Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
1

Latar Belakang
Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur,
meracik formulasi obat, identifikasi, kombinasi analis dan standardisasi pem
bakuan obat serta pengobatan, termasuk pula sifat-sifat obat dan distribusinya
serta penggunaanya yang aman. Farmasi dalam bahasa Yunani disebut
farmakon yang berarti medika atau obat, sedangkan ilmu resep adalah ilmu
yang mempelajari tentang cara penyediaan obat-obatan menjadi bentuk
tertentu (meracik) hingga siap digunakan sebagai obat (Syamsuni, 2006).
Obat adalah bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
menempatkan diagnosa, mencegah, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejalah penyakit,luka atau kelainan badaniah dan rokhania pada
manusia atau hewan, memperelok badan atau bagian badan manusia (Anief,
1997).
Berbagai macam bentuk sediaan yang ada dipasaran antara lain:
Tablet, Kapsul, Serbuk Bagi, Serbuk Tabur, Salep, Supositoria, Suspensi,
Emulsi, Sirup dan Eliksir. Dari sediaan tersebut ada keuntungan dan
kerugian serta fungsi dan kegunaan masing-masing dari sediaan ini. Seperti
halnya yang kita bahas dalam laporan ini mengenai salep (unguenta) juga
memeliki berbagai kelebihan yaitu sebagai bahan pembawa substansi obat
untuk pengobatan kulit, untuk bahan pelumas pada kulit, sebagai pelindung
untuk kulit yaitu mencegah kontak permukaan kulit dengan larutan berair
dan ransang kulit serta digunakan sebagai obat luar. (Syamsuni, 2006).
Adapun pengertiannya kapsul adalah bentuk sediaan padat yang
terbungkus dalam suatu cangkang keras atau lunak yang dapat larut
(Syamsuni, 2006).
Seiring dengan perkembangan ilmu mengenai kesehatan dan
meningkatnya kebutuhan kepada seorang farmasis, maka sekolah dan
perguruan tinggi yang membuka jurusan tentang farmasi menjadi salah satu
jurusan yang banyak diminati di kalangan para pelajar. Farmasi sendiri
adalah suatu ilmu yang mempelajari cara bagaimana mencampur obat,
meracik formula, identifikasi, kombinasi serta menganalisis mengenai obat

serta pengobatan. Dalam pembuatan obat ada beberapa sediaan obat yang
akan dibuat atau diracik salah satunya kapsul (Syamsuni, 2006).
Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan percobaan pembuatan
kapsul

menggunakan

campuran

bahan

obat

Nifedin, Domperidon,

Metformin dan GG.

1
I.2 TUJUAN DAN MAKSUD PERCOBAAN
I.2.1 Tujuan Percobaan
1. Kami dapat mengetahui dan dapat membuat sediaan kapsul.
2. Kami dapat menyelesaikan permasalahan dan mengerjakan kapsul.
I.2.2 Maksud Percobaan
a. Mengetahui proses dan dapat pengisian kapsul.
b. Dapat menyelesaikan permasalahan dalam pengisian kapsul.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1

Dasar Teori

II.1.1 Pengertian kapsul

Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang
keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin,
tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai. Mothes dan
Dublanc, dua orang Perancis, biasa dihubungkan dengan penemuan kapsul
gelatin yang terdiri dari satu bagian, berbentuk lonjong, ditutup dengan
setetes larutan pekat gelatin panas sesudah diisi. Kapsul yang terdiri dari
dua bagian ditemukan oleh James Murdock dari London. Gelatin larut
dalam air panas dan dalam cairan lambung yang hangat, kapsul gelatin
melepaskan isinya dengan cepat. Gelatin sebagai protein dicerna dan
diabsorbsi (Anief, 2006). Gelatin bersifat stabil diudara bila dalam keadaan
kering, akan tetapi mudah mengalami peruraian oleh mikroba bila menjadi
lembab dan bila disimpan dalam larutan berair. Oleh karena itu, kapsul
gelatin yang lunak mengandung lebih banyak uap air daripada kasul keras,
pada pembuatannya ditambahkan bahan pengawet untuk mencegah
timbulnya jamur dalam cangkang kapsul. Biasanya kapsul keras gelatin
mengandung uap air antara 9-12%. Bilamana disimpan dalam lingkungan
dengan kelembapan yang tinggi, penambahan uap air akan diabsorbsi oleh
kapsul dan kapsul keras ini akan rusak dari bentuk kekerasannya.
Sebaliknya dalam lingkungan udara yang sangat kering, sebagian uap air
yang terdapat dalam kaspsul gelatin mungkin akan hilang, dan kapsul ini
menjadi rapuh bahkan akan remuk bila dipegang (Ansel, 1989).
Kapsul keras biasanya terbuat dari gelatin yang terdiri dari cangkang
kapsul bagian badan dan bagian tutup kapsul. Kedua bagian tutup kapsul ini
akan saling menutupi bila dipertemukan dan bagian tutupnya akan
menyelubungi

bagian

badan

kapsul. Gelatin

mempunyai

beberapa

kekurangan, seperti mudah mengalami peruraian oleh mikroba bila dalam


keadaan lembab atau bila disimpan dalam larutan berair. Sebagai contoh
yang lain, cangkang kapsul gelatin menjadi rapuh jika disimpan pada
kondisi kelembaban relatif yang rendah. Selanjutnya, Kapsul gelatin tidak
dapat menghindari efek samping obat yang mengiritasi lambung, seperti

Indometasin. Hal ini dikarenakan kapsul gelatin segera pecah setelah


sampai di lambung (Anonim, 1979).
II.1.2 Macam-macam cangkang kapsul (Syamsuni,2006)
1

Kapsul cangkang keras (capsulae durae, hard capsul) terdiri atas


bagian bawah dan tutup (capsulae overculatae) yang terbuat dari

multiselulosa, gelatin, pati, atau bahan lain yang sesuai.


Kapsul cangkang lunak (capsulae molles, soft capsul) merupakan sutu
kesatuan berbentuk bulat atau silindris (pearl) atau bulat telur (globula)
3
yang terbuat dari gelatin (kadang disebut gel lunak) atau bahan lain
yang sesuai, biasanya lebih tebal dibandingkan dengan cangkang keras
dan dapat diplastisasi dengan penambahan senyawa poliol, seperti
sorbitol dan gliserin.

II.1.3 Keuntungan dan kerugian bentuk sediaan kapsul (Syamsuni, 2006)


1
2

a Keuntungan pemberian bentuk sediaan kapsul


Bentuknya menarik dan praktis
Cangkang kapsul tidak berasa sehingga dapat menutupi obat yang keras

dan berbau tidak enak.


Mudah ditelan dan cepat hancur atau larut dalam perut sehingga obatcepat

diabsorbsi.
Dokter dapat mengombinasikan beberapa macam obat tau dosis yang

berbeda-beda sesuai kebutuhan pasien.


Kapsul dapat diisi dengan cepat karena tidak memerlukan bahan zat

tambahan atau penolong seperti pada pembuatan pil maupun tablet.


b Kerugian pemberian bentuk sediaan kapsul
Tidak bias untuk zat-zat yang mudah menguap karena pori-pori kapsul

2
3
4
5

tidak dapat menahan penguapan.


Tidak bisa untuk zat-zat yang higroskopis (menyerap lembab).
Tidak bisa untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan cangkang kapsul.
Tidak bisa untuk balita.
Tidak bisa di bagi-bagi.

II.1.4 Cara Pengisian Kapsul (Syamsuni, 2006)


a) Dengan tangan
1. Serbuk dibagi dahulu sesuai dengan jumlah kapsul yang diminta.
2.
Tiap bagian serbuk tadi dimasukkan ke dalam badan kapsul dan
b)

ditutup.
Dengan alat bukan mesin

1. Buka bagian-bagian kapsul


2. Badan kapsul dimasukakan ke dalam lubang pada again alat yang
tidak bergerak/tetap.
3. Taburkan serbuk yang akan dimasukkan ke dalam kapsul.
4. Ratakan dengan bantuan alat kertas film.
5. Tutup kapsul dengan cara merapatkan atau menggerakkan bagiat
alat yang bergerak.
Dengan mesin

c)

Untuk memproduksi kapsul secara besar-besaran dan menjaga


keseragaman kapsul, perlu dipergunakan alat yang otomatis mulai
dari membuka, mengisi, sampai dengan menutup.
II.1.5 Cara Penyimpanan Kapsul (Syamsuni, 2006)
1 Tidak terlalu dingin atau lembab dan kering.
2 Terbuat dari botol atau gelas, tertutup rapat, dan diberikan bahan
3

pengering (silica gel).


Terbuat dari wadah botol atau plastik, tertutup rapat yang juga di beri

4
5

bahan.
pengering.
Terbuat dari aluminium foil dalam blister atau strip.

II.1.6 Persyaratan kapsul (Syamsuni, 2006)


1

Keseragaman bobot keragaman bobot


a

Kelompok kapsul yang berisi bahan padat


1

Timbang 20 kapsul sekaligus, timbang lagi satu persatu, catat


bobbotnya.

2
3

Keluarkan semua isi kapsul, timbang seluruh bagian kapsul.


Hitung bobot isi tiap kapsul dan hitung bobot rata-rata isi tiap

kapsul.
Memenuhi syarat FI, jika perbedaan dalam persen bobot isi tiap
kapsul terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak boleh lebih

dari yang ditetapkan dalam kolom A dan untuk setiap 2 kapsul


b

terhadap bobot rata-rata ditetapkan dalam kolom B.


Kelompok kapsul yang berisi bahan cair atau

setengah

padat/pasta/salep.
1 Timbang 10 kapsul sekaligus, timbang lagi satu persatu
2 Keluarkan semua isi kapsul, cuci cangkang kapsul dengan eter.
3
4
5

Buang
cairan cucian, biarkan hingga tak berbau eter lagi.
Timbang seluruh bagian cangkang kapsul.
Hitung bobot isi kapsul dan bobot rata-rata isi tiap kapsul.
Memenuhi syarat FI, jika perbedaan dalam peren bobot isi tiap
kapsul terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak lebih dari

7,5%.
Waktu Hancur
Ditentukan dengan suatu alat yang disebut desintegrator tester yang
terdiri atas:
1

Lima buah tabung transparan dengan ukuran (p. 80-100 mm, d.d 28
mm, d.l 30 mm), ujung bawah dilengkapi dengan kawat kasa tahan

karat dengan lubang sesuai dengan pengayak No. 4.


Bak berisi air dengan suhu 36-38C sebanyak 100ml, dengan
kedalaman tidak kurang dari 15 cm sehingga dapat dinaik turunkan
dengan teratur. Kedudukan kawat kasa pada posisi tertinggi berada
tepat di atas permukaan air dan kedudukan terendah mulut keranjang

tepat di bawah permukaan air.


Cara pengujian waktu hancur:
1 Masukan 5 butir kapsul dalam keranjang (setiap tabung untuk satu
2
3

kapsul).
Naik turunkan keranjang secara teratur 30 kali setiap menit.
Kapsul dinyatakan hancur jika sudah tidak ada lagi bagian kapsul

yang tertinggal diatas kasa.


Waktu yang terlama hancur diantara lima kapsul itu yang dinyatakan

sebagai waktu hancur kapsul yang bersangkutan.


5 Memenuhi syarat FI, jika waktu hancurnya tidak lebih dari 15 menit.
Keseragaman Sediaan
Terdiri atas keragaman bobot untuk kapsul keras dan keseragaman
kandungan untuk kapsul lunak.

Uji Disolusi

Dilakukan untuk kapsul gelatin keras.


II.2 UraianBahan
1

Domperidon ( Ditjen POM, 1995)


Nama Resmi
: DOMPERIDON
Sinonim
: Motillum, Gerdilium, Galfux, Novotil, Tilidon
C22 H 24 C N 5 O2
Rumusmolekul
:

Beratmolekul
Pemerian
Kelarutan

: 425,9

: Serbuk putih atau hamper putih


: praktis tidak larut dalam air, larut dalam dimetil
formida, sedikit larut dalam etanol (96%) dan

Khasiat

methanol.
: Meredakan rasa mual, muntah, gangguan perut,
rasa tidak nyaman akibat kekenyangan, serta

refluks asam lambung


Kegunaan
: Sebagai zat aktif
Gliseril Guaiakolat (Ditjen POM, 1995)
Nama Resmi
: GUAIFENESINUM
Sinonim
: Guaifenesium, Gliseril guaiakolat, Guaipim, Pasaba
RumusMolekul
: C10H14O4
Rumus struktur
:

Berat Molekul
Pemerian

: 193,22
: Serbuk hablur, putih sampai agak kelabu, bau khas

Kelarutan

lemah;rasa pahit.
: Larut dalam air,

etanol,

klorofom,

propilenglikol, agak sukar larut dalam gliserin.


Khasiat
: Meredakan batuk berdahak
Kegunaan
: Sebagai zat aktif
Metformin (Ditjen POM, 1995)

dan

Nama Resmi

: METFORMINI HIDROCHLORIDI

Sinonim

: Biguanida, Benoformin, Diabex, Eraphage

Rumus Molekul

Rumus struktur

C 4 H 11 N 5 HC 1

Bobot Molekul
Kelarutan

: 165,6 g/mol
: Mudah larut dalam air, praktis tidak larut dalam

Khasiat

eter, sukar larut dalam etanol


: Menurunkan kadar gula darah yang tinggi pada

pengidap diabetes tipe 2


Kegunaan
: Sebagai zat aktif
Nifedipin (Ditjen POM, 1995)
Nama Resmi
: NIVEDIPINUM
Sinonim
: Adalat Retard, Calcianta, Carvas, Cordalat
Rumus Molekul
: C17H18N2O6
Rumus struktur
:

Berat Molekul
Pemerian

: 348,34
: Serbuk kuning, terurai oleh cahaya langsung.

Kelarutan

: Praktis tidak larut dalam air, mudah larut dalam


aseton.

Khasiat
Kegunaan

: Mengatasi tekanan darah tinggi atau hipertensi.


: Sebagai zat aktif.

BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1 Waktu Dan Tempat Praktikum
III.1.1 Waktu dilaksanakannya praktikum farmasetika dasar ini pada tanggal 30
Oktober 2016, pada pukul 13.00 WITA.
III.1.2 Tempat dilaksanakannya praktikum farmasetika dasar ini yaitu di Laboraorium Farmasetika, Jurusan Farmasi, Fakultas Olahraga dan Kesehatan,
Universitas Negeri Gorontalo.
III.2 Alat dan Bahan
III.2.1 Alat
No.

Nama alat

1.

Lumpang dan Alu

Gambar

Fungsi
Berfungsi
sebagai tempat
untuk mengerus
bahan

2.

Pengayak

Berfungsi untuk
memisahkan
bahan yang telah
halus

3.

Spatula

Berfungsi untuk
membersihkan
bahan yang
menempel
dibagian pori
lumpang

III.2.2 Bahan
No
1.

10
Nama bahan

Alkohol

Gambar

Fungsi
Berfungsi untuk
mensterilkan
alat

Domperidon

Berfungsi
sebagai zat aktif

Kertas perkamen

Berfungsi
sebagai tempat
untuk meletakan
serbuk

Nifedipin

Berfungsi
sebagai zat aktif

11

Tissue

Berfungsi untuk
membersihkan
alat
12

III.3 CARA KERJA


1
2
3
4
5
6

Disiapkan alat dan bahan yang akan diperlukan.


Dibersihkan alat menggunakan alcohol 70%
Disiapkan bahan obat yang akan dimasukkan ke dalam kapsul.
Digerus bahan obat satu persatu sampai benar-benar halus.
Bahan obat yang bersifat bersalut dihaluskan menggunakan alat

pengayak.
Dicampur semua bahan obat didalam lumpang, kemudian digerus

bersamaan sampai benar-benar halus.


7
Diatur kertas perkamen sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.
8 Dibagi bahan obat yang telah menjadi serbuk secara merata diatas kertas
9

perkamen.
Dimasukkan serbuk bahan obat ke dalam kapsul sesuai dengan jumlah
yang diminta.

BAB IV
PEMBAHASAN
IV. HASIL PENGAMATAN

Gambar A : tampak depan

Gambar B : tampak belakang

IV.2 RESEP ASLI


Dr. Benny Tandean
SIK: 214/FM/GTO/003
Jl. S. Umboto No. 214
Telp. 0435-890136
Gorontalo, 03-12-2011
R/ Nifedipin

tab

Domperidon

5 mg

Metformin

tab

GG

25 mg

m. f. Pulv da in caps No. X

s b d.d 1 caps p.c

Pro

: Tn Akbar

Umur

: 58 tahun
14

IV.3 PERHITUNGAN BAHAN


1

13

Nifedipin
1
4

x 10 = 2,5
= 3 tab

Metformin
1
3 x 10 = 3,33
= 4 tab
Domperidon
5
10

x 10 = 5 tab

GG (Gliceryl guaiacolate)
25
50

x 10 = 5 tab

IV.4 NARASI RESEP


IV.4.1 Narasi resep (latin)
Recipe, nifedipin

unus

percenta

tabula,

domperidon

quinque

miligrama, metformin partstertia tabula, ampicillin duosentaquinquaginta


miligrama, GG vigintiquinqua. Misce fac pulvis da in capsula numero
decem. Signa besdedie unus capsula post coenam.

IV.4.2 Narasi resep (Indonesia)


Ambillah, nifedipin satu persen tablet, domperidon lima miligram,
metformin sepertiga tablet, ampicillin dua ratus lima puluh miligram, GG
dua puluh lima miligram. Campur dan buatlah serbuk masukkan ke dalam
kapsul sebanyak sepuluh. Tandai dua kali sehari satu kapsul sesudah
makan.
IV.5 INDIKASI RESEP
Resep ini digunakan untuk penderita diabetes yang memiliki berat
badan yang berlebihan, yang mengakibatkan muntah, darah tinggi,
jantung, dan batuk-batuk. Resep ini digunakan sesuai dengan kebutuhan
pasien, dan harus memiliki resep langsung dari dokter (Syamsuni, 2006).

IV.6 FARMAKOLOGI OBAT


IV.5.1 Nifedipin
Nifedipine bekerja sebagai antagonis kalsium dengan menghambat
arus ion kalsium masuk ke dalam otot jantung dari luar sel. Karena
kontraksi otot polos tergantung pada ion kalsium ekstra seluler, maka
dengan adanya antagonis kalsium dapat menimbulkan efek inotropik
negatif. Demikian juga dengan Nodus Sino Atrial (SA) dan Atrio
Ventrikuler (AV) akan menimbulkan kronotropik negatif dan perlambatan
konduksi AV (Rahardja, 2015).
IV.5.2 Metformin
Metformin bekerja langsung pada hati (hepar), yaitu menurunkan
produksi glukosa hati dengan jalan mengurangi glikogenolisis dan
glukoneogenesis.

Disamping

itu,

metformin

juga

meningkatkan

sensitivitas sel-sel tubuh terhadap insulin dengan jalan memperbaiki


transport dan meningkatkan penggunaan glukosa oleh sel-sel otot dan
ekstrahepatik lainnya. Antidiabetik oral golongan biguanida (eg,
metformin) mempunyai mekanisme kerja yang berbeda dengan golongan

15

sulfonilurea. Metformin bekerja tidak melalui perangsangan sekresi insulin


(Rahardja, 2015).
IV.5.3 Domperidon

Domperidone merupakan antagonis dopamin yang mempunyai


efek antiemetik (anti muntah). Efek antiemetik dapat disebabkan oleh
kombinasi efek periferal (gastroprokinetik) dengan antagonis terhadap
reseptor dopamin di kemoreseptor trigger zone yang terletak diluar
saluran darah otak di area postrema. Pemberian oral domperidone
menambah lamanya kontraksi antral dan duodenum, meningkatkan
pengosongan lambung dalam bentuk cairan dan setengah padat pada orang
sehat, serta bentuk padat pada penderita yang pengosongan lambungnya
terhambat, dan menambah tekanan pada sfingter esofagus bagian bawah
pada orang sehat (Rahardja, 2015).

IV.5.4 GG (Gliseryl guaiacolate)


GG memiliki aktivitas sebagai ekspektoran dengan meningkatkan
volume

dan

mengurangi

kekentalan

sputum

yang

terdapat

di

trakheadanbronki. Dapat meningkatkan reflek batuk dan memudahkan


untuk membuang sputum(Rahardja, 2015).

16

BAB V
PENUTUP
V.I KESIMPULAN
Kapsul merupakan sediaan padat yang berisi suatu macam obat atau lebih
dan atau bahan lainnya yang dimasukkan ke dalam cangkang atau wadah keci;
yang umunya dibuat dari gelatin yang sesuai. Dalam pengisian kapsul dapat
dilakukan beberapa metode, yaitu metode menggunakan tangan, metode
menggunakan alat bukan tangan, dan metode menggunakan alat mesin. Selain
itu ada juga metode blocking and dividing, dan metode punching.
V.2 SARAN
V.2.1 Saran untuk praktikan
Diharapkan kepada praktikan bahwa saat melakukan praktikum untuk
lebih konsentrasi, teliti agar hasil yang didapatkan dalam praktikum lebih
akurat.
V.2.2 Saran untuk asisten

Diharapkan kepada asisten agar lebih mengawasi dan membimbing


praktikan saat melakukan praktikan agar tidak banyak terjadi kesalahan dan
kekeliruan pada saat melakukan percobaan.
V.2.3 Saran buat jurusan
Saran kami kepada pihak jurusan agar memperhatikan keadaan
laborotorium dan melengkapi alat-alat praktikum yang masih kurang untuk
kepentingan bersama.

17

DAFTAR PUSTAKA
Anief, Muh. 1997. Ilmu meracik obat. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
Ansel, C. Howard. 1985. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia
Ditjen POM . 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. Jakarta: Departemen Keshatan Republik Indonesia.
Rahardja, Kirana. 2015. Obat obat penting. Jakarta: penerbit PT Elex
Komputindo
Syamsuni. 2006. Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang................................................................................................1
I.2 Tujuan dan maksud percobaan.......................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar teori.....................................................................................................3
II.2 Uraian bahan.................................................................................................7
BAB III METODE PERCOBAAN
III.1 Waktu dan tempat percobaan.......................................................................10
III.2 Alat dan bahan..............................................................................................10
III.3 Cara kerja.....................................................................................................12
BAB IV PEMBAHASAN
IV.1 Hasil pengamatan.........................................................................................13
IV.2 Resep asli.....................................................................................................13
IV.3 Perhitungan bahan........................................................................................14
IV.4 Narasi resep..................................................................................................14
IV.5 Indikasi resep...............................................................................................14

IV.6 Farmakologi obat.15


BAB V PENUTUP
V.1 Kesimpulan....................................................................................................17
V.2 Saran..............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Apotek Benny Tenden


2.Copy resep

ii

Jl. S. Umboto No 214 Telp 0435-890136

Apoteker : Andi Syuaib S,Farm Apt


SIK : 1231/666/2014

Tanggal: 11-11-2016
Nama dokter: dr. Andro, Sp.KK
Nama pasien: Sri Yuningsih
Umur : 17 tahun

COPY RESEP
R/
Nifedipin tab
Domperidon5 mg
Metformin tab
GG25 mg
m.f. Pulv da in caps No. X
s b d.d 1 caps p.c
detTtd

Pcc
Obat tidakcap
boleh di ganti tanpa resep dokter

3. Etiket
Apotek Benny Tenden
Jl. S. Umboto No 214
Telp.0435-890136
Apoteker Andi Syuaib

No resep : 13 Tgl : 13-11-16


Nama : Mina
Oleskan/Teteskan/Telan
Kapsul
3 x sehari
Sebelum/sesudah makan

DAFTAR ISTILAH
Antidiabetik

: Antidiabetik adalah sediaan obat yang digunakan


untuk mengatasi atau terapi kelainan-kelainan
yang disebabkan oleh kelebihan kadar glukosa
dalam darah atau biasa disebut dengan diabetes
mellitus

Antiemetik

: Anti muntah

Atrio Ventrikular

: Berfungsi memperlambat impuls agar atrium


dapat menyelesaikan kontraksinya sebelum
ventrikel berkontraksi

Area postrema (medulla

: Medula adalah bagian dari sumsum tulang, lebih


dikenal sebagai medula oblongata. Terletak
dimana kepala dan sumsum bertemu di atas tulang
belakang

Bronki

: Bronki (tunggal dikenal sebagai bronkus) adalah


perpanjangan dari tenggorokan udara yang
mengantar-jemput ke dan dari paru-paru

Doudenum

: Usus duabelas jari

Efek Inotropik

: adalah zat yang dapat memengaruhi daya


kontraksi otot

Efek peripheral

: efek periferal (gastrokinetik) dengan antagonis


terhadap reseptor dopamin di kemoreseptor
irigger zone yang terletak diluar saluran darah
otak di area postrema.

Efek Antiemetik
mual

: adalah obat yang dapat mengatasi muntah dan

Ekstrahepatik

Ekspektoran

: Ekspektoran adalah golongan obat yang


bekerjamenfasilitasi pengeluaran dahak melalui
refleks iritasi mukosa bronkus (cabang tenggorok)

Glikogenolisis

: Glikogenolisis merupakan proses pemecahan


molekul glikogen menjadi glukosa.

Glukoneogenesis

: Glukoneogenesis
adalah
proses
sintesis
(pembentukan) glukosa dari sumber bukan
karbohidrat.

Golongan biguanida

Golongan obat yang bekerja dengan cara


meningkatkan kepekaan tubuh terhadap insulin
yang diproduksi oleh tubuh sendiri.

Golongan sulfonilurea

: Golongan obat yang memiliki mekanisme kerja


dengan
meningkatkan
sekresi
insulin,
meningkatkan sensitivitas jaringan terhadap
insulin, dan menurunkan sekresi glukagon.

Insulin

: adalah sebuah hormon polipeptida yang mengatur


metabolisme karbohidrat

Kronotropik

: adalah agen obat yang berperan dalam denyut


jantung.

Nodus sino atrial

: adalah bundel neuron di bagian atas atrium kanan


jantung yang bertindak sebagai alat pacu jantung
alami

Sfingter esophagus

: merupakan kumpulan serabut otot yang berbentuk


seperti cincin yang bekerja untuk menutup jalur
atau pembukaan alamiah pada tubuh.

Sputum

: Sputum adalah lendir dan materi lainnya yang


dibawa dari paru-paru, bronkus, dan trakea yang
mungkin dibatukkan dan dimuntahkan atau ditelan

Trachea

: Trachea itu adalah tiub kecil yang membawa udara


ke dalam paru-paru atau biasa di sebut salur udara

Anda mungkin juga menyukai