis sesingkat mungkin, diawali huruf kapital pada setiap kata dan tidak diakhiri tanda baca titik; (10)kata Tanggal ditulis paling bawah diikuti tanda baca titik dua (:) dengan huruf awal kapital; (11)garis pemisah horisontal bawah dengan panjang sama dengan lebar ruang penulisan nota dinas dengan ukuran tebal % pt. b) Batang Tubuh Nota Dinas Bagian batang tubuh nota dinas terdiri dari: (1) alinea pembuka; (2) alinea isi; (3) alinea penutup yang singkat, padat, dan jelas. c) Kaki Nota Dinas Bagian kaki nota dinas terdiri dari: (1) nama jabatan penandatangan nota dinas tidak perlu dicantumkan apabila nama jabatan penandatangan sama dengan nama pengirim. Namun, apabila menggunakan untuk beliau (u.b.), nama jabatan penandatangan perlu dicantumkan dan ditulis dengan huruf awal Kapital serta diakhiri dengan tanda baca koma (,); (2) tanda tangan pejabat; (3) nama lengkap penandatangan surat, ditulis dengan huruf awal Kapital, tanpa diberi tanda baca apa pun dan tanpa gelar, dan di bawahnya ditulis NIP tanpa tanda baca titik; (4) kata Tembusan yang ditulis lengkap di margin kiri bawah diikuti tanda baca titik dua (:) dan tidak diberi garis bawah. Frase Kepada Yth. atau Disampaikan kepada Yth. tidak perlu dicantumkan, dan tidak perlu ditambahkan pula kata sebagai laporan, arsip, atau istilah sejenisnya. 4) Hal yang Perlu Diperhatikan a) Nota dinas tidak dibubuhi cap dinas; b) Tembusan nota dinas berlaku di lingkungan internal instansi; ¢) Penomoran nota dinas dilakukan dengan mencantumkan nomor nota dinas, kode unit organisasi, dan tahun. Format nota dinas dengan nama jabatan penandatangan sama dengan pengirim tertuang pada contoh 14. Format nota dinas dengan nama jabatan penandatangan tidak sama dengan pengirim tertuang pada contoh 15. -33- Format Nota Dinas Dengan Jumlah Halaman Lebih Dari Satu tertuang pada contoh 16. Format Nota Dinas Bersama tertuang pada contoh 17. -34- CONTOH 14 FORMAT NOTA DINAS DENGAN NAMA JABATAN PENANDATANGAN SAMA DENGAN PENGIRIM | KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ])/ Lee, nama, DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI intone SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL -IMLAN JENOERAL A YANI JAKARTA 19200, KOTAK POS 225 JAKARTA 13013, ‘TELEFON 0214890306; FAKSIMILE021-4490874, SITUS www pesca 908 USAT KONTAKLAYANAN. 1500225 SURAT ELEKTRONICnoeustoms gos NOTA DINAS NOMOR ND..../BC.1/ Ne Paces | | tutisan nota Yth, : corn oo dinas Dari Sifat Lampiran Hal Tanggal Tanggal, Bulan, Tahun (alinea pembuka). Memuat etunyuk -(alinea isi)....... - Pemberitahu npernyataa Permintaan, bersitat | -(alinea penutup)..... lun, | Nama sea | (tanda tangan) Grae dengan Kushari Suprianto epmarnen NIP 19661002 199103 1 001 |) (tact nip Tembusan: 1 2. 3. dst. Ke Yth Dari Sifat Lampiran Hal Tanggal Tembusan: 1 2 3. dst. -35- CONTOH 15 FORMAT NOTA DINAS KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDEAL BEA DAN CUKAI ‘SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL “JALAN JENDERAL A.YANI JAKARTA 13250, KOTAK POS 25 JAKARTA 19013, "TELEPON 0214890908; FAXSIMILE 021-169087 SITUS ww becaha\ go 4 PUSAT KONTAK LAVANAN. 1500225 SURAT ELEKTRONICmlo@eustms gd NOTA DINAS. NOMOR ND-.../BC.1/, Tanggai, Bulan, Tahun (alinea pembuka).... (alinea isi) (alinea penutup).... Sekretaris Direktorat Jenderal ub. Kabag OTL, (tanda tangan) Deny Isworo NIP 19740118 199503 1 002 DENGAN NAMA JABATAN PENANDATANGAN TIDAK SAMA DENGAN PENGIRIM Fogo, nama, dan alamat Nomor ditutis simetris dengan tulisan nota, Memuat petunyjuk, pembentabu anpernyataa permintaan, bersifat rutin, ‘Nama l jabatan dan lengkap pejabat aitulis dengan hunt awal kapital - 36 - CONTOH 16 FORMAT NOTA DINAS DENGAN JUMLAH HALAMAN LEBIH DARI SATU KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDEAL BEA DAN CUKAI J vote, nama, ‘SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL dan alamat instansi “IALAN JENDERAL A.VANI JAKARTA 13230, KOTAK POS 225 JAKARTA 19013, ‘TELEPON 0214890908; FAKSIMILE021-169087t; SITUS ww bescnai go USAT KONTAK LAYANAN: 1500225 SURAT ELEKTRONICo@customs go | J Nomor NOTA DINAS ditulis NOMOR ND-.../BC.1/. simetris dengan tulisan nota Yth, . eee dinas Dari Sifat | Lampiran Hal ‘ Serre Tanggal : Tanggal, Bulan, Tahun (alinea pembuka).. (alinea isi), {alinea isi) Memuat petunyul - emberitanu | anpernyataa | (alinea isi) : pa permintaan, Dersifat rutin | Sehubungan. -37- ‘Sehubungan. {alinea isi), ses 7 : Memuat |] 7 petunjur, pemberita fusn (alinea penutup). eee pernyataa : permintaa 2 bersiat rutin (tanda tangan Nama : een) lengkap Kushari Suprianto Taney NIP 19661002 199103 1 001 dengan eapital dan ‘ian Nt Tembusan: 1 Qe 3. dst oe CONTOH 17 FORMAT NOTA DINAS BERSAMA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL “ALAN JENOERAL A.YANI JAKARTA 13230, KOTAK POS 225 JAKARTA 13013 "TELEPON 0214890306, FAKSMILE 021-4090874 SITUS www oceccha' gd PUSAT KONTAK LAYANAN’ 1500225 SURAT ELEKTRONICso@customs 928 NOTA DINAS NOMOR ND-.../BC.1/... NOMOR ND-.../BC.2/ NOMOR ND-.../BC.5/. Yth, z ose Dari 4. Sekretaris Direktorat Jenderal; 2. Direktur Teknis Kepabeanan; 3. Direktur Penindakan dan Penyidikan. Sifat seven Lampiran Hal : Tanggal : Tanggal, Bulan, Tahun {alinea pembuka). (alinea isi... (alinea penutup) Direktur Teknis Kepabeanan, Sekretaris Direktorat Jenderal, (tanda tangan) (tanda tangan) Nama Lengkap Nama Lengkap NIP NIP... Direktur Penindakan dan Penyidikan, (tanda tangan) Nama Lengkap NIP Tembusan: 1 2. dst bp Nama dan ‘alamat instansi organisasi Nomor ditulis dengan tulisan nota Memuat petunjuk, emberitahu anpernyataa permintaan, Dersifat Nama jabatan dan Nama Tengkap pejabat itulis dengan ‘hurt awal eapital dan dlkeut NI, inisiator/lea d disebelah kkanan ditt pejabat lain organisast dan lar ke kanan -39- b. Memorandum 1) Pengertian Memorandum adalah naskah dinas intern yang bersifat mengingatkan suatu masalah, menyampaikan arahan, peringatan, saran, dan pendapat kedinasan secara singkat. Memorandum digunakan untuk komunikasi dari atasan ke bawahan. 2) Wewenang Penandatanganan Memorandum dibuat dan ditandatangani oleh/untuk para pejabat di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sesuai dengan lingkup tugas, wewenang, dan tanggung jawab. 3) Susunan a) Kepala Memorandum Bagian kepala memorandum terdiri dari: (1) kepala naskah dinas, yang berisi nama instansi/satuan organisasi yang diletakkan secara simetris dan ditulis dengan huruf kapital; (2) garis pemisah horisontal dengan panjang sama dengan lebar ruang penulisan memorandum dengan ukuran tebal 1 % pt; (3) tulisan memorandum ditulis dengan huruf kapital secara simetris dan dicantumkan di bawah nama instansi; (4) kata Nomor ditulis dengan huruf kapital secara simetris di bawah kata memorandum; (8) singkatan Yth. diikuti tanda baca titik dua (), ditulis di bawah nomor di margin kiri, (6) kata Dari diikuti tanda baca titik dua (:), ditulis di bawah singkatan Yth.; (7) kata Hal diikuti tanda baca titik dua (:), mencantumkan masalah pokok memorandum yang ditulis sesingkat mungkin, diawali huruf kapital pada setiap kata; (8) kata Tanggal ditulis paling bawah diikuti tanda baca titik dua (:) dengan huruf awal kapital; (®) garis pemisah horisontal dengan panjang sama dengan lebar Tuang penulisan memorandum dengan ukuran tebal % pt. b) Batang Tubuh Memorandum Batang tubuh memorandum terdiri dari (1) alinea pembuka; (2) alinea isi; @) alinea penutup yang singkat, padat, dan jelas. ©) Kaki Memorandum Bagian kaki memorandum terdiri dari: (1)nama jabatan penandatangan memorandum tidak _ perlu dicantumkan; (2) tanda tangan pejabat; (3) nama lengkap penandatangan memorandum, ditulis dengan huruf awal kapital, tanpa diberi tanda baca apapun, dan dibawahnya ditulis NIP tanpa tanda baca titik (.); 4) Hal yang Perlu Diperhatikan a) Memorandum tidak dibubuhi cap dinas; b) Tembusan memorandum berlaku di lingkungan internal instansi; -40- ¢) Penomoran memorandum dilakukan dengan mencantumkan nomor memorandum, kode unit organisasi, dan tahun. Format memorandum tertuang pada contoh 18. -41- CONTOH 18 FORMAT MEMORANDUM KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL “JALAN JENDERAL A YANI JAKARTA 13250, KOTAK POS 25 JAKARTA 19013, "TELEPON 0214890308; FAKSIMILE 0214090871 SITUS www betcha 9o 0 PUSAT KONTAK LAYANAN’ 1500225 SURAT ELERTRONGCogeustoms go | MEMORANDUM | NOMOR MO-.../BC.11/... | | Yih, Dari Hal ee Tanggal Tanggal, Bulan, Tahun (tanda tangan) Deny Isworo NIP 19740118 199503 1 002 Tembusan: 1 2 3. dst ca Catatan : Ukuran kertas memorandum adalah C5. Logo, nama, ddan alamat *\ insane! dengan tulisan | | memorandum Memuat singlet Dersifat mengingatkan masalah, menyampaika narahan, penngata ‘saran dan pendapat kkedinasan singkat Nama Jabatan ‘apabila pertu_ | dan nama | lengkap ejabat ‘tule dengan huruf wal kapital aoe 2. Naskah Dinas Korespondensi Ekstern Jenis naskah dinas korespondensi eksternal adalah surat dinas. a, Pengertian Surat dinas adalah naskah dinas pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi atau pejabat dalam menyampaikan informasi kedinasan berupa pemberitahuan, pernyataan, permintaan, penyampaian naskah dinas atau barang, atau hal kedinasan lainnya kepada pihak lain di luar organisasi yang bersangkutan, misalnya: 1) Direktur Jenderal Bea dan Cukai kepada pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan atau keluar Kementerian Keuangan; 2) antar pejabat Eselon Il pada dua unit organisasi Eselon I yang berbeda di lingkungan Kementerian Keuangan atau keluar Kementerian Keuangan dengan memberi tembusan kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai; 3) pejabat Esclon I! pada kantor pusat kepada : a) pejabat Eselon II instansi vertikal atau sebaliknya; atau b) Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai atau Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT). 4) pejabat Eselon II pada instansi vertikal kepada : a) Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau sebaliknya; b) pejabat Eselon Il instansi vertikal lainnya; atau c) Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai atau Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT); 5)Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai atau Kepala Unit Pelaksana Teknis kepada: a) Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau sebaliknya; b) Pejabat eselon Il atau pejabat Eselon Ill (mekanisme u.p.) pada kantor wilayah atau Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai; c) pejabat Eselon I, atau pejabat Eselon Ill (mekanisme u.p.) di lingkungan Kantor Pusat; d) Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai atau Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) dalam satu unit organisasi Eselon I yang sama atau keluar Kementerian Keuangan dengan memberi tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah; b. Wewenang Penandatanganan Surat dinas ditandatangani oleh pejabat sesuai dengan tugas, fungsi, dan wewenang, c. Susunan 1) Kepala Surat Dinas Bagian kepala surat dinas terdiri dari: a) logo dan nama instansi yang diletakkan secara simetris dan ditulis dengan huruf kapital; b) garis pemisah horisontal dengan panjang sama dengan lebar ruang penulisan surat dinas dengan ukuran tebal 1 % pt; ¢) tanggal, bulan, dan tahun pembuatan surat di margin kanan, sejajar/ sebaris dengan nomor surat; 4) nomor surat yang ditulis lengkap di margin kiri, diikuti_tanda baca titik dua (:) dicantumkan kode surat sesuai dengan ketentuan; e) kata Sifat ditulis di bawah nomor diikuti tanda baca titik dua (:) diikuti kualifikasi surat, Sangat Rahasia, Rahasia, atau Biasa, dapat juga digabung dengan klasifikasi surat, Sangat Segera, Segera, atau Biasa; - 43 - ) kata Lampiran, yang ditulis lengkap diikuti tanda baca titik dua (:), di bawah sifat surat dicantumkan jumlah dan nama barang yang dilampirkan dengan huruf kecuali bila jumlah kata bilangan lebih dari dua kata, misalnya Dua Puluh Lembar atau 21 Lembar, apabila tidak ada lampiran tidak perlu dicantumkan tulisan lampiran; g) kata Hal, bukan perihal, yang ditulis di bawah lampiran, diikuti tanda baca titik dua (:), yang mencantumkan masalah pokok surat, sesingkat mungkin, menggunakan huruf kapital pada setiap awal kata, dan tidak diakhiri dengan tanda baca titik (.) serta tidak perlu diberi garis bawah; h) alamat yang dituju kepada pejabat karena fungsi dan tugasnya berkaitan langsung dengan informasi surat, ditulis di margin kiri di bawah kata Hal, surat didahului dengan singkatan Yth. diikuti nama jabatan yang dituju. Sebutan Ibu, Bapak atau Sdr. hanya digunakan apabila diikuti dengan nama orang. Penulisan kata jalan pada alamat tidak disingkat, nama jalan dan nama kota ditulis dengan huruf kapital pada setiap awal kata, nama kota tidak diberi kata depan "di" dan tidak diberi garis bawah. Contoh: Yth. Direktur Jenderal Bea dan Cukai Jalan Jenderal A. Yani Jakarta 13230 Yth. Bapak Heru Pambudi Jalan Jenderal A.Yani Jakarta 13230 2) Batang Tubuh Surat Dinas Bagian batang tubuh surat dinas terdiri dari: a) alinea pembuka yang berisi latar belakang, maksud, dan tujuan surat secara singkat dan jelas; b) alinea isi yang memuat pokok/uraian inti permasalahan surat; ©) alinea penutup. 3) Kaki Surat Dinas Bagian kaki surat dinas terdiri dari: a) nama jabatan penanda tangan surat yang ditulis dengan huruf awal kapital, dan diakhiri tanda baca koma (,), apabila nama unit organisasi sudah tercantum lengkap pada kepala surat, nama jabatan tidak perlu ditulis lengkap; b) tanda tangan pejabat; ©)nama lengkap penanda tangan surat, ditulis dengan huruf awal Kapital, tanpa diberi tanda baca apa pun, dan di bawahnya ditulis NIP tanpa tanda baca titik (.); 4) cap dinas digunakan sesuai dengan ketentuan; -44- e) tembusan yang ditulis lengkap di margin kiri bawah diikuti tanda baca titik dua (}) dan tidak diberi garis bawah, tidak perlu mencantumkan Kepada Yth, Disampaikan kepada Yth., dan tidak perlu menambahkan kata sebagai laporan, arsip, atau istilah sejenisnya, contoh: Tembusan: 1. Direktur Jenderal Bea dan Cukai; 2. 3. dst. f) untuk surat Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas nama Menteri Keuangan menggunakan kepala surat berupa lambang negara dan nama jabatan 4) Distribusi Surat dinas disampaikan kepada pejabat sesuai dengan alamat yang dituju dengan menggunakan Buku Ekspedisi atau Lembar Pengantar. 5) Hal yang Perlu Diperhatikan a) Kepala surat hanya digunakan pada halaman pertama; b)Jika surat dinas disertai dengan lampiran, disertakan keterangan jumlah lampirannya; c) Hal berisi pokok surat sesingkat mungkin yang ditulis dengan huruf awal kapital pada setiap unsurnya, tanpa diakhiri tanda baca; d) Alamat Menteri Keuangan pada surat Menteri Keuangan diletakkan pada bagian bawah halaman terakhir. Format Surat Dinas Untuk Pejabat Negara tertuang pada contoh 19 Format Surat Dinas Dengan Jumlah Halaman Lebih Dari Satu tertuang pada contoh 20. Format Surat Dinas Pimpinan Unit Eselon I atas nama Menteri Keuangan tertuang pada contoh 21. Format Surat Dinas Pimpinan Unit Eselon I atas nama Menteri Keuangan Dengan Jumlah Halaman Lebih Dari Satu tertuang pada contoh 22. Format Surat Dinas Untuk Nonpejabat Negara tertuang pada contoh 23. Format Surat Dinas Bersama Eselon II tertuang pada contoh 24. Ke Nomor Sifat Lampiran Hal -45- CONTOH 19 FORMAT SURAT DINAS UNTUK PEJABAT NEGARA. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA S-..JMK.04. ‘Tanggal, Bulan, Tahun ‘Segera/Rahasia Satu Berkas Yth. Menteri Luar Negeri RI Jalan Jakarta ‘Tembusan: 1 2. 3. dst Gedung Djuanda | Lantai 3, Jalan Dr. Wahidin Nomor 1, Jakarta 10710 (024)... Situs www.kemenkeu.go.id .(Alinea Pembuka).. (Alinea Isi). (Alinea Penutup). Menteri Keuangan, (tanda tangan dan cap dinas) Bambang P.S. Brodjonegoro Faksimi Lambang Negara berwara Jeuning emas dan nama jabatan yang. telah dicetak Tangeal pembuatan surat ‘Alamat tujuan yang aitulis dt Dagian kisi ‘Nama jabatan dan Tengkap yang aituls dengan hurt awal keapital - 46 - CONTOH 20 FORMAT SURAT DINAS DENGAN JUMLAH HALAMAN LEBIH DARI SATU caning emas MENTERI KEUANGAN faery REPUBLIK INDONESIA telah dicetae Nomor = S-...MK.04/... Tanggal, Bulan, Tahun 4 Tang Sifat : Segera/Rat i || Lampiran : Satu Berkas Hal | Yth, Menteri Luar Negeri RI taeen ya Tent JA a ne | Jakarta fy eesea ies (Alinea Pembuka) (Alinea Isi). | Terkait -47- y MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Terkait hal-hal tersebut diatas, . (Alinea Penutup).. Nama jabatan dan lengkap yang ditulis dengan ‘hurat awal eapital Menteri Keuangan, | (tanda tangan dan cap dinas) Bambang P.S. Brodjonegoro Tembusan 2. 3. dst Gedung Djuanda | Lantai 3, Jalan Dr. Wahidin Nomor 1, Jakarta 10710 | Telepon (021) ... Faksimile (021)... Situs www.kemenkeu.go.id | — ——— E4ge CONTOH 21 FORMAT SURAT DINAS PIMPINAN UNIT ESELON I ATAS NAMA MENTERI KEUANGAN Lambang \[/ Negara berwarna Jeaning emas MENTERI KEUANGAN || | jensen gang REPUBLIK INDONESIA telah dete Nomor S-./MK.4\... Tanggal, Bulan, Tahun 4 Tanggal | Sifat ‘Segera/Rahasia aa Lampiran : Satu Berkas Hal | Yth. Menteri Luar Negeri RI I j Alamat senel dita a Jakarta Dagan kin | (Alinea Pembuka)... | (Alinea Isi). | (Alinea Penutup) Nama a.n. Menteri Keuangan jabatan dan Direktur Jenderal Bea dan Cukai, iegaap a tals dengan (tanda tangan dan cap dinas) dengan ieaptal Heru Pambudi i NIP 19700211 198912 1 001 Tembusan ‘i 2 3. dst Ko | Gedung Djuanda | Lantai 3, Jalan Dr. Wahidin Nomor 1, Jakarta 10710 | Telepon (021) ... Faksimile (021)... Situs www.kemenkeu.go.id -49- CONTOH 22 FORMAT SURAT DINAS PIMPINAN UNIT ESELON I ATAS NAMA MENTERI KEUANGAN DENGAN JUMLAH HALAMAN LEBIH DARI SATU Tambang \/ see berwarma ieiningemas MENTERI KEUANGAN Jabotan yang REPUBLIK INDONESIA telah dicetak Nomor —: S-.../MK. ‘Tanggal, Bulan, Tahun 4 fe Sifat 2 Segera/Rahasia fora Lampiran : Satu Berkas | Hal Yth, Menteri Luar Negeri RI tajuan yang Jalan ditulis di ‘Jakarta | [bein tc (Alinea Pembuka). (Alinea Isi) Terkait -50- Terkait hal-hal tersebut diatas, | ...(Alinea Penutup). a.n. Menteri Keuangan Direktur Jenderal Bea dan Cukai, (tanda tangan dan cap dinas) Heru Pambudi NIP 19700211 198912 1001 ‘Tembusan: 1 2. 3. dst Gedung Djuanda | Lantai 3, Jalan Dr. Wahidin Nomor 4, Jakarta 10710 Telepon (021) ... Faksimile (021)... Situs www.kemenkeu.go.id Nama jabatan dan Tengkap yang ditulis dengan Dhuruf awal apital -51- CONTOH 23 FORMAT SURAT DINAS UNTUK NONPEJABAT NEGARA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI “JALAN JENDERAL A,YANI JAKARTA 15290, KOTAK POS 225 JAKARTA 12013, ‘TELEPON 0214990308; FAKSIMILE 021469087; SITUS www betcha god PUSAT RONTARLAYANAN 1200025 SURAT ELEKTMONKCrloGeasioms go Wo dan hal sea fans Nomor _: S-.../BC/. Tanggal, Bulan, Tahun earan Sift: Segera ("| tampiran Lampiran : Satu Berkas ae Hal 7 ‘apabila cera | Yth, Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan ‘Alamat | Jalan. tujuan ditulis di Jakarta \\ soargin kick (Alinea Pembuka)..... Sekurang. fearangnya (Alinea Isi) tiga alines (Alinea Penutup). Direktur Jenderal, Nama jabatan (tanda tangan dan cap dinas) tee pejabat | Heru Pambudi Situs NIP 19700211 198912 1 001 dengan Kapital ‘Tembusan’ 1 2 3. dst. a 528 CONTOH 24 FORMAT SURAT DINAS BERSAMA ESELON II Loge) KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA kementenan DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI Keuangan KANTOR WILAYAH DJBC JAWA TENGAH DAN unit D.l. YOGYAKARTA anisaal JALAN JENOERAL A YAMLAKARTA 1223, KOTAK POS 225 JAKARTA 13013 TELEPON o1-autoon, FAKSMALE OF 20871 SITUS mewconsce goo PUSAT KONTAR LAYANAN 00025 SURAT ELEKTRONCalogestn pe Fenomoran dtimulat Nomor S-... WBC.09/. Tanggal, Bulan, Tahun dengan S-..WWBC.10/, organisai S-..WBC.11/, inisiator/le Sift: Segera ad Lampiran : Satu Berkas oe | Hal sesuai Yth. Direktur Jenderal Bea dan Cukai ce Jalan. ditulis di Jakarta ‘margin kiri | (Alinea Pembuka). (Alinea tsi). (Alinea Penutup). Kepala Kantor Wilayah Kepala Kantor Wilayah DJBC. Nama DJBC Jawa Timur |, Jawa Tengah dan Jebatan D.l. Yogyakarta, iS susan pestbat Sie (tanda tangan dan cap dinas) (tanda tangan dan cap dinas) heen apital Nama Lengkap Nama Lengkap NIP NIP Kepala Kantor Wilayah DJBC Jawa Timur Il, (tanda tangan dan cap dinas) Nama Lengkap NIP Tembusan: 2, dst. o _ 7 -53- 3. Surat Undangan a. Pengertian Surat undangan adalah naskah dinas yang memuat undangan kepada pejabat, pegawai, dan/ atau pihak terkait lainnya untuk menghadiri suatu acara kedinasan tertentu, misalnya rapat, upacara, dan pertemuan. Untuk kebutuhan khusus, misalnya acara sosialisasi dan ramah tamah dapat menggunakan Kartu Undangan dengan kertas A5. b. Wewenang Penandatanganan Kewenangan untuk mengundang pejabat di lingkungan internal unit organisasi berada pada pimpinan unit organisasi yang mengundang dan dapat dilimpahkan kepada pejabat ketatausahaan masing-masing unit organisasi. Sedangkan, kewenangan untuk mengundang pejabat di luar unit organisasi berada pada pimpinan pejabat yang berwenang. c. Susunan Surat Undangan 1) Kepala Surat Undangan Bagian kepala surat undangan terdiri dari: a) kepala surat undangan yang berisi logo Kementerian Keuangan, nama instansi, dan alamat instansi yang diletakkan secara simetris dan ditulis dengan huruf kapital; ») garis pemisah horisontal dengan panjang sama dengan lebar ruang penulisan surat dinas dengan ukuran tebal 1 % pt; ©) tanggal, bulan, tahun pembuatan surat undangan yang di sebelah kanan atas ditulis sebaris/ sejajar dengan nomor; 4) nomor surat undangan ditulis di sebelah kiri di bawah kepala naskah dinas; e) kata Sifat diikuti tanda baca titik dua (:) ditulis di bawah kata Nomor; f) kata Lampiran diikuti tanda baca titik dua (:) ditulis di bawah kata Sifat; g) kata Hal diikuti tanda baca titik dua (:) ditulis di bawah kata Lampiran; h) singkatan Yth., yang ditulis di bawah Hal, apabila pejabat yang diundang cukup banyak, dapat dibuat lampiran daftar nama undangan. 2) Batang Tubuh Surat Undangan Bagian batang tubuh surat undangan terdiri dari: a) alinea_pembuka; bj alinea isi yang terdiri dari hari, tanggal, pukul, tempat, dan acara; ¢) alinea penutup. 3) Kaki Surat Undangan Bagian kaki surat undangan terdiri dari: a) nama jabatan penanda tangan surat yang ditulis dengan huruf awal kapital, dan diakhiri tanda baca koma (,), apabila nama unit organisasi sudah tercantum lengkap pada kepala surat, nama jabatan tidak perlu ditulis lengkap; b) tanda tangan pejabat; ©) nama lengkap penanda tangan surat, ditulis dengan huruf awal kapital, tanpa diberi tanda baca apa pun, dan di bawahnya ditulis NIP tanpa tanda baca titik (.); -54- d) cap dinas digunakan sesuai dengan ketentuan; e) tembusan yang ditulis lengkap di margin kiri bawah diikuti tanda baca titik dua (:) dan tidak diberi garis bawah, tidak perlu mencantumkan Kepada Yth., Disampaikan kepada Yth., dan tidak perlu menambahkan kata sebagai laporan, arsip, atau istilah sejenisnya. Contoh: Tembusan: 1. Direktur Jenderal Bea dan Cukai; ae 3. dst. 4) Hal yang Perlu Diperhatikan a) Surat undangan untuk keperluan tertentu dapat berbentuk kartu dengan ukuran 19 % cm x 14 % cm. b) Apabila diperlukan, dapat mencantumkan « nama dan nomor kontak pejabat/pegawai yang dapat dimintakan informasi terkait dengan acara tersebut. d. Susunan Kartu Undangan 1) Kepala Kartu Undangan Bagian kepala kartu undangan terdiri dari a) kepala kartu undangan berisi logo Kementerian Keuangan, nama instansi, dan alamat instansi yang diletakkan secara simetris dan ditulis dengan huruf kapital; b) garis pemisah horisontal dengan panjang sama dengan lebar ruang penulisan surat dinas dengan ukuran tebal 1% pt; c) nomor kartu undangan ditulis di tengah di bawah kepala naskah dinas; d) tanggal, bulan, tahun pembuatan kartu undangan di bawah nomor kartu undangan; 2) Batang Tubuh Kartu Undangan Bagian batang tubuh kartu undangan terdiri dari : a) kalimat pembuka b) alinea isi yang terdiri dari acara, hari, tanggal, pukul, dan tempat; 3) Kaki Kartu Undangan Bagian kaki kartu undangan terdiri dari : a) Pihak yang dapat dikonfirmasi, ukuran huruf 7 pt; b) Pakaian, ukuran huruf 7 pt Format Kartu Undangan Menteri Keuangan tertuang pada contoh 25. Format Kartu Undangan Non Pejabat Negara tertuang pada contoh 26. Format Surat Undangan tertuang pada contoh 27. Format Lampiran Surat Undangan tertuang pada contoh 28 “ -55- CONTOH 25 FORMAT KARTU UNDANGAN MENTERI KEUANGAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Nomor: UND-.../MK.01/2015, (Tanggal, Bulan, Tahun) Dengan hormat, Kami mengundang Bapak/Ibu/Saudara untuk menghadiri Acara hari, tanggal bulan tahun, pukul, WiB Di Jl Konfirmasi kehadiran dapat menghubungi Pakaian Sdr. ..., telepon Laki-laki Perempuan Soe CONTOH 26 FORMAT KARTU UNDANGAN NON PEJABAT NEGARA. Ke KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI JALAN JENDERAL A YANI JAKARTA 13230, KOTAK POS 225 JAKARTA 12012, "TELEFON 0214890908; FAKSIMILE 021-169087" SITUS ww beste 902 PUSAT KONTAKLAYANAN: 1500225 SURAT ELEKTRONICocusons go Nomor: UND-.../BC/2015 (Tanggal, Bulan, Tahun) Dengan hormat, Kami mengundang Bapak/Ibu/Saudara untuk mengha Acara .. hari, tanggal bulan tahun, pukul, WB Di. Jl Konfirmasi kehadiran dapat menghubungi : Pakaian : Sdr. ..., telepon Lakielaki Perempuan -57- CONTOH 27 FORMAT SURAT UNDANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI ‘SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL “ALAN JENDERAL A YANI JAKARTA 13230, KOTAK POS 225 JAKARTA 12013 ‘TELEPON 0214890908; FAKSIMILE 021409087; SITUS wy beocuvel od [PUSAT KONTAK LAYANAN. 1500225 SURAT ELEKTRONIK oGeustoms p18 Xp Nomor UND- — /BC.1/ Tanggal, Bulan, Tahun Sifat Lampiran Hal Yth. (alinea pembuka dan alinea isi ). hari/tanggal 7 pukul fl tempat i acara .(alinea penutup). Sekretaris Direktorat Jenderal (tanda tangan dan cap dinas) Kushari Suprianto NIP 19661002 199103 1001 Tembusan: 1 2. 3. dst Lampiran hanya ditulis apabila perlu Uraian batang tubuh ‘Nama jabatan dan Jengkap pejabat aitulis dengan nun awa Kapital SoBe CONTOH 28 FORMAT LAMPIRAN SURAT UNDANGAN 10, LAMPIRAN Surat Undangan Sekretaris Direktorat Jenderal Nomor Tanggal DAFTAR PEJABAT/PEGAWAI YANG DIUNDANG. Sekretaris Direktorat Jenderal, (tanda tangan dan cap dinas) Kushari Suprianto NIP 19661002 199103 1.001 -59- C. Naskah Dinas Khusus 1. Surat Perjanjian Surat perjanjian adalah naskah dinas berisi kesepakatan bersama tentang obyek yang mengikat antar kedua belah pihak atau lebih untuk melaksanakan suatu tindakan atau perbuatan hukum yang telah disepakati bersama. a. Perjanjian Dalam Negeri q) 2) 3) Pengertian Kerjasama antar instansi baik di pusat maupun daerah, atau antara instansi dengan pihak swasta/badan hukum Indonesia di dalam negeri dibuat dalam bentuk kesepahaman bersama atau perjanjian kerja sama atau bentuk lain yang disepakati para pihak. Wewenang Penandatanganan Surat perjanjian yang dilakukan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, baik pada tingkat pusat maupun daerah, yang didasarkan atas dasar asas itikad baik, dibuat dan ditandatangani oleh pejabat sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya. Susunan a) Kepala Surat Perjanjian Dalam Negeri Bagian kepala surat perjanjian dalam negeri terdiri dari: (1) logo yang diletakkan di sebelah kanan dan kiri atas, penempatan logo Kementerian Keuangan di sebelah kanan atau kiri berdasarkan kesepakatan; (2) nama instansi, penempatan urutan sesuai kesepakatan; (3) judul perjanjian; (4) nomor surat perjanjian, penempatan urutan _sesuai kesepakatan. b) Batang Tubuh Surat Perjanjian Dalam Negeri Bagian batang tubuh surat perjanjian dalam negeri terdiri dari: (1) ketentuan umum; (2) materi pokok yang diatur, yang dimuat dalam bentuk pasal- pasal; (3) hak dan kewajiban masing-masing pihak; (4) ketentuan apabila ada perselisihan; (5) jangka waktu pelaksanaan perjanjian; (6) ketentuan peralihan (bila diperlukan); (7) ketentuan penutup. ¢) Kaki Surat Perjanjian Dalam Negeri Bagian kaki surat perjanjian dalam negeri memuat tempat dan waktu penandatanganan perjanjian, nama jabatan, tanda tangan, dan nama lengkap para pihak yang mengadakan perjanjian (penempatan penandatangan dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai di sebelah kanan atau kiri sesuai kesepakatan) serta para -60- saksi (jika dipandang perlu), dan dibubuhi meterai sesuai peraturan perundang-undangan. b. Perjanjian Internasional Proses pembuatan perjanjian internasional telah diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. c. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan 1) Masing-masing naskah perjanjian diletakkan di dalam map resmi sesuai peruntukannya, 2) Format naskah perjanjian yang disajikan dalam pedoman ini hanya sebagai salah satu contoh bentuk perjanjian yang ada. 3) Naskah perjanjian dibuat dalam dua rangkap, rangkap kesatu untuk Pihak I dan rangkap kedua untuk Pihak II. 4) Perekatan materai pada rangkap kesatu dibubuhkan pada kolom Pihak Il dan pada rangkap kedua pada kolom Pihak I. Format Surat Perjanjian Antar Instansi Dalam Negeri tertuang pada contoh 29. Format Perjanjian Kerjasama Pemerintah Lingkup Nasional tertuang pada contoh 30. Git CONTOH 29 FORMAT SURAT PERJANJIAN ANTAR INSTANSI DALAM NEGERI PERJANJIAN KERJA SAMA, ANTARA, DAN TENTANG NOMOR NOMOR Pada hari ini, » tanggal ..., bulan ..., tahun ..., bertempat di . yang bertanda tangan di bawah ini 1. , Selanjutnya disebut sebagai Pihak | 2. , Selanjutnya disebut sebagai Pihak I! bersepakat untuk melakukan kerja sama dalam bidang. + yang diatur dalam ketentuan sebagai berikut. Pasal 1 TUJUAN KERJA SAMA Pasal 2 RUANG LINGKUP KERJA SAMA Pasal 3 PELAKSANAAN KEGIATAN Pasal 4 PEMBIAYAAN Pasal Sudut perjanjian (nama ai pak, objek erjanjian) Penomoran yang berurutan ‘alam satu tahun take bP Mem identitas pihake yang mengadalkan dan menanda: tangent Perjaniian Memuat penjanjan, yang ditulis dalarn bentuke pasal-pasal 62 Pasal 5 PENYELESAIAN PERSELISIHAN (1) Apabila terjadi hal-hal yang di luar kekuasaan kedua belah pihak atau force majeure, dapat dipertimbangkan kemungkinan perubahan tempat dan waktu pelaksanaan tugas pekerjaan dengan persetujuan kedua belah pihak. Pasal6 LAIN-LAIN (2) Yang termasuk force majeure adalah a, bencana alam; b. tindakan pemerintah di bidang fiskal dan moneter, . keadaan keamanan yang tidak mengizinkan. (3) Segala perubahan dan/atau pembatalan terhadap piagam kerja sama ini akan diatur bersama kemudian oleh Pihak Pertama dan Pihak Kedua. Nama Institusi Nama Jabatan, (tanda tangan) Nama Lengkap Pasal 7 PENUTUP. Jakarta, 10 Januari 2014 Nama Institusi Nama Jabatan, (tanda tangan) Nama Lengkap -63- CONTOH 30 FORMAT PERJANJIAN KERJASAMA PEMERINTAH LINGKUP NASIONAL. KERJA SAMA ANTARA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Logo DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DAN (KEMENTERIAN/LEMBAGA PEMERINTAH/PROVINSI/KABUPATEN/KOTA) TENTANG (Program) : NOMOR NOMOR | Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan (Lembaga Pemerintah/Provinsi/Kabupaten/ kota) Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan kerja sama dalam rangka (program).. dengan ketentuan sebagai berikut Pasal 1 TUJUAN KERJA SAMA, Pasal 2 RUANG LINGKUP KERJA SAMA Pasal 3 PELAKSANAAN KEGIATAN Pasal 4 PEMBIAYAAN, Pasal Ke ose Pasal 5 PENYELESAIAN PERSELISIHAN Pasal 6 LAIN-LAIN (1) Apabila terjadi hal-hal yang di luar kekuasaan kedua belah pihak atau force majeure, dapat dipertimbangkan kemungkinan perubahan tempat dan waktu pelaksanaan tugas pekerjaan dengan persetujuan kedua belah pihak. (2) Yang termasuk force majeure adalah a, bencana alam; b, tindakan pemerintah di bidang fiskal dan moneter; c. keadaan keamanan yang tidak mengizinkan. (3) Segala perubahan dan/atau pembatalan terhadap piagam kerja sama ini akan diatur bersama kemudian oleh Pihak Pertama dan Pihak Kedua, Pasal 7 PENUTUP. Jakarta, 10 Januari 2014 Nama Institusi Nama Institusi Nama Jabatan, Nama Jabatan, (tanda tangan) (tanda tangan) Nama Lengkap Nama Lengkap ese 2. Surat Kuasa a) Pengertian Surat kuasa adalah naskah dinas yang berisi pemberian wewenang kepada badan hukum/kelompok orang/perseorangan atau pihak lain dengan atas namanya untuk melakukan suatu tindakan tertentu dalam rangka kedinasan. b) Wewenang Penandatanganan Surat Kuasa ditandatangani oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Pejabat Eselon Il, Kepala Kantor Vertikal/UPT. c) Susunan 1) Kepala Surat Kuasa Bagian kepala surat kuasa terdiri dari: (@) kepala surat kuasa yang berisi logo Kementerian Keuangan, nama instansi, dan alamat instansi yang diletakkan secara simetris dan ditulis dengan huruf kapital; (b) judul surat kuasa ditulis di bawah logo dan nama instansi ditulis dengan huruf kapital secara simetris; (© nomor surat kuasa yang ditulis secara simetris. Penomoran surat kuasa merujuk pada ketentuan pemberian kode dan nomor surat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. 2) Batang Tubuh Surat Kuasa Bagian batang tubuh surat kuasa terdiri dari: (a) nama lengkap dan jabatan yang memberi kuasa; (b) nama lengkap dan jabatan yang menerima kuasa; (©) materi pokok yang dikuasakan untuk dilaksanakan; (4) kalimat penutup. 3) Kaki Surat Kuasa Bagian kaki surat kuasa memuat keterangan tempat, tanggal, bulan dan tahun pembuatan, serta nama jabatan, tanda tangan, nama lengkap, dan NIP pemberi dan penerima kuasa, dibubuhi meterai sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Khusus surat kuasa dalam bahasa Inggris tidak menggunakan meterai. d) Hal-hal yang Perlu Diperhatikan 1) Surat Kuasa dibuat dalam dua rangkap, rangkap kesatu untuk penerima kuasa dan rangkap kedua untuk pemberi kuasa; 2) Perekatan materai pada rangkap kesatu dibubuhkan pada kolom pemberi kuasa dan pada rangkap kedua pada kolom penerima kuasa; 3) Khusus untuk surat kuasa Menteri Keuangan dalam bahasa Inggris, nama Menteri Keuangan tidak disertai cap dinas. Format Surat Kuasa tertuang pada contoh 31. Format Surat Kuasa untuk Penandatanganan MOU tertuang pada contoh 32. Format Surat Kuasa untuk Penandatanganan MOU (dalam Bahasa Inggris) tertuang pada contoh 33. E66 CONTOH 31 FORMAT SURAT KUASA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI JALAN JENDERAL A.YANI JAKARTA 13290, KOTAK POS 228 JAKARTA 12013, [TELEPON 021-4890308, FAKSIMILE 02'-4890871: SITUS worm beoeual go { PUSAT KONTAK LAYANAN. 1500225 SURAT ELEKTRONIK nfoGesoms go ‘Logo, nama, dan alamatinstans, Penemeran berunatan alam sats tahun takwim SURAT KUASA NOMOR SKU-.../BC/.... | ‘Yang bertanda tangan di bawah ini: namaiNIP eee mmenbertan | pangkat/golongan | jabatan memberi kuasa kepada: Memuat namaiNiP igenttas yang pangkat/golongan ben kuasa jabatan Memuat pemyataan tentang pemberian wwewenang kepada pinak fain untuk ‘melakukan | untuk Surat kuasa ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Jakarta, Ki sa Penerima Kuasa, Pemberi Kuasa, eran. Sekretaris Direktorat Jenderal Direktur Jenderal — Nama jabtan (anda tangan) (meterai dan tanda tangan) carro lengkappesbst Kushari Suprianto Heru Pambudi ane NIP 19661002 199103 1 001 NIP 19700211 198912 1.001 kapita ¥ %. oie CONTOH 32 FORMAT SURAT KUASA UNTUK PENANDATANGANAN MOU MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SURAT KUASA NOMOR SKU-.../MK/. Yang bertanda tangan di bawah ini, ...... (nama pejabat)...., Menteri Keuangan Republik Indonesia, memberi kuasa penuh kepada Nama Pejabat Jabatan (Menteri/Gubernur/Walikota/dsb.) untuk menandatangani atas nama pemerintah Republik Indonesia, Nota Kesepahaman antara Republik Indonesia dan Pemerintah. (asinginegara sahabat) ...... mengenai kerja sama ........(bidang) ‘Sebagai bukti, surat kuasa ini saya tanda tangani dan saya bubuhi meterai di Jakarta tanggal....bulan...tahun dua ribu (tanda tangan) Nama Lengkap ke 268" CONTOH 33 FORMAT SURAT KUASA UNTUK PENANDATANGANAN MOU {DALAM BAHASA INGGRIS) MINISTER OF FINANCE OF ‘THE REPUBLIC OF INDONESIA. FULL POWERS The undersigned........(nama pejabat)......, Minister of Finance of the Republic of Indonesia, fully authorizes Name of Official Jabatan (Menteri/Gubernur/Walikota/dsb.) to sign on behalf of the Government of the Republic of Indonesia, the Memorandum of Understanding between -Republic of Indonesia and the Government : --n-e..dasinginegara sahabat). ‘concerning........(bidang).... ‘cooperation. IN WITNESS WHEREOF, | have signed this Full Powers in Jakarta on this......day of....in the year two thousand. Signature (tanpa cap jabatan) Name of the Minister of Finance of the Republic of Indonesia -69- Berita Acara a) Pengertian Berita acara adalah naskah dinas yang berisi uraian tentang proses pelaksanaan suatu kegiatan yang harus ditandatangani oleh para pihak dan para saksi. b) Wewenang Penandatanganan Berita Acara ditandatangani oleh para pihak dan para saksi. c) Susunan 1) Kepala Berita Acara Bagian kepala berita acara terdiri dari: (a) kepala berita acara berisi logo Kementerian Keuangan, nama instansi, dan alamat instansi yang diletakkan secara simetris dan ditulis dengan huruf kapital; (b) judul berita acara ditulis di bawah logo dan nama instansi yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris; () nomor berita acara ditulis simetris di bawah judul berita acara. Penomoran berita acara merujuk pada ketentuan pemberian kode dan nomor surat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. 2) Batang Tubuh Berita Acara Bagian batang tubuh berita acara terdiri dari: (a) tulisan hari, tanggal, bulan, tahun, jam, tempat pelaksanaan, nama lengkap, NIP, dan jabatan para pihak yang membuat berita acara; (b) uraian materi pelaksanaan kegiatan (substansi berita acara); (©) kalimat penutup. 3) Kaki Berita Acara Bagian kaki berita_ acara memuat tempat _pelaksanaan penandatanganan, nama jabatan, tanda tangan, nama lengkap, dan NIP para pihak serta para saksi Format Berita Acara tertuang pada contoh 34, Format Berita Acara dengan Jumlah Halaman lebih dari Satu tertuang pada contoh 35. ko -70- CONTOH 34 FORMAT BERITA ACARA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI ‘SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL JALAN JENDERAL A.YANI JAKARTA 19200, KOTAK POS 225 JAKARTA 13013, "TELEPON 0214890308; FAKSIMILE024-4800874, SITUS wm bese! gos PUSAT KONTAK LAYANAN. 1500225 SURAT ELEKTRGNICiogeusioms go it BERITA ACARA NOMOR BA-.../BC.1/. Pada hari ini . tanggal....., bulan ......, tahun ......, kami masing- masing To cesessss(Nama pejabat), .......(NIP dan jabatan), selanjutnya disebut Pihak Pertama dan 2. (pihak fain)... , Selanjutnya disebut Pihak Kedua, telah melaksanakan a b. dst. Berita Acara ini dibuat dengan sesungguhnya berdasarkan Dibuat di. Pihak Kedua, Pihak Pertama, (tanda tangan) (tanda tangan) Nama Lengkap Nama Lengkap NIP NIP. Mengetahui Nama Jabatan, (tanda tangan) Nama Lengkap NIP ‘Loge, nama, dan lamat instars Penomeran Derurutan iS oe Memuat ienutas para pina yang egatan pejabat ‘itulis dengan F | unit awat L | apital Tanda tangan | 71 sakesi/pesab atyang ‘mengesah wan, Nama Tengkap ditus dengan J | art awa Kapital -71- CONTOH 35 DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL {JALAN JENDERAL A YANI JAKARTA 13250, KOTAK POS 225 JAKARTA 19013, "TELEPON 021890308; FAKSIMILE 0214690874 SITUS mw Deoclai gd PUSAT KONTAK LAYANAN. 1500235 SURAT ELEKTRONICinfogeusom gos BERITA ACARA NOMOR BA-.../BC. 1. Pada hari ini .......... tanggal......, bulan ......, tahun ......, kami masing- masing: 1 (nama pejabat), .......(NIP dan jabatan), selanjutnya disebut | Pihak Pertama dan 2 (pihak tain) . selanjutnya disebut Pihak Kedua, telah melaksanakan a. d. Penyerahan KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA FORMAT BERITA ACARA DENGAN JUMLAH HALAMAN LEBIH DARI SATU Logo, nama, dan alamat instans! Penemoran Derurtan dalam satu tahun twin Memuat ‘centias para pina yang fmelaksarakan kegitan d. Penyerahan -72- Berita Acara ini dibuat dengan sesungguhnya berdasarkan Pihak Kedua, (tanda tangan) Nama Lengkap NIP... Dibuat di Pihak Pertama, (tanda tangan) Nama Lengkap NIP. Mengetahui Nama Jabatan, (tanda tangan) Nama Lengkap NIP | [Fanaa tangan para pina. Nama jabatan dan lengkap ejabat Stuls {engan hurut ‘aval kapial Tanda tangan ssaksi/pejab at yang mengesah- ean. Nama, lengkap itulis dengan ‘huruf aval Kapital P73E 4. Surat Keterangan a) Pengertian Surat keterangan adalah naskah dinas yang berisi informasi mengenai penjelasan suatu hal peristiwa/keadaan atau seseorang dari pejabat untuk keperluan kedinasan. b) Wewenang Penandatanganan Surat keterangan dibuat dan ditandatangani oleh pejabat yang sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya. c) Susunan 1) Kepala Surat Keterangan Bagian kepala surat keterangan terdiri dari: (a) kepala surat keterangan, berisi logo dan nama instansi yang diletakkan secara simetris dan ditulis dengan huruf kapital; (b) tulisan surat keterangan dicantumkan di bawah logo Kementerian Keuangan, nama instansi, dan alamat instansi ditulis dengan huruf kapital secara simetris; () nomor surat keterangan ditulis dengan huruf kapital secara simetris di bawah tulisan surat keterangan. Penomoran surat keterangan merujuk pada ketentuan pemberian kode dan nomor surat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. 2) Batang Tubuh Surat Keterangan Bagian batang tubuh surat keterangan terdiri dari: (a) nama pejabat, NIP, dan jabatan yang memberikan keterangan; (b) nama pejabat dan jabatan atau nama pegawai yang diterangkan, serta identitas lain yang diperlukan; (©) maksud dan tujuan diterbitkan surat keterangan. 3) Kaki Surat Keterangan Bagian kaki surat keterangan terdiri dari: (a) tempat dan tanggal, bulan dan tahun penandatanganan; (b) nama jabatan pejabat yang menandatangani, ditulis dengan huruf awal kapital, dan diakhiri dengan tanda baca koma (,); (©) tanda tangan pejabat yang memberi keterangan; (@) nama lengkap pejabat yang menandatangani ditulis dengan huruf awal kapital; (e) NIP; (f) cap dinas. Format surat keterangan tertuang pada contoh 36. -74- CONTOH 36 FORMAT SURAT KETERANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAL ‘SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL JALAN JENDERAL A YANI AKARTA 12290, KOTAK POS 25 JAKARTA 19013, "TELEPON 0214890308; FAKSIMILE 0214890871 SITUS ww beockal go. PUSAT KONTAKLAYANAN. 1500225 SURAT ELEKTRONIKinfo@cusom ois Logo, nama, ddan alamat instansi SURAT KETERANGAN | | [ Penomoran NOMOR KET-.../BC.1/, berurutan Gaiam satu Po tanun | Yang bertanda tangan di bawah ini, fee nama NIP jabatan ‘Memuat ‘nama pejabat dan jabatan yang Imemberikan dengan ini menerangkan bahwa, US eeterangan namaiNiP, pangkat/golongan jabatan Memuat nama dan ident Pejabat/pegaw iyang umur sera Wena alamat : . Iain yang dst diperiukan, Memuat tnformast rmengenal maksud dan ‘Surat keterangan ini diberikan untuk keperluan ......... | tujuan st dengan harapan agar pihak berwenang dapat memberikan bantuan eel apabila diperlukan dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya, Kota sesuas alamat instansi dan Jakarta,... - Ty penanda- ‘Sekretaris Direktorat Jenderal, tanganan (tanda tangan dan cap dinas) a dan name Kushari Suprianto lengkap dias dengan hurut NIP 19661002 199103 1001 awal kapital * Surat Pengantar a) Pengertian Surat pengantar adalah naskah dinas yang digunakan untuk mengantar/ menyampaikan barang atau naskah b) Wewenang Penandatanganan Surat pengantar dibuat dan ditandatangani oleh pejabat sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya. c) Susunan 1) Kepala Surat Pengantar Bagian kepala surat pengantar terdiri dari: (a) kepala surat pengantar yang berisi logo Kementerian Keuangan, nama instansi, dan alamat instansi yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris; (b) alamat yang dituju, ditulis di margin kiri di bawah logo dan nama instansi dengan kata Yth. diikuti nama jabatan yang dituju; (© tanggal, bulan, dan tahun ditulis di margin Kanan sebaris dengan Yth.; (4) tulisan surat pengantar yang diletakkan secara simetris dan ditulis dengan huruf kapital; () nomor surat pengantar ditulis simetris di bawahnya. 2) Batang Tubuh Surat Pengantar Bagian batang tubuh surat pengantar terdiri dari: (a) nomor urut; (b) jenis naskah/barang yang dikirim; (©) banyaknya naskah/barang; (a) keterangan. 3) Kaki Surat Pengantar Bagian kaki surat pengantar terdiri dari: (@) Pengirim yang berada di sebelah kanan meliputi: (1) nama jabatan pembuat surat pengantar; (2) tanda tangan; (3) nama dan NIP; (4) cap dinas. (b) Penerima yang berada di sebelah kiri meliputi: (1) tanggal penerimaan; (2) nama jabatan penerima; (3) tanda tangan; (4) nama dan NIP; (5) cap dinas; (6) nomor telepon/faksimile. d) Hal yang Perlu Diperhatikan Surat pengantar dikirim rangkap dua, lembar pertama untuk penerima dan lembar kedua untuk dikembalikan kepada pengirim. e) Penomoran Penomoran surat pengantar sama dengan penomoran surat dinas. Format surat pengantar tertuang pada contoh 37. -76- CONTOH 37 FORMAT SURAT PENGANTAR KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL. LIALAN JENDERAL A YANL JAKARTA 12290, KOTAK POS 225 JAKARTA 13013, TELEPON 021-4890308; FAKSIMLE 021-4890071 SITUS ww beach go USAT KONTAK LAYANANE 1500225 SURAT ELEKTRONIK nfobeusioms got eee Yth. ‘Tanggal, Bulan, Tahun SURAT PENGANTAR NOMOR SP-.../BC.11/ No| Naskah Dinas/Barang Jumiah Keterangan Diterima tanggal Penerima, Pengirim, Kepala Bagian Organisasi (Nama Jabatan)... dan Tatalaksana ub. Kepala Subbagian Tatalaksana | (tanda tangan dan cap dinas) (tanda tangan dan cap dinas) Nama Lengkap Nama Lengkap NIP NIP Nomor Telepon: Nomor Faksimile: Catatan: Setelah barang atau naskah diterima,lembar kedua harap dikirimkan/diserahkan kembali kepada pengirim. Loge, nama, dan alamat ‘Tanggal pembuatan Nama Jabatan dan Tengkap pejabat ‘ius dengan hurt awal keapital Tie 6. Pengumuman a) Pengertian Pengumuman adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan yang ditujukan baik kepada pejabat/pegawai di dalam lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai maupun masyarakat umum. b) Wewenang Penandatanganan Pengumuman dibuat dan ditandatangani oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Pejabat Eselon Il, atau Kepala Kantor Vertikal/UPT yang sifat tugasnya otonom. ©) Susunan 1) Kepala Pengumuman Bagian kepala pengumuman terdiri dari: (a) kepala pengumuman yang berisi logo Kementerian Keuangan, nama instansi, dan alamat instansi yang ditulis dengan huruf Kapital secara simetris; (b) tulisan pengumuman dicantumkan di bawah logo dan nama instansi, ditulis dengan huruf kapital; () nomor pengumuman ditulis dengan huruf kapital secara simetris di bawah tulisan pengumuman merujuk pada ketentuan pemberian kode dan nomor surat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; (d) kata tentang dicantumkan di bawah nomor pengumuman, ditulis dengan huruf kapital; (e) judul pengumuman ditulis dengan huruf kapital secara simetris di bawah kata tentang. 2) Batang Tubuh Pengumuman Bagian batang tubuh pengumuman memuat: (a) alasan tentang perlunya dibuat pengumuman; (b) peraturan yang menjadi dasar pembuatan pengumuman; (©) informasi penting tentang hal tertentu. 3) Kaki Pengumuman Bagian kaki pegumuman terdiri dari: (a) tempat dan tanggal penetapan; (b) nama jabatan pejabat yang menetapkan, ditulis dengan huruf awal kapital, dan diakhiri dengan tanda baca koma (,); (©) tanda tangan pejabat yang menetapkan; (4) nama lengkap pejabat yang menandatangani, ditulis dengan huruf awal kapital; (e) NIP; () cap dinas. d) Hal yang Perlu Diperhatikan 1) Pengumuman tidak memuat alamat tujuan, kecuali yang ditujukan kepada kelompok atau golongan tertentu; 2) Pengumuman bersifat menyampaikan informasi, tidak memuat cara pelaksanaan teknis suatu peraturan; 3) Bentuk pengumuman yang bersifat teknis disesuaikan dengan petunjuk teknis masing-masing unit organisasi. Format pengumuman tertuang pada contoh 38. Stio CONTOH 38 FORMAT PENGUMUMAN 1 2. 3. dst "0 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI JALAN JENDERAL A'YANILAKARTA 1920, KOTAK POS 225 JAKARTA 13013 TTELEPON 021-4860300, FAKSIMILE 021-159087 SITUS ww beacate: 90 2 USAT KONTAKLAYANAN: 1500225 SURAT ELEKTRONIK imlo@eusors od PENGUMUMAN, NOMOR PENG-.../BC/. TENTANG Pengumuman ini hendaknya disebarluaskan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal Direktur Jenderal, (tanda tangan dan cap dinas) Heru Pambudi NIP 19700211 198912 1 001 | Tembusan: Logo. nama, dan PX alamat Penomoran Derurutan dalam satu abun takvam Judut pengumu situlis dengan ura avital Memuat alasan/ peraturan pemberi tabuan tentang hal Kanital Kepada pejabat terkai, -79- D. Laporan 1 Pengertian Laporan adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan tentang pelaksanaan suatu kegiatan atau terjadinya suatu peristiwa. Laporan yang dimaksud disini terpisah dengan naskah dinas pengantar. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan Laporan dibuat dan ditandatangani oleh pejabat dan/atau pelaksana yang diserahi tugas. Susunan a. Kepala Laporan Bagian kepala laporan terdiri dari: 1) kepala laporan yang berisi logo Kementerian Keuangan, nama instansi, dan alamat instansi yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris; 2) tulisan laporan ditulis dengan huruf Kapital di bawah logo dan nama instansi, diikuti dengan nomor laporan yang ditulis secara simetris di bawahnya; 3) tulisan tentang dicantumkan di bawah kata laporan ditulis dengan huruf kapital secara simetris; 4) judul laporan ditulis dengan huruf kapital simetris di bawah tentang, 5) nomor laporan ditulis dengan huruf kapital secara simetris di bawah judul laporan merujuk pada ketentuan pemberian kode dan nomor naskah dinas Kementerian Keuangan. b. Batang Tubuh Laporan Bagian batang tubuh laporan terdiri dari: 1) pendahuluan memuat latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup, dan sistematika laporan; 2) materi laporan terdiri atas kegiatan yang dilaksanakan, faktor yang mempengaruhi, hasil pelaksanaan kegiatan, hambatan yang dihadapi, dan hal lain yang perlu dilaporkan; 3) simpulan dan saran, perlu disampaikan sebagai bahan pertimbangan; 4)penutup, akhir laporan yang memuat —harapan/permintaan arahan/ucapan terima kasih. c. Kaki Laporan Bagian kaki laporan terdiri dari: 1) tempat dan tanggal pembuatan laporan; 2) nama jabatan pejabat yang membuat laporan, ditulis dengan huruf awal kapital, dan tanpa diakhiri tanda baca koma (,); 3} tanda tangan pejabat yang membuat laporan; 4) nama lengkap pejabat yang menandatangani ditulis dengan huruf awal kapital; 5) NIP; 6) cap dinas. Format Laporan tertuang pada contoh 39. Format Laporan dengan Jumlah Halaman Lebih Dari Satu tertuang pada contoh 40. -80- CONTOH 39 FORMAT LAPORAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI “ALAN JENDERAL A YANI JAKARTA 19230, KOTAK POS 225 JAKARTA 13013, "TELEPON 021-4890308; FAKSIMILE 021-4800871: SITUS war beac! go USAT KONTAK LAYANAN. 1500225 SURAT ELEKTRONIK mfoGeasioms god eee LAPORAN itulis TENTANG gengan ura Kapital NOMOR LAP... /6C.1/2015 Memuat | A. Pendahuluan ae | 4, Latar Belakang ‘juan, | 2. Maksud dan Tujuan pane 3. Ruang Lingkup aan 4, Dasar Setemauk slaporan B. Kegiatan Yang Dilaksanakan rs C. Hasil Yang Dicapai ‘atan 7 Siaaanatean yang a hast Delaksana ees aan . seen an kegiata , Penutup — aihadapi, dan hal lain yang perl ‘laporkan D. Simpulan dan Saran Dibuat di Jakarta ota seni pada tanggal alamat Sekretaris Direktorat Jenderal, ponte Tnemen (tanda tangan dan cap dinas) Kushari Suprianto | NIP 19661002 199103 1 001 lengkap pejabat aituis dengan ko hurt awal ~ e kapital -81- CONTOH 40 FORMAT LAPORAN DENGAN JUMLAH HALAMAN LEBIH DARI SATU Logo, ama, dan ‘lamat instansi KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI {JALAN JENDERAL A YANI JAKARTA 13290, KOTAK POS 225 JAKARTA 12013, ‘TELEPON 0214890308; FAKSIMILE 0214890871 SITUS ww betcha od PUSAT KONTAK LAYANAN: 1500225 SURAT ELEKTRONIKinfo@eusom ois Jadu laporan ditulis dengan ura Kapital LAPORAN TENTANG NOMOR LAP... JBC. 1/2018 ‘A. Pendahuluan 1, Latar Belakang 2. Maksud dan Tujuan Memuat sss - + rake 3. Ruang Lingkup \ dan tujuan, lang lingkup, dan Sistematika Inporan 4. Dasar 8. Kegiatan. -82- B. Kegiatan Yang C. Hasil Yang Dicapai D. Simpulan dan Saran €, Penutup Dibuat di Jakarta pada tanggal Sekretaris Direktorat Jenderal, (tanda tangan dan cap jabatan) Kushari Suprianto NIP 19661002 199103 1 001 Memuat laporan kegiatan yang Giaksanaka 1, faktor yang mempenga ruby, hast pelaksana. leegiatan, hambatan yang aihadapi, dan hal lain yang perl || ailaperkan Kota sesuat lamat dan tanggal penanda- tanganan Nama Jabatan dan nama lengkap | | pejabat aitulis dengan uruf awal pital eae E, Telaahan Staf 1. Pengertian Telaahan staf adalah bentuk uraian yang disampaikan oleh penelaah yang memuat —analisis__singkat_ ~~ dan —jelas_ = mengenai_—suatu persoalan/pendapat/ide/usulan dengan memberikan _alternatif pemecahan /jalan keluar. 2. Wewenang Penandatanganan Telaahan Staf ditandatangani oleh pembuat telaahan. 3. Susunan, a) Kepala Telaahan Staf Bagian kepala telaahan staf terdiri dari: 1) judul telaahan staf ditulis dengan huruf kapital secara simetris; 2) tulisan tentang ditulis dengan huruf kapital secara simetris di bawah tulian telaahan staf; 3) uraian singkat tentang permasalahan. b) Batang Tubuh Telaahan Staf Bagian batang tubuh telaahan staf terdiri dari: 1) persoalan, memuat pernyataan singkat dan jelas tentang persoalan yang akan dipecahkan; 2) praanggapan, memuat dugaan yang beralasan, berdasarkan data yang ada, saling berhubungan sesuai dengan situasi yang dihadapi, dan kemungkinan merupakan kejadian di masa yang akan datang; 3) fakta yang mempengaruhi memuat fakta yang merupakan landasan analisis dan pemecahan persoalan; 4) analisis pengaruh praanggapan dan fakta terhadap persoalan dan akibatnya, hambatan serta keuntungan dan kerugian, pemecahan dan cara bertindak yang mungkin atau dapat dilakukan; 5) simpulan, memuat intisari hasil diskusi, merupakan pilihan cara bertindak atau pemecahan permasalahan; 6) tindakan yang disarankan, memuat secara ringkas dan jelas saran atau usul tindakan untuk mengatasi persoalan yang dihadapi ©) Kaki Telaahan Staf Bagian kaki telaahan staf terdiri dari 1) tempat, tanggal, bulan, dan tahun pembuatan telaahan staf; 2) jabatan penelaah staf, yang ditulis dengan huruf awal kapital; 3) tanda tangan penelaah staf; 4) nama lengkap, yang ditulis dengan huruf awal kapital; 5) NIP; 6) daftar lampiran. d) Lampiran. Bagian lampiran telaahan staf terdiri dari: 1) data/surat; 2) hasil koordinasi, bukti koordinasi formal dengan pejabat/staf lain yang terkait berupa komentar, pendapat, dan Koreksi atau pembetulan terhadap batang tubuh telaahan sehingga tersedia semua keterangan bagi pimpinan sebelum mengambil putusan. Format telaahan staf tertuang pada contoh 41 = ea CONTOH 41 FORMAT TELAAHAN STAF = | TELAAHAN STAF TENTANG A. Persoalan Memuat pernyataan singkat dan jelas tentang persoalan yang akan dipecahkan. B. Praanggapan Memuat dugaan yang beralasan, berdasarkan data dan saling berhubungan sesuai situasi yang dihadapi, dan merupakan kemungkinan kejadian di masa mendatang, C. Fakta Yang Mempengaruhi Memuat fakta yang merupakan landasan analisis dan pemecahan persoalan. D. Analisis Analisis pengaruh praanggapan dan fakta tethadap persoalan dan akibatnya, hambatan serta keuntungan dan kerugian, serta pemecahan atau cara bertindak yang mungkin atau dapat dilakukan. E. Simpulan Memuat intisari hasil diskusi dan pilhan satu cara bertindak atau jalan keluar sebagai Pemecahan persoalan yang dihadapi. F. Saran Tindakan Memuat secara ringkas dan jelas saran tindakan untuk mengatasi persoalan yang dihadapi ‘Tempat, Tanggal/Bulan/Tahun Nama Jabatan, (tanda tangan) Nama Lengkap NIP Daftar lampiran: eRe Algo F. Formulir Formulir adalah bentuk pengaturan alokasi ruang atau lembar naskah isian untuk mencatat berbagai data dan informasi yang bersifat rutin. Formulir dibuat dalam bentuk kartu atau lembar cetakan dengan judul tertentu_ berisi keterangan yang diperlukan. Kertas yang digunakan berukuran AS. Formulir berita faksimile tertuang pada contoh 42. Formulir berita telepon tertuang pada contoh 43. - 86 - CONTOH 42 FORMULIR BERITA FAKSIMILE KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DIREKTORAT AUDIT ALAN JENDERAL A YANI JAKARTA 13230, KOTAK POS 225 JAKARTA 13013 "TELEPON 0214890908; FAKSIMILE 021469067 SITUS wn Beata go PUSAT KONTAK LAYANANE 1500225 SURAT ELEKTRONKCnogieutoms gost FAKSIMILE Tanggal, bulan, tahun Nomor FAK-.../.../. Klasifikasi © SangatSegera CSegera Basa Kualifikasi ‘Sangat Rahasia 0 Rahasia O Biasa Kepada Dari Nomor faks Jumlah halaman lembar (termasuk pengantar) Nomor telepon Tanggal kirim Hal Tembusan : (apabila diperlukan) = Bahan masukan OTelti OD Jawab elidiki Edarkan/teruskan © Jawab kepada yang bersangkutan a q Petugas pengirim - Nama Jabatan : NIP Paraf e Catatan : (diisi keterangan tambahan sehubut ingan dengan berita faksimile yang dikirimkan) Kepala Subbagian Tata Usaha, Nama Lengkap NIP -87- CONTOH 43 FORMULIR BERITA TELEPON KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL JALAN JENOERAL A YANI JAKARTA 13230, KOTAK POS 225 JAKARTA 12013 "TELEPON 0214890306; FAKSIMILE621-4600874; SITUS ww beecua' od USAT KONTAK LAYANARE 1500225 SURAY ELEKTRONIK nfogeusome go Klasifikasi Kualifikasi Kepada Dari BERITA TELEPON NOMOR BT-.../.../. ‘Sangat Segera OSegera 1 Biasa G_ Sangat Rahasia DRahasia__© Biasa Hart Tanggat Pukul No. Telepon Isi berita’ Petugas penerima berita: Nama NIP Jabatan: Paraf -88- G. Naskah Dinas Lainnya 1 Naskah Serah Terima Jabatan a, Pengertian Naskah serah terima jabatan adalah naskah yang digunakan pada saat pelaksanaan pergantian jabatan yang ditandatangani oleh pihak yang menerima dan menyerahkan jabatan dengan disaksikan oleh pejabat di atasnya yang memiliki kedudukan lebih tinggi. Naskah serah terima jabatan ditandatangani pada saat pelaksanaan pelantikan atau serah terima jabatan dari pejabat lama kepada pejabat baru. b. Wewenang Penandatanganan Naskah serah terima jabatan ditandatangani oleh pihak yang menerima dan menyerahkan jabatan dengan disaksikan oleh pejabat di atasnya yang memiliki kedudukan lebih tinggi. c. Susunan 1) Kepala Naskah Serah Terima Jabatan Bagian kepala naskah serah terima jabatan terdiri dari: a) judul naskah serah terima jabatan, ditulis dengan huruf kapital secara simetris; b)nama jabatan yang diserahterimakan, ditulis dengan huruf kapital secara simetris; ©) nama unit organisasi Eselon di atasnya yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris; 4) nomor, ditulis dengan huruf kapital secara simetris. 2) Batang Tubuh Naskah Serah Terima Jabatan Bagian batang tubuh naskah serah terima jabatan terdiri dari: a) alinea pembuka, berisi tanggal, waktu, dan tempat pelaksanaan serah terima jabatan; b)alinea isi, memuat nama pejabat dan keputusan yang menyatakan pengangkatan pejabat tersebut sebagai pejabat lama dan pejabat baru, disertai dengan pernyataan penyerahan wewenang dan tanggung jawab jabatan yang diserahterimakan; 0)alinea penutup, menyatakan pengukuhan naskah serah terima jabatan dengan pembubuhan tanda tangan pejabat lama dan pejabat baru. 3) Kaki Naskah Serah Terima Jabatan Bagian kaki naskah serah terima jabatan terdiri dari: a) tempat dan tanggal pembuatan naskah serah terima jabatan; b) nama lengkap pejabat baru sebagai pihak yang menerima jabatan dan pejabat lama sebagai pihak yang menyerahkan jabatan, ditulis sejajar serta ditulis dengan huruf awal Kapital, tanpa diberi tanda baca apapun, dan dibawahnya ditulis NIP tanpa tanda baca titik (.); ©) nama jabatan pihak yang menyaksikan pelaksanaan serah terima jabatan, ditulis secara simetris dan diakhiri dengan tanda baca koma Gh d)nama lengkap pejabat yang menyaksikan pelaksanaan serah terima jabatan, ditulis dengan huruf awal kapital, tanpa diberi tanda baca apa pun, dan di bawahnya ditulis NIP tanpa tanda baca titik (.); -89- Naskah serah terima jabatan untuk Eselon II tertuang pada contoh 44. Naskah serah terima jabatan untuk Eselon I tertuang pada contoh 45. -90- CONTOH 44 NASKAH SERAH TERIMA JABATAN ESELON II * NASKAH SERAH TERIMA JABATAN SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR BA. /BC/2015 Pada hari ini, ... tanggal ... bulan ... tahun ..., pukul... WIB, bertempat di Auditorium Merauke Gedung Papua Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Jalan Jenderal ‘Ahmad Yani Jakarta, masing-masing yang tersebut di bawah ini (nama pejabat) selaku sen(Rama jabatan). ..yang diangkat berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor .../KMK.01/UP. 11/2015 tanggal ..., selanjutnya disebut Pejabat Lama. dan (nama pejabat) selaku (nama jabatan). ..yang diangkat berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor .../KMK.01/UP. 11/2015 tangga..., selanjutnya disebut Pejabat Baru. telah _melangsungkan serah terima jabatan .........(nama jabatan)...... Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Pejabat Lama menyerahkan dan Pejabat Baru menerima penyerahan wewenang dan tanggung jawab ..........(nama jabatan). Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Sejak dilangsungkannya serah terima jabatan ini, maka wewenang serta tanggung jawab jabatan (nama jabatan)........ Direktorat Jenderal Bea dan Cukai beralih dari Pejabat Lama kepada Pejabat Baru ‘Sebagai pengukuhan Naskah Serah Terima Jabatan ini para pihak membubuhkan tanda tangannya masing-masing di hadapan dan disaksikan oleh (nama jabatan).. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Dibuat di pada tanggal Pejabat Baru Pejabat Lama Pihak yang Menerima, Pihak yang Menyerahkan, (tanda tangan) (tanda tangan) Nama Pejabat Nama Pejabat NIP sen NIP coe Menyaksikan: Nama Jabatan, (tanda tangan) Nama Pejabat NIP coesesesen pole CONTOH 45 NASKAH SERAH TERIMA JABATAN ESELON I we: NASKAH SERAH TERIMA JABATAN ODIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI KEMENTERIAN KEUANGAN Nomor BA- /MK/2015 Pada hari ini, ... tanggal ... bulan ... tahun ..., pukul ... WIB, bertempat di Ruang ‘Mezzanine, Gedung Juanda | lantai 2 Kementerian Keuangan, Jalan Dr. Wahidin Raya Nomor 1 Jakarta, masing-masing yang tersebut di bawah ini: (nama pejabat) selaku --n(fama jabatan)..........yang diangkat berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan. Nomor .../KMK.01/UP.11/2011 tanggal ..., selanjutnya disebut Pejabat Lama. dan (nama pejabat) selaku sssseo(Nama jabatan), .yang diangkat berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor .../KMK.01/UP. 11/2011 tanggal..., Selanjutnya disebut Pejabat Baru. telah melangsungkan serah terima jabatan ..........(nama jabatan), Kementerian Keuangan. Pejabat Lama menyerahkan dan Pejabat Baru menerima penyerahan wewenang dan tanggung jawab ..........nama jabatan), Kementerian Keuangan. ‘Sejak dilangsungkannya serah terima jabatan ini, maka wewenang serta tanggung jawab jabatan...........(nama jabatan), Kementerian Keuangan beralih dari Pejabat Lama kepada Pejabat Baru. Sebagai pengukuhan Naskah Serah Terima Jabatan ini para pihak membubuhkan tanda tangannya masing-masing di hadapan dan disaksikan oleh (nama jabatan)....... Kementerian Keuangan. Dibuat di. pada tanggal Pejabat Baru Pejabat Lama Pinak yang Menerima, Pihak yang Menyerahkan, (tanda tangan) (tanda tangan) Nama Pejabat Nama Pejabat NIP NIP cn Menyaksikan: Nama Jabatan, (tanda tangan) Nama Pejabat NIP ocr -92- 2. Notula a. Pengertian Notula merupakan catatan singkat (ringkas) mengenai jalannya persidangan/rapat serta hal yang dibicarakan dan diputuskan. b. Wewenang penandatanganan Notula dibuat dan ditandatangani oleh notulis dan atasan yang mengikuti rapat. c. Susunan 1) Kepala Notula Bagian kepala Notula terdiri dari: a) kepala notula yang berisi logo Kementerian Keuangan, nama instansi, dan alamat instansi yang diletakkan secara simetris dan ditulis dengan huruf kapital; b) garis pemisah horisontal dengan panjang sama dengan lebar ruang penulisan notula dengan ukuran tebal 1 ¥ pt; ¢) tulisan notula dicantumkan di bawah nama instansi, ditulis dengan huruf kapital secara simetris, 2) Batang tubuh Notula Bagian batang tubuh notula terdiri dari: a) Dasar, berisi surat undangan yang mendasari pelaksanaan rapat. b) Waktu dan Tempat, berisi waktu dan tempat pelaksanaan rapat. c) Agenda, berisi pokok pembahasan secara singkat. ) Peserta, berisi daftar peserta e) Pelaksanaan Rapat, berisi uraian mengenai _pembukaan, pembahasan dan kesimpulan. 3) Kaki Notula berisi : Bagian kaki notula terdiri dari: a) Tempat dan tanggal pembuatan notula; b) Kata “Notulis” diikuti tanda baca koma; c) Nama lengkap dan NIP notulis; d) Nama jabatan pejabat yang mengetahui pembuatan notula (atasan notulis yang mengikuti rapat) ditulis secara simetris dan diakhiri dengan tanda baca koma; e) Nama lengkap pejabat yang mengetahui pembuatan notula (atasan notulis yang mengikuti rapat) ditulis dengan huruf awal kapital, tanpa diberi tanda baca apapun, dan dibawahnya ditulis NIP tanpa tanda baca titik. 4) Hal yang harus diperhatikan Notula disampaikan kepada para peserta rapat dengan naskah dinas korespondensi intern dan ekstern. Format Notula tertuang pada contoh 46. nose CONTOH 46 FORMAT NOTULA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI ‘SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL LJIALAN JENDERAL A YANI JAKARTA 13250, KOTAK POS 225 JAKARTA 19013, "TELEPON 021-4890308; FAKSIMILE 021409087; SITUS www Deacon 04 USAT KONTAK LAYANANE 1500225 SURAT ELEKTRONIK ogpeusoms got A Dasar NOTULA. Surat Undangan (pejabat penandatangan) Nomor ... tanggal... B. Waktu dan Tempat Rapat dilaksanakan pada hari..., tanggal...pukul....8.d.... C. Agenda bertempat di (diisi dengan pokok pembahasan rapat secara singkat) D. Peserta Judut otula (aama rapat) NO] NAMA JABATAN UNIT ORGANISASI E. Pelaksanaan Rapat |. Pembukaan I. Pembahasan Wl. Simpulan Mengetahui, Kepala Subbagian Tata Laksana | Yudhi Dharma Nauly NIP 19710424 199012 1001 Dibuat di Jakarta pada tanggal Notulis, Rahmat Priyandoko NIP 19840916 200602 1001 f “Unit Organisast” dist dengan unit yang. iwale tujuan undangan Mengetahur ditandatanga nioleh ejabat notulis 3 Ea Lembar Ralat a. Pengertian Lembar Ralat adalah naskah dinas yang memuat perbaikan yang dilakukan karena terjadi salah pengetikan atau salah cetak sehingga tidak sesuai dengan naskah aslinya. b. Wewenang penandatanganan Lembar Ralat dibuat dan ditandatangani oleh pejabat yang menandatangani naskah dinas yang diralat atau dapat oleh pejabat setingkat lebih rendah dengan mekanisme untuk beliau (u.b.). c. Susunan 1) Kepala Lembar Ralat Bagian kepala Lembar Ralat terdiri dari: a) kepala Lembar Ralat yang berisi logo Kementerian Keuangan, nama instansi, dan alamat instansi yang diletakkan secara simetris dan ditulis dengan huruf kapital; b) garis pemisah horisontal dengan panjang sama dengan lebar ruang penulisan lembar ralat dengan ukuran tebal 1 % pt; ¢} tulisan Lembar Ralat dicantumkan di bawah nama instansi, ditulis dengan huruf kapital secara simetris diikuti dengan judul naskah dinas, nomor, dan tanggal yang diralat. 2) Batang tubuh Lembar Ralat Bagian batang tubuh Lembar Ralat terdiri dari: a) nomor, berisi nomor urut; b) halaman/nomor yang menunjukan letak kata/kalimat yang diralat pada suatu naskah dinas; c} tertulis, berisi kata/kalimat yang diralat pada suatu naskah dinas; d) menjadi, berisi penyesuaian/penyempurnaan kata/kalimat yang diralat pada suatu naskah dinas, 3) Kaki lembar ralat ; Bagian kaki Lembar Ralat terdiri dari: a) Tempat dan tanggal pembuatan Lembar Ralat; b) Nama lengkap pejabat yang menandatangani Lembar ralat, ditulis dengan huruf awal kapital, tanpa diberi tanda baca apapun, dan dibawahnya ditulis NIP tanpa tanda baca titik. Format Lembar Ralat tertuang pada contoh 47. ke -95- CONTOH 47 LEMBAR RALAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI ‘SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL “JALAN JENDERAL K YANI JAKARTA 13250, KOTAK POS 225 JAKARTA 13013, "TELEPON 0214890308; FAKSIMILE 021 4090871 SITUS we betcove od PUSAT KONTAK LAYANANE 1500225 SURAT ELEKTRONMCato@euroms go LEMBAR RALAT NOMOR RAL...../BC.1/2015 Sehubungan dengan kekeliruan yang terdapat pada (naskah dinas), (nomer), (tanggal) maka dilakukan ralat sebagai berikut. {NO]HALAMANINOMOR TERTULIS MENJADI Ditetapkan di Pada tanggal Sekretaris Direktorat Jenderal, Kushari Suprianto NIP 19661002 199103 1001 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA | Logo, nama, ddan alamat instanst menjelaska Anaskah dinas yang telah terbit dan perlu inas yang Giralat dan tanggal penanda tanganan, dengan Ihuruf aval kapital

Anda mungkin juga menyukai