Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam melakukan kegiatan didalam laboratorium, kita harus menyadari


bahwa dalam setiap kegiatan tersebut berpotensi menimbulkan dampak
lingkungan dan kebakaran sehingga penting sekali aspek keselamatan dan
kesehatan kerja disini. Merupakan kebijakan manajemen untuk mencegah
terjadinya kecelakaan pada laboratorium, melindungi harta milik perusahaan
dari kerusakan dan memberikan keamanan kepada karyawan sehubungan
dengan

pengoperasian

dan

penggunaan

fasilitas

laboratorium

di

perusahaan.
Setiap pengguna laboratorium harus mempunyai rasa tanggung jawab yang
penuh akan keselamatan dan kesehatan kerja didalam laboratorium. Untuk
itu perlu di buat peraturan-peraturan dan prosedur-prosedur yang di
tetapkan dan harus ditaati selalu pada setiap kegiatan yang dilakukan
didalam laboratorium. Penyelenggra terhadap peraturan-peraturan dan
prosedur kerja dapat dikenakan sanksi
Perilaku pekerja yang tidak aman yang dapat membahayakan, kondisi yang
berbahaya, kondisi hampir celaka dan penyakit akibat kerja adalah gejala
dari kurang berfungsinya manjemen. Permasalahan keselamayan dan
kesehatan kerja harus dicari penyebab dasar masalah hingga ditemukan
tugas dan fungsi yang tidak dilaksanakan denganbaik yang berkaitan dengan
masalah yang dihadapi.
Manajemen tidak menginginkan program keselamatan dan kesehatan kerja
dalam laboratorium hanya merupakan fungsi pelengkap, tetapi harus
dilaksanakan . setiap orang yang akan melakukan pekerjaan di dalam

laboratorium harus membaca peraturan yang ada serta memahami buku


petunjuk di dalam laboratorium. Dalam laboratorium diperlukan suatu
panduan untuk keselamatan kerja dan keselamatan laboratorium harus
ditempatkan di tingkatan prioritas yang paling tinggi dan anda adalah
bertanggung jawab untuk suatu laboratorium yang aman.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu manajemen

kesehatan

dan

keselamatan

kerja

di

laboratorium
2. Apa tujuan manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di
laboratorium
3. Bagaimana manajemen kesehatan

dan

keselamatan

kerja

di

laboratorium
4. Bagaimana manajemen kesehatan

dan

keselamatan

kerja

di

laboratorium dalam pencegahan kecelakan kerja

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui tentang manajemen kesehatan dan keselamatan krja di
laboratorium
2. Untuk mengetahui tujuan manajemen kesehatan dan keselamatan krja di laboratorium
3. Untuk mengetahui manajemen kesehatan dan keselamatan krja di laboratorium
4. Untuk mengetahu manajemen kesehatan dan keselamatan krja di laboratoriumdalam
pencegahan kecelakaan kerja

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MANAJEMEN K3 LABORATORIUM

Manajemen adalah pencapaian tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya,


dengan mempergunakan bantuan orang lain. Hal tersebut diharapkan dapat
mengurangi dampak kelalaian atau kesalahan (malprektek) serta mengurangi
penyebaran langsung dampak dari kesalahan kerja.

Sedangakan Keselamatan dan

kesehatan kerja secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya
dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah satu bentuk kegiatan dalam
upaya untuk menciptakan lingkungan dan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadi kecelakaan
kerja, sehingga pelaksanaan kerja dapat dilakukan secara efektif dan efisien dalam
rangka mencapai tujuan organisasi.
B. TUJUAN MANAJEMEN K3 LABORATORIUM
Tujuan dan sasaran manajemen k3 laboratorium adalah terciptanya sistem K3 di
tempat kerja yang melibatkan segala pihak sehingga dapat mencegah dan mengurangi
kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan terciptanya tempat kerja yang aman, efisien,
dan produktif. Karena Sistem Manajemen K3 bukan hanya tuntutan pemerintah,
masyarakat, pasar, atau dunia internasional saja tetapi juga tanggungjawab pengusaha
untuk menyediakan tempat kerja yang aman bagi pekerjanya.
C. SISTEM MANAJEMEN K3 DI LABORATORIUM
MANAJEMEN K3 DI LABORATORIU MELIPUTI :
1. Perencanaan (Planning)
Fungsi perencanaan adalah suatu usaha menentukan kegiatan yang akan
dilakukan di masa mendatang guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam hal ini adalah keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium.
Dalam perencanaan, kegiatan yang ditentukan meliputi :
a. apa yang dikerjakan
b. bagaimana mengerjakannya
c. mengapa mengerjakan
d. siapa yang mengerjakan

e. kapan harus dikerjakan


f. di mana kegiatan itu harus dikerjakan
Kegiatan laboratorium sekarang tidak lagi hanya di bidang pelayanan, tetapi
sudah mencakup kegiatan-kegiatan di bidang pendidikan dan penelitian, juga
metoda-metoda

yang

dipakai

makin

banyak

ragamnya;

semuanya

menyebabkan resiko bahaya yang dapat terjadi dalam laboratorium makin


besar. Oleh karena itu usaha-usaha pengamanan kerja di laboratorium harus
ditangani secara serius oleh organisasi keselamatan kerja laboratorium
2. Organisasi (Organizing )
Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja laboratorium dapat dibentuk
dalam beberapa jenjang, mulai dari tingkat laboratorium daerah (wilayah)
sampai ke tingkat pusat atau nasional. Keterlibatan pemerintah dalam
organisasi ini baik secara langsung atau tidak langsung sangat diperlukan.
Pemerintah dapat menempatkan pejabat yang terkait dalam organisasi ini di
tingkat

pusat

(nasional)

dan

tingkat

daerah

(wilayah),

disamping

kegiatan

mendorong

aktivitas

bawahan,

memberlakukan Undang- Undang Keselamatan Kerja


3. Pelaksanaan (Actuating)
Fungsi

pelaksanaan

semangat

kerja

atau

penggerakan

bawahan,

adalah

mengerahkan

mengkoordinasikan berbagai aktivitas bawahan menjadi aktivitas yang


kompak (sinkron), sehingga semua aktivitas bawahan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pelaksanaan

program

kesehatan

dan

keselamatan

kerja

laboratorium

sasarannya ialah tempat kerja yang aman dan sehat. Untuk itu setiap
individu yang bekerja dalam laboratorium wajib mengetahui dan memahami
semua hal yang diperkirakan akan dapat menjadi sumber kecelakaan kerja
dalam laboratorium, serta memiliki kemampuan dan pengetahuan yang
cukup untuk melaksanakan pencegahan dan penanggulangan kecelakaan
kerja tersebut. Kemudian mematuhi berbagai peraturan atau ketentuan

dalam menangani berbagai spesimen reagensia dan alat-alat. Jika dalam


pelaksanaan fungsi penggerakan ini timbul permasalahan, keragu-raguan
atau

pertentangan,

maka

menjadi

tugas

manajer

untuk

mengambil

keputusan penyelesaiannya.
4. Pengawasan (Controlling)
Fungsi pengawasan adalah aktivitas yang mengusahakan agar pekerjaanpekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil
yang
dikehendaki. Untuk dapat menjalankan pengawasan, perlu diperhatikan 2
prinsip pokok, yaitu :
a. adanya rencana
b. adanya instruksi-instruksi dan pemberian wewenang kepada bawahan.
Dalam fungsi pengawasan tidak kalah pentingnya adalah sosialisasi tentang
perlunya disiplin, mematuhi segala peraturan demi keselamatan kerja
bersama dilaboratorium. Sosialisasi perlu dilakukan terus menerus, karena
usaha pencegahan bahaya yang bagaimanapun baiknya akan sia-sia bila
peraturan diabaikan. Dalam laboratorium perlu dibentuk pengawasan
laboratorium yang tugasnya antara lain :

memantau

dan

mengarahkan

secara

berkala

laboratorium yang baik, benar dan aman.

memastikan semua petugas laboratorium

praktek-praktek

memahami

cara-cara

menghindari risiko bahaya dalam laboratorium.


melakukan penyelidikan / pengusutan segala peristiwa berbahaya atau
kecelakaan
mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan tentang keamanan
kerja laboratorium.
melakukan tindakan darurat untuk mengatasi peristiwa berbahaya dan
mencegah meluasnya bahaya tersebutDalam mengelola laboratorium yang
baik, harus dikenal perangkat-perangkat yang harus dikelola yaitu :
1 .Tata ruang

Untuk tata ruang, dapat dilakukan sedemikian sehingga dapat berfungsi


dengan baik. Tata ruang yang baik harus mempunyai antara lain :
a. Pintu masuk
b. Pintu keluar
c. Pintu darurat
d. Ruang persiapan
e. Ruang peralatan
f. Ruang penyimpanan
g. Ruang staf/dosen
h. Ruang teknisi/laboran/tenaga administrasi
i. Ruang seminar/diskusij. Ruang bekerja (praktikum dan penelitian)
k. Ruang istirahat/ibadah
l. Ruang prasarana alat laboratorium
m. Ruang prasarana kebersihan
n. Ruang keselamatan kerja
o. Lemari praktikan
p. Lemari gelas
q. Lemari alat optik
r. Pintu dan jendela diberi kawat kassa untuk menjaga tidak masuknya
hewan

Alat gelas

Alat ini harus selalu bersih dan ditempatkan pada tempat yang khusus jika
gelas tersebut harus steril.
1.

Bahan bahan kimia

Untuk bahan kimia yang bersifat asam dan alkalis ditempatkan pada ruang
yang dapat mengeluarkan gas, demikian juga bahan kimia yang mudah
menguap dan terbakar ditempatkan ditempat penyimpanan khusus.
Penyimpanan bahan kimia sebaiknya ditempatkan pada tempat tersendiri.
c. Alat alat optik

Alat-alat optik sebaiknya disimpan pada tempat yang kering dan tidak
lembab. Kelembapan yang tinggi akan menyebabkan lensa lensa berjamur
dan mengakibatkan kerusakan. Alat optik seperti mikroskop, lensa, kamera
ditempatkan dalam lemari khusus yang kelembabannya dapat dikendalikan
dan biasanya dilakukan dengan menggunakan lampu pijar 15 20 watt.
Infra Struktur Laboratorium
Infra struktur laboratorium terdiri dari :
a. Laboratory assessment
Hal ini mencakup tentang lokasi, konstruksi laboratorium dan fasilitas lain
termasuk pintu utama, pintu darurat, jenis meja, jenis atap, jenis dinding,
jenis lantai, jenis pintu, jenis lampu yang dipakai, jenis ventilasi, jenis AC,
jenis tempat penyimpanan, jenis lemari bahan kimia, optic, timbangan,
instrument lain, kondisi laboratorium, pembuangan limbah dan sebagainya
b. Fasilitas Umum
Fasilitas ini mencakup bahasan tentang kebutuhan listrik, sumber listrik,
stabilitas tegangan, distribusi arus, jenis panel listrik, jenis soket, sumber air,
jenis keran yang dipakai, jenis pembuangan air, instalasi air, instalasi listrik,
keadaan toilet, jenis rung persiapan, ruang perbaikan/workshop, penyediaan
teknisi, penyediaan dana dan sebagainya. 4.Administrasi Laboratorium.
Tujuan administrasi laboratorium adalah untuk memperoleh informasi
tentang keadaan laboratorium denga cepat dan mudah. Administrasi
laboratorium meliputi segala kegiatan administrasi yang ada dilaboratorium
antara lain:
a.I nventarisasi peralatan laboratorium yang ada
b. Daftar kebutuhan alat baru, alat tambahan, alat alat yang rusak , alatalat yang dipinjam dan alat alat yang dikembalikan.
c. Keluar masuk surat menyurat
d. Daftar pemakaian laboratorium, sesuai jadwal kegiatan praktikum dan
penelitian
e. Daftar inventaris bahan bahan kimia dan non kimia, bahan bahan

gelas
f. Daftar inventaris alat alat mebel lain
g. Sistem evaluasi dan pelaporaKegiatan administrasi ini adalah kegiatan
rutin dan kesinambungan karena itu perlu dipersiapkan dan dilaksanakan
secara teratur dan baik.
Inventarisasi dan Keamanan Laboratorium
Kegiatan inventarisasi dan keamanan laboratorium meliputi
a. Semua kegiatan inventarisasi
b. Keamanan yang dimaksud disini adalah apakah peralatan laboratorium
tersebut tetap ada di laboratorium atau ada yang meminjamnya, apakah ada
yang hilang, pindah tempat namun tidak dilaporkan keadaan sebenarnya
Tujuan yang ingin dicapai dalam inventarisasi dan keamanan adalah:
1). Mencegah kehilangan dan penyalah gunaan
2). Mengurangi biaya operasiona
3). Meningkatkan proses pekerjaan dan hasilnya
4). Meningkatkan kualitas kerja
5). Mengurangi resiko kehilangan
6). Mencegah pemakaian yang berlebih
7). Meningkatkan kerja sama
6.PengamananL aboratorium
Pengamanan laboratorium meliputi antara lain :
a. Tanggung Jawab
Kepala laboratorium bertanggung jawab penuh terhadap segala
kecelakaan

yang mungkin timbul di laboratorium.

b. Kerapian
Letak alat pemadam harus diletakkan sedemikian sehingga bebas dari
hambatan, demikian juga lantai harus bersih dan bebas minyak, air dan
material lain yang mungkin menyebabkan lantai licin.
c. Pertolongan Pertama

Semua kecelakaan bagaimanapun ringannnya harus ditangani ditempat


pertolongan pertama. Sehingga setiap laboratorium harus memiliki kotak P3
K yang isinya selalu dikontrol.
d. Pakaian
Setiap bekerja di laboratorium harus memperhatikan pakain, misalnya
jangan memakai baju ketat, berlengan panjang dan kancing terbuka ketika
bekerja dengan mesin mesin yang bergerak.
e. Pintu pintu laboratorium
Pintu pintu laboratorium sebaiknya dilengkapi dengan jendela
pengintip untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
f. Alat alat
Alat alat disimpan sesuai dengan kelompok atau jenis, misalnya
peralatan yang menggunakan listrik seharusnya diletakkan dekat dengan
sumber listrik. Alat yang terbuat dari kaca perlu mendapat perhatian khusus.
g. Tabung gas
Tabung tabung gas harus mendapat perhatian yang khusus.
Penyimpanannya ditempatkan ditempat yang sejuk dan terhindar dari
tempayang panas. Kran gas harus selalu tertutup jika tidak dipakai demikian
juga dengan kran pengaturan. Alat alat yang berhubungan dengan tabung
gas harus memakai pengaman terhadap tekanan.
h. Pemadam kebakaran (Fire Extinguiser )
Dalam laboratorium harus tersedia alat pemadam kebakaran yang berguna
untuk mencegah kebakaran yang mungkin terjadi. Secara umum bahan yang
mudah terbakar dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Bahan bahan yang lain, jika terbakar sulit untuk diklasifikasikan, karena
berubah dari padat menjadi cair atau cair menjadi gas pada temperature
yang tinggi. Peralatan pemadam kebakaran yang sesuai dengan tipe atau
kelas kebakaran harus tersedia di laboratorium, seperti yang disebut berikut
ini

yang panas. Kran gas harus selalu tertutup jika tidak dipakai demikian juga

dengan kran pengaturan. Alat alat yang berhubungan dengan tabung gas
harus memakai pengaman terhadap tekanan.
Organisasi Laboratorium
Organisasi laboratorium meliputi struktur organisasi, deskripsi pekerjaan,
serta

susunan

personalia

yang

mengelola

laboratorium

tersebut.

Penanggung jawab tertinggi organisasi di laboratorium adalah Kepala


Laboratorium.

Anggota

Laboratorium harus

Laboratorium

sepenuhnya

yang

berada

di

bawah

Kepala

bertanggung jawab terhadap

semua

pekerjaan yang dibebankan kepadanya.


Setiap kegiatan kerja selalu diikuti dengan resiko bahaya yang dapat
berakibat terjadinya kecelakaan.
D. Peranan Manajemen K3 Dalam Pencegahan Kecelakaan Kerja
Dengan semakin banyaknya penggunaan alat-alat kerja yang canggih, walaupun
telah dilengkapi dengan sistem keamanan, resiko kecelakaan tetap semakin besar.
Sekarang, kecelakaan dianggap akibat dari faktor organisasi dan manajemen yang
salah. Sejalan dengan teori-teori terbaru, maka peran manajemen sangat berarti dalam
pencegahan kecelakaan

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan

Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah satu bentuk kegiatan


dalam upaya untuk menciptakan lingkungan dan tempat kerja yang aman, sehat, bebas
dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadi
kecelakaan kerja, sehingga pelaksanaan kerja dapat dilakukan secara efektif dan
efisien dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
tujuan utama dari program keselamatan dan kesehatan kerja adalah
memberikan perlindungan kepada pekerja dari bahaya kesehatan dan
keselamatan yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Upaya tersebut
bisa dilakukan dengan mengelola risiko yang teridentifikasi di lingkungan
kerja dan dengan cara memanajemen k3 di laboratorium dengan baik

Saran
perlu adanya menejemen yang tepat dan benar benar memperhatikan
memperhatikan Keselamatan dan kesehata kerja dalam laboratorium

Daftar pustaka
http://publichealth08.blogspot.co.id/2011/12/manajemen-k3-dalamlaboratorium.html

https://arisetiabudiblog.wordpress.com/2013/
06/20/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3definisi-indikator-penyebab-dan-tujuanpenerapan-keselatan-dan-kesehatan-kerja/
http://kusnadish.blogspot.co.id/2013/07/kesehatan-dan-keselamatan-kerja.html
http://rahmandtb.blogspot.co.id/2013/01/manajemen-k3.html
https://ariagusti.wordpress.com/2010/11/04/makalah-kelompok-6-smk3-laboratorium/

Anda mungkin juga menyukai