Assalamualaikum Wr.Wb.
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah
tentang mekanisme kerja antibiotik.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini. Makalah ini kami tulis dengan sederhana bertujuan agar mudah
dipahami oleh pembaca. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca. Serta menambahkan ilmu pengetahuan tentang antibiotik sehingga dapat
bersama-sama mengawasi dan memahami penggunaan antibiotik. Dan semoga makna dan
tujuan makalah ini dapat tersampaikan dengan baik.
Atas perhatian para pembaca, kami ucapkan terima kasih. Wassalamualaikum
Wr.Wb.
Penulis
Bab 1 Pendahuluan
1.1Latar Belakang
Farmakologi merupakan ilmu yang sangat luas cakupannya. Namun untuk seorang
dokter ilmu ini dibatasi tujuannya yaitu agar dapat menggunakan obat untuk maksud
pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit. Selain agar mengerti bahwa penggunaan
obat dapat mengakibatkan berbagai gejala penyakit.
Antibiotik merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme yang
menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain. Yang merupakan sebagai suatu zat kimia
yang dihasilkan oleh suatu mikroba yang mempunyai khasiat antimikrobial, obat pembasmi
mikroba khususnya yang merugikan manusia.
Antibiotika yang ideal harus memenuhi syarat-syarat antara lain mempunyai
kemampuan untuk mematikan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang luas
(broad spectrum antibiotic), tidak menimbulkan pengaruh samping (side effect) yang buruk
pada host, tidak menimbulkan terjadinya resistensi dari mikroorganisme patogen serta
konsentrasi antiobiotik dalam jaringan harus mencapai taraf cukup tinggi sehingga mampu
menghambat atau mematikan penyebab infeksi.
Pada tahun 1877, louis pasteur menemukan bahwa bakteri antraks yang menyebabkan
penyakit
antraks
yang
mengakibatkan
kegagalan
pernapasan,
dapat
dikurangi
patogenisitasnya pada hewan uji setelah hewan uji tersebut diinjeksi dengan bakteri yang
diisolaasi dari tanah. Pada tahun 1887, rudolf emmerich menunjukkan bahwa penyakit kolera
yang merupakan penyakit infeksi intesinal dapat dicegah pada hewan uji yang sebelumnya
diinfeksi dengan bakteri streptococcus.
Pada awal tahun 1920, ilmuan inggris alexander fleming menemukan enzim lisozim
pada air mata manusia. Enzim tersebut dapat melisis sel bakteri. Enzim pada air mata
manusia ini merupakan contoh agen antimikroba yang pertama kali ditemukan pada manusia.
Seperti pyocyanase, lisozim juga terbukti dapat membunuh sel bakteri. Penemuan fleming
yang kedua terjadi secara tidak sengaja pada tahun 1928, saat ia menemukan bahwa koloni
staphylococcus yang ia tumbuhkan dengan metode streak (gores silang) pada mei agar
dicawan petri mengalami lisis disekitar pertumbuhan koloni kapang tersebut merupakan
penicillum sp.
Selama masa kehamilan, ibu dan janin adalah unit fungsi yang tak terpisahkan. Apa
yang dikonsumsi oleh ibu akan ditransfer ke janin. Ada kalanya, ibu hamil yang mengalami
infeksi memerlukan penggunaan antibiotik sebagai pilihan obat. Sebagian antibiotik pada
semua fase kehamilan aman dikonsumsi, sebagian lagi dikontraindikasikan pada fase tertentu,
dan ada juga yang dikontraindikasikan untuk semua fase kehamilan.
Beberapa jenis antibiotika dapat menyebabkan kelainan pada janin. Hal ini terjadi
karena antibiotika yang diberikan kepada wanita hamil dapat mempengaruhi janin yang
dikandungnya melalui plasenta. Besarnya reaksi toksik atau kelainan yang ditimbulkan oleh
antibiotika dipengaruhi oleh besarnya dosis yang diberikan, lama dan saat pemberian serta
sifat genetik ibu dan janin.
1.2Rumusan masalah
Apa yang dimaksud dengan Antibiotik ?
Bagaimana anatomi fisiologi sel bakteri ?
Bagaimana mekanisme kerja antibiotik berdasarkan golongan serta contoh obat
dosis ?
Bagaimana mekanisme resistensi antibiotik ?
1.3Tujuan Penulisan
Bab 2 Pembahasan
2.1 Pengertian Antitibiotik
Antibiotika ialah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi, yang dapat
menghambat pertumbuhan atau membasmi jenis mikroba lain. Antibiotika ( latin : anti =
lawan, bios = hidup ) adalah zat-zat kimia yang dihasilkan mikroorganisme hidup
terutama fungi dan bakteri tanah. Yang memiliki khasiat mematikan atau
mengahambat pertumbuhan banyak bakteri dan beberapa virus besar, sedangkan
toksisitasnya bagi manusia relative kecil.
Antibiotik dapat diklasifikasikan berdasarkan spektrum atau kisaran kerja mekanisme
aksi, strain penghasil, cara biosintesis maupun berdasarkan struktur biokimianya.
Berdasarkan spektrum atau kisaran kerjanya antibiotik dapat dibedakan menjadi antibiotik
berspektrum sempit (narrow spectrum) dan antibiotik berspektrum luas (broad spectrum).
Antibiotik berspektrum sempit hanya mampu menghambat segolongan jenis bakteri
saja, contohnya hanya mampu menghambat atau membunuh bakteri gram negatif saja atau
gram positif saja. Sedangkan antibiotik berspektrum luas dapat menghambat atau membunuh
bakteri dari golongan gram positif maupun gram negatif.
Berdasarkan mekanisme aksinya, antibiotik dibedakan menjadi lima, yaitu antibiotik
dengan mekanisme penghambatan sintesis asam nukleat, dan penghambatan sintesis
metabolit esensial. Pada makalah ini akan dibahas mengenai salah satu mekanisme antibiotik
tersebut, yaitu mekanisme penghambatan sintesis dinding sel.
Pada tahun 1888, ilmuwan jerman E. De Freudenreich mengisolasi produk dari
bakteri yang memiliki kemampuan antibiotik. Freudenreich menemukan pigmen biru yang
dikeluarkan kultur bakteri bacillus pyocyaneus dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain
pada kultur sel. Percobaan yang dilakukan menunjukkan bahwa pyocyanase, yang merupakan
produk yang diisolasi dari B. Pyocyaneus, dapat membunuh berbagai macam bakteri
pathogen. Selanjutnya secara klinis pyocyanase terbukti toksik dan tidak stabil sehingga
antibiotik alami ini tidak dapat dikembangkan sebagai obat yang efektif.
a. Flagela
Flagela terdapat salah satu ujung, pada kedua ujung atau pada perukaan sel.
Fungsinya untuk bergerak. Berdasar letak dan jumlahnya, tipe flagella dapat dibedakan
menjadi montrik, amfitrik, lofotrik, dan peritrik.
Flagela terbuat dari protein yang disebut flagelin. Flagella berbetuk seperti pembuka
sumbat botol. Fungsinya adalah untuk bergerak. Flagella berputar seperti baling-baling untuk
menggerakkan bakteri. Flagela melekat pada membrane sel.
b. Dinding sel
Dinding sel tersusun atas peptidoglikan yakni polisakarida yang berikatan dengan
protein. Dengan adanya dinding sel ini, tubuh bakteri memiliki bentuk yang tetap. Fungsi
dinding sel adalah untuk melindungi sel.
Berdasarkan struktur protein dan polisakarida yang terkandung di dalam dinding sel
ini, bakteri dapat dibedakan menjadi bakteri gram positif dan gram negatif.
Bakteri gram positif mempunyai peptidoglikan di luar membran plasma. Pada bakteri
gram negatif, peptidoglikan terletak di antara membran plasma dan membran luar dan
jumlahnya lebih sedikit. Umumnya bakteri gram negatif lebih patogen.
Bakteri gram-positif dinding selnya terdiri atas 60-100 persen peptodoglikan dan
semua bakteri gram-positif memiliki polimer iurus asam N-asetil muramat dan N-asetil
glukosamin dinding sel beberapa bakteri gram positif mengandung substansi asam teikoat
yang dikaitkan pada asam muramat dari lapisan peptidoglikan.
Asam teikoat ini berwujud dalam dua bentuk utama yaitu asam teikoat ribitoi dan
asam teiokat gliserol fungsi dari asam teiokat adalah mengatur pembelahan sel normal. Di
sebelah luar dinding sel terdapat kapsul. Tidak semua sel bakteri memiliki kapsul. Hanya
bakteri patogen yang berkapsul. Kapsul berfungsi untuk mempertahankan diri dari antibodi
yang dihasilkan selinang. Kapsul juga berfungsi untuk melindungi sel dari kekeringan.
Kapsul bakteri tersusun atas persenyawaan antara protein dan glikogen yaitu glikoprotein.
c. Membrane sel
Membrane sel tersusun atas molekul lemak dan protein, seperti halnya membran sel
organisme yang lain. Membrane sel bersifat semipermiable dan berfungsi mengatur keluar
e. Lembar fotosintetik
Khusus pada bakteri berfotosintesis, terdapat pelipatan membrane sel kearah
sitoplasma. Membran yang berlipat-lipat tersebut berisi klorofil,dikenal sebagai lembar
fotosintetik (tilakoid). Lembar fotosintetik berfungsi untuk fotosintesis contohnya pada
bakteri ungu. Bakteri lain yang tidak berfotosintesis tidak memiliki lipatan demikian.
f. Sitoplasma
Sitoplasma adalah cairan yang berada di dalam sel (cytos = sel, plasma= cairan).
Sitoplasma tersusun atas koloid yang mengandung berbagai molekul organik seperti
karbohidrat, lemak, protein, mineral, ribosom, DNA, dan enzim-enzim. Sitoplasma
DNA tersusun atas dua utas polinukleotida berpilin. DNA merupakan zat pengontrol sintesis
protein bakteri, dan merupakanzat pembawa sifat atau gen. DNA ini dikenal pula sebagai
kromosom bakteri. DNA bakteri tidak tersebar di dalam sitoplasma, melainkan terdapat pada
daerah tertentu yang disebut daerah inti. Materi genetik inilah yang dikenal sebagai inti
bakteri.
h. Plasmid
Selain memiliki DNA kromosom, bakteri juga memiliki DNA nonkromosom. DNA
nokromosom bentuknya juga sirkuler dan terletak di luar DNA kromosom. DNA
nonkromosom sirkuler ini dikenal sebagai plasmid. Ukuran plasmid sekitar 1/1000 kali DNA
kromosom. Plasmid mengandung gen-gen tertentu misalnya gen kebal antibiotik, gen
patogen. Seperti halnya DNA yang lain, plasmid mampu melakukan replikasi dan
membentuk kopi dirinya dalam jumlah banyak. Dalam sel bakteri dapat terbentuk 10-20
plasmid.
i. Ribosom
Ribosom merupakan organel yang berfungsi dalam sintesis protein atau sebagai
pabrik protein. Bentuknya berupa butir-butir kecil dan tidak diselubungi membran. Ribosom
tersusun atas protein dan RNA. Di dalam sel bakteri Escherichia coli terkandung 15.000
ribosom, atau kira-kira masa sel bakteri tersebut. Ini menunjukkan bahwa ribosom
Mekanisme Kerja
Beberapa antibiotika bekerja terhadap dinding sel (penisilin dan sefalosforin) atau
membran sel (kleompok polimiksin), tetapi mekanisma kerja yang terpenting adalah
perintangan selektif metabolisme protein bakteri sehingga sintesis protein bakteri, sehingga
sintesis protein dapat terhambat dan kuman musnah atau tidak berkembang lagi misalnya
kloramfenikol dan tetrasiklin.
Diluar bidang terapi, antibiotik digunakan dibidang peternakan sebagai zat gizi
tambahan guna mempercepat pertumbuhan ternak, dan unggas yang diberi penisilin,
tetrasiklin erithomisin atau basitrasin dalam jumlah kecil sekali dalam sehari harinya,
bertumbuh lebih besar dengan jumlah makanan lebih sedikit.
Inhibitor sintesis dinding sel bakteri, mencakup golongan Penicillin, Polypeptide dan
Cephalosporin
Inhibitor sintesis protein, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari golongan
Macrolide, Aminoglycoside, dan Tetracycline
Antibiotika lain yang penting, seperti kloramfenikol, klindamisin dan asam fusidat
untuk infeksi telinga, bronchitis kronik, pneumonia, saluran kemih (kandung kemih dan
ginjal).
Mekanisme kerja :
Mekanisme kerjanya yaitu dengan mencegah ikatan silang peptidoglikan pada tahap
akhir sintesis dinding sel, yaitu dengan cara menghambat protein pengikat penisilin (penicilin
binding protein). Protein ini merupakan enzim dalam membran plasma sel bakteri yang
secara normal terlibat dalam penambahan asam amino yang berikatan silang dengan
peptidoglikan dinding sel bakteri dan mengeblok aktivitas enzim trasnpeptidase yang
membungkus ikatan silang polimer-polimer gula panjang yang membentuk dinding sel
bakteri sehingga dinding sel menjadi rapuh dan mudah lisis.
Contoh obat :
Benzatin benzilpenisilin Benzilpenisilin Fenoksimetilpenisilin Prokain benzilpenisilin
Ampisilin dan Amoksisilin. Piperasilin Tisarsilin Azlosillin Karbenisilin
Untuk
Generasi I : aktif pada bakteri gram positif. Pada umumnya tidak tahan pada b laktamase.
Misalnya sefalotin, sefazolin, sefradin, sefaleksin, sefadroksil. Digunakan secara oral pada
infeksi saluran kemih ringan, infeksi saluran pernafasan yang tidak serius
Generasi II : lebih aktif terhadap kuman gram negatif. Lebih kuat terhadap blaktamase.
digunakan secara luas untuk mengatasi infeksi berat dan beberapa di antaranya memiliki
aktivitas melawan bakteri anaerob Misalnya sefaklor, sefamandol, sefmetazol,sefuroksim,
sefadoksil, cefoxaitin
Generasi III : meliputi Pseudomonas aeruginosa dan bacteroides. dibuat pada tahun 1980-an
untuk mengatasi infeksi sistemik berat karena bakteri gram negatif-basil.
Misalnya
Golongan Lincosamides
Dihasilkan oleh Streptomyces lincolnensis dan bersifat bakteriostatis. Obat golongan
ini dicadangkan untuk mengobati infeksi berbahaya pada pasien yang alergi terhadap
penisilin atau pada kasus yang tidak sesuai diobati dengan penisilin.
Mekanisme kerja :
Spektrum kerjanya lebih sempit dari makrolida, terutama terhadap gram positif dan
anaerob. Penggunaannya aktif terhadap Propionibacter acnes sehingga digunakan secara
topikal pada acne.
Contoh obat:
Clindamycin (klindamisin) dan Linkomycin (linkomisin).
Golongan Tetracycline
Golongan Kuinolon
Digunakan untuk mengobati sinusitis akut, infeksi saluran pernafasan bagian bawah
serta pneumonia nosokomial, infeksi kulit dan jaringan kulit, infeksi tulang sendi, infeksi
saluran kencing, Cystitis uncomplicated akut, prostates bacterial kronik, infeksi intra
abdominal complicated, demam tifoid, penyakit menular seksual, serta efektif untuk
mengobati Anthrax inhalational.
Mekanisme kerja :
Berkhasiat bakterisid pada fase pertumbuhan kuman, dengan menghambat enzim
DNA gyrase bakteri sehingga menghambat sintesa DNA.
Penggolongan :
Generasi I : asam nalidiksat dan pipemidat digunakan pada ISK tanpa komplikasi
Generasi
II
senyawa
fluorkuinolon
misal
siprofloksasin,
norfloksasin,
pefloksasin,ofloksasin. Spektrum kerja lebih luas, dan dapat digunakan untuk infeksi sistemik
lain.
Aminoglikosida
Dihasilkan oleh fungi Streptomyces & micromonospora. Penggunaan Aminoglikosida
Streptomisin & kanamisin injeksi pada TBC juga pada endocarditis,Gentamisin, amikasin
bersama dengan penisilin pada infeksi dengan Pseudomonas,Gentamisin, tobramisin,
neomisin juga sering diberikan secara topikal sebagai salep atau tetes mata/telinga,Efek
samping : kerusakan pada organ pendengar dan keseimbangan serta nefrotoksik.
Mekanisme kerjanya :
Bakterisid, berpenetrasi pada dinding bakteri dan mengikatkan diri pada ribosom
dalam sel. merusak membran sel bakteri sehingga bakteri mati.
Contoh obatnya :
Streptomisin, kanamisin, gentamisin, amikasin, neomisin
Monobaktam
Dihasilkan oleh Chromobacterium violaceum, senyawa B-laktam yang b- laktamnya tunggal
dan tidak terhubung dengan cincin lain.
Mekanisme kerja :
Bersifat bakterisid, dan menghambat D-adenalin transpeptidase yang mengakibatkan pita
glikan dari dinding sel yang baru tidak dapat menyatu sehingga dinding sel tidak
mendapatkan stabilitas yang diperlukan. Bekerja khusus pada kuman gram negatif aerob
misal Pseudomonas, H.influenza yang resisten terhadap penisilinase
Contoh : aztreonam, tigemonam, nokardisin A, dan tabtoksin.
Sulfonamide
Merupakan antibiotika spektrum luas terhadap bakteri gram positrif dan negatif. Bersifat
bakteriostatik.
Mekanisme kerja :
Mencegah sintesis asam folat dalam bakteri yang dibutuhkan oleh bakteri untuk membentuk
DNA dan RNA bakteri.
Kombinasi sulfonamida : trisulfa (sulfadiazin, sulfamerazin dan sulfamezatin dengan
perbandingan sama), Kotrimoksazol (sulfametoksazol + trimetoprim dengan perbandingan
5:1), Sulfadoksin + pirimetamin.
Penggunaan:
Infeksi saluran kemih : kotrimoksazol
Infeksi mata : sulfasetamid
Radang usus : sulfasalazin
Malaria tropikana : fansidar.
Mencegah infeksi pada luka bakar : silver sulfadiazine.
Tifus : kotrimoksazol.
Radang paru-paru pada pasien AIDS : kotrimoxazol
Sebaiknya tidak digunakan pada kehamilan teruama trimeseter akhir : icterus,
hiperbilirubinemia
Vankomisin
Dihasilkan oleh Streptomyces orientalis. Merupakan antibiotik terakhir jika obat-obat
lain tidak ampuh lagi.
untuk mencegah endocarditis pada pasien yang telah melakukan operasi gigi atau operasi
saluran nafas atas (hidung atau tenggorokan).
Mekanisme kerja :
Vancomycin bekerja dengan membunuh atau menghentikan perkembangan bakteri.
Bersifat bakterisid terhadap kuman gram positif aerob dan anaerob.Vancomycin diberikan
dalam bentuk injeksi untuk infeksi serius kalau obat lain tidak berguna.
efek samping : merusak pendengaran dan ginjal.
yang
sebelumnya
sensitif.
Organisme
yang
resisten
(termasuk
bakteri, virus, dan beberapa parasit) mampu menahan serangan obat antimikroba,
seperti
tidak
antibiotik,
efektif
Gillman).
dan
antivirus,
dan
infeksi
tetap
Resistensi
antibiotik
lainnya,
sehingga
persisten
dan
merupakan
standar
pengobatan
menjadi
mungkin
menyebar
(Goodman
konsekuensi
dari
penggunaan
antibiotik yang salah, dan perkembangan dari suatu mikroorganisme itu sendiri,
bisa jadi karena adanya mutasi atau gen resistensi yang didapat (WHO 2012).
WHO
merupakan
(2012),
ketidaktepatan
penyebab
paling
serta
utama
ketidakrasionalan
menyebarnya
penggunaan
mikroorganisme
resisten. Contohnya, pada pasien yang tidak mengkonsumsi antibiotik yang telah
diresepkan oleh dokternya, atau ketika kualitas antibiotik yang diberikan buruk.
Adapun faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan adanya resistensi antibiotik
adalah:
1.Kelemahan atau ketiadaan system monitoring dan surveilans
2.Ketidakmampuan system untuk mengontrol kualitas suplai obat
3.Ketidaktepatan serta ketidakrasionalan penggunaan obat
efektif,
target,
dan
tersebut.
antibiotik
melakukan
Resistensi
harus
mencapai
fungsinya
bakteri
target
sesuai
terhadap
agen
dalam
dengan
bentuk
aktif,
mengikat
mekanisme
kerja
antibiotik
antimikroba
disebabkan
oleh
tiga
Dari makrolida dan tetrasiklin), atau akuisisi bentuk resisten dari target yang rentan
(misalnya, resistensi stafilokokus terhadap metisilin yang disebabkan oleh produksi varian
Peniccilin Binding Protein yang berafinitas lemah).
Bab 3 Penutup
1.1Kesimpulan
a) Antibiotik adalah senyawa alami maupun sintetik, yang menekan atau menghentikan
suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya infeksi oleh bakteri.
b) Anatomi bakteri terdiri dari : flagela, dinding sel, membran sel, mesosom, lembar
fotosintetik, sitoplasma, DNA, plasmid, ribosom, endospora.
1.2Saran
Saya sebagai penulis ingin memberikan saran kepada pembaca. Semoga ilmu yang
saya berikan diatas dapat bermanfaat bagi pembaca semua. Sehingga pembaca lebih teliti
dalam menggunakan antibiotik. Dan memakainya dalam pengawasan pihak yang berwenang.
Mungkin kepada pemerintah bisa lebih memerhatikan kembali bagaimana pemasaran
antibiotik. Dan lebih mengawasi lagi pemasarannya, sehingga antibiotik tidak jatuh ketangan
yang salah. Baik salah dalam pemakaian maupun penjualan.
Daftar pustaka
1) Brooks, F. G., J. S. Butel dan S. A. Morse. 2005. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 22.
Salemba Medika. Jakarta.
2) Entjang, I. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan. Citra
Aditya Bakti. Bandung.
3) Glazer AN., Nikaido H. (2007). Microbial Biotechnology: Fundamentals Of Applied
Microbiology Second Edition. Cambridge University Press.
Daftar Isi
Kata pengantar
Daftar isi
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
Bab 2 Pembahasan