Anda di halaman 1dari 21

A.

Pencucian Batubara
1. Proses Pencucian Batubara Secara Umum
Pencucian ialah usaha yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas batubara,
agar batubara tersebut memenuhi syarat penggunaan tertentu. Termasuk didalamnya
pembersihan untuk mengurangi impurities anorganik.Karakteristik batubara dan
impurities yang utama ditinjau dari segi pencucian secara mekanis ialah komposisi
ukuran yang disebut size consist, perbedaan berat jenis dari material yang dipisahkan,
kimia permukaan, friability relatif dari batubara dan impuritiesnya serta kekuatan dan
kekerasan.
Ada beberapa cara. Contoh sulfur, sulfur adalah zat kimia kekuningan yang
ada sedikit di batubara, pada beberapa batubara yang ditemukan di Ohio,
Pennsylvania, West Virginia dan eastern states lainnya, sulfur terdiri dari 3 sampai 10
% dari berat batu bara, beberapa batu bara yang ditemukan di Wyoming, Montana
dan negara-negara bagian sebelah barat lainnya sulfur hanya sekitar 1/100ths (lebih
kecil dari 1%) dari berat batubara. Penting bahwa sebagian besar sulfur ini dibuang
sbelum mencapai cerobong asap.
Satu cara untuk membersihkan batubara adalah dengan cara mudah memecah
batubara ke bongkahan yang lebih kecil dan mencucinya. Beberapa sulfur yang ada
sebagai bintik kecil di batu bara disebut sebagai "pyritic sulfur " karena ini
dikombinasikan dengan besi menjadi bentuk iron pyrite, selain itu dikenal sebagai
"fool's gold dapat dipisahkan dari batubara. Secara khusus pada proses satu kali,
bongkahan batubara dimasukkan ke dalam tangki besar yang terisi air , batubara
mengambang ke permukaan ketika kotoran sulfur tenggelam. Fasilitas pencucian ini
dinamakan "coal preparation plants" yang membersihkan batubara dari pengotorpengotornya.
Tidak semua sulfur bisa dibersihkan dengan cara ini, bagaimanapun sulfur
pada batubara adalah secara kimia benar-benar terikat dengan molekul karbonnya,

tipe sulfur ini disebut "organic sulfur," dan pencucian tak akan menghilangkannya.
Beberapa proses telah dicoba untuk mencampur batubara dengan bahan kimia yang
membebaskan sulfur pergi dari molekul batubara, tetapi kebanyakan proses ini sudah
terbukti terlalu mahal, ilmuan masih bekerja untuk mengurangi biaya dari prose
pencucian kimia ini.
Kebanyakan pembangkit tenaga listrik modern dan semua fasilitas yang
dibangun setelah 1978 telah diwajibkan untuk mempunyai alat khusus yang
dipasang untuk membuang sulfur dari gas hasil pembakaran batubara sebelum gas ini
naik menuju cerobong asap. Alat ini sebenarnya adalah "flue gas desulfurization
units," tetapi banyak orang menyebutnya "scrubbers" karena mereka men-scrub
(menggosok) sulfur keluar dari asap yang dikeluarkan oleh tungku pembakar
batubara.
Dalam pencucian batubara, yang harus dipertimbangkan ialah metode
pencucian mana yang akan diterapkan untuk mempersiapakan batubara sesuai
keperluan pasar, dan apakah pencucian masih diperlukan, karena pada prinsipnya
batubara dapat dijual langsung setelah ditambang. Kenyataannya penjualan langsung
setelah ditambang tidak berarti produser memperoleh keuntungan maksimum. Oleh
karena

itu

dalam

memutuskan

ini

perlu

dimasukan

juga

pertimbangan

komersial.Untuk menentukan kesesuaian alat yang digunakan dalam mencuci


batubara syarat yang diperlukan adalah ukuran butir dari batubara yang akan dicuci,
spesifik gravity dan kapasitas produksi yang digunakan. Alat-alat tersebut antara lain
dapat dipilih Dense Medium Separation, Concentration Table, Jig dan Flotasi.
Dalam proses pencucian batubara untuk memisahkan dari mineral pengotor,
dipakai berbagai jenis peralatan konsentrasi berdasarkan sifat-sifat batubara dari
mineral pengotor. Perbedaan tersebut dapat berupa sifat fisik atau mekanik dari
butiran tersebut, seperti halnya berat jenis, ukuran, warna, gaya sentripetal, gaya
sentrifugal ataupun desain peralatan itu sendiri.

Pencucian batubata dilakukan karena batubara hasil penambangan bukanlah


batubara yang bersih, tetapi masih banyak mengandung material pengotor. Pengotor
batubara dapat berupa pengotor homogen yang terjadi di alam saat pembentukan
batubara itu sendiri, yang disebut dengan Inherent Impurities, maupun pengotor yang
dihasilkan dari operasi penambangan itu sendiri, yang disebut extraneous impurities.
Dengan demikian pencucian batubara bertujuan untuk memisahkan dari
material pengotornya dalam upaya meningkatkan kualitas batubara sehingga nilai
panas bertambah dan kandungan air serta debu berkurang. Batubara yang terlalu
banyak pengotor cenderung akan menurunkan kualitas batubara itu sendiri sehingga
tidak dapat diandalkan dalam upaya penjualan ke konsumen. Pada umumnya
persyaratan pasar menghendaki kandungan abu tidak lebih dari 10 %, dan pada
umumya menghendaki nilai panas yang berkisar antara 6000-6900 kcal/kg.
Batubara dari tambang terbuka dan tambang dalam harus dipisahkan terlebih
dahulu dari material pengotornya yang ditimbun terlebih dahulu di Coal Yard.
Dengan bantuan Whell Looader, raw coal dimuat ke hopper, umpan dari hopper ini
dipisahkan melalui grizzly, sehingga batubara yang memiliki ukuran diatas 75 mm
akan dimuat ke Picking Belt yang selanjutnya akan dipisahkan dari material
pengotornya melalui hand picking secara manual, sedangkan batubara yang
berukuran -75 mm akan dijadikan umpan pencucian.
2.

Macam-Macam Alat Pencucian Batubara

2.1.

Jig
Pencucian dengan alat ini didasarkan pada perbedaan spesific gravity. Proses

yang dilakukan Jig ini adalah adanya stratifikasidalam bed sewaktu adanya air
hembusan. Kotoran cenderung tenggelam dan batubara bersih akan timbul di atas.
Basic jig, Baum jig sesuai digunakan untuk pencucian batubara ukuran besar,
walaupun Baum Jig dapat melakukan pencucian pada batubara ukuran besar tetapi
lebih efektif melakukan pencucian pada ukuran 10 35 mm dengan spesifik gravity

1,5 1,6. Modifikasi Baum jig adalah Batac jig yang biasa digunakan untuk batubara
ukuran halus.
Untuk batubara ukuran sedang, prinsipnya sama yaitu pulsing (tekanan) air
hembusan berasal dari samping atau dari bawah bed. Untuk menambah bed atau
mineral keras yang digunakan untuk meningkatkan stratifikasi dan menghindari
percampuran kembali, mineral yang digunakan biasanya adalah felspar yang berupa
lump silica dengan ukuran 60 mm.
2.2.

Dense Medium Separator (DMS)


Dense medium ini juga dioperasikan berdasarkan perbedaan spercific gravity.

Menggunakan medium pemisahan air, yaitu campuran magnetite dan air. Medium
campuran ini mempunyai spesific gravity antara batubara dan pengotornya. Slurry
magnetite halus dalam air dapat mencapai densitas relatif sekitar 1,8 ukuran batubara
yang efektif untuk dilakukan pencucian adalah 0,5 150 mm dengan Spesifik gravity
1,3 1,9 type dense-medium separator yang digunakan dapat berupa bath cyclone
dan cylindrical centrifugal. Untuk cylinder centrifugal separator digunakan untuk
pencucian batubara ukuran besar dan sedang.
Dense medium cyclone bekerja karena adanya kecepatan dense medium,
batubara dan pengotor oleh gaya centrifugal. Batubara bersih ke luar menuju ke atas
dan pengotornya menuju ke bawah. Gambar 2 menunjukkan contoh dense medium
bath dan dense medium cyclone. Faktor penting dalam operasi berbagai dense
medium sistem didasarkan pada magnetite dan efisiensi recovery magnetite yang
digunakan lagi.
2.3.

Hydrocyclone
Hydrocyclone adalah water based cyclone dimana partkel-partikel berat

mengumpul dekat dengan dinding cyclone dan kemudian akan ke luar lewat cone

bagian bawah. Partikel-partikel yang ringan (partikel bersih) mennuju pusat dan
kemudian ke luar lewat vortex finder. Diameter cyclone sangat berpengaruh terhadap
efektifitas pemisahan. Kesesuaian ukuran partikel batubara yang akan dicuci adalah
0,5 150 cm dengan spesifik gravity 1,3 1,5
2.4.

Concentration Tables
Proses konsentrasi table adalah konsentrasi dengan meja miring terdiri dari rib-

rib (tulang-tulang) bergerak ke belakang dan maju terus menerus dengan arah yang
horisontal. Partikel-partikel batubara bersih (light coal) bergerak ke bawah table,
sedangkan partikel-partikel kotor (heavy partical) merupakan partikel yang tidak
diinginkan terkumpul dalam rib dan bergerak ke bagian akhir table.
Batubara ukuran halus dapat dicuci dengan alat ini secara murah tetapi
kapasitasnya kecil dan hanya efektif untuk melakukan pencucian pada batubara
dengan spesific gravity lebih besar 1,5 dengan ukuran partikel batubara yang dicuci
0,5 15 mm.

3.

Froth Flotation
Froth Flotation merupakan metode pencucian batibara yang banyak

digunakan untuk ukuran batubara halus. Froth flotation cell digunakan untuk

membedakan karakteristik permukaan batubara. Campuran batubara dan air


dikondisikan dengan reagen kimia supaya gelembung udara melekat pada batubara
dan mengapung sampai ke permukan, sementara itu partikel-partikel yang tidak
diinginkan akan tenggelam. Gelembung udara naik ke atas melalui slurry di dalam
cell dan batubara bersih terkumpul dalam gelembung busa berada di atas. Kesesuaian
ukuran butir batubara yang dicuci < 0,5 mm dengan spesifik gravity 1,3.

Proses pencucian batubara pada washing plant dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Tahap preparasi
Tahap preparasi umpan (persiapan umpan) pada pencucian perlu dilakukan
dengan tujuan :
a.

memperoleh ukuran butir yang cocok dengan desain peralatan pencucian

b.

supaya kotoran mudah terliberasi dari tubuh batubara.

Dalam tahap preparasi kegiatan yang dilakukan pemisahan Raw Coal kasar (+75 mm)
pemisahan raw coal kasar ini terjadi di Chain Conveyor yang dibawahnya di pasang
grizzly yang berukuran 75 mm.
2. Tahap Pra pencucian

Tujuan dari tahap ini adalah menghilangkan material pengotor yang melekat
pada batubara dan mengurangi batubara yang berukuran -0,5 mm.
Dalam tahap pencucian kegiatan yang dilakukan meliputi :
a.

Prewetting (pembahasan awal)

b.

Descliming

3. Tahap pencucian dan pengurangan kandungan air


Tahap pencucian ini terjadi di dalam baum jig dan hydrocyclone
a. Baum Jig
Batubara pretreatment yang berukuran -75 mm dialirkan ke baum jig melalui
lubang umpan (jig fedd sluice). Pada baum jig, umpan mengalami konsentrat gaya
berat, sehingga diperoleh tiga macam produk yaitu :
1. Batubara tercuci
Batubara tercuci hasil konsentrasi gaya berat berukuran -75 mm + 0,5 mm
diteruskan ke dalam static screen dan double deck vibrating screen untuk dikurangi
kandungan airnya, serta dilakukan pemisahan ukuran partikelnya. Double deck
vibrating screen mempunyai lubang bukaan sebelah atas 5 mm dan lubang bukaan
sebelah bawah 0,5 mm, sehingga terjadi pemisahan ukuran batubra tercuci setelah
melewati double deck vibrating screen sebagai berikut :
a) batubara tercuci ukuran -75 mm + 5 mm
batubara tercuci ukuran -75 mm + 5 mm ini diangkut oleh belt conveyor.
b) Batubara tercuci ukuran -5 mm + 0,5 mm
batubara tercuci ukuran -5 mm + 0,5 mm ini dibawa oleh belt conveyor dan
selanjutnya bersama produk kasat di bawa ke storage.
c) Batubara tercuci ukuran -0,5 mm
batubara tercuci ukuran -0,5 mm ini ditampung pada dua macam sumuran
(sump). Untuk yang lolos dari descliming screen ditampung effluent sump,
sedangkan yang lolos dari sizing screen ditampung pada main sump. Batubara
yang masuk ke effluent sump, bersama-sama dengan air dipompakan ke

effluent cyclone dan yang masuk ke main sump dipompakan ke classifying


cyclone untuk kemudian diproses lebih lanjut pada unit pencucian berikutnya.
2. Produk menengah (middling)
Produk menengah dari baum jig diangkut dengan elevator A. dan
ditumpahkan ke dalam bak penampung kotoran (discard bin)
3. Batuan pengotor (Discard)
Batuan pengotor dari pengotor produk baum jg diangkut dengan elevator B
yang kemudian ditumpahkan ke dalam discard bin. Selanjutnya produk
menengah dan produk pengotor ini dibuang ke tempat pembuangan dengan
alat angkut truck.
b. Hydrocyclone
Umpan (feed) dari hydrocyclone berasal dari effluent sump dan main sump.
Material yang masuk ke dalam hyrocylone tersebut akan mengalami konsentrasi gaya
karena adanya gaya sentrifugal yang terjadi di dalam cyclone, sehingga akan
menghasilkan produk limpahan atas (overflow) dan produk limpahan bawah (under
flow). Limpahan bawah tersebut selanjutnya akan menjadi umpanm pada slurry
screen.
Produk limpahan atas dari hydrocyclone selanjutnya diproses pada peralatan
sebagai berikut :
1. Head box
Pada head box produk limpahan atas dari cyclone tersebut terbagi lagi menjadi
dua macam produk, yaitu produk limpahan atas dari head box yang dipompakan lagi
pada lounder untuk dipakai pencucian kembali dan produk limpahan bawah yang
selanjutnya dialirkan ke thickener.
2. Bak pengendap (thickener)
Over flow dari cyclone dialirkan ke bak penampungan (thickener). Material yang
masuk ke thickener merupakan material pengotoryang telah bercampur membentuk
lumpur, walau pada kenyataannya masih banyak produk batubara umuran 0,5 mm

yang terbawa bersama kotorannya. Didalam thickener dengan bantuan flocculant


terjadi proses pengendapan.

Gambar 6 : proses pencucian batubara secara umum

B. UBC (Upgrade Brown Coal)


1. Pengenalan UBC
Batubara peringkat rendah di Indonesia yang jumlahnya melebihi 60% dari
total cadangan batubara nasional merupakan aset ekonomi dan energi yang
sampai saat ini belum dapat dimanfaatkan (Datin dan Daulay, 2002; DIM, 2003).
Hal ini disebabkan karena sifat batubara peringkat rendah tidak menguntungkan
terutama kandungan airnya yang hampir mencapai 40% sehingga nilai kalor
menjadi rendah. Harapan untuk mengurangi kendala tersebut kini secara teknis dan
ekonomis telah dapat dipecahkan dengan ditemukannya teknologi baru dari
Jepang yang disebut dengan Upgraded Brown Coal/UBC (Deguchi dkk., 1999;
Shigehisa dkk., 2000). Proses ini dirancang khusus untuk menghasilkan produk
batubara dengan nilai kalor hingga 6000-6500 kkal/kg dari batubara peringkat
rendah yang semula nilai kalornya hanya 3500-4500 kkal/kg , melalui teknik
pengurangan kandungan air.
Proses Upgraded Brown Coal (UBC) merupakan suatu teknologi peningkatan
nilai kalor batubara peringkat rendah menjadi produk yang relatif sama dengan
batubara peringkat tinggi yang memiliki nilai kalor tinggi dan kandungan air
rendah. Proses ini sangat sederhana, karena hanya berdasarkan pengurangan air,
sehingga tidak ada reaksi kimia yang terjadi. Salah satu keuntungan dari teknologi
UBC adalah proses berlangsung pada temperatur dan tekanan rendah, masingmasing 140 - 180C dan 350 kPa. Produk akhir UBC berupa bubuk, slurry atau
briket, adalah sangat stabil dan tidak akan menyerap air kembali. Puslitbang
Teknologi Mineral dan Batubara (tekMIRA), Departemen Energi dan Sumber
Daya Mineral bekerjasama dengan Japan Coal Energy Cen- tre (JCOAL), Kobe Steel,
Ltd and Sojitz dari Jepang, dan BPPT telah berhasil mengembangkan pilot plant
UBC di Palimanan, Cirebon.
Dalam proses UBC, diperlukan minyak residu untuk menjaga kestabilan
kadar air bawaan batubara pasca proses. Sedangkan minyak tanah diperlukan
sebagai media dalam proses. Setelah minyak tanah membasahi pori-pori

batubara, minyak residu akan teradsorpsi secara selektif di dalam pori-pori tersebut
sehingga partikel batubara terlapisi oleh minyak residu, mengakibatkan air yang
keluar dari pori-pori tidak dapat kembali masuk ke dalam batubara.

Diagram Proses UBC


2. Peralatan UBC
Pada dasarnya peralatan UBC terdiri atas lima bagian yaitu bagian coal
preparation, slurry dewatering, coal oil separation, oil recovery rotary dan
brequetting.
1. Coal Preparation

Coal preparation berfungsi untuk penggerusan, penyimpanan dan


penyediaan batubara sebagai tahap penyiapan. Sedangkan alatnya yaitu belt
convenyor, hammer mill sistem pneumatic convenyor, kolektor debu, blower,
rotary valve, bunker batubara, convenyor, dan weight hopper.

Gambar Pada Coal Preparation


2. Slurry Dewatering

Slurry dewatering berfungsi untuk menghilangkan kandungan air didalam


batubara dan penyediaan slurry batubara yang hilang sebagian airnya untuk
dialirkan ke bagian slurry dewatering. Peralatannya terdiri atas tangki penyuplai
minyak, tangki pembuat slurry, tangki slurry dewatering, evaporator, kondensator
dan tangki pemisah air dan minyak.

Gambar Pada Coal Preparation

3. Coal Oil Separation

Coal oil separation berfungsi untuk memisahkan minyak dari slurry


batubara dengan menggunakan alat screw decanter. Alat ini memproses minyak
hasil pemisahan apabila diperlukan dan penyediaan cake batubara untuk dialirkan
ke oil recovery rotary dengan demikian screw decanter merupakan peralatan
utama pada coal oil separation yang menentukan agar operasi pada oil recovery
rotary berjalan stabil.

Gambar Pada Coal Oil Separation


4. Oil Recovery Rotary

Oil recovery rotary berfungsi untuk mendapatkan batubara halus yang


telah meningkat kualitasnya melalui proses recovery minyak di dalam cake
batubara yang disediakan dari coal oil separation dengan menggunakan alat rotary
steam tube dryer. Peralataanya terdiri atas feeding hopper screw convenyor tangki
pemisah coal dryer bucket convenyor pemanas blower dan kondensor.

Gambar Pada Oil Recovery Rotary


5. Brequetting

Brequetting berfungsi untuk pembuatan briket dengan menggunakan


double roll briqquetting machine peralatannya terdiri atas hopper UBC, screw
convenyor, bucket convenyor, feeder, mesin bricket, spray nozzle, convenyor dan
filter bag

Gambar Pada Brequetting

3. Proses Kerja UBC


1. Proses Penggerusan Batubara (Coal Preparation)

Batubara curah sebagai raw material di gerus dengan menggunakan


hammer mill melalui belt convenyor. Batubara halus hasil penggerusan dengan
ukuran <3 mm di pindahkan ke coal bunker dengan menggunakan sistem
pneumatic convenyor coal bunker berfungsi sebagai penyimpanan sementara dan
siap mensuplai batubara ke dalam slurry dewatering. Selanjutnya batubara dari
coal bunker di pindahkan ke dalam slurry dewatering menggunakan system
pneumatic convenyor melalui weight hopper untuk diketahui beratnya terlebih
dahulu.
2. Proses Slurry Dewatering

Batubara halus didalam tangki pembuat slurry dicampur dengan minyak


tanah dan residu yang disuplai dari tangki penyuplai minyak untuk menghasilkan
slurry batubara. Kemudian over flow slurry di pindahkan ke dalam tangki slurry
dewatering melalui evaporator untuk dihilangkan kandungan airnya. Kemudian
over flow slurry yang telah dihilangkan airnya didalam slurry dewatering di
pindahkan ke dalam slurry dewatered. Slurry dewatered berfungsi sebagai
penyimpanan sementara dan siap di kirim ke coal oil separation. Air dan sebagian
minyak tanah yang teruapkan dari slurry dewatering dan sebagian kecil dari slurry
dewatered akan terkondensasikan dan ditampung di dalam tangki pemisahan air
dan minyak untuk dipisahkan antara air dan minyak tanah bedasarkan perbeedaan
berat jenisnya.
3. Proses Pemisahan Batubara Dengan Minyak (Coal Oil Separation)

Slurry yang telah hilang airnya dari slurry dewatering di pindahkan ke


screw decanter untuk dipisahkan minyak tanah dari slurry dengan metode
sentrifugal. Slurry yang telah dipisahkan minyak tanahnya akan berbentuk cake

dan di pindahkan ke proses pengeringan. Minyak tanah hasil dari proses


pemisahan screw decanter akan dipindahkan ke dalam tangki penyuplai minyak
untuk digunakan kembali menyuplai minyak.

4. Proses Pengeringan Batubara (Oil Recovery Rotary)

Cake dari coal oil separation di dalam feeding hopper disimpan untuk
sementara. Prisnsip kerja rotary steam tube dryer adalah batubara yang lewat
dipanaskan menggunakan steam yang dibantu dengan sirkulasi gas untuk
membawa uap minyak yang dihasilkan. Cake dari feeding hopper di pindahkan ke
dalam rotary steam tube dryer melalui screw convenyor untuk menghilangkan
minyak tanah yang masih ada di dalam cake. Cake yang keluar dari rotary steam
tube dryer berubah menjadi serbuk UBC dan dipindahkan ke brequertting.
5. Proses Pembriketan (Brequetting)

Serbuk UBC yang dari proses Oil Recovery Rotary di pindahkan ke mesin
briket untuk di briket melalui screw dan bucket convenyor. Briket yang dihasilkan
dari mesin briket di ayak terlebih dahulu dengan menggunakan screw convenyor.
Briket berukuran kecil dikirim ke dalam mesin briket untuk di buat briket melalui
return screw dan bucket convenyor.

DAFTAR PUSTAKA
Inspectors Guidance Manual Coal Preparation Plants.
http://www.cdphe.state.co.us/ap/down/coalprep.pdf. Diakses pada tanggal 9
november 2016
Bagaimana membuat batubara bersih.
http://wapedia.mobi/id/Batubara Diakses pada tanggal 9 november 2016

Rod. Hat, Washed Coal from a Utilization Perspective.


http://www.coalcombustion.com/PDFFiles/WashedCoalfromaUtilizationPerspecti
ve03.pdf. Diakses pada tanggal 9 november 2016
Tekmira. 2006. Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara. No.37 tahun 14 Mei 2006.
Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara
http://www.tekmira.esdm.go.id/newtek2/index.php/component/content/article/111backup-cat/4-litbang-teknologi-pengolahan-dan-pemanfaatan-batubara.html.
Diakses pada tanggal 9 november 2016
http://esdm.go.id/berita/44-batubara/2179-peningkatan-kualitas-batubara-melaluiproses-ubc.pdf Diakses pada tanggal 9 november 2016
http://www.litbang.esdm.go.id/berita/

Pengembangan-Proses-Upgrading-Brown-

Coal-(UBC)-dan-Operasional-Demonstration-Plant. Diakses pada tanggal 9


november 2016

BAB III
PENUTUP
Dari hasil pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Teknologi pencucian batubara adalah usaha yang dilakukan untuk memperbaiki
kualitas batubara, agar batubara tersebut memenuhi syarat penggunaan tertentu.
Termasuk

didalamnya

pembersihan

untuk

mengurangi

impurities

anorganik.Karakteristik batubara dan impurities yang utama ditinjau dari segi


pencucian secara mekanis ialah komposisi ukuran yang disebut size consist,
perbedaan berat jenis dari material yang dipisahkan, kimia permukaan, friability
relatif dari batubara dan impuritiesnya serta kekuatan dan kekerasan.
2. Proses Upgraded Brown Coal (UBC) merupakan suatu teknologi peningkatan nilai
kalor batubara peringkat rendah menjadi produk yang relatif sama dengan
batubara peringkat tinggi yang memiliki nilai kalor tinggi dan kandungan air
rendah. Proses ini sangat sederhana, karena hanya berdasarkan pengurangan
air, sehingga tidak ada reaksi kimia yang terjadi.
3. Teknologi pencucian dan upgrade brown coal sangat cocok diterapkan di
Indonesia karena memiliki sumber daya batubara yang sangat banyak hanya saja
memiliki kandungan air dan sulfur yang tinggi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Batubara peringkat rendah di Indonesia yang jumlahnya melebihi 60% dari
total cadangan batubara nasional merupakan aset ekonomi dan energi yang
sampai saat ini belum dapat dimanfaatkan. Hal ini disebabkan karena sifat
batubara peringkat rendah tidak menguntungkan terutama kandungan sulfur
dan airnya yang cukup tinggi. Sehingga batubara termasuk bahan bakar yang
kotor atau menghasilkan polutan.
Saat ini telah banyak berkembang metode untuk membuat batubara menjadi
batubara bersih dengan berbagai pengolahan agar bisa digunakan,karena
pemanfaatan batubara di Indonesia bahkan di Dunia semakin meningkat
contohnya di PLTU, jadi diharapkan dengan perkembangan metode pengolahan
dalam industri batubara sebagai bahan pencipta energi dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan yang ada.
B. Tujuan
Tujuan dari studi kasus atau literatur yang dilakukan ini agar dapat
mengetahui perbandingan metode pengolahan batubara sehingga kesimpulan
yang didapat yaitu penggunaan metode apa yang baik untuk digunakan dalam
pengolahan batubara itu sendiri.
C. Batasan Masalah
1. Pengertian umum proses pencucian batubara ?
2. Alat-alat yang digunakan dalam proses pencucian batubara ?
3. Bagaimana proses pencucian batubara ?
4. Apa itu UBC (upgrade Brown Coal).?
5. Alat-alat apa saja yang digunakan pada UBC?

6. Bagaimana proses pengolahan batubara dengan metode UBC?

Anda mungkin juga menyukai