BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu sistem kerja, pada dasarnya terdiri dari empat komponen utama, yaitu: manusia, bahan,
mesin dan lingkungan kerja. Dari keempat komponen tersebut, komponen manusia haruslah
menjadi sentral dalam sistem kerja yang bersangkutan, karena pada dasarnya manusia selain
berperan sebagai perencana dalam perancangan suatu sistem kerja, juga sebagai pelaksana dan
pengendali yang harus berinteraksi dengan sistem untuk dapat mengendalikan proses yang sedang
berlangsung pada sistem kerja secara keseluruhan.
Komponen penyusun sistem kerja yang kurang baik dapat mempengaruhi postur kerja seorang
dalam bekerja. Sikap kerja (postur) memegang peranan penting. Dengan memiliki postur kerja yang
benar, pekerja akan memerlukan sedikit istirahat, lebih cepat, dan lebih efisien dalam bekerja,
sebaliknya postur kerja yang keliru dan dalam jangka waktu panjang akan mengakibatkan berbagai
macam resiko cidera.
Untuk mengetahui potensi cidera akibat postur kerja yang kurang baik dapat dianalisis dengan
metode Rapid Upper Limb Assesment (RULA) dan Rapid Entire Body Assessment (REBA), dimana
akan dihasilkan skor akhir yang dapat dijadikan dasar untuk memperbaiki kondisi tersebut.
Penyesuaian komponen sistem kerja terhadap fisik manusia yang menggunakan komponen tersebut
akan sangat membantu kerja manusia tersebut sehingga sistem akan berjalan optimal. Untuk itulah
diperlukan suatu berbaikan sistem kerja dengan pendekatan antropometri.
Pengukuran antropometri merupakan pengukuran yang dilakukan terhadap dimensi-dimensi
tubuh manusia. Hasil dari pengukuran ini kemudian dapat diaplikasikan pada sistem kerja yang
melibatkan manusia saat melakukan interaksi dengan komponen sistem kerja tersebut baik secara
langsung maupun tidak langsung. Diharapkan nantinya dengan adanya pengetahuan tentang
antropometri fasilitas dan tempat kerja dapat membuat keadaan kerja lebih produktif dan
nyaman.Dalam kaitannya dengan praktikum yang dilakukan, stasiun kerja X akan dirancang
ulangdengan menggunakan data-data antropometri yang telah diukur.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum modul antropometriadalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui tata cara melakukan pengukuran dimensi tubuh manusia sesuai dengan prinsip
antropometri.
2.
Mampu merancang ulang desain stasiun kerja menggunakan persentil dan data antropometri yang ada.
2.
3.
Tinjauan Pustaka
Identifikasi
Masalah
TAHAP PENDAHULUAN
Data stasiun
kerja
TAHAP PENGUMPULAN
DATA
Data
antropometri
Perhitungan Persentil
(5, 10, 50, 90 dan 95)
Menentukan posisi lengan atas, mendapat poin +4 karena membentuk sudut 1200. Bahu dinaikkan
maka +1. Jadi nilai tahap 1 sebesar 5 poin.
2.
Menentukan posisi lengan bawah, posisi pada gambar 1.3 mendapatkan poin +2 karena membentuk
sudut 300 dari lengan atas.
3.
Menentukan posisi pegerlangan tangan, pada gambar 1.3 mendapatkan poin +2 karena tangan
menekuk kebawah sebesar 120 dan +1 karena menekuk ke kiri sedikit. Jadi poin pergelangan tangan
sebesar +3.
4.
5.
Lihat pada tabel A pada gambar 1.4 dan mendapatkan skor A sebesar 6.
6.
7.
Beban yang dialami mendapatkan poin +0 karena beban kurang dari 2kg.
8.
Tambahkan nilai skor A, nilai penggunaan otot, dan nilai beban untuk mencari nilai skor tabel C. Skor A
+ Nilai penggunaan otot + Nilai beban yang diterima = 6 + 1 + 0 = 7
9.
Menentukan posisi leher, pada gambar 1.3 mendapatkan poin +4 karena leher menekuk ke belakang.
Dari analisa gambar diatas dapat dilakukan analisis postur kerja menggunakan metode (Rapid
Upper Limb Body Assessment) RULA.
Dari gambar 2.1 dapat diketahui bahwa skor (Rapid Upper Limb Body Assessment) RULA adalah 7
poin, yang artinya postur kerja yang dilakukan tidak aman, sehingga harus ada sebuah perbaikan pada
desain, yang menjadi fokus utama dalam permasalahan ini yaitu pada letak meja tambal ban yang terlalu
rendah sehingga membuat kaki pekerja menekuk dan punggung membungkuk.
2.2 Data Antropometri
Berikut ini merupakan hasil pengolahan data antropometri dimensi tubuh manusia yang berjumlah 36
dimensi yang terdiri atas dimensi antropometri manusia ketika duduk dan berdiri.
2.2.1 Dimensi Tubuh Manusia
Berikut adalah gambar tubuh manusia menurut Antropometri Indonesia. Gambar 2.1 sampai Gambar
2.10 menunjukkan dimensi-dimensi tubuh untuk data antropometri.
D21
D4
D22
D5
D23
D6
D24
D7
D25
D8
D9
D10
D11
D12
D13
D26
D27
D28
D29
D30
D31
D14
D32
D15
D33
D16
D34
D17
D35
D18
D36
(2-1)
Berikut merupakan tabel rumus perhitungan persentil untuk data berdistribusi normal:
Tabel 1.2 Formula Persentil
Dimana:
= rata-rata
= standard deviasi
Contoh perhitungan persentil dari data pengukuran tubuh manusia yang berdistribusi normal adalah
sebagai berikut:
Perhitungan Standar Deviasi:
Diketahui:
X = 11445.5
X2 = 1929147.19
a.
Percentile 5th
= X 1.645 SD
= 168.31 1.64 (6.32)
= 157.93 cm
Persentil ke-5 akan menunjukkan 5% populasi akan berada pada atau dibawah ukuran 157,93 cm
b.
Percentile 10th
= X 1.28 SD
= 168.31 1.28 (6.32)
= 178.69cm
Persentil ke-10 akan menunjukkan 10% populasi akan berada pada atau dibawah ukuran 178,69 cm
Percentile 50th
=X
= 168.31 cm
Persentil ke-50 akan menunjukkan 50% populasi akan berada pada atau dibawah ukuran 168,31 cm
d.
Percentile 90th
= X + 1,28 SD
= 168.31 + 1.28 (6.32)
= 176.41 cm
Persentil ke-90 akan menunjukkan 90% populasi akan berada pada atau dibawah ukuran 176,41 cm
e.
Percentile 95th
= X + 1.645 SD
= 168.31 + 1.64 (6.32)
=177,21 cm
Persentil ke-95 akan menunjukkan 95% populasi akan berada pada atau dibawah ukuran 177,21 cm
Perhitungan persentil 5th, 10th, 50th, 90th, dan 95th dihitung untuk ke-36 dimensi tubuh manusia.
Berikut merupakan hasil rekap perhitungan persentil antropometri pria yang ditunjukkan pada tabel 2.3:
Dimensi
Rata-rata
D1
D2
D3
D4
D5
168,31
157,07
140,41
104,50
61,58
Dimensi
D6
D7
D8
D9
D10
D11
D12
D13
D14
D15
D16
D17
D18
90-th
176,42
165,24
148,82
111,54
79,27
90-th
63,55
25,71
17,46
65,42
52,76
59,17
45,44
43,68
45,75
29,64
40,76
50,57
176,42
95-th
178,70
167,53
151,18
113,52
80,47
95-th
64,83
26,68
18,35
67,14
54,03
60,85
46,26
45,12
47,83
31,16
42,08
51,93
178,70
157,07
140,41
24,23
36,03
45,76
73,35
63,87
20,01
17,04
8,60
25,36
173,05
88,09
120,94
73,06
73,35
63,87
20,01
6,37
6,56
4,22
3,69
3,76
5,50
5,27
1,95
1,93
0,57
2,42
8,28
5,58
7,17
4,31
5,50
5,27
1,95
146,63
129,65
64,34
55,23
16,82
13,88
7,68
21,40
159,48
109,18
66,00
146,63
129,65
54,84
80,85
13,88
7,68
21,40
148,92
132,02
66,32
57,13
17,52
14,57
7,88
22,27
162,46
111,76
67,55
148,92
132,02
56,32
82,21
14,57
7,88
22,27
157,08
140,42
24,23
36,04
45,76
73,35
63,88
20,01
17,04
8,60
25,37
173,06
88,09
120,95
73,07
73,35
63,88
20,01
165,24
148,82
80,39
70,62
22,51
19,52
9,33
28,47
183,65
130,13
78,58
165,24
148,82
66,85
91,89
19,52
9,33
28,47
167,53
151,18
82,37
72,52
23,21
20,21
9,53
29,34
186,63
132,71
80,13
167,53
151,18
68,34
93,25
20,21
9,53
29,34
Perhitungan persentil 5th, 10th, 50th, 90th, dan 95th dihitung untuk ke-36 dimensi tubuh manusia.
Berikut merupakan hasil rekap perhitungan persentil antropometri wanita yang ditunjukkan pada tabel 2.4:
Tabel 2.4 Persentil Tubuh Wanita
Persentil
Standar
Deviasi
5-th
10-th
50-th
Dimensi
Rata-rata
D1
156,64
4,72
148,90
150,60
D2
144,98
5,17
136,51
D3
130,16
4,48
D4
97,25
D5
90-th
95-th
156,64
162,67
164,37
138,37
144,98
151,60
153,46
122,82
124,43
130,16
135,89
137,50
4,26
90,26
91,79
97,25
102,70
104,23
89,59
5,45
80,66
82,62
89,59
96,56
98,52
D6
67,26
3,89
60,87
62,28
67,26
72,24
73,64
D7
58,74
3,64
52,77
54,08
58,74
63,40
64,71
81,02
4,31
73,96
75,51
81,02
86,54
Tabel 2.4 Persentil Tubuh Wanita (lanjutan)
Persentil
Standar
Rata-rata
Deviasi
5-th
10-th
50-th
90-th
88,09
D8
Dimensi
95-th
D9
70,44
3,85
64,12
65,51
70,44
75,37
76,76
D10
56,25
2,90
51,49
52,53
56,25
59,97
61,01
D11
67,26
3,89
60,87
62,28
67,26
72,24
73,64
D12
13,26
1,84
10,23
10,90
13,26
15,62
16,28
D13
57,18
2,73
52,70
53,68
57,18
60,68
61,66
D14
47,17
2,22
43,53
44,33
47,17
50,00
50,80
D15
50,36
2,86
45,68
46,71
50,36
54,02
55,05
D16
39,12
3,02
34,17
35,26
39,12
42,99
44,08
D17
41,55
3,25
36,23
37,40
41,55
45,71
46,88
47,17
2,22
43,53
44,33
47,17
50,00
50,80
D19
50,36
2,86
45,68
46,71
50,36
54,02
55,05
D20
39,60
3,47
33,92
35,17
39,60
44,04
45,29
D21
22,28
3,50
16,54
17,80
22,28
26,77
28,03
D22
33,66
3,06
28,64
29,74
33,66
37,58
38,68
D23
41,80
3,36
36,28
37,49
41,80
46,10
47,32
D24
66,92
3,62
60,98
62,29
66,92
71,55
72,85
D25
59,05
3,45
53,39
54,63
59,05
63,46
64,70
D26
19,28
1,88
16,20
16,87
19,28
21,68
22,36
D27
16,75
1,34
14,54
15,02
16,75
18,47
18,95
D28
17,50
0,77
16,23
16,51
17,50
18,50
18,77
D29
7,73
0,60
6,74
6,96
7,73
8,50
8,72
D30
23,85
2,29
20,11
20,93
23,85
26,78
27,60
D31
9,47
1,29
7,35
7,81
9,47
11,12
11,58
D32
158,08
5,64
148,83
150,86
158,08
165,31
167,34
D33
81,18
4,69
73,49
75,18
81,18
87,19
88,87
D34
111,18
5,45
102,24
104,21
111,18
118,15
120,11
D35
67,95
4,06
61,28
62,74
67,95
73,15
74,61
D36
20,01
1,95
21,40
22,27
20,01
28,47
29,34
Dari perhitungan persentil didapatkan Percentile 5thsebesar 158 cmyang berarti 5% persendaripopulasi
yang memiliki D1 kurangdariatausamadengan158 cm. Ukuran persentil ini dapat digunakan untuk ukuran
ekstrim.Tabel persentil diatas dapat digunakan untuk menyesuaikan persentil mana yang bisa diterapkan
pada desain stasiun kerja yang dibuat, misal persentil 50 digunakan untuk ukuran rata-rata orang yang bisa
menggunakannya.
2.3 Analisis Dimensi Tubuh pada Stasiun Kerja Tambal Ban
Berdasarkan analisis postur kerja dengan metode RULA/REBA diperoleh hasil bahwa stasiun kerja
diperlukan tindakan perbaikan. Berikut ini merupakan penjelasan perbaikan desain stasiun kerja dengan
pendekatan antropometri
Tabel2.5 Evaluasi Dimensi Perbaikan Stasiun Kerja
No
2
3
Interaksi
Dimensi
Penggunaan
Tinggi siku(D4)
TinggiTempatSpi
rtuske Tanah
PanjangGengga
mankeDepan
(D25)
PanjangRentan
gankeSiku
Alasan Perbaikan
Stasiun kerja yang digunakan operator terlalu rendah dan intensitas
untuk melakukan aktifitas dibutuhkan waktu yang lama sehingga
dapat mengakibatkan cedera pada tulang belakang
Jarak Handle
MesinTambalBa
nke Ujung Meja
Jarak antar handle dengan ujung meja terlalu jauh sedangkan untuk
aktifitas ini dibutuhkan usaha yang lebih besar
LebarTempat Air
Panjang
Telapak Tangan
(D28)
TinggiBahu (D3)
Diameter Handle
MesinTambal
Ban
JarakAntara
Handle
MesinTambal
Ban ke Tanah
No
1
2
3
4
5
Allowance
(cm)
Ukuran
(cm)
Ukuran
Total
(cm)
106.5
108.5
-10
65.88
55.88
99.24
99.24
-1
20.5
19.51
-2
142.42
140.42
Tinggi tempat spirtus ke tanah diukur dari persentil 50th dari tinggi siku karena untuk memasukkan dan
mengeluarkan spirtus diperlukan tinggi yang sejajar dengan siku. Allowance 2cm diberikan untuk pekerja
yang menggunakan alas kaki.
Lebar Meja diukur dari dimensi panjang tangan ke depan karena panjang jangkauan tangan ke depan
menentukan lebar meja yang diperlukan. Persentil 95th digunakan untuk mengakomodasi lebih banyak
peralatan di atas meja. Allowance -10cm diperlukan karena tubuh tidak menempel langsung dengan meja,
namun berjarak sekitar 10cm
Lebar tempat air ditentukan dari persentil 95th panjang rentangan ke siku agar nyaman saat tubuh
mengecek kebocoran ban dan mencuci tangan dan mengakomodasi seluruh gerakan tangan.
Diameter handle mesin Tambal Ban diukur dari persentil 50th panjang tangan agar nyaman saat
tangan memegang dan mengoperasikan handle. Allowance -1cm diberikan untuk memungkinkan operator
yang menggunakan aksesoris.
Jarakantara handle mesinTambal Ban ketanahditentukandaripersentil 50thtinggibahu agar nyaman
saat tangan memegang dang mengoperasikan handle. Allowance 2cm diberikan untuk pekerja yang
menggunakan alas kaki.
2.
Pengaplikasian data antropometri ini salah satunya dapat diterapkan pada alat kerja tambal ban, dimana
pada alat ini terdapat beberapa ukuran dimensi produk yang berpotensi memberikan cidera pada
pengguna. Perbaikan tersebut meliputi 5 dimensi antropometri yaitu memperbaiki tinggi tempat spirtus
ke tanah ,jarak handle mesin tambal ban ke ujung meja,lebar tempat air,diameter handle mesin tambal
ban,jarak antara handle mesin tambal ban ke tanah sehingga setelah dilakukan perbaikan tersebut
pekerja dapat melakukan tugasnya lebih optimal.
3.2 Saran
Saran diperuntukkan bagi asisten, laboratorium, dan atau praktikum agar laporan bisa menjadi lebih
baik.