KEPUTIHAN
Pasien wanita, umur 26 tahun, Ibu rumah tangga, baru 2 bulan menikahdatang berobat
ke dokter dengan keluhan keputihan yang banyak, cair, berbau anyir yang kadang-kadang
disertai gatal sejak 3 minggu lalu. Penderita mempunyai siklus menstruasi yang normal dan
tidak menggunakan kontrasepsi. Suami penderita bekerja sebagai supir dan riwayat
melakukan hubungan seksual dengan wanita lain disangkal. Pada pemeriksaan genitalia
eksterna : labium mayus dan minus tampak eritema dan sedikit erosi. Pada pemeriksaan
inspekulo didapatkan: discharge vagina homogen, keabu-abuan dan tampak melekat pada
dinding vagina. Pasien disarankan melakukan Pemeriksaan PAPsmear.
Kata Sulit
1.
2.
3.
4.
Eritema
: Kemerahan pada kulit akibat pelebaran pembuluh darah kapiler.
Discharge
: Keluarnya cairan atau sekret dari organ yang berongga.
Erosi
: Kerusakan kulit stratum spinosum
Pemeriksaan PAPsmear : Pemeriksaan sitologi dari serviks dan porsio untuk melihat
Pertanyaan
1. Mengapa keputihannya banyak, cair, berbau anyir, gatal dan berwarna abu-abu ?
2. Apa hubungannya antara keputihan dan kontrasepsi ?
3. Mengapa terjadi eritema dan erosi ?
4. Apakah hubungan keputihan dengan hubungan seksual ?
5. Adakah hubungan pekerjaan suami dengan keputihan yang terjadi pada istrinya ?
6. Mengapa harus dilakukan tindakan PAPsmear ?
Jawaban
1. Karena adanya mikroorganisme penyebab yang berbeda-beda menghasilkan
manifestasi yang berbeda pula. Bau anyir disebabkan oleh bakteri gardnerella
vaginalis yang mengubah asam amino menjadi amin. Warna abu-abu merupakan ciri
khas manifestasi dari gardnerella vaginalis.
2
Hipotesis
Ibu Rumah Tangga
Pekerjaan Suami
Mediator Inflamasi
Gardnerella Vaginalis
Pemeriksaan Insepkulo
Labium mayus dan minus eritema dan erosi, discharge vagina homogen dan keabu-abuan
SASARAN BELAJAR
L.I.1. Memahami dan Mempelajari Genitalia Externa dan Interna Wanita
L.O.1.1. Menjelaskan Makroskopis Genitalia Eksterna dan Interna Wanita
L.O.1.2. Menjelaskan Mikroskopis Genitalia Eksterna dan Interna Wanita
L.I.2. Memahami dan Mempelajari Leukorea
L.O. 2.1. Menjelaskan Definisi dan Epidemiologi Leukorea
L.O.2.2. Menjelaskan Etiologi Leukorea
L.O.2.3. Menjelaskan Patofisiologi Leukorea
L.O.2.4 Menjelaskan Manifestasi Klinis Leukorea
L.O.2.5. Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding Leukorea
L.O.2.6. Menjelaskan Tatalaksana Leukorea
L.O.2.7. Menjelaskan Komplikasi Leukorea
L.O.2.8. Menjelaskan Pencegahan Leukorea
4
Sumber
http://uncennursing.blogspot.com/2011/06/sistem-reproduksi-
perkembangbiakan.html
Sumber : http://panduancaracepathamil.wordpress.com/category/organ-genitalia-interna-daneksterna/
Sumber : http://kelas-bidan.blogspot.com/2011/04/anatomi-fisiologi-organ-reproduksi.html
7
Sumber : http://bedahunmuh.wordpress.com/category/atlas-bedah-pelvis-and-perineum/
Genitalia Eksterna :
a. Mons Pubis
Daerah kulit yang menonjol di depan symphisis pubis
Kulit berambut banyak jaringan lemak.
Berisi jaringan lemak, jaringan ikat, pembuluh darah dan saraf-saraf
Meluas ke bwah belakanaglabium mayora.
Rambut kemaluan disebut pubes.
b. Labium Majus Pudendi
Disebelah kanan dan kiri lubang kemih terdapat dua lubang kecil dari saluran
yang buntu ( ductus skene atau ductus parauretralis).
h. Perineum
Merupakan area berbentuk belah ketupat
Dibagi oleh ramus inferior ossis pubis dan ramus ossis ischii kanan dan kiri
dan kedua lig. Sacrotuberale.
Terbagi menjadi regio urogenitalis di anterior (ventral) dan regio analis di
posterior (dorsal).
Genitalia Interna :
1. Ovarium
Terletak di dalam pelvis dan jumlahnya sepasang
Berbentuk bulat memanjang, agak pipih
Terdiri dari coretx dan medulla (berisi pembuluh darah, limfe dan saraf)
Dilekatkan oleh mesovarium pada ligamentum latum (berupa lipatan
peritoneum sebelah kiri dan kanan uterus. Meluas sampai dinding panggul dan
dasr panggul)
Difiksasi oleh :
Ligamentum suspensorium ovarii (Lig.infudibulopelvicum) :
Ligamentum ini menggantungkan uterus pada dinding panggul antara
sudut tuba
Ligamentum ovarii propium : menfiksasi ovarium ke uterus.
Ligamentum teres uteri (lig. Rotundum) : terdapat di bagian atas lateral
dari uterus, caudal dari tuba kedua ligamentum ini melalui canalis
10
Undus uteri , yang terletak pada bagian atas (proksimal ) osteum tuba
uterina.
Corpus uteri , terletak pada bagian tengah uterus yang berbentuk bulat
melebar. Batas antara corpus uteri dan cervix uteri dibentuk oleh
11
jaringan ikat.
Merupakan bagian dari peritoneum viscerale yang meliputi uterus dan
Mid pelvis
Dibentuk oleh : apex arcus pubis, spina ischiadica, ujung os.sacrum.
Paling sempit, bentuk oval, sering terjadi kemacetan pada persalinan.
Ukuran yang penting :
a. Anteroposterior : tepi bawah simp.pubis sampai pertengahan os.sacrum 4.
11,5-12 cm.
b. Transversa : spina ischiadica kanan kiri. 10-10,5 cm
c. Sagittal : anteroposterior dengan potongan transversa
dengantransversa.10,5-11cm.
13
Perdarahan :
Arteri iliaca interna -> arteri uterina -> arteri vaginalis. Arteri vaginalis ke arah fundus
kemudian bercabang menjadi :
R.ovaricus melalui ligamentum ovarii proprium menuju ovarium
A. Ligamenti teretis uteri, mengikuti lig. Teres uteri
R. Tubarius mengikuti tuba uterina.
Persarafan :
N.pudendus untuk persarafan genitalia eksterna , n.pudendus masuk ke foramen ischiadicum
sebagai n. Clitoridis. Cabang yang lain: n.hemorrhoidalis inferior utnuk m.spinchter ani
externus dan ke kulit regio analis. N. Perianalis berkahir sebagai n.labialis untuk labium
majus. Plexus hypogastricus superior dan inferior untuk persarafan genitalia interna.
Pembuluh lympe:
Bagaian proximal mengikuti kembali r.vaginalis a. Uternae ke lnn. Illiaci interni.
Bagian
medial
mengikuti
kembali
r.Vaginali
a.Vesicalis
inferior
ke
Inn
dari
vagina
distal,
dinding
Menjelaskan
Mikroskopis
14
Dibawah epitel germinal adalah jaringan ikat padat yang disebut tunika albuginea.
Ovarium memiliki :
Korteks di tepi : folikel-folikel, fibrosit dengan serat kolagen dan retikular.
Medulla di tengah : pembuluh darah,saraf dan pembuluh limfe.
Folikel primordial : folikel terdiri dari oosit primer yang diliputi sel folikel gepeng.
Folikel primer : sel folikel mulai bentuk kuboid, tidak ada ruang berisi liqour foliculi
dan zona pelusida terbentuk pada akhir fase folikel primer
Folikel sekunder : epitel berlapis kuboid, stroma membentuk teka folikel yaitu teka
interna dan teka eksterna, terbentuk zona pelusida
Folikel tersier : ruang-ruang follicle bersatu membentuk antrum folliculi yang berisi
cairan, sel telur terdeak ke tepi terletak di atas gundukan sel follicular disebut cumulus
oophorus.
Folikel yang mengalami atresia pada semua tahap perkembangan folikel menajdi
folikel atretik.
Ovum : ovum dikelilingi sel granulosa
yang
membentuk
kumulus
ooforus.
bukit
kecil
Satu
lapisan
yaitu
sel
Di
15
Tuba Uterina :
Epitel selapis silindris bersilia (epitheliocytus ciliatus) dan tidak bersilia (sel
sekretorik)
Sel bersilia menciptakan arus ke arah uterus dan menjadi predominan dalam fase
proliperatif.
Sel
sekretorik
menghasilkan nutrisi
Mukosa terdiri dari banyak plica dan membentuk lumen yang tidak rata.
16
Uterus
Dinding luar yaitu perimetrium,
tengah miometrium dan sebelah dalam endometrium.
Endometrium dilapisi oleh epitel selapis silindris.Dibagi dalam dua lapisan yaitu
stratum basale dan stratum functionale
Terdapat kelenjar uterus di lamina propia.
Terdapat arteri spiralis di endometrium.
Miometrium terdiri dari otot polos, dipisahkan oleh jaringan ikat interstisial dengan
banyak pembuluh darah .
17
Vagina
Dilapisi epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk.
Lamina propria tidak memiliki kelenjar tetapi mengandung banyak pembuluh darah
dan lomfosit.
18
Infeksi :
Bakteri
Gardnerella Vaginalis
Menyebabkan peradangan vagina yang tidak spesifik dan kadang dianggap sebagai
bahan dari mikroorganisme normal dalam vagina karena seringnya ditemukan. Bakteri batang
gram positif ini biasanya mengisi penuh sel epitel vagina dengan membentuk bentukan khas
dan disebut sebagai clue cell. Gardnerella vaginalis menghasilkan asam amino yang diubah
menjadi senyawa amin yang menimbulkan bau amis seperti ikan. Cairan vagina tampak
berwarna keabu-abuan pH.sekret vagina > 4,5 ( pH normal adalah < 4,5 ).
Secara klinik menurut Amsel (1983), untuk menegakkan diagnosis vaginosis bakterial
harus ada tiga dari empat kriteria sebagai berikut, yaitu:
1) Sekret vagina homogen, tipis, putih, melekat pada dinding vagina. Sekret vagina
bakterial vaginosis ini biasanya tipis, putih keabu-abuan, homogen, dan melekat pada dinding
vagina
2) pH vagina > 4,5.
lakmus ( interval 4,0 7,0 ). Biasanya pH vagina pada kasus bakterial vaginosis > 4,5
3) Bau amis dari vagina setelah penambahan KOH 10 %.
Whiff test dinyatakan positif: bila bau amis atau bau amin terdeteksi dengan penambahan
KOH 10 % pada sekret vagina. Bau disebabkan pelepasan amin terutama putresin dan
kadaverin dan asam organik hasil alkalisasi bakteri anaerob.
4) Adanya clue cell ( lebih dari 20 % )
Identifikasi clue cell pada preparat basah saline :
- clue cell yang merupakan epitel vagina yang
terlepas dimana pada permukaan sel-sel ini terdapat
bintik-bintik keabuan, penuh dengan Gardnerella
vaginalis merupakan gejala patognomonis dari
vaginosis bakterial.
- Untuk diagnosis vaginosis bakterial berdasarkan
patokan jumlah clue cell 20% dari seluruh jumlah
sel epitel vagina per lapangan pandang. Jumlahnya dihitung berdasarkan jumlah rata-rata dari
5 area pada satu lapang pandang.
- clue cell memiliki tepi yang ireguler dan sitoplasmanya dipenuhi dengan bakteri,
memberikan gambaran granuler.
19
Sumber:http://thunderhouse4-yuri.blogspot.com/2010/11/bacterial-vaginosis.html
Chlamydia trachomatis
Chlamydia merupakan bakteri kokus gram negatif. Chlamydia tidak mempunyai
mekanisme utnuk menghasilkan energi metabolik dan tidak dapat menyintesis ATP. C.
Trachomatis memiliki badan inklusi yang mengandung glikogen. Antigennya yaitu
lipopolisakarida yang stabil pada suhu panas. Chlamydia trachomatis merupakan sferoid
berukuran kecil, tidak aktif secara metabolis, dan mengandung DNA dan RNA serta di sebut
badan elementer.Sferoid-sferoid ini memperoleh akses ke sel penjamu melalui endositosis
dan setelah berada didalam berubah menjadi organisme yang secara metabolis aktif yang
bersaing dengan sel penjamu memperebutkan nutrien. Chlamydia trachomatis memiliki
afinitas
terhadap
epitel
uretra,
serviks,
dan
konjungtiva
mata.
Pada
laki-laki
Protozoa
Trichomonas vaginalis
Trichomonas merupakan protozoa yang bergerak dengan flagel. Protozoa ini
berbentuk oval, panjang 4-32 mikrometer dan lebar 2,4-14,4 mikrometer, memiliki flagella
20
dan undulating membran yang panjangnya hanya setengah panjang tubuhnya. Intinya
berbentuk oval dan terletak di bagian atas tubuhnya, di belakang inti terdapat blepharoblast
sebagai tempat keluarnya 4 buah flagella. Flagella kelima melekat ke undulating membrane
dan menjuntai ke belakang sepanjang setengah panjang tubuh protozoa ini. Sitoplasma terdiri
dari suatu struktur yang berfungsi seperti tulang yang disebut axostyle. Trichomonas
vaginalis tidak memiliki bentuk kista. Perkembang biakannya dengan cara membelah diri.
Jamur
Candida albicans
Candida termasuk spora aseksual yaitu spora yang dibentuk dari hifa reproduktif,
termasuk blastospora. Candida albicans bersifat dismorfik yaitu memiliki bentuk kapang (selsel yang memanjang dan bercabang) dan bentuk khamir (sel berbentuk bulat, lonjong atau
memanjang yang berkembang biak dengan membentuk tunas dan koloni yang basah atau
berlendir). Selain ragi dan pseudohifa, juga dapat menghasilkan hifa sejati. Pada medium
agar atau dalam 24 jam pada suhu 37 oC atau suhu ruangan, kandida menghasilkan koloni
lunak berwarna krem dengan bau seperti ragi. Kandidiasis kutan atau mukosa terjadi melalui
peningkatan jumlah kandida lokal dan adanya kerusakan pada kulit atau epitel yang
memungkinkan invasi lokal oleh ragi dan pseudohifa.
sumber : http://www.ppdictionary.com/mycology/albicans.htm
Virus
Virus herpes simpleks
Herpes simpleks genitalis dapat ditularkan melalui kontak seksual tetapi tidak dapat
ditularkan melalui udara atau melalui air, misalnya jika seseorang berenang di kolam renang.
Herpes simpleks disebabkan oleh Herpes Virus Hominis atau Herpes Simpleks virus
merupakan salah satu infeksi yang tersering pada manusia .Struktur virus terdiri atas genom
DNA untai ganda linier berbentuk toroid, kapsid, dan selubung. Herpes simpleks termasuk
alfaherpesvirus yaitu virus sitolitik yang tumbuh cepat, cenderung menyebabkan infeksi laten
21
di neuron. Siklus pertumbuhan HSV berlangsung cepat, selesai dalam waktu 8-16 jam.
Genom HSV besar dan dapat menyandikan 70 polipeptida.
Infeksi dapat berupa kelainan pada daerah orolabial serta daerah genital, dengan
gejala khas adanya vesikel berkelompok di atas dasar yang eritema .Ada 2 tipe mayor
antigenik dimana Herpes Simpleks virus tipe I berhubungan dengan infeksi pada wajah dan
Herpes Simpleks virus tipe II berhubungan dengan infeksi genital. Infeksi herpes genital
primer dapat berat yang berlangsung sekitar 3 minggu. Herpes genital ditandai dengan lesi
vesikuloulseratif pada penis atau serviks, vulva,vagina dan perineum pada perempuan. Lesi
sangat nyeri dan disertai demam, malaise, disuria dan limfadenopati inguinal.
sumber : http://www.oculist.net/downaton502/prof/ebook/duanes/pages/v4/v4c019.html
Human papilloma virus
Human Papilloma Virus (HPV) merupakan virus DNA famili Papovaviridae.
Terdiri dari double strand DNA dan sirkular dengan 5-8 gen dan virus ini tidak
berselubung. Virus ini menginfeksi sel pipih epitelium dan menyebabakn kaedaan
hiperplasia epitel. . Yang paling sering di temukan HPV-16 atau HPV-18, walaupun
beberapa kanker mengandung DNA dari HPV tipe 31 atau tipe 45
Molluscum contagiosum
Molluscum contagiosum adalah virus yang autoinokulasi (masuknya virus dari
tubuh pasien sendiri) dengan masa tunas 1-4 minggu. Umumnya timbul tumor kulit epitel
berwarna merah muda hingga abu-abu, tanpa gejal, menyebar, dan berukuran kurang dari 1
cm di vulva. Gambaran histologik menunjukan sejumlah badan inklusi dalam sitoplasma sel
22
Molluscum contagiosum
Benda asing.
Adanya benda asing seperti tertinggalnya kondom atau benda tertentu yang dipakai
pada waktu senggama, adanya cincin pesarium yang digunakan wanita dengan prolapsus uteri
dapat merangsang pengeluaran cairan vagina yang berlebihan. Jika rangsangan ini
menimbulkan luka akan sangat mungkin terjadi infeksi penyerta dari flora normal yang
berada di dalam vagina sehingga timbul leukorea.
Neoplasma/ keganasan.
Kanker akan menyebabkan leukorea patologis akibat gangguan pertumbuhan sel
normal yang berlebihan sehingga menyebabkan sel bertumbuh sangat cepat secara abnormal
dan mudah rusak, akibat terjadi pembusukan dan perdarahan akibat pecahnya pembuluh
darah yang bertambah untuk memberikan makanan dan oksigen pada sel kanker tersebut.
Pada keadaan ini akan terjadi pengeluaran cairan yang banyak disertai bau busuk akibat
terjadinya proses pembusukan dan disertai oleh adanya darah yang tidak segar.
membersihkan vagina dengan bahan dengan bahan antisepsis tidaklah menyehatkan. Kuman
kuman yang bermukim disekitar saluran vagina ikut terbunuh oleh bahan antisepsis yang
sering digunakan (Handrawan, 2008).
Penggunaan obat-obatan
Penggunaan obat-obat imunosupresan seperti kortikosteroid dan penggunaan
antiseptik genital secara berlebihan dapat menurunkan kemampuan imunitas organ genital
dan juga menyebabkan kematian flora normal organ genital. Hal ini menyebabkan mudahnya
terjadi infeksi daerah vagina yang dapat menimbulkan keputihan.
L.O.2.3. Menjelaskan Patogenesis Leukorea
23
rongga vagina),
beberapa sel darah putih (leukosit), cairan transudasi dari dinding vagina, sekresi
dari endoserviks berupa mukus, sekresi darri saluran yang lebih atas dalam jumlah
yang bervariasi serta mengandung berbagai organisme terutama Lactobasilus
Doderlein (batang gram positif, flora vagina terbanyak); beberapa jenis bakteri
lain kokus seperti Streptokokus dan Stapilokokus, dan Eschericia coli.
Peranan basil doderlein dianggap menekan pertumbuhan mikroorganisme
patologis karena basil Doderlein mempunyai kemampuan mengubah glikogen dari
epitel vagina yang terlepas menjadi asam laktat, sehingga vagina tetap dalam
keadaan asam dengan pH 3,0-4,5 pada wanita dalam masa reproduksi. Suasana
asam inilah yang mencegah tumbuhnya mirkoorganisme patologis.
mikroorganisme
patologis
secara
klinis
akan
memberikan suatu reaksi inflamasi di daerah vagina. Sistem imun tubuh akan bekerja
membantu fungsi dari basil Doderlein sehingga terjadi pengeluaran lekosit PMN
maka terjadilah fluor albus.
Infeksi bakteri
Gonorea
Gonorea disebabkan oleh invasi di bakteri diplokokus gram-negative, Neisseria
gonorrhoeae. Cairan yang keluar dari vagina pada infeksi berwarna kekuningan yang
sebetulnya merupakan nanah yang terdiri dari sel darah putih yang mengandung
Neisseria gonorrhoeae berbentuk pasangan dua-dua pada sitoplasma sel. Bakteri ini
melekat dan menghancurkan membaran epitel yang melapisi selaput lendir, terutama
epitel yang melapisi kanalis endoserfiks dan uretra. Infeksi ekstragenetalial di faring,
anus, rectum, dapat di jumpai pada wanita dan pria.
Untuk dapat menular harus ada kontak langsung mukosa ke mukosa. Namun tidak
semua yang terpajan gonorea terjadi penyakit. Resiko penularan dari pria ke wanita
lebih tinggi kerena luasnya selaput lendir yang terpajan dan cairan eksudat yang
terdiam lama di vagina. Setelah terinokulasi, infeksi dapat tersebar ke prostat, vas
deferent, vesikula seminalis, epididymis dan testis pada laki-laki dan ke uretra,
kelenjar skene, kelenjar bartolin, endometrium, tuba fallopi, merupakan penyebab
penyakit radang panggul (PID) yang merupakan penyebab utama infertilitas pada
perempuan.
Infeksi gonokokus dapat menyebar melalui aliran darah dan menyebabkan
bakterimia gonokokus. Bakterimia lebih sering terjadi pada perempuan.Perempuan
juga beresiko tinggi mengalami penyebaran infeksi saat haid, penularan perinatal
kepada bayi saat lahir melalui os serviks yang terinfeksi, dapat mneyebabkan
konjungtifitis dan akhirnya dan kebutaan pada bayi apabila tidak di ketahui dan di
obati.
Setelah infeksi oleh Neisseria gonorrhoeae, tidak timbul imunitas alami, sehingga
infeksi dapat terjadi lebih dari satu kali. Angka infeksi tertinggi pada usia muda
dengan teringgi wanita umur 15-19 tahun dan laki-laki berusia 20-24 tahun dan pada
laki-laki yang berhubungan seks dengan sesama jenis.
Sifilis
Adalah infeksi yang sangat menular yang di sebabkan oleh bakteri berbentuk
spiral, Treponema pallidum. Kecuali penularan neonates, sifilis hampir selalu di
tularkan melalui kontak seksual dengan pasangan yang terinfeksi. Namun, spiroketa
T.pallidum dapat menembus sawar plasenta dan menginfeksi neonates.
25
Spiroketa memperoleh akses melalui kontak langsung antara lesi basah terinfeksi
dengan setiap kerusakan, walaupun mikroskopik di kulit atau mukosa penjamu. Sifilis
dapat di sembuhkan pada tahap-tahap awal infeksi. Tetapi apabila di biarkan penyakit
ini dapat menjadi infeksi yang sistemik dan kronik. Infeksi penyakit sifillis dapat di
bagi menjadi , sifillis primer, sekunder (sifilis laten, dini dan lanjut) dan tersier. Pada
perkembangan penyakit dapat terlihat kutil-kutil kecil di vulva dan vagina yang
disebut kondiloma lata. Bakteri kadang dapat terlihat pada pemeriksaan pap smear,
tetapi biasanya bakteri ini diketahui pada pemeriksaan sediaan apus dengan
pewarnaan Gram.
Clamidia trachomatis
Clamidia trachomatis adalah infeksi bakteri menular seksual yang paling banyak
di jumpai di amerika. Bakteri ini terdpat dalam 2 bentuk (dimorfik). Dalam bentuk
infeksiosa C. trachomatis merupakan sferoid berukuran kecil, tidak aktif secara
metabolis dan mengandung DNA dan RNA sehingga disebut badan elementer (EB).
Sferoid-sferoid ini memperoleh akses ke sel penjamu melalui endositosis dan setelah
berada di dalam berubah menjadi organisme yang secara metabolis aktif dan bersaing
dengan sel pejamu memperebutkan nutrient. Organisme ini memicu timbulnya siklus
replikasi dan setelah kembali memadat menjadi EB untuk menginfeksi sel-sel di
sekitarnya.
C.trachomatis memiliki afinitas terhadap epitel uretra, servix dan konjungtiva
mata. Pada laki-laki, urethritis, epididymis dan prostatitis adalah infeksi bakteri yang
tersering.Pada perempuan yang tersering adalah servisitis, diikuti oleh urethritis,
bartolinitis dan akhirnya penyakit radang panggul (PID).
C.trachomatisdapat menginfeksi faring, dan rectum orang yang melakukan
hubungan seksual oral atau anal-reseptif. Bayi dapat terinfeksi sewaktu dilahirkan dan
mengalami konjungtivitis dan pneumonia. Terinfeksi bakteri ini tidak menimbulkan
imunitas terhadap infeksi di kemudian hari.
Kaum muda yang berusia antara 15-19 tahun merupakan 40% kasus klamidia
yang di laporkan. Resiko tertinggi tertularnya bekteri ini adalah wanita karena
konsentrasi ejakulat yang terinfeksi tertahan di vagina sehingga pemajanan
memanjang.
Bakteri ini dapat ditemukan pada cairan vagina dan terlihat melalui mikroskop
setelah diwarnai pewarnaan Giemsa; sulit ditemukan pada pemeriksaan pap smear
akibat siklus hidupnya yang tak mudah dilacak.
Gardnerella vaginalis
26
Menyebabkan peradangan vagina yang tidak spesifik dan kadang dianggap sebagai
bagian dari mikroorganisme normal dalam vagina karena sering ditemukan. Bakteri
ini biasanya mengisi penuh sel epitel vagina dengan membentuk bentukan khas dan
siebut dengan clue cell. Gardnerella menghasilkan asam amino yang diubah menjadi
senyawa amin yang menimbulkan bau amis seperti ikan. Cairan vagina tampak warna
keabu-abuan.
Infeksi virus
Virus Herpes Simpleks (HSV)
Adalah penyakit virus menular dengan afinitas pada kulit, selaput lendir dan
system syaraf.Macamnya ada HSV-1 dan HSV-2. HSV-1 menyerang daerah orofaring,
menyebabkan lesi di wajah, mulut dan bibir.Walaupun virus ini dapat juga
menyebabkan harpes genitalis primer. HSV-2 pterdapat di daerah genital. HSV tidak
dapat di sembuhkan.Pada orang yang imunokompeten.Infeksi biasanya ringan dan
swasirna.
HSV disebarkan melalui kontak langsung antara virus dengan mukosa atau setiap
kerusakan di kulit.Virus herpes tidak dapat hidup di luar lingkungan yang lembab.
HSV mempunyai kemampuan untuk menginvasi beragam sel melalui fusi langsung
dengan membrane sel. Untuk dpat masuk ke dalam sel, tidak memerlukan proses
endositosis.
HSV-1 dan HSV-2 menanyebabkan infeksi kronik yang di tandai dengan masamasa infeksi aktif dan latensi. Pada infeksi primer aktif, virus menginvasi sel penjamu
dan cepat berkembang biak menghancurkan sel penjamu dan melepaskan lebih
banyak virion untuk menginfeksi sel-sel di sekitarnya. Dan virus menyebar melalui
saluran limfe ke kelenjar limfe regional dan menyebabkan limfadenopati.Tubuh
melakukan imunitas seluler dan humoral yang menahan infeksi tetapi tidak dapat
mencegah kekambuhan infeksi aktif.
Setelah infeksi awal, timbul masa laten. Selama masa ini, virus masuk ke dalam
sel-sel sensorik yang mensyarafi daerah yang terinfeksi dan bermigrasi di sepanjang
akson untuk bersembunyi di dalam ganglion radiksdorsalis tempat virus berdiam
tanpa menimbulkan sitotosisitas atau gejala pada manusia pejamunya. Virion dapat
menular baik, dalam fase aktif maupun masa laten.
HSV lebih sering di jumpai pada wanita, mungkin karena luas permukaan mukosa
saluran genitalia perempuan yang lebih luas dan terjandinya kerusakan mikro di
mukosa selama hubungan kelamin.Dibandingkan dengan populasi umum, orang yang
terinfeksi HIV lebih rentan terhadap infeksi HSV dan menularkan penyakit ini.
27
Karena infeksi HSV tidak mengancam jiwa dan sering ringan atau asimtomatik,
sehingga banyak orang yang tidak menyadari akan besarnya penyakit ini.
Pada awal infeksi tampak kelainan kulit sepert melepuh terkena air panas yang
kemudian pecah dan menimbulkan luka seperti borok, dan pasien merasa sakit.
Infeksi Jamur
Candida albicans
C.albicans merupakan spesies penyebab infeksi candida pada genitalia lebih dari
80% yaitu vaginitis dan vulvovaginitis. Secara ketat, kandidiasis tidak dianggap di
tularkan secara seksual.
Infeksi simtomatik timbul apabila terjadi perubahan pada resistensi pejamu atau
flora bakteri local. Faktor predisposisi pada wanita adalah kehamilan, haid, diabetes
mellitus, pada pemakaian kontrasepsi dan terapi antibiotic. Baju dalan yang ketat,
konstriktif dan sintetik, sehingga menimbulkan lingkungan yang hangat dan lembab
untuk kolonisasi dapat menyebabkan infeksi rekurent.
Pada sebagian perempuan, reaksi hipersensitifitas terhadap produk-produk,
misalnya pencuci vagina, semprotan deodorant dan kertas toilet dapat berperan
menimbulkan kolonisasi. Perempuan umumnya mengalami infeksi akibat salah satu
factor diatas sedangkan pada laki-laki umunya terjangkit infeksi melalui kontak
28
luka akan sangat mungkin terjadi infeksi penyerta dari flora normal dalam vagina.
Neoplasia/Keganasan
Terjadi pengeluaran cairan yang banyak disertai bau busuk akibat pembusukansel
fluor albus.
Stress
Stressor dapat merangsang sekresi adenokorteks yang berakibat meningkatkan
glukokortikoid dan aktivitas saraf simpatis, diikuti pelepasan katekolamin.
29
stafilokokus)
hifa
dan
kultur
untuk
(menunjukkan
infeksi
kremi)
Pelecehan seksual
cairan
vagina
berbau
klinis
busukKultur
seksual
untuk
berwenang
jika
kekerasan
diduga
Wanita usia reproduktif
Vaginosis Bakterial Berbau busuk (amis), discharge vaginaKriteria untuk diagnosis (3
abu-abu tipis dengan pruritus dan iritasi dari 4):
Eritema dan edema tidak biasa
Infeksi Kandidiasis
Bau amis
pemeriksaan mikroskopis
Infeksi candida vulva dan iritasi vagina,Evaluasi klinis ditambah
edema, pruritus
Discharge
Infeksi Trikomonas
yang
menyerupai
keju
pH vagina <4,5
Ragi
atau
hifa
diidentifikasi
vagina.
kadang-kadang kultur
pada
mens
Cairan kuning-hijau, vagina berbusa,Organisme motil, berbentuk
sering dengan nyeri, eritema, danbuah pir memiliki flagrel,
edema
dari
vulva
dan
dispareunia
Semua umur
Reaksi
hipersensitifitas
(sering
intens),
Riwayat
penggunaan
keputihanpenyebab
semprotan
sabun cuci
(misalnya,Keputihan purulen, dispareunia, disuria,Diagnosis eksklusi
radiasi
pelvis,iritasi
berdasarkan faktor-faktor
ooforektomi,
kemoterapi)
terbakar,
perdarahan
ringanpH vagina> 6
Uji Whiff Negatif
Granulosit dan sel parabasal
dilihat selama pemeriksaan
mikroskopis
Fistula
(komplikasi
persalinan,
32
Gambar candidiasis
Gambar candidiasis
33
trichomonas.
Laboratorium: pH>4,5 dan Sniff test (+)
Mikroskopik: pemeriksaan sediaan basah dengan larutan garam fisiologis terlihat
pergerakan trichomonas berbentuk ovoid, ukuran lebih besar dari PMN dan
Mikroskopik: pemeriksaan sediaan basah dengan KOH 10% atau dengan pewarnaan
gram ditemukan blastopora bentuk lonjong, sel tunas, pseudohifa dan kadang kadang
hifa asli bersepta
3. Vaginosis bacterial
- Anamnesis:
Mempunyai bau vagina yang khas yaitu bau amis terutama waktu berhubungan
seksual, namun sebagian besar dapat asimtomatik. Keputihan dengan bau amis
seperti ikan. Sekret berlebihan, banyaknya sedang sampai banyak, homogen, warna
putih atau keabu-abuan, melekat pada dinding vagina.Tidak ada tanda-tanda
-
inflamasi.
Laboratorium: pH >4,5 biasanya berkisar antara 5-5,5 dan Whiff test (+)
Mikroskopik: clue cell (+) jarang terdapat leukosi
4. Servisitis Gonore
- Anamnesis:
Gejala subjektif jarang ditemukan .Pada umumnya wanita datang berobat kalau
sudah ada komplikasi.Sebagian besar penderita ditemukan pada pemeriksaan
antenatal
atau
pemeriksaan
keluarga
berencana.Duh
tubuh
serviks
yang
mukopurulen.Serviks tampak eritem, edema, ektopi dan mudah berdarah pada saat
-
5. Klamidiasis
- Anamnesis: gejala sering tidak khas, asimtomatik, atau sangat ringan. Eksudat
-
Gejala
primer
Tidak ada
Vaginosis
Vaginitis
Vulvovaginitis
Bakteri
Trichomonas
Candida albicans
Sekret, bau
vaginalis
Sekret, bau busuk,
busuk, mungkin
mungkin gatal
seperti terbakar
gatal
35
Sekret
Sedikit, putih,
Meningkat,
Meningkat, kuning,
Meningkat, putih,
vagina
flokulan
tipis, homogen,
hijau, berbusa,
putih, abu-abu,
adheren; petekia
dadih
4,5
pH
< 4,5
adheren
> 4,5
Bau
Tidak ada
Sering, seperti
Tidak ada
bau ikan
Clue cells
bau ikan
Trikomonas motil;
Preparat KOH
lactobacillus
dengan basil
banyak PMN
memperlihatkan
Mikroskopis
Pengobatan
Tidak ada
adheren; tidak
ada PMN
Metronidazole
pseudohifa
Antifungi azol
Metronidazole
topikal
L.O.2.6. Menjelaskan Tatalaksana Leukorea
Apabila keputihan yang dialami adalah yang fisiologik tidak perlu pengobatan, cukup
hanya menjaga kebersihan pada bagian kemaluan.Apabila keputihan yang patologik,
sebaiknya segera memeriksakan kedokter, tujuannya menentukan letak bagian yang sakit dan
dari mana keputihan itu berasal. Melakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat tertentu
akan lebih memperjelas. Kemudian merencanakan pengobatan setelah melihat kelainan yang
ditemukan.Keputihan yang patologik yang paling sering dijumpai yaitu keputihan yang
disebabkan Vaginitis, Candidiasis, dan Trichomoniasis.Penatalaksanaan yang adekuat dengan
menggabungkan terapi farmakologi dan terapi nonfarmakologi.
Tujuan pengobatan:
-
Menghilangkan gejala
Memberantas penyebabrnya
Mencegah terjadinya infeksi ulang- Pasangan diikutkan dalam pengobatan
a. Terapi farmakologi
Antiseptik :
Povidone Iodin
Sediaan ini berbentuk larutan 10% povidon iodin dan ada yang diperlengkapi dengan
alat douche-nya sebagai aplikator larutan ini. Selain sebagai antiinfeksi yang disebabkan
jamur Kandida, Trikomonas, bakteri atau infeksi campuran, juga sebagai pembersih.
Tidak boleh digunakan pada ibu hamil dan menyusui. Bila terjadi iritasi atau sensitif
pemakaian harus dihentikan.
36
Anti biotik
Clotrimazole
Memiliki aktivitas antijamur dan antibakteri. Untuk infeksi kulit dan vulvovaginitis
yang disebabkan oleh Candida albicans.
Efek samping: pemakaian topikal dapat terjadi rasa terbakar,eritema, edema ,gatal dan
urtikaria
Sediaan dan posologi : Tersedia dalam bentuk krim dan larutan dengan kadar 1%
dioleskan 2 kali sehari . Krim vagina 1% untuk tablet vagina 100 mg digunakan sekali
sehari pada malam hari selama 7 hari atau tablet vagina; 500 mg, dosis tunggal.
Tinidazole
Tinidazole adalah obat antiparasit yang digunakan untuk membrantas infeksi
Protozoa, Amuba.
Efek samping : obat ini sama seperti Metronidazole tetapi dengan kelebihan tidak perlu
minum dengan waktu yang panjang sehingga mengurangi efek sampingnya.
Tinidazole sebagai preparat vaginal digunakan untuk infeksi Trichomonas. Biasa
dikombinasi dengan Nystatin sebagai anti jamurnya. Bentuk sediaan yang ada adalah
vaginal tablet.
Metronidazole
Diberikan peroral ( 2 gram sebagai dosis tunggal , 1gr setiap 12 jam x 2 atau 250 mg
Nimorazole
Nimorazole merupakan antibiotika golongan Azol yang terbaru. Selain dalam
sediaan tunggal dalam bentuk tablet oral (diminum) juga ada kombinasinya
(Chloramphenicol dan Nystatin) dalam bentuk vaginal tablet.
Penisilin
37
Ampisilin pada pemberian oral dipengaruhi besarnya dosis dan ada tidaknya makanan
Efek samping : Reaksi alergi , nefropati, syok anafilaksis, efek toksik penisilin terhadap
susunan saraf menimbulkan gejala epilepsi karena pemberian IV dosis besar
Sediaan dan posologi :
Ampisilin :
- Tersedia dalam bentuk tablet atau kapsul 125mg, 250mg, 500mg
- Dalam suntikan 0,1 ; 0,25 ; 0,5 dan 1 gram pervial
Amoksisilin :
Dalam bentuk kapsul atau tablet ukuran 125, 250, 500 gram dan sirup125mg/5mL dosis
diberikan 3 kali 250-500 mg sehari
Anti jamur :
Nystatin
Nystatin adalah obat antijamur polien untuk jamur dan ragi yang sensitif terhadap
obat ini termasuk Candida sp. Di dalam darah sangat berbahaya bagi tubuh, tetapi dengan
sifatnya yang tidak bisa melewati membran kulit sangat baik untuk digunakan sebagai obat
pemakaian luar saja. Tetapi dalam penggunaannya harus hati-hati jangan digunakan pada luka
terbuka.
Anti Virus :
Asiklovir
Bekerja menghambat enzim DNA polimerase virus. Sediaan dalam bentuk oral, injeksi dan
krim untuk mengobati herpes dilabia.
Efek samping :
Oral : pusing, mual, diare,sakit kepala
Topikal : Kulit kering dan rasa terbakar dikulit.
Kontraindikasi : tidak boleh digunakan pada ibu hamil.
Berikut ini adalah pengobatan dari penyebab paling sering :
1 Candida albicans
Topikal
Nistatin tablet vagina 2 x sehari selama 2 minggu
Klotrimazol 1% vaginal krim 1 x sehari selama 7 hari
Mikonazol nitrat 2% 1 x ssehari selama 7 14 hari
Sistemik
Nistatin tablet 4 x 1 tablet selama 14 hari
Ketokonazol oral 2 x 200 mg selama 7 hari
Nimorazol 2 gram dosis tunggal
38
39
Keputihan (Fluor albus) yang disebabkan oleh jamur lebih cepat berkembang di
lingkungan yang hangat dan basah maka untuk membantu penyembuhan menjaga
kebersihan alat kelamin dan sebaiknya menggunakan pakaian dalam yang terbuat dari
katun serta tidak menggunakan pakaian dalam yang ketat (Jones,2005). Keputihan bisa
ditularkan melalui hubungan seksual dari pasangan yang terinfeksi oleh karena itu
sebaiknya pasangan harus mendapat pengobatan juga.
2) Personal Hygiene
Memperhatikan personal hygiene terutama pada bagian alat kelamin sangat membantu
penyembuhan, dan menjaga tetap bersih dan kering, seperti penggunaan tisu basah atau
produk panty liner harus betul-betul steril.Bahkan, kemasannya pun harus diperhatikan.
Jangan sampai menyimpan sembarangan, misalnya tanpa kemasan ditaruh dalam tas
bercampur dengan barang lainnya. Karena bila dalam keadaan terbuka, bisa saja panty
liner atau tisu basah tersebut sudah terkontaminasi.Memperhatikan kebersihan setelah
buang air besar atau kecil.Setelah bersih, mengeringkan dengan tisu kering atau handuk
khusus.Alat kelamin jangan dibiarkan dalam keadaan lembab.
3) Pengobatan Psikologis
Pendekatan psikologik penting dalam pengobatan keputihan.Tidak jarang keputihan yang
mengganggu, pada wanita kadang kala pemeriksaan di laboratorium gagal menunjukkan
infeksi, semua pemgujian telah dilakukan tetapi hasilnya negatif namun masalah atau
keluhan tetap ada. Keputihan tersebut tidak disebabakan oleh infeksi melainkan karena
gangguan fsikologi seperti kecemasan, depresi, hubungan yangburuk, atau beberapa
masalah psikologi yang lain yang menyebabkan emosional. Pengobatan yang dilakukan
yaitu dengan konsultasi dengan ahli psikologi.Selain itu perlu dukungan keluarga agar
tidak terjadi depresi.
L.O.2.7. Menjelaskan Komplikasi Leukorea
Komplikasi yang sering adalah bila kuman telah menaiki panggul sehingga terjadi
penyakit yang dikenal dengan radang panggul. Komplikasi jangka panjang yang lenih
mengerikan, yaitu kemungkinan wanita tersebut akan mandul akibat rusak dan lengketnya
organ-organ dalam kemaluan terutama tuba falopi dan juga dapat menyebabkan
infertilitas.Komplikasi juga dapat terdapat pada pria yaitu komplikasi non spesifikndapat
menjalar ke prostat dan menimbulkan infeksi buah zakar dan saluran kemih
Terinfeksinya kelenjar yang ada di dalam bibir vagina. Bisul kelenjar tersebut harus
disedot keluar karena tidak dapat disembukan dengan obat. Komplikasi pada wanita sering
40
menimbulkan radang saluran telur. Infeksi nonspesifik pada wanita sering tanpa keluhan
maupun gejala.
Dampak akibat leukorea :
Gangguan Psikologis
Respon psikologis seseorang terhadap keputihan akan menimbulkan kecemasan yang
berlebihan dan membuat seseorang merasa kotor serta tidak percaya diri dalam menjalankan
aktifitasnya sehari hari (Manuaba, 1998)
Vulvitis
Sebagaian besar dengan gejala keputihan dan tanda infeksi lokal, penyebab secara
umum jamur.Bentuk vulvitis adalah infeksi kulit berambut dan infeksi kelenjar
bartholini.Infeksi kulit berambut terjadi perubahan warna, membengkak, terasa nyeri, kadang
kadang tampak bernanah dan menimbulkan kesukaran bergerak.Infeksi kelenjar bartholini
terletak di bagian bawah vulva, warna kulit berubah, membengkak, terjadi penimbunan nanah
di dalam kelenjar, penderita sukar untuk berjalan dan duduk karena sakit.
Vaginitis
Vaginitis merupakan infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai parasit atau jamur.
Infeksi ini sebagian besar terjadi karena hubungan seksual.Tipe vaginitis yang sering
dijumpai adalah vaginitis candidiasis dan trikomonalis vaginalis. Vaginitis candidiasis
merupakan keputihan kental bergumpal, terasa sangat gatal dan mengganggu, pada dinding
vagina sering dijumpai membran putih yang bila dihapus dapat menimbulkan perdarahan,
sedangkan trikomonalis vaginalis merupakan keputihan yang encer sampai kental,
kekuningan, gatal dan terasa membakar serta berbau.
Serviksitis
Serviksitis merupakan infeksi dari servik uteri.Infeksi serviks sering terjadi karena
luka kecil bekas persalinan yang tidak dirawat dan infeksi karena hubungan seksual.Keluhan
yang dirasakan terdapat keputihan, mungkin terjadi kontak bleeding saat berhubungan
seksual.
akibat hubungan seksual. Penyakit ini dapat bersifat akut atau menahun atau akhirnya akan
menimbulkan berbagai penyulit yang berakhir dengan terjadinya perlekatan sehingga dapat
menyebabkan kemandulan. Tanda-tandanya yaitu nyeri yang menusuk-nusuk di bagian
41
bawah perut, mengeluarkan keputihan dan bercampur darah, suhu tubuh meningkat dan
pernafasan bertambah serta tekanan darah dalam batas normal.
(Manuaba, 1998).
42
8. Pakaian luar juga harus diperhatikan. Celana jeans tidak dianjurkan karena pori
porinya sangat rapat, pilihlah seperti rok atau celana bahan non jeans agar sirkulasi
udara disekitar organ intim bergerak leluasa.
9. Ketika sedang haid dianjurkan sering mengganti pembalut terutama pada hari hari
pertama haid. Pembalut perlu diganti 4-5 kali dalam sehari untuk menghindari
pertumbuhan bakteri pada pembalut yang digunakan dan mencegah masuknya bakteri
kedalam vagina. Pembalut yang baik yaitu pembalut yang berdaya serap baik dan
tidak berparfum.
10. Gunakan panty liner disaat perlu dan jangan terlalu lama. Misalnya saat berpergian
keluar rumah dan lepaskan sekembalinya dirumah.
11. Dianjurkan untuk mencukur rambut kemaluan karena rambut kemaluan dapat
ditumbuhi sejenis jamur atau kutu.
12. Hindari pemakaian barang barang yang dapat memudahkan penularan seperti
meminjam perlengkapan mandi. Dianjurkan tidak duduk diatas kloset di wc umum
atau biasakan mengelap dudukan kloset sebelum menggunakannya.
13. Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olahraga rutin, istirahat yang cukup ,
hindari rokok, dan alkohol serta hindari stress yang berkepanjangan.
L.O.2.9. Menjelaskan Prognosis Leukorea
Biasanya kondisi-kondisi yang menyebabkan fluor albus memberikan respon
terhadap pengobatan dalam beberapa hari. Kadang-kadang infeksi akan berulang. Dengan
perawatan kesehatan akan menentukan pengobatan yang lebih efektif
pengobatan
Kandidiasis mengalami kesembuhan rata rata 80 -95 %
Trikomoniasis mengalami kesembuhan rata rata 95 %
43
44
45
c. CIN III merupakan displasia berat atau karsinoma in situ yang dimana telah melibatkan
sampai ke basement membrane dari epitelium.
Klasifikasi Bethesda pertama kali diperkenalkan pada tahun 1988. Setelah melalui beberapa
kali pembaharuan, maka saat ini digunakan klasifikasi Bethesda 2001. Klasifikasi Bethesda
2001 adalah sebagai berikut (Marquardt, 2002):
1. Sel skuamosa
a. Atypical Squamous Cells Undetermined Significance (ASC-US)
b. Low Grade Squamous Intraepithelial Lesion (LSIL)
c. High Grade Squamous Intraepithelial Lesion (HSIL)
d. Squamous Cells Carcinoma
2. Sel glandular
a. Atypical Endocervical Cells
b. Atypical Endometrial Cells
c. Atypical Glandular Cells
d. Adenokarsinoma Endoservikal In situ
e. Adenokarsinoma Endoserviks
f. Adenokarsinoma Endometrium
g. Adenokarsinoma Ekstrauterin
h. Adenokarsinoma yang tidak dapat ditentukan asalnya (NOS)
L.I.4. Memahami dan mempelajari Pandangan Islam terhadap Keputihan (Leukorea).
Keputihan bisa terjadi dalam keadaan tidak normal, yang umumnya dipicu kuman
penyakit dan menyebabkan infeksi. Akibatnya, timbul gejala-gejala yang sangat
mengganggu, seperti berubahnya warna cairan menjadi kekuningan hingga kehijauan, jumlah
berlebih, kental, lengket, berbau tidak sedap, terasa sangat gatal atau panas. Dalam khazanah
Islam, keputihan jenis ini biasa disebut dengan cairan putih kekuningan (sufrah )atau
cairan putih kekeruhan (kudrah ). Terkait dengan kedua hal ini, di kitab shahih Bukhari
disebutkan bahwa Sahabat bernama Ummu Athiyyah radhiallahu anha berkata:
Kami tidak menganggap al-kudrah (cairan keruh) dan as-sufrah (cairan kekuningan) sama
dengan haidh
Berdasarkan hadits tersebut dapat disimpulkan :
46
1. Hukum orang yang mengalami keputihan tidak sama dengan hukum orang yang
mengalami menstruasi. Orang yang sedang keputihan tetap mempunyai kewajiban
melaksanakan shalat dan puasa, serta tidak wajib mandi.
2. Cairan keputihan tersebut hukumnya najis, sama dengan hukumnya air kencing. Oleh
karenanya, apabila ingin melaksanakan shalat, sebelum mengambil wudhu, harus istinjak,
dan membersihkan badan atau pakaian yang terkena cairan keputihan terlebih dahulu.
Pendapat yang dikemukakan oleh Syaikh Mushthafa al-Adawy dalam Jami Ahkam
an-Nisa ( hlm. 67-68 ). Beliau berpendapat, cairan keputihan tersebut tidak termasuk najis.
Alasannya, pertama : tidak ditemukannya dalil yang menajiskan cairan tersebut. Kedua,
keterangan bahwa setiap yang keluar dari dua jalan ( dubur dan kelamin ) adalah najis
hanyalah kesimpulan para ulama. Tak ada keterangan dari al-Quran dan Sunnah yang tegas
menyebutkan bahwa setiap yang keluar dari dua jalan itu najis. Ketiga, cairan jenis tersebut
keluar dari saluran rahim dan bukan keluar dari saluran kencing yang sifatnya najis.
Keempat, menganalogikan keputihan dengan darah istihadhah. Darah istihadhah hukumnya
tidak membatalkan shalat. Wanita hanya diharuskan untuk berwudhu setiap kali hendak shalat
atau mandi dengan menjama shalatnya. Jika darah istihadhah saja yang juga merupakan
penyakit tidak membatalkan shalat, demikian pula halnya dengan darah keputihan.
47
Daftar Pustaka
Amiruddin, D. 2003. Fluor Albus in Penyakit Menular Seksual .LKiS : Jogjakarta
Butel, J S., Brooks, G F., Morse S A. 2007. Mikrobiologi Kedokteran Jawetz, Melnick &
Adelberg. Jakarta : EGC.
Eroschenko V P. 2010. Atlas histologi diFiore: dengan korelasi fungsional. Jakarta : EGC.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3501/1/06001195.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23320/4/Chapter%20II.pdf
Ismid I, Sjarifuddin P K, Sungkar S. 2008. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Ed 4. Jakarta :
Balai Penerbit FKUI.
Sofwan, A. 2012. Sistem Reproduksi. Jakarta : Bagian Anatomi FKUY.
Wiknjosastro, H. 2008. Ilmu Kandungan Ed.2. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
www.mui.or.id
48