I.
RS UNHAS merupakan rumah sakit tipe B. Menurut PERMENKES Nomor 340 Tahun
2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit, salah satu kriteria yang harus dimiliki oleh
rumah sakit tipe B adalah memiliki Pelayanan Penunjang Non Klinik terdiri dari
pelayanan Laundry/Linen, Jasa Boga/Dapur, Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas
(IPSRS), Pengelolaan Limbah, Gudang, Ambulance, Komunikasi, Pemulasaraan
Jenazah, Pemadam Kebakaran, Pengelolaan Gas Medik dan Penampungan Air
Bersih.
IPSRS adalah singkatan dari Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit. Disinilah
kantornya para teknisi Rumah Sakit bekerja. IPSRS merupakan organisasi dalam
Rumah Sakit yang bersifat teknis dan koordinatif yang pelaksanaannya meliputi
perbaikan sarana dan peralatan yang ada di Rumah Sakit. Tujuannya adalah
meningkatkan mutu pelayanan dan efisiensi RS. Sebagai salah satu unit yang
berperan penting dalam kinerja Rumah Sakit, IPSRS sangat penting fungsi dan
perannya dalam menunjang sarana dan prasarana yang ada di Rumah Sakit.
Dengan kata lain, IPSRS adalah salah satu faktor syarat suatu RS bisa diakreditasi
levelnya menjadi lebih tinggi. Perkembangan teknologi alat-alat kedokteran yang
semakin hari semakin pesat menyebabkan pengelolaan IPSRS harus mendapatkan
perhatian, karena betapapun canggihnya teknologi tersebut akan menjadi sia-sia
tanpa maintenance dan operator utility yang benar.
Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) adalah Instalasi yang
melaksanakan tugas pokok dan fungsi dalam hal pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
yang meliputi :Instalasi lisrik, instalasi air, jaringan komunikasi, peralatan
elektronika, peralatan laundry, peralatan dapur, peralatan kedokteran, peralatan
kesehatan, sertifikasi dan kalibrasi sarana Rumah Sakit. Instalasi ini dibagi menjadi
beberapa Sub Instansi antara lain : Sub Instalasi Listrik dan Air, Sub Instalasi
Elektronika dan Komunikasi, Sub Instalasi Peralatan Laundry dan Kitchen dan Sub
Instalasi Elektromedik.
Terciptanya Sumber Daya Manusia handal yang tulus dalam
mengintegrasikan pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan kesehatan.
Analisis:
Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa IPSRS belum mampu
merumuskan visi, misi, tujuan, dan falsafah khusus untuk instalsi tersebut. Hal ini
dapat berpengaruh terhadap kinerja para staf. Alasan belum adanya visi, misi,
tujuan, dan falsafah tersendiri ini adalah karena RS UNHAS baru beroperasi sekitar 1
tahun, sehingga masih perlu pembenahan-pembenahan. Namun, jika tidak ada
perumusan sesegera mungkin, maka para staf akan bekerja tanpa target yang jelas
untuk instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit secara khusus.
Analisis :
Struktur organisasi instalasi ini menganut sistem organisasi garis. Di mana dalam
bagan organisasinya terlihat adanya kesatuan komando karena kepemimpinan
berada ditangan satu orang dan setiap bawahan hanya bertanggung jawab
terhadap satu orang pemimpin saja.
Struktur organsisasi ini sudah cocok untuk perusahaan ini, karena telah
menggambarkan lima aspek struktur organisasi yang utama yaitu :
1.
Menggambarkan pembagian kerja, dimana setiap kotak mewakili tanggung
jawab seseorang atau sub bagian untuk bagian tertentu dari beban kerja unit.
2.
Menunjukkan siapa atasan dan siapa bawahan sehingga jelas terlihat siapa
melapor kepada siapa.
3.
Keterangan kotak-kotak telah menunjukkan tugas-tugas kerja dan tanggung
jawab yang berbeda untuk setiap peranan yang berbeda.
4.
Keseluruhan bagan telah menunjukkan dasar pembagian aktivitas unit yang
menurut penulis dibagi atas dasar fungsinya.
5.
Semua bagian unit pada tingkatan yang sama melapor pada orang yang
sama.
Dari struktur di atas, dapat dilihat bahwa sistem kerja di IPSRS tersebar di empat
bagian area kerja, yaitu bagian peralatan medik, bagian peralatan nonmedik,
bagian bangunan, serta bagian administrasi dan logistik, yang bertanggungjawab
kepada koordinator IPSRS. Kemudian koordinator tersebut bertanggungjawab
kepada kepala bidang pelayanan penunjang dan sarana medik secara langsung.
secara langsung.
Pembagian wilayah kerja dan tanggung jawab yang jelas ini, dapat mengoptimalkan
hasil dari pekerjaan itu sendiri. Namun, jumlah SDM yang menempati bagian-bagian
tersebut masih kurang. Hal ini dikarenakan RS UNHAS masih baru dalam beroperasi,
sehingga masih dalam tahap awal proses pembenahan-pembenahan.
2.
Membuat laporan dan melaporkannya kepada pimpinan rumah sakit tepat
waktu
3.
4.
Operator Utility, menjadi operator suatu alat medis atau mengadakan training
kepada tenaga kesehatan yang lain untuk petunjuk pemakaian (SOP) alat medis
yang benar.
5.
6.
7.
8.
9.
Rujukan pemeliharaan.
10. Pengawasan pelaksanaan pengadaan barang, tenaga kerja, fasilitas dan K3.
Dalam menjalankan tugasnya, kepala instalasi IPSRS wajib menerapkan koordinasi,
integrasi, dan sinkronisasi, baik dalam lingkungan intern instalasi, maupun dengan
instalasi-instalasi terkait, sesuai dengan tugasnya masing-masing.
Analisis:
Dari hasil pengamatan selama melakukan residensi I, dapat disimpulkan bahwa apa
yang dikerjakan oleh staf IPSRS RS UNHAS sebagian besar telah sesuai dengan
standar tugas pokok dan fungsi di atas. Petugas di instalasi IPSRS dapat bekerja
secara professional dan sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Namun, untuk
manajemen informasi peralatan masih banyak kekurangan.
Untuk lingkungan kerjanya, sebagian besar stafnya adalah laki-laki, terutama di
bagian ruang panel atau bengkel. Hal ini karena, beban kerja dan risiko
pekerjaannya cukup tinggi terkait pemeliharaan dan perbaikan sarana dan
prasarana. Sehingga, staf perempuan ditempatkan pada bagian
Administrasiinistrasi instalasi ini dan tidak terjun langsung ke lapangan secara
langsung.
Logistik
b.
Teknisi
c.
Mekanikal
Pengecekkan kebocoran
Memperbaiki WC
d. Telekomunikasi
e.
Elektrikal
Memperbaiki Saklar
f.
Pemeliharaan Gedung
Analisis :
Semua bagain di IPSRS telah tebagi pekerjaannya. Sehingga, para staf dapat
bekerja sesuai dengan tugas dan fungsi yang telah ditentukan sesuai job
description yang telah ditetapkan.
Pegawai : 08.00-16.00
Dari segi kedisiplinan, semua para staf dan teknisi biasanya masuk tepat waktu
sesuai jadwal shiftnya.
Analisis:
Letak ruangan-ruangan IPSRS ini cukup strategis. Sehingga, memudahkan dan
memperlancar proses pemeliharaan dan perbaikan alat kesehatan dan sarana
prasarana rumah sakit.
Standar keadaan fisik dan lingkungan rumah sakit diatur dalam Kepmenkes No.
1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
A.
Ruang Bangunan
Berdasarkan ketetapan yang terdapat dalam Kepmenkes No. 1204 Tahun 2004,
instalasi IPSRS termasuk zona dengan risiko rendah. Adapun standar bangunan
ruangan yang sesuai adalah sebagai berikut:
1.
2.
Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, kedap air,
berwarna terang, dan pertemuan antara lantai dengan dinding harus berbentuk
konus.
3.
Langit-langit harus terbuat dari bahan multipleks atau bahan yang kuat, warna
terang, mudah dibersihkan, kerangka harus kuat, dan tinggi minimal 2,70 meter
dari lantai.
4.
Lebar pintu minimal 1,20 meter dan tinggi minimal 2,10 meter, dan ambang
bawah jendela minimal 1,00 meter dari lantai.
5.
Ventilasi harus dapat menjamin aliran udara di dalam kamar/ruang dengan
baik, bila ventilasi alamiah tidak menjamin adanya pergantian udara dengan baik,
harus dilengkapi dengan penghawaan mekanis (exhauster).
6.
Semua stop kontak dan saklar dipasang pada ketinggian minimal 1,40 meter
dari lantai.
Analisis:
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, bahwa bangunan ruang IPSRS di
RS telah memenuhi semua standar yang telah ditetapkan untuk bangunan ruangan
berisiko tinggi, mulai dari dinding, lantai, ventilasi, dan lain-lain.
B.
Kualitas Udara, Pencahayaan, Suhu, Kelembaban, Tekanan Udara, dan
Kebisingan
Kualitas udara ruangan yang diharapkan sesuai Kepmenkes 1204 tahun 2004
adalah tidak berbau (terutana bebas dari H2S dan Amoniak, serta kadar debu
(particulate matter) berdiameter kurang dari 10 micron dengan rata-rata
pengukuran 8 jam atau 24 jam tidak melebihi 150 g/m3, dan tidak mengandung
debu asbes. Selain itu, konsentrasi maksimum indeks angka kumannya harus
sekitar 200-500 Mikro-organisme per m2 Udara (CFU/m3).
Indeks pencahayaan untuk instalasi IPSRS minimal 100 lux, dengan suhu 21-26 C,
tekanan udara seimbang dan toleransi kebisingan minimal 45 dBA dengan waktu
pemaparan 8 jam.
Analisis:
Dari hasil observasi, didapatkan bahwa kondisi kualitas udara pencahayaan, suhu,
tekanan udara, kelembaban, dan kebisingan telah sesuai dengan apa yang menjadi
standar, sehingga berpengaruh positif pada kebetahan dan kenyamanan staf dalam
menjalankan tugas dan fungsinya.
Tabel 3.2
Inventaris Sarana Prasarana Instalasi IPSRS RS UNHAS
Tahun 2011
Sumber: Data Sekunder, 2011
Analisis:
Sarana dan prasarana yang ada masih dalam kondisi baik dan dapat
digunakan, sehingga dapat memperlancar kegiatan di instalasi pemeliharaan
sarana RS UNHAS.
Teknisi pelaksana melakukan kegiatan maintenance sesuai jadwal yang telah
dibuat untuk setiap jenis peralatan atau ruangan
Prosedur Perbaikan
Jika peralatan yang dicek kerusakannya tidak membutuhkan spare part, maka
alat langsung diperbaiki
Apabila membutuhkan spare part maka spare part di ambil di gudang logistik
IPSRS lalu dipasang di alat.
Namun jika spare part yang dibutuhkan tidak ada maka kordinator
administrasi dan logistik IPSRS membuat daftar permintaan spare part yang
dibutuhkan, lalu Ka.IPSRS dan Kordinator peralatan menandatangani daftar
kebutuhan tersebut.
Jika alat tersebut selesai diperbaiki dan baik, maka teknisi mengkonfirmasikan
ke user dan dicatat dalam buku kegiatan
Prosedur Penghapusan
Jika alat mengalami kerusakan berat maka Kordinator peralatan IPSRS
memerintahkan Kordinator Administrasi dan Logistik untuk membuat laporan daftar
barang yang mau di hapus.