Anda di halaman 1dari 5

1

BAB 1
PENDUHULUAN

Latar Belakang
Penurunan ringan kadar Hb (Hemoglobin) selama kehamilan dijumpai pada

wanita normal yang tidak mengalami defisiensi zat besi atau folat. Hal ini
disebabkan oleh ekspansi volume plasma yang lebih besar dari pada peningkatan
massa hemoglobin dan volume sel darah merah yang terjadi pada kehamilan
normal. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mendefinisikan
anemia sebagai kadar hemoglobin yang lebih rendah dari 11 gr/dl pada trimester
pertama dan ketiga, kurang dari 10,5 gr/dl pada trimester kedua (Lenovo; David,
2013). Kehamilan berhubungan dengan perubahan fisiologis yang berakibat
peningkatan volume cairan dan sel darah merah serta penurunan konsentrasi
protein pengikat nutrisi dalam sirkulasi darah begitu juga dengan penurunan
nutrisi mikro. Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu
peningkatan produksi eritropoetin. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel
darah merah (eritrosit) meningkat. Namun, peningkatan volume plasma terjadi
dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit
sehingga terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi.
(Abdulmuthalib, 2010). Pada kebanyakan negara berkembang, perubahan ini
dapat di perburuk oleh kekurangan nutrisi dalam kehamilan yang berdampak pada
defisiensi nutrisi mikro seperti anemia yang dapat berakibat fatal pada ibu hamil
dan bayi yang dikandungnya (Miyata, 2010).
Menurut World Health Organization (WHO) kejadian anemia kehamilan
berkisar antara 20% sampai 87% dengan menetapkan Hb 11 gr/% sebagai
dasarnya. Frekuensi ibu hamil dengan anemia di Indonesia relative tinggi yaitu
63,5% sedangkan di Amerika 24% kekurangan gizi dan perhatian yang kurang
terdapat pada ibu hamil merupakan predisposes anemia divisiensi di Indonesia.
Angka anemia kehamilan di Indonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi. Hoo
swie menemukan angka anemia kehamilan 3,8% (Manuaba; Pane, 2015).
Berdasarkan data dari Health Nutrition and Poplation Statistics diperoleh
prevalensi anemia pada ibu hamil di beberapa Negara tahun 2009, prevalensi

anemia pada wanita hamil di Indonesia yaitu sebesar (44,33 %)

sedangkan

Prevalensi terendah yaitu Jepang (14,8%) (Nationsencyclopedia, 2009). Masa


kehamilan merupakan masa yang sangat menentukan kualitas sumber daya
manusia masa depan, karena tumbuh kembang anak sangat di tentukan kondisinya
di masa janin dalam kandungan. Dengan demikian jika keadaan kesehatan dan
status gizi ibu hamil baik, maka janin yang dikandungnya akan baik juga dan
kesehatan ibu sewaktu melahirkan akan terjalin. Sebaliknya jika kesehatan dan
status gizi ibu hamil kurang baik (anemia) maka akan berakibat janin lahir mati
atau BBLR (Waryana, 2010).
Nutrisi dan gizi yang baik sangat dibutuhkan bagi seorang ibu hamil.
1
Karena makanan yang dikonsumsi ibu bukanlah
untuk ibu sendiri tetapi di asup
pula oleh sang jabang bayi. Penataan gizi pada ibu hamil adalah untuk
menyiapkan cukup kalori, protein yang bernilai biologis tinggi, vitamin, mineral
dan cairan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi ibu, janin, serta plasenta.
Perencanaan gizi untuk ibu hamil berbeda dengan ibu yang tidak hamil,
kebutuhan ibu hamil akan protein meningkat sampai 68%, asam folat 100%,
kalsium 50%, zat besi 200-300%. Bahan pangan yang digukan harus meliputi
enam kelompok, yaitu makanan yang mengandung protein (hewani dan nabati),
susu dan olahnya, roti dan bijian, buah dan sayur yang kaya akan vitamin C, sayur
berwarna hijau tua dan, buah dan sayur lainnya (Arisman, 2009). Besarnya angka
kejadian anemia ibu hamil pada trimester I kehamilan adalah 20%, trimester II
sebesar 70%, dan trimester III sebesar 70%. Hal ini disebabkan karena pada
trimester pertama kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi
menstruasi dan pertumbuhan janin masih lambat. Menginjak trimester kedua
hingga ketiga, volume darah dalam tubuh wanita akan meningkat sampai 35%, ini
ekuivalen dengan 450 mg zat besi untuk memproduksi sel-sel darah merah.(Tari,
2012)
Masih tingginya angka prevalensi di kalangan masyarakat terutama ibu
hamil, menjadi suatu tantangan bagi tim kesehatan dalam memberikan perawatan
dan pengobatan yang tepat. Oleh karena itu, seorang perawat juga memiliki peran
yang sangat penting dalam menjalankan asuhan keperawatan. Peran perawat yang
dapat muncul di sini yaitu sebagai pelaksana (care giver) dalam memberikan

asuhan keperawatan dengan bertindak sebagai comforter, protector and advocat,


communicator, serta rehabilitatotr; sebagai pendidik (health educator) dalam
mendidik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam rangka pemberian
informasi tentang kesehatan, sehingga masyarakat mengetahui tentang penyakit
yang dideritanya, khususnya tentang tuberkulosis paru; dan sebagai konsultan
(Gaffar; Widiastuty, 2014). Solusi sederhana yang dapat penulis berikan yaitu
dengan meningkatkan dan menggalakkan program promotif dan preventif dalam
pelayanan kesehatan mulai dari skala pelayanan kesehatan terkecil. Berdasarkan
uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkat laporan tentang asuhan
keperawatan maternitas pada Ny. G dengan anemia di ruang Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA) UPT Puskesmas Kereng Bangkirai Palangka Raya dengan
mengutamakan upaya promotif.
2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan

menjadi fokus pembahasan dalam studi kasus ini yaitu tentang bagaimana
konsep dasar dari anemia pada kehamilan dan bagaimana penerapan asuhan
keperawatan maternitas pada klien dengan anemia.
1.3 Tujuan Studi Kasus
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penyusunan dan penulisan laporan studi kasus adalah untuk
menjelaskan tentang asuhan keperawatan pada klien dengan anemia di ruang
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) UPT Puskesmas Kereng Bangkirai Palangka
Raya.
1.3.2 Tujuan Khusus
Secara khusus penulisan ini bertujuan agar dapat.
1)
Mengetahui tentang konsep dasar anemia pada kehamilan.
2)
Melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan anemia pada
3)
4)

kehamilan.
Menegakkan diagnosa keperawatan klien dengan anemia pada kehamilan.
Membuat intervensi keperawatan pada klien dengan anemia yang sesuai

5)

dengan diagnosa keperawatan.


Melakukan tindakan keperawatan pada klien dengan anemia pada

6)

kehamilan.
Melakukan evaluasi pada klien dengan anemia pada kehamilan.

7)

Mampu membuat dokumentasi tindakan pada pasien anemia pada


kehamilan.

4 Manfaat Penulisan
1 Teoritis
Hasi dari laporan ini diharapkan dapat menjadi masukan tersendiri bagi
pengembangan ilmu pengetahuan keperawatan dan untuk menambah wawasan
yang bersifat teoritis dan ilmiah tentang pencegahan anemia pada kehamilan di
ruang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) UPT Puskesmas Kereng Bangkirai
Palangka Raya serta sebagai rujukan referensi bagi para perawat dalam
menerapkan asuhan keperawatan maternitas pada pasien dengan anemia pada
kehamilan.
2 Praktis
1

Bagi Perkembangan IPTEK


Laporan ini dapat dipergunakan sebagai bahan acuan dan dijadikan dasar
dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada dalam
bidang kesehatan, seperti melakukan asuhan keperawatan secara
komprehensif dan memanfaatkan teknologi yang ada sebagai penunjang
pelaksanaan asuhan keperawatan agar tepat guna.

Bagi Institusi Pendidikan


Sebagai bahan bacaan ilmiah, serta menjadi bahan atau dasar bagi mereka
yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.

Bagi Rumah Sakit


Dapat menjadi masukan bagi tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit
untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan khususnya pada
penderita anemia.

Mahasiswa
Hasil laporan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta untuk
memperoleh pengalaman dalam penerapan asuhan keperawatan pada
pasien dengan anemia pada kehamilan.

Anda mungkin juga menyukai