NIM
: P07134014038
Semester
: IV
: 28 September 2016
: Laboratorium JAK Poltekkes Denpasar
Tujuan
Untuk determinasi kualitatif adanya antibodi spesifik semua
serotype (IgG, IgM, dan IgA) virus HIV-a termasuk sub tipe-O dan
HIV-2 dalam serum, plasma atau whole blood pasien.
II.
Metode
Tes imunokromatografi
III.
Prinsip
Terjadinya reaksi antara antibodi spesifik (IgG, IgM, dan IgA)
pada sampel dengan antigen (gp41, p24, dan gp36) virus HIV, dengan
gaya kapilaritas terjadi reaksi antigen-antibodi-antigen dan akan
menimbulkan garis warna pada rapid strip test.
I.
DASAR TEORI
Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang terdiri dari
serotipe HIV-1 dan HIV-2 yang dapat menyerang sistem kekebalan
dari tubuh manusia yaitu sel darah putih (Sel-T) yang berfungsi untuk
mencegah terjadinya suatu infeksi dan pada akhirnya menyebabkan
penurunan sistem kekebalan tubuh secara bertahap yang sering
dikenal dengan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)
(Caroline, M Royle, dkk. 2014).
Sekitar 1,2 juta orang di Amerika Serikat terinfeksi HIV. HIV-1
dan HIV-2 diperoleh melalui kontak dengan cairan tubuh yang
terinfeksi, seperti darah, air mani, cairan vagina, atau ASI. Pusat
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan
II.
CARA KERJA
a. Serum, Plasma atau Whole Blood
1. Siapkan alat, bahan dan reagen yang digunakan pada meja
praktikum (semua komponen pemeriksaan disuhu kamarkan
terlebih dahulu 30 menit).
2. Kaset test dikeluarkan dari kemasannya, ditempatkan pada
daerah datar dan permukaan yang kering
3. Dipipet 10 l untuk serum plasma atau whole blood dipipet 20
l ke sampel well.
4. Tambahkan 4 tetes diluent ke sampel well.
5. Diamkan selama 10-20 menit. Tidak boleh lebih dari 20 menit
akan memberikan hasil yang salah.
6. Setelah didiamkan 20 menit lalu baca hasil.
b. Darah Kapiler
1. Pilih jari 3 atau 4 sebelum itu diperas terlebih dahulu jari yang
akan dipilih.
2. Swab jari tangan tersebut dengan alkohol swab lalu tusuk
dengan lancet.
3. Dihisap darah tersebut dengan pipet kapiler sampai batas line
hitam.
4. Masukkan pipet kapiler tersebut ke sampel well.
5. Tambahkan 4 tetes diluent ke sampel well.
6. Diamkan selama 10-20 menit. Tidak boleh lebih dari 20 menit
akan memberikan hasil yang salah.
7. Setelah didiamkan 20 menit lalu baca hasil.
IV.
NILAI RUJUKAN
Negatif (-)
V.
INTERPRETASI HASIL
Positif
Terbentuk garis pada daerah T1, C
:
Terbentuk garis pada daerah T2, C
:
Terbentuk garis pada daerah T2 , T1 dan C :
(+) HIV-1
(+) HIV-2
(+) HIV-1
Negative
Terbentuk garis pada daerah C
Invalid
Tidak terbentuk garis pada daerah C
Terbentuk garis pada daerah T1
Terbentuk garis pada daerah T2
VI.
HASIL PENGAMATAN
Data Probandus :
Nama
: Dwi Sri Yani Purwanti
Jenis kelamin
: Perempuan
Umur
: 20 tahun
Hasil Pemeriksaan
: Negatif (-)
hanya terdapat garis warna
pada line C
Gambar :
(sumur)
memasukkan sampel
untuk
VII.
PEMBAHASAN
Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang terdiri dari
serotipe HIV-1 dan HIV-2 yang dapat menyerang sistem kekebalan
dari tubuh manusia yaitu sel darah putih (Sel-T) yang berfungsi untuk
mencegah terjadinya suatu infeksi dan pada akhirnya menyebabkan
penurunan sistem kekebalan tubuh secara bertahap yang sering
dikenal dengan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)
(Caroline, M Royle, dkk. 2014).
HIV-1 awalnya berasal dari simian immunodeficiency virus
(SIV) yang menginfeksi simpanse (SIVcpz). HIV-1 adalah agen
penyebab AIDS, penyakit progresif yang ditandai dengan jumlah CD4
yang rendah. HIV-1 menyebabkan cacat awal pada respon imun
seluler selama infeksi akut berlangsung, contohnya terjadi penurunan
cepat dalam sel CCR5 + CD4 + mukosa T dan hilangnya IL-2 sekresi
oleh sel CD4 + T. Sedangkan HIV-2 berasal dari infeksi SIV dari
mangabeys (SIVsm), penularan dan perkembangan penyakit yang
ditandai dengan penurunan sel CD4 + T dari HIV-2 ini lebih lambat
dibandingkan dengan HIV-1 di dalam tubuh pasien. Namun setelah
pengembangan menjadi AIDS, manifestasi klinis HIV-2 pada pasien
tidak dapat dibedakan dari infeksi HIV-1. (Caroline, M Royle, dkk.
2014).
Mendeteksi adanya antibodi anti-HIV sebagai penanda paparan
HIV adalah cara yang paling banyak digunakan untuk diagnosis secara
serologi. ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent Assay) telah menjadi
prosedur
penyaringan
yang
lebih
baik.
Namun
dikarenakan
lainnya yang dapat menyebabkan hasil yang salah. HIV Strip Test ini
tidak boleh
digunakan
jika
sudah
IX.
DAFTAR PUSTAKA
Caroline, M Royle, dkk. 2014. HIV-1 and HIV-2 differentially mature
plasmacytoid dendritic cells into interferon-producing or
antigen-presenting cells. [online]. Tersedia: https://www.
ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4822683/ (Diakses 30
September 2016).
Insert Kit SD HIV-1/2 3.0 Bioline. 2013. The 3rd Generation of ONE
STEP antibodies to HIV-1/HIV-2 Test.
Mehra, Bhanu, dkk. 2014. Rapid Tests versus ELISA for Screening of
HIV Infection: Our Experience from a Voluntary
Counselling and Testing Facility of a Tertiary Care Centre
in North India. [online]. Tersedia : https://www.hindawi.
com/journals/isrn/2014/296840/ (diakses, 30 September
2016)
Melanie L. Yarbrough dan Neil W. Anderson. 2016. The Brief Case: A
Reactive HIV Rapid Antibody Test in a Pregnant Woman.
[online]. Tersedia : http://jcm.asm.org/content/54/4/826.full
&usg=ALkJrhhnk2cQO32ji0Gj4yPt3eNRjTKqg (Diakses
30 September 2016)