Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN BERAT

BADAN BAYI BARU LAHIR DI BPM BIDAN LIA NURLIATI, SST


TAHUN 2015
Risca Alfiany1, Wiwin Widayanti2 dan Diyanah Kumalasary3
123
Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon
Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, 45153
ABSTRAK
Dinas Kesehatan Jawa Barat tahun 2012 menunjukkan AKB di Jawa Barat
sebesar 6,4 per 1000 KH. Salah satu penyebabnya adalah berat bayi saat lahir.
Berat badan merupakan salah satu indicator kondisi janin saat lahir dan bisa
mempengaruhi perkembangan janin selanjutnya. Tujuan penelitian ini ingin
mengetahui hubungan antara karakteristik ibu bersalin dengan berat badan bayi
baru lahir di BPM Bd. Lia Nurliati,SST tahun 2015.
Desain penelitian yang digunakan adalah observasional dengan metode
analitik, pendekatan waktu penelitian menggunakan Cross Sectional. Penelitian
yang digunakan untuk menganalisis berat bayi saat lahir berdasarkan karakteristik
dan hanya dilakukan dalam satu waktu pengambilan penelitian dan menggunakan
total sampling dan menggunakan data sekunder
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan mayoritas ibu
bersalin berdasarkan umur berada pada kelompok 20-35 tahun sebanyak 81,6 %,
berdasarkan paritas pada kelompok primipara sebanyak 53,9 %, berdasarkan
pendidikan berada pada kelompok SMP 61 %, berdasarkan berat badan bayi
berada di kelompok normal (>2500) sebanyak 93 %. Ada hubungan antara umur,
paritas dengan berat badan bayi baru lahir dan diperoleh P value 0,00 dan 0.001.
Dan tidak ada hubungan antara pendidikan dengan berat badan bayi baru lahir dan
diperoleh P value= 0.417.
Ada hubungan antara umur dengan berat badan bayi baru lahir. Ada
hubungan antara paritas dengan berat badan bayi baru lahir. Tidak ada hubungan
antara pendidikan dengan berat badan bayi baru lahir. Saran: Bagi tenaga
kesehatan harus meningkatkan kualitas dalam memberikan pelayanan kebidanan
khususnya pendekatan kepada masyarakat.
Kata Kunci : ( Karakteristik, Ibu bersalin, Berat Badan Bayi Baru Lahir)
Daftar Bacaan : 12 (2005 s/d 2014)
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Angka kematian bayi merupakan indikator pertama dalam menentukan derajat
kesehatan anak, Menurut World Health Organization (WHO)

tahun

2013,

sekitar 15 juta bayi dilahirkan di dunia. Setiap tahun, lebih satu juta dari

bayi tersebut meninggal segera setelah dilahirkan dan banyak yang tidak
terhitung jumlahnya menderita kecacatan sepanjang hayat secara fisik atau
neurologis.
Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan angka
penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) dari 34 menjadi 32 per 1000 kelahiran
hidup pada tahun 2012, namun masih sangat jauh dengan target MDGS ke-4 tahun
2015 yaitu Angka Kematian Bayi sebesar 17 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan
untuk Angka Kematian Neonatal sedikit penurunan yaitu dari 20 menjadi 19 per
1000 kelahiran hidup pada tahun 2012 (Depkes RI, 2012).
AKB di Jawa Barat yang masih tergolong tinggi bila dibandingkan dengan
Provinsi yang lainnya di Indonesia walaupun sudah mengalami penurunan saat ini
yaitu AKB dari 5077 kasus tahun 2011 menjadi 4431 kasus pada tahun 2012.
Dinas Kesehatan Jawa Barat tahun 2012 menunjukkan AKB di Jawa Barat sebesar
6,4 per 1000 KH (Dinkes Jawa Barat, 2012).
Salah satu penyebabnya adalah berat bayi saat lahir. Berat badan merupakan
salah satu indikator kondisi janin saat lahir dan bisa mempengaruhi perkembangan
janin selanjutnya. Kondisi lahir pada kehamilan cukup bulan secara normal adalah
2500 gram. Tetapi kenyataannya data menyebutkan, WHO memperkirakan lebih
dari 20 juta BBLR lahir setiap tahun dan mempengaruhi sekitar 16% dari BBLR
di Negara berkembang. Kejadian BBLR di 25 negara berkembang sebesar 23,6%,
sedangkan di 11 negara maju kejadian BBLR sebesar 5,9 %. Terlihat bahwa
kejadian BBLR di negara berkembang 4 kali lebih besar dibandingkan dengan
BBLR di negara maju (Cahyani, 2010).

BBLR merupakan kondisi dimana bayi yang lahir dengan berat lahir
kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia kehamilan. Salah satu penyebab
BBLR adalah persalinan kurang bulan atau bayi lahir kecil untuk masa
kehamilannya karena ada hambatan pertumbuhan saat dalam kandungan. BBLR
termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas
neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap
kehidupannya di masa depan (Cahyani,2010).
Menurut WHO, BBLR dapat disebabkan oleh tujuh faktor seperti genetik,
kecukupan gizi, karakteristik dan berat badan ibu hamil, riwayat penyakit pada
ibu, komplikasi saat kehamilan, gaya hidup ibu hamil serta faktor lingkungan.
Faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian BBLR meliputi umur,
paritas, pendidikan, jarak kelahiran, umur kehamilan, status gizi, status ekonomi
sosial, dan pelayanan perawatan kehamilan. Masalah yang sering timbul sebagai
penyulit BBLR adalah hipotermia, hipoglikemia, hiperbilirubinemia, infeksi atau
sepsis dan gangguan minum (Subhan, 2010).
Allah SWT maha adil dia tidak memerintahkan sesuatu tanpa membekalinya
dengan seperangkat kemampuan penunjang tugas yang diberikan-Nya. Allah
SWT berkehendak mengangkat seorang khalifah pemakmur, menciptakannya
dalam sebaik-baik bentuk yang unik tetapi lemah, dan memberi tahu manusia
bahwa tugasnya untuk beribadah. Ini terkandung dalam surat An-nahl ayat 78.

Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati
nurani, agar kamu bersyukur. (Q.S. an-Nah.l [16]: 78)
Allah SWT dengan kekuasaan-Nya mengeluarkan bayi manusia melalui proses
kelahiran oleh ibu yang mengandungnya kurang lebih sembilan bulan. Bayi
manusia lahir dengan lemah dan dalam keadaan tidak mengetahui siapapun yang
kelak disusui ibu, dirawat, dibesarkan dan diberi pendidikan hingga menjadi kuat
dan cerdas.
Berdasarkan data dari tahun 2013 di BPM Bidan Lia Nurliati, SST tercatat
pada tahun 2013 terdapat 11 bayi mengalami berat bayi lahir rendah. Pada tahun
2014 terdapat 15 bayi dan sampai 16 Desember Tahun 2015 terdapat 13 bayi
dengan berat bayi lahir rendah.
Berdasarkan data hal tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang Hubungan karakteristik ibu bersalin dengan berat badan bayi
baru lahir di BPM Bidan Lia Nurliati, SST Tahun 2015.
2. Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut Adakah hubungan karakteristik ibu bersalin dengan berat badan bayi
baru lahir di BPM Bd.Lia Nurliati, SST tahun 2015?
3. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui karakteristik ibu bersalin dengan berat badan bayi baru
lahir di BPM Bd.Lia Nurliati, SST tahun 2015.
2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran umur ibu bersalin di BPM Bd. Lia Nurliati,


SST Tahun 2015.
b. Ingin mengetahui gambaran paritas ibu bersalin di BPM Bd. Lia
Nurliati, SST Tahun 2015.
c. Ingin mengetahui gambaran pendidikan ibu bersalin di BPM Bd.
Lia Nurliati, SST Tahun 2015.
d. Ingin mengetahui gambaran ibu bersalin berdasarkan berat badan
bayi
e. Ingin mengetahui hubungan antara umur ibu bersalin dengan berat
badan bayi baru lahir di BPM Bd. Lia Nurliati, SST Tahun 2015.
f. Ingin mengetahui hubungan antara paritas ibu bersalin dengan berat
badan bayi baru lahir di BPM Bd. Lia Nurliati, SST Tahun 2015.
g. Ingin mengetahui hubungan antara pendidikan ibu bersalin dengan
berat badan bayi baru lahir di BPM Bd. Lia Nurliati, SST Tahun
2015.
B. METODOLOGI
1.

Metode dan Prosedur Penelitian


penelitian yang digunakan adalah observasional dengan metode analitik,

pendekatan waktu penelitian menggunakan Cross Sectional, pelaksanaan


penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif, untuk menganalisis berat bayi
saat lahir berdasarkan karakteristik.

2.

Populasi dan sampel


Populasi

dalam

penelitian

ini

adalah

semua ibu

bersalin yang

melahirkan di BPM Bd. Lia Nurliati, SST pada Tahun 2015 sejumlah 228
orang. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling.
C.

HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 8 januari 2016 s.d

11 Januari 2016 mengenai Hubungan karakteristik ibu bersalin dengan berat


badan bayi baru lahir di BPM Bd. Lia Nurliati tahun 2015, diperoleh data ibu
bersalin di BPM Bd. Lia Nurliati, SST yang tertulis di buku catatan partus
sebanyak 228 orang.
Tabel 1
Distribusi frekuensi Ibu bersalin berdasarkan Umur
Di BPM Bd. Lia Nurliati, SST tahun 2015
Umur
Frekuensi
Persentase (%)
< 20 tahun
19
8,3
20 35 tahun
186
81,6
>35 tahun
23
10,1
Jumlah
228
100
Berdasarkan tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas ibu bersalin
berdasarkan umur berada pada kelompok 20-35 tahun yaitu sebanyak 186 Ibu
bersalin (81,6 %)
Tabel 2
Distribusi frekuensi Ibu bersalin berdasarkan paritas
Di BPM Bd. Lia Nurliati, SST tahun 2015
Paritas
Frekuensi
Persentase (%)
Primipara
123
53,9
Multipara
104
45,6
Grande Multipara
1
0,5
Jumlah
228
100

Berdasarkan tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas ibu


bersalin berdasarkan paritas berada pada kelompok primipara yaitu
sebanyak 123 Ibu bersalin (53,9 %)

Tabel 3
Distribusi frekuensi Ibu bersalin berdasarkan Pendidikan
Di BPM Bd. Lia Nurliati, SST tahun 2015
Pendidikan
SD
SMP
SMA
PT
Jumlah

Frekuensi
12
139
57
20
228

Persentase (%)
5
61
25
9
100

Berdasarkan tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas ibu bersalin


berdasarkan pendidikan berada pada kelompok pendidikan SMP yaitu
sebanyak 139 Ibu bersalin (61 %)
Tabel 4
Distribusi frekuensi Ibu bersalin berdasarkan Berat Badan Bayi
Baru Lahir
Di BPM Bd. Lia Nurliati, SST tahun 2015
Berat Badan Bayi Baru
Lahir
Normal ( >2500 gram)
BBLR (<2500 gram )
Jumlah

Frekuensi

Persentase (%)

212
16
228

93
7
100

Berdasarkan tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas ibu


bersalin berdasarkan Berat Badan Bayi Baru Lahir berada pada kelompok
normal (>2500) gram yaitu sebanyak 212 Ibu bersalin (93 %)

Tabel 5
Distribusi frekuensi Berat Badan Bayi Baru Lahir berdasarkan Umur
Di BPM Bd. Lia Nurliati, SST tahun 2015
BB BBL

Normal
N
%

BBLR
%

14

73.7

26.3

19

100

178

95.7

4.3

186

100

19

82.6

17.4

23

100

211

92.5

17

7.5

228

100

Jumlah
%

P value

Umur
<20
tahun
20-35
tahun
> 35
tahun
Jumlah

0, 00

Berdasarkan tabel 5 diatas dapat diuraikan bahwa bayi dengan


berat badan normal (>2500 gr) mayoritas pada ibu dengan umur 20-35
tahun yaitu 95,7 % sedangkan bayi yang lahir dengan BBLR mayoritas
pada ibu dengan umur <20 tahun yaitu 26,3%. Hasil uji statistik diperoleh
nilai p value= 0,00, < 0,05 artinya ada hubungan yang sangat bermakna
antara umur dengan berat badan bayi baru lahir.
Tabel 6
Distribusi frekuensi Berat Badan Bayi Baru Lahir berdasarkan
paritas
Di BPM Bd. Lia Nurliati, SST tahun 2015
BB BBL
Paritas
Primipara
Multipara
Grande
Multipara
Jumlah

Normal
N
%

BBLR
N
%

Jumlah
N
%

94
117
0

90.4
95.1
0

10
6
1

9.6
4.9
100

104
123
1

100
100
100

211

92.5

17

7.5

228

100

P Value

0,001

Berdasarkan tabel 6 diatas dapat diuraikan bahwa bayi dengan


berat badan normal (>2500 gr) mayoritas pada ibu dengan paritas
multipara yaitu 95,1 % sedangkan bayi yang lahir dengan BBLR mayoritas

pada ibu dengan paritas grandemultipara yaitu 100%. Hasil uji statistic
diperoleh nilai p value= 0,001 < 0.05 artinya ada hubungan yang sangat
bermakna antara paritas dengan berat badan bayi baru lahir.
Tabel 7
Distribusi frekuensi Berat Badan Bayi Baru Lahir berdasarkan
pendidikan
Di BPM Bd. Lia Nurliati, SST tahun 2015
BB BBL
Pendidikan
SD
SMP
SMA
PT
Jumlah

Normal
N
%
17
85
133 92,4
49
94,2
12
100
211 92,5

BBLR
N
%
3
15
11
7.6
3
5.8
0
0
17
7,5

Jumlah
N
%
20
100
144
100
52
100
112
100
228
100

P Value
0,417

Berdasarkan tabel 7 diatas dapat diuraikan bahwa bayi dengan


berat badan normal (>2500 gr) mayoritas pada ibu dengan pendidikan
SMA yaitu 94,2 % sedangkan bayi yang lahir dengan BBLR mayoritas
pada ibu dengan pendidikan SD yaitu 15%. Hasil uji statistic diperoleh
nilai p value= 0,417 > 0,05 artinya tidak ada hubungan antara pendidikan
dengan berat badan bayi baru lahir.
D. PEMBAHASAN
1.

Hubungan Umur dengan berat badan bayi baru lahir


Berdasarkan penelitian pada tabel 6 bahwa bayi dengan berat badan

normal (>2500 gr) mayoritas pada ibu dengan umur 20-35 tahun yaitu 95,7 %
sedangkan bayi yang lahir dengan BBLR mayoritas pada ibu dengan umur <20
tahun yaitu 26,3%. Diperoleh pada nilai P value sebesar 0,00 dan nilai a
sebesar 0,05. Karena nilai P value < dibandingkan nilai a maka keputusannya
Ha diterima artinya ada Hubungan umur dengan berat badan bayi baru lahir.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wiharjo
(2010) di RSUD Cibinong yang menyatakan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara kejadian berat badan bayi baru lahir dengan usia ibu, dimana
ibu hamil dengan usia ibu yang reproduktif (20-35 tahun) mempunyai peluang
untuk melahirkan bayi dengan berat badan >2500 gr dibandingkan dengan usia
non reproduktif mempunyai peluang 2,91 kali untuk melahirkan bayi dengan
berat badan <2500 gr
Umur adalah usia ibu yang secara garis besar menjadi indikator dalam
kedewasaan dalam setiap pengambilan keputusan yang mengacu pada setiap
pengalamannya. Karakteristik pada ibu hamil berdasarkan umur sangat
berpengaruh terhadap status berat badan ibu, dimana semakin muda umur ibu
hamil karena ketidak siapan ibu dalam menerima sebuah kehamilan, maka akan
berisiko terjadi gangguan selama kehamilan misalnya umur yang masih muda
sistim reproduksi yang belum matang. Hal ini akan berdampak pada ukuran
bayi yang akan dilahirkannya. Pada ibu yang hamil dengan keadaan seperti ini
akan mengakibatkan kondisi bayi yang dilahirkan akan gangguan misalnya
terjadi bayi prematur atau berat bayi lahir rendah
2.

Hubungan paritas dengan berat badan bayi baru lahir


Berdasarkan penelitian yang disajikan pada tabel 7 bahwa bayi dengan

berat badan normal (>2500 gr) mayoritas pada ibu dengan paritas multipara
yaitu 95,1 % sedangkan bayi yang lahir dengan BBLR mayoritas pada ibu
dengan paritas grandemultipara yaitu 100%. diperoleh P value 0,001 dan nilai a

0,05. Karena nilai P value lebih kecil dari nilai a, maka keputusannya Ha
artinya ada Hubungan kejadian berat badan bayi baru lahir berdasarkan paritas.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Salmawati
(2011) yang melakukan penelitian tentang berat badan bayi di Kecamatan
Lalan Kabupaten Musi Banyu Asin dimana hasil penelitiannya didapatkan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara paritas dengan berat badan bayi ,
dimana ibu multigravida mempunyai risiko melahirkan bayi dengan berat
badan normal dibanding primigravida.
Paritas itu sendiri adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh responden baik
lahir hidup maupun lahir mati. Sedangkan menurut prowirohardjo (2009),
paritas dapat dibedakan menjadi primipara (1 anak), multipara (>1 anak) dan
grandemultipara (>5 anak). Semakin banyak graviditas, semakin banyak pula
pengalaman dan pengetahuan yang dimiliknya. Menurut Manuaba (2010)
3.

Hubungan pendidikan dengan berat badan bayi baru lahir


Berdasarkan penelitian yang disajikan pada tabel 8 bahwa bayi dengan

berat badan normal (>2500 gr) mayoritas pada ibu dengan pendidikan SMA
yaitu 94,2 % sedangkan bayi yang lahir dengan BBLR mayoritas pada ibu
dengan pendidikan SD yaitu 15%. Nilai P value sebesar 0,417 dan nilai a
sebesar 0,05. Karena nilai P value lebih besar dari nilai , maka keputusannya
Ha ditolak artinya tidak ada Hubungan antara pendidikan dengan berat badan
bayi baru lahir.
Pendidikan yang rendah, adat istiadat yang ketat serta nilai dan
kepercayaan akan takhayul disamping tingkat penghasilan yang masih rendah,

merupakan penghambat dalam pembangunan kesehatan.Pendidikan rata-rata


penduduk yang masih rendah, khususnya di kalangan ibu hamil, merupakan
salah satu masalah yang berpengaruh terhadap masalah kesehatan, sehingga
sikap hidup dan perilaku yang mendorong timbulnya kesadaran masyarakat
masih rendah. Semakin tinggi pendidikan ibu, mortalitas dan morbilitas
semakin menurun, hal tersebut tidak hanya akibat kesadaran ibu akan
kesehatannya lebih tinggi, tetapi juga karena adanya pengaruh sosial
ekonominya.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
1.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di BPM Bd.Lia di desa kalimaro kecamatan

Gebang tentang Hubungan Karakteristik Ibu Bersalin dengan Kejadian Berat


Badan Bayi Lahir tahun 2015, maka dapat disimpulkan :
a.

Sebagian besar ibu bersalin berada pada kelompok paritas primipara


(1 anak).

b.

Sebagian besar ibu bersalin berada pada kelompok usia 20-35 tahun

c.

Sebagian besar ibu bersalin berada pada kelompok pendidikan SMP

d.

Sebagian ibu bersalin berdasarkan berat badan bayi baru lahir berada
pada kelompok normal (>2500)

e.

Ada hubungan antara berat badan bayi baru lahir dengan umur

f.

Ada hubungan antara berat badan bayi baru lahir dengan paritas

g.

Tidak ada hubungan antara berat badan bayi baru lahir dengan
pendidikan.

2. Saran
a.

Bagi BPM
Diharapkan tenaga kesehatan harus meningkatkan kualitas dalam

memberikan

pelayanan

kebidanan

khususnya

pendekatan

kepada

masyarakat atau kepada remaja ( <20 tahun) atau yang berumur >35 tahun,
Dan kepada ibu yang sudah mempunyai anak lebih dari 5.
b.

Bagi Peneliti Lain


Diharapkan bagi peneliti lainnya dapat melakukan penelitian lebih

lanjut tentang kejadian berat badan bayi baru lahir berdasarkan


karakteristik serta faktor-faktor yang berbeda. Sehingga penelitian tersebut
memberikan kontribusi atau referensi dibidang kesehatan yang dapat
memperkaya pengetahuan.

F. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, suharsimi (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Manuaba, I.B. (2010). Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : ECG
Notoatmodjo, Suekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta
: Rineka Cipta.
Purwoastuti, Endang (2014). Asuhan Kebidanan persalinan dan bayi baru
lahir. Yogyakarta : Pustaka Bar
Sudarti, dkk( 2010 ). Asuhan Kebidanan Neonatus, bayi, dan anak balita.
Yogyakarta : Nuha Medika
Alli (2008). Ayat yang menerangkan tentang bayi baru lahir. Diambil 21
Desember 2015 dari http://note-student.blogspot.co.id/2013/06/qsnahl-ayat-78-tentang-manusia-dan.html#.Vnd6t6PCBqM

Dwiha, Fitri (2008). Berat badan bayi baru lahir. Diakses tanggal 31
Desember
2015
dari
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008fitridwiha-191-2-bab1.pdf
____________. Berat badan bayi baru lahir. Diakses tanggal 31
Desember
2015
dari
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008fitridwiha-191-3-bab2.pdf
Merzalia, Nita(2012). BBLR. Diambil 21 Desember 2015 dari
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20320230-S-Nita%20Merzalia.pdf

Tripuspita, Cahyani( 2010 ). BBLR. Diambil 17 Desember 2015 dari


http://eprints.ums.ac.id/10386/1/J210060005.pdf
Unpad (2012). angka kematian bayi di jawabarat . diakses 21 Desember
2015 dari http://www.unpad.ac.id/2013/10/jawa-barat-penyumbangterbesar-angka-kematian-bayi-di-indonesia
UNSUT (2008).BBLR.Diakses 21 Desember 2015 dari
http: NEW_BBLR/referensi/Chapter%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai