Anda di halaman 1dari 4

100 Tokoh yang berpengaruh di Dunia

Stres pada Remaja dan Solusinya


07/09/2008 oleh myawal

SATU penyakit yang cukup populer melanda remaja saat ini adalah penyakit yang merupakan
manifestasi dari stres, macam depresi, kecemasan, pola makan tidak teratur, penyalahgunaan
obat sampai penyakit yang berhubungan dengan fisik seperti pusing serta ngilu pada sendi.
Sama halnya pada orang dewasa, stres bisa berefek negatif pada tubuh remaja. Hanya saja
perbedaannya ada pada sumbernya dan bagaimana mereka merespon penyakit tersebut. Reaksi
mereka tersebut ditentukan oleh suasana dan kondisi kehidupan yang tengah mereka alami.
Menurut Psikolog Amelia Tristiana, stres pada anak remaja umumnya dipicu dari beberapa
kejadian. Misalnya kehilangan orang atau sesuatu yang disayangi, konflik keluarga seperti
perceraian atau pertengkaran orang tua, kegagalan, dan penyebab lainnya.
Depresi sendiri berbeda dengan rasa sedih, kecewa atau berkabung. Tiga reaksi terakhir adalah
sesuatu yang wajar umum terjadi apabila seseorang mengalami kekecawaan atau kehilangan
sesuatu yang berharga, termasuk mengalami peristiwa yang sangat traumatik.
Biasanya reaksi seperti itu akan berakhir dengan sendirinya seiring dengan waktu dan berkat
dorongan dari orang-orang terdekat. Seseorang yang dalam waktu tempo normal tidak bisa
bangkit dari perasaan-perasaan tersebut maka kemungkinan besar orang tersebut mengalami
depresi, kata Amelia.
Sayangnya, lanjut Amelia lagi, banyak orang yang masih salah dalam mengenali gejala awal dari
depresi ini, yang memang mirip dengan gejala flu, gangguan tidur atau makan. Satu hal yang
penting dicermati adalah remaja punya kecenderungan untuk merespon stres berdasarkan situasi
dan kondisi mereka pada saat itu juga.
Karena mereka masih minim pengalaman dalam meletakkan segala sesuatu secara perspektif
maka mereka pun jadi cenderung untuk melihat ke hal-hal yang lebih sepele sifatnya. Solusinya
adalah dengan membiasakan anak-anak remaja kita untuk bereaksi secara sehat, yang tentunya
harus dicontohkan pula oleh lingkungannya, jelasnya.
Cara yang lain, lanjutnya, bereaksi secara sehat. Misalnya dengan mengekpresikan segala sesuatu
dengan wajar (tidak menangis atau berteriak), melatih tehnik relaksasi dengan musik, meditasi
dan olah raga, serta membiasakan untuk berpikir secara seimbang sehingga mereka tidak
membesar-besarkan suatu masalah.
Penyebab

STRES pada anak remaja umumnya dipicu dari beberapa kejadian. Misalnya kehilangan orang atau
sesuatu yang disayangi, konflik keluarga seperti perceraian atau pertengkaran orang tua,
kegagalan, suasana baru karena pindah rumah atau sekolah.
Selain itu, stres remaja kadang pula disebabkan oleh penyakit yang menimpa anggota keluarga,
seperti

depresi

atau

ketergantungan

obat,

pengaruh

teman

gang,

kegagalan,

tuntutan

kesempurnaan dari lingkungan atau diri sendiri, dorongan rasa marah atau melawan.
Perubahan mood atau suasana hati tidak stabil juga menjadi penyebab stres pada remaja selain
pencarian jati diri, atau keinginan untuk hidup berpisah dari orang tua dan menjadi seseorang
yang mereka inginkan.
Gejala
BEBERAPA gejala-gejala stres atau depresi yang biasanya berlangsung terus menerus dan lebih
dari dua minggu antara lain:
*
*

Hilang
Hilang

minat

selera

makan,

terhadap
yang

kegiatan

berujung

pada

yang
penurunan

disenangi.
berat

badan.

* Terlihat lelah, atau kekurangan energi. Memiliki perasaan tidak berharga dan tidak memiliki
harapan.
*

Rasa

Tidak

bersalah
mampu

yang

tidak

berkonsentrasi

pada
dan

tempatnya.

berpikir

jernih.

* Melankolik (rasa sedih berlebihan) yang biasanya disertai bangun pagi terlambat dua jam dari
biasanya,

rasa

tidak

berdaya

Pusing

di

pagi

hari

dan

atau

bergerak
sakit

lebih

lamban.
perut.

* Mempunyai keinginan atau harapan untuk mati, bahkan bunuh diri.


Apa Itu Stres?
STRES adalah suatu perasaan yang sangat mendalam yang menekan seseorang ketika ia memiliki
sesuatu yang belum tercapai, tapi ada hambatannya. Karena tekanan ini, bisa jadi aktivitas orang
yang bersangkutan jadi terganggu.
Stres tak selalu berdampak negatif. Sebab, ada juga stres yang justru bisa meningkatkan motivasi
kerja seseorang. Biasanya yang seperti ini stres-nya masih dalam taraf normal. Tapi ketika
stresnya sangat tinggi, akan membuat orang tidak berdaya, atau malah membuat orang
bertingkah laku di luar kebiasaan.

Menurut Amelia, dalam dunia remaja penyebab stres biasanya terkait dengan hal-hal yang mereka
harapkan. Misalnya, orang tua berharap anaknya berprestasi bagus di sekolah, tapi ternyata si
anak tidak mampu memenuhi harapan itu. Anak pun jadi stres.
Remaja sangat aware dengan kata orang lain padanya. Apalagi, jika orang lain mengomentari
penampilannya. Mereka menjadi sangat kritis. Untuk remaja putri, jerawat tumbuh satu saja,
mereka sudah pusing. Mereka umumnya heboh dengan segala sesuatu yang kasat mata, katanya.
Biasanya, lanjutnya, remaja bergaul karena ada kepentingan-kepentingan tertentu, misalnya saja
karena hobi. Ada yang main musik, berorganisasi, atau olah raga. Tapi orang tua kadang tidak
melihat bahwa hobi anaknya itu positif.
Metabolisme Tubuh
STRES atau kondisi apa pun yang membebani pikiran dapat menganggu keseimbangan
metabolisme tubuh. Contoh yang paling sering adalah gangguan pada koordinasi saraf pada
saluran pencernaan.
Pada orang stres, gejalanya adalah diare. Ini terjadi karena gerakan usus yang diatur oleh saraf
menjadi lebih cepat daripada biasanya. Akibatnya, timbul gejala seperti nyeri perut atau diare.
Faktor lainnya yang juga berperan banyak adalah lingkungan tempat tinggal dan bekerja.
Pencemaran, kebisingan, kemacetan, lingkungan yang kumuh dan sampah di jalanan dapat
menciptakan frustasi pada masyarakat yang tinggal.
Stres yang disebabkan oleh lingkungan macam ini dapat membangkitkan rasa marah dan
agresi.Sedangkan orang dewasa sering mengalami stres karena masalah hidup di kota, pekerjaan
yang bersaing dan menuntut serta hubungan dalam keluarga.
Solusi
JALAN keluar yang sebaiknya dilakukan untuk menghindari stres dengan cara yang benar, yakni
berpikir positif. Misalnya jika mau ujian, pusatkan konsentrasi pada materi pelajaran saja. Jangan
berpikir soal hasil dulu.
Kadang yang membuat kita kalah sebelum bertanding adalah rasa takut yang ada di benak kita,
sehingga kita jadi tidak bisa benar. Kalaupun hasilnya belum maksimal jangan langsung drop atau
kecewa. Lebih baik kita cari di mana kesalahannya daripada menyesali nasib, kata Amelia
Solusi kedua, jelasnya, hadapi stres dengan baik dan benar. Caranya adalah dengan merenung
sebentar sebelum tidur. Pikirkan masalah yang terjadi, lakukan evaluasi, kemudian coba cari
solusinya.

Jangan pula lupa akan satu hal, jaga kondisi tubuh dengan optimal dengan olahraga secara
teratur, serta makan makanan bergizi dan istirahat yang cukup.
Terakhir, banyaklah berdoa karena pada akhirnya yang menentukan suatu hasil adalah Tuhan.
Anak Juga Rentan
SETIAP orang, termasuk anak-anak yang hidup di dunia yang bergerak cepat, bersaing ketat, dan
berubah-ubah ini pasti akan mengalami berbagai tekanan batin.
Mungkin, kehidupan anak nampaknya tidak mempunyai beban apa-apa dibandingkan kehidupan
seorang pemimpin perusahaan. Namun anak-anak pun menderita karena tekanan-tekanan batin
sebagaimana

yang

dialami

oleh

orang-orang

dewasa.

Hanya

saja

gejala-gejalanya

yang berbeda.Jika para eksekutif menderita penyakit lambung, maka bagi seorang anak penyakit
yang diderita akibat stres dapat muncul dalam berbagai bentuk, dari sering pilek sampai sulit
membaca.
Gejala-gejala yang nampak dalam kelakuannya biasanya termasuk tidak mau bergaul dan suka
menyendiri, makin tidak mau berbicara, atau berlaku luar biasa agresif. Reaksi-reaksi fisik dapat
berupa sering diare, gatal-gatal, gangguan pada kulit, perubahan kebiasaan makan, atau mimpimimpi buruk, kata Amelia.

(any)

Anda mungkin juga menyukai