Bab 3
Bab 3
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1
3.1.1
Objek penelitian
Sejarah Singkat KPP Pratama Jakarta Kembangan
Sejak tanggal 29 maret 1994 berdasarkan keputusan Menteri Keuangan No:
KPP Jakarta
Kebon Jeruk
PMK
55/PMK.01/2007
KPP
Pratama
Kebon
Jeruk
Satu
KPP
Pratama
Jakarta
Kebon
Jeruk
Dua
KPP
Pratama
jakarta
Kemban
gan
52
3.1.2
Joglo
Srengseng
Meruya Selatan
Meruya Utara
Kembangan Selatan
Kembangan Utara
Sebelah Timur
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
3.1.3
Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kembangan
mempunyai struktur organisasi yang terdiri dari satu Sub bagian dan Sembilan seksi,
antara lain :
1) Sub bagian Umum
2) Seksi Pengolahan Data dan Informasi
3) Seksi Pelayanan
4) Seksi Penagihan
5) Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal
6) Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
7) Seksi Pengawasan dan Konsultasi I
8) Seksi Pengawasan dan Konsultasi II
9) Seksi Pengawasan dan Konsultasi III
10) Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV
Sebagaimana dijelaskan dalam peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 167/PMK.01/2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Sub Bag.
Umum
Seksi
Pengolahan
Data dan
Informasi
Seksi
Pelayanan
Seksi
Penagihan
Kelompok
Jabatan
Fungsional
Seksi Pemeriksaan
dan
Kepatuhan Internal
Seksi
Pengawasan dan Konsultasi I
Kepala
kantor
KPP
Pratama
Kembang
an
Kanw
il DJP
Jakart
a
Barat
Seksi Pengawasan
dan Konsultasi II
Seksi Pengawasan
dan Konsultasi III
Seksi Pengawasan
dan Konsultasi IV
Seksi
Ekstensifikasi
Perpajakan
Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak.
Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata
53
KDJP
Ssde
55
3.1.4
Kepala Kantor
Kepala
kantor
KPP Pratama
mempunyai
tugas
mengkoordinasikan
3.
menunjang
kelancaran
tugas
Kepala
Kantor
dalam
5.
56
penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi
6.
7.
penagihan.
Seksi Pemeriksaan
Seksi Pemeriksaan mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana
pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan
penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan
perpajakan lainnya.
8.
9.
3.2
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif digunakan
untuk dapat mengetahui bagaimana hubungan antar variabel dan bagaimana tingkat
ketergantungan antara variabel dependen dan variabel independen. Unit analisis pada
penelitian ini adalah individu, yaitu Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP
Kembangan.
Penelitian ini menggunakan time horizon cross sectional, yang berarti bahwa
penelitian dapat dilakukan dimana data dikumpulkan hanya sekali, mungkin selama
periode harian, mingguan, atau bulanan untuk menjawab pertanyaan penelitian.
(Sekaran, 2014:177)
57
3.2.1
angka dengan sumber data primer. Data primer merupakan sumber data asli yang
diperoleh secara langsung dari sumber asli tanpa melalui perantara. Data primer yang
didapatkan dalam penelitian ini adalah dengan menyebarkan kuesioner yang berisi
butir-butir pertanyaan yang dibagikan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP
Kembangan.
Selain itu, digunakan juga sumber data sekunder, yaitu data penelitian yang
diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh
pihak lain). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan
membaca text book, buku-buku pelengkap atau referensi seperti: jurnal, majalah,
media cetak di perpustakaan, dan internet.
Berikut adalah perincian dari jenis dan sumber data yang digunakan oleh
peneliti untuk membantu dalam penyelesaian penelitian.
Tabel 3.1 Jenis dan Sumber Data
Tujuan
T-2
Jenis
Penelitian
Kualitas Pelayanan Fiskus dan Kepatuhan Kuantitatif
Wajib Pajak Orang Pribadi
Kesadaran Wajib Pajak dan Kepatuhan Wajib Kuantitatif
T-3
T-1
Data
Orang Pribadi.
T-4
Kuantitatif
Sumber Data
Data Primer
dari kuesioner
Data Primer
dari Kuesioner
Data primer
dari kuesioner
Data primer
dari kuesioner
T-1:
T-2:
T-3:
58
T-4 :
3.2.2
generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan
karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik
kesimpulannya. Dalam hal ini yang menjadi populasi adalah seluruh orang yang
membayar pajak pada KPP Kembangan, sedangkan sampel adalah bagian dari
jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2014:149).
Teknik pengambilan sampel yang diterapkan adalah non-probability sampling.
Teknik non-probilitas merupakan teknik yang tidak memberikan peluang atau
kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik incidental
sampling. Teknik incidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, apabila orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai
sumber data (Amirin, 2009) dan Sugiyono, 2014: 60) artinya peneliti sebelum
menjadikan wajib pajak tersebut sebagai sampel dalam penelitian ini, peneliti
memberikan pertanyaan terlebih dahulu apakah wajib pajak tersebut cocok dijadikan
sample dalam penelitian ini. Alasan pemilihan teknik pengambilan sampel ini adalah
untuk mempermudah proses pengambilan sampel. Metode yang digunakan untuk
menentukan jumlah sampel adalah dengan metode slovin dimana penulis
mengunakan alpha 10% dengan tujuan untuk menekan jumlah sampel yang diperoleh
menjadi sedikit dikarenakan keterbatasan waktu untuk melakukan penelitian. Berikut
adalah perhitungan dengan metode slovin :
n
N
1+N
Jumlah sampel
Populasi
sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan. Dalam penelitian ini
adalah (10%) atau 0,1
59
Menurut Sugiono (2012) valid menunjukkan derajat ketepatan antara data
yang sesungguhnya terjadi pada pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan
oleh peneliti. Untuk memenuhi persyaratan tersebut maka kesalahankesalahan
dalam penentuan sampel harus dapat di minimalisasikan. Sampel yang dapat
mewakili sebanyak mungkin karakteristik populasi merupakan jenis sampel yang
baik. Sampel yang baik akan menghasilkan kesimpulan yang baik. Apa yang
dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi
(Sugiono : 2012).
Roscoe (1975) yang dikutip Uma Sekaran (2006) memberikan acuan umum
untuk menentukan ukuran sampel seperti berikut ini:
1.
2.
3.
Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan
500.
Bila sampel dibagi dalam kategori ( misalnya : pria-wanita, pegawai negeri
swasta dan lain-lain ) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal
30.
Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate ( korelasi
atau regresi ganda misalnya ), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali
dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitiannya ada 5
4.
2015, tercatat sebanyak 74.146 wajib pajak Orang Pribadi yang efektif. Oleh karena
itu jumlah sampel untuk penelitian dengan margin of error sebesar 10% adalah :
n=
74.146
1 + 74.146(0.1)2
n = 99,86
= 100
Penetapan ukuran sampel dalam penelitian ini berdasarkan perhitungan rumus
Slovin. Berdasarkan perhitungan diatas, peneliti menentukan 100 responden yang
akan dijadikan sampel penelitian ini dan dapat mewakili jumlah keseluruhan dari
populasi wajib pajak terdaftar di KPP Pratama Kembangan.
60
3.2.3
Wawancara
Melakukan wawancara secara langsung dengan bagian Seksi PDI, bagian
umum KPP Pratama Kembangan, dan Wajib Pajak Orang Pribadi dengan tujuan
untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk penelitian.
2
Kuesioner
Memberikan daftar pertanyaan kepada sampel dari Wajib Pajak Orang
Pribadi KPP Kembangan dengan varibel yang berhubungan yaitu Kualitas Pelayanan
Fiskus, Kesadaran Wajib Pajak, Keadilan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi. Metode yang digunakan dalam pembuatan kuesioner adalah dengan skala
likert dengan pemberian bobot seperti berikut:
Sangat Setuju (SS)
=4
Setuju (S)
=3
=2
=1
Skala likert memiliki banyak keuntungan sehingga skala ini cukup populer.
Skala ini mudah dipakai, baik untuk penelitian yang berfokus pada responden dan
yang berfokus pada objek. Jadi dapat dipelajari respon berbeda dari satu orang ke
orang lain dan bagaimana respon berbeda antara berbagai objek.
3.2.4
mendapatkan perasaan terhadap data, menguji kualitas data, dan menguji hipotesis
penelitian. Perasaan terhadap data akan memberi gambaran awal mengenai seberapa
baik skala yang dibuat, seberapa baik dan benar bagaimana cara kita melakukan
61
pengolahan data, dan seterusnya. Tujuan kedua yaitu menguji kualitas data, yaitu
dapat dilakukan dengan memasukkan data dan menguji apakah data tersebut
memang memiliki kualitas apa tidak. Sedangkan untuk tujuan yang ketiga adalah
menguji hipotesis penelitian yaitu dapat dicapai dengan menggunakan aplikasi yang
sesuai di dalam melakukan pengujian setiap hipotesis dengan menggunakan alat uji
statistika yang relevan (Sekaran, 2009:175). Hasil dari pengujian tersebut kemudian
akan menentukan apakah hipotesis tersebut benar atau tidak. Alat analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah program aplikasi SPSS (Statistical Program
for Social Science).
Analisis data tersebut juga digunakan untuk menyederhanakan data agar data
lebih mudah untuk diinterpretasikan. Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan teknik analisis regresi berganda untuk mengolah dan membahas data
yang telah diperoleh dan kemudian menguji hipotesis yang diajukan. Menurut
Sekaran (2006:299) analisis regresi berganda dilakukan untuk menguji pengaruh
simultan dari beberapa variabel bebas terhadap satu variabel terikat yang berskala
interval.
Model Persamaan Regresi Berganda :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Dimana:
Y = Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
a0 = Konstanta
b0 = Koefisien regresi
X1 = Kualitas Pelayanan Fiskus
X2 = Kesadaran Wajib Pajak
X3 = Keadilan Pajak
62
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Statistik deskriptif yang
digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif yang standar dan biasa
digunakan dalam penelitian, antara lain :
a. Rata-rata (mean)
Adalah total semua data dibagi dengan jumlah data.
b. Nilai maksimum (max) dan nilai minimum (min)
Merupakan nilai data dari minimum ke maksimum yang disampling.
c. Standar deviasi/ simpangan baku
Adalah ukuran sebaran statistik yang mengukur bagaimana nilainilai data tersebar.
3.3.2
Jika Rhitung positif, serta Rhitung (Corrected item-total correlation) > Rtabel, maka
Jika Rhitung negatif, serta Rhitung (Corrected item-total correlation) < Rtabel, maka
variabel tersebut tidak valid.
3.3.2.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik Thamrin (2012:24). Reliabilitas menunjukkan tingkat
63
keandalan (dapat dipercaya) dari suatu indikator yang digunakan dalam penelitian.
Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan cara One Shot atau pengukuran sekali saja:
disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan
pertanyaan lain atau pengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. SPSS memberikan
fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistic Cronbach Aplha ().
Menurut Ir.Ali idris (2015:101) Dasar pengambilan keputusan uji reliabilitas
menggunakan bantuan SPSS 20 dan alat ukur berupa uji statistik Croanbachs Alpha:
3.4
Jika Croanbachs Alpha > 0.6 maka data tersebut dinyatakan reliabel.
Jika Croanbachs Alpha < 0.6 maka data tersebut dinyatakan tidak reliabel.
Uji Asumsi Klasik
Model regresi tidak dapat digunakan jika tidak memenuhi syarat untuk
menggunakan asumsi klasik ini. Untuk itu perlu dengan memenuhi syarat uji asumsi
klasik tersebut sebelum menggunakan model regresi. Uji asumsi klasik yang
digunakan dalam penelitian ini oleh peneliti yaitu :
3.4.1
Uji Normalitas
Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah memiliki data yang terdistribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi
apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik atau uji
statistik. (Ghozali, 2013).
Model regresi yang baik adalah regresi yang memiliki distribusi data normal
atau yang mendekati normal. Analisis grafik (normal P-P plot) dapat digunakan
untuk menguji normalitas model regresi. Suatu data dikatakan terdistribusi normal
bila titik-titiknya tersebar mendekati dan mengikuti garis lurus diagonal (Ghozali,
2013).
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara
visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu
dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik yang
dapat digunakan untuk menguji normalitas adalah uji statistik Kolgomorov-Smirnov
(K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis:
Ho: Data residual terdistribusi normal
Ha: Data residual tidak terdistribusi normal
64
Sedangkan dasar pengambilan keputusan uji statistic Kolmogorov-Smirnov Z
(I-Sample K-S) adalah sebagai Berikut:
1. Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) < 0,05 maka Ho di tolak, artinya regresi tidak
terdistribusi normal
2. Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) > 0,05 maka Ho di terima, artinya regresi
terdistribusi normal
3.4.2
Uji Multikolinieritas
Masalah-masalah yang mungkin akan timbul pada penggunaan persamaan
regresi berganda adalah multikolinearitas, yaitu suatu keadaan dimana variabel bebas
berkorelasi dengan variabel bebas lainnya atau suatu variabel bebas merupakan
fungsi linear dari variabel bebas lainnya. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi antara variabel independen (Ghozali, 2013:105). Penyebab terjadinya
multikolinearitas adalah terdapat korelasi atau hubungan linear yang kuat di antara
beberapa variabel prediktor yang dimasukkan ke dalam model regresi. Adanya
multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai Variance Inflation
Factor (VIF). Batas dari tolerance value dibawah 0,10 atau nilai VIF diatas 10 maka
terjadi masalah multikolinearitas.
3.4.3
Uji Heteroskedastistas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi yang
heteroskedastisitas.
Jika tidak ada pola yang jelas, titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.5
Analisis Korelasi
65
variable) disimbolkan dengan Y, dimana hubungan antara dua variabel (X dan Y)
disebut korelasi bivariat. Waston dan Craft (dalam Sugiyono,2014:27) menyatakan
bahwa koefisien korelasi adalah suatu ukuran arah dan kekuatan hubungan liniear
antara dua variabel random.
Riduwan dan Kuncoro (2012:61) menyatakan bahwa teknik analisis korelasi
PPM (pearson product moment) termasuk statistik parametrik yang menggunakan
data interval dan rasio dengan persyaratan tertentu. Misalnya; data dipilih secara
acak (random); datanya berdistribusi normal; data yang duhubungkan berpola linier;
dan data yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subjek
yang sama. Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari
harga (-1 < r < + 1). Apabila nilai r = - 1 artinya korelasi negatif sempurna; r = 0
artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti
harga r akan dikonsultasikan dengan tabel nilai interprestasi r sebagai berikut:
Tingkat Hubungan
Sangat kuat
Kuat
Cukup kuat
0,20 0,399
Rendah
0,00 0,199
Sangat rendah
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan fiskus (X1)
Ha:
66
Hipotesis 2: antara X2 dan Y
H0:
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kesadaran Wajib Pajak (X2)
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara keadilan pajak (X3) terhadap
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas Pelayanan Fiskus (X1)
Kesadaran Wajib Pajak (X2), dan keadilan pajak (X3) secara simultan terhadap
Ha:
Pengujian Hipotesis
Metode pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan pengujian
secara parsial (Uji t ) dan pengujian secara simultan (Uji f) serta analisis koefisien
determinasi (R2) (Imam Ghozali,2011: 97), pengujian hipotesis tersebut sebagai
berikut:
67
3.7.1
Ha:
68
yaitu:
Hipotesis 1: antara X1 dan Y
H0:
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan pajak (X1)
Ha:
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kesadaran Wajib Pajak (X2)
Ha:
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara keadilan pajak (X3) terhadap
Ha:
dalam penelitian ini secara parsial digunakan uji t dengan tingkat signifikansi 5%.
Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :
1.
2.
b.
lebih variabel independen (X1, X2,.Xn) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini
untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel
69
dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau
negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel
independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya
berskala interval atau rasio. Menurut Sekaran (2006:299) analisis regresi berganda
dilakukan untuk menguji pengaruh simultan dari beberapa variabel bebas terhadap
satu variabel terikat yang berskala interval, Persamaan regresi linear berganda
sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Keterangan :
Y = Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
a0 = Konstanta
b0 = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
3.9
Rancangan pemecahan hasil penelitian ini yaitu setelah semua data dan hasil
analisis selesai dilakukan, maka akan diadakan pengumpulan data atau informasi
dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner yang berisikan pertanyaan-pertanyaan itu
kemudian akan diberikan kepada responden yaitu Wajib Pajak Orang Pribadi KPP
Kembangan. Data yang dikumpulkan akan diolah menggunakan metode regresi
sederhana dan berganda terkait seberapa besar pengaruh setiap variabel independen
terhadap variabel dependen.
Apabila setelah data diolah menggunakan metode analisis regresi kemudian
didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan serta pengaruh yang
kuat antara kualitas pelayanan fiskus, kesadaran wajib pajak, dan keadilan pajak
secara simultan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi . maka diharapkan
KPP dan Pemerintah dapat terus mempertahankan dan mengembangkan programprogram yang telah dilakukan terkait kualitas pelayanan fiskus, kesadaran wajib
pajak, dan keadilan wajib pajak. Dengan ini, diharapkan penelitian ini dapat menjadi
70
pembelajaran baru bagi ilmu pengetahuan, maupun menambah hasil penelitian yang
dapat mendukung teori-teori dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian
ini, yang juga dapat menjadi bahan evaluasi bagi KPP Pratama Kembangan dalam
menjaga kualitas dan membuat Wajib Pajak semakin patuh dalam memenuhi
kewajibanya.
3.10
Dimensi
Indikator
Skala
Pengukuran
dan Fasilitas di
1. Tangibles (bukti
langsung
fiskus (X1)
Kantor Pelayanan
Pajak (KPF 1)
Skala Likert
(2) Penampilan
petugas Pajak
(KPF2)
(3) Kemampuan
petugas dalam
memberikan
informasi pelayanan
(KPF3)
2. Realibility (keandalan)
(4) Kemampuan
petugas pajak dalam
memberikan
pelayanan sesuai
prosedur yang ada
(KPF4)
Skala Likert
71
3. Responsiveness
(ketanggapan)
Skala Likert
(7) Pengetahuan
Perpajakan yang
dimiliki petugas
pajak (KPF7)
4, Assurance (jaminan),
(8) Kemampuan
Skala Likert
bertanggung jawab
atas data Wajib Pajak
(KPF8)
(9) Perhatian dan
kepedulian petugas
pelayanan (KPF9)
5. Emphaty (empati),
(10) Keramahan
Skala Likert
petugas pelayanan.
(KPF10)
Variabel
1. Kesadaran bahwa
Skala Likert
1. Wajib Pajak mau
partisipasi dalam
membayar pajak
menunjang
pembangunan negara
dirugikan dari
pemungutan pajak
yang dilakukan
karena
meningkatkan
kesejahteraan warga
72
negara (KWP1)
2. Pajak disadari
digunakan untuk
menunjang
pembangunan negara
(KPW2)
3. Wajib Pajak mau
membayar pajak
karena memahami
bahwa penundaan
pembayaran pajak
berdampak pada
kurangnya sumber
2. Kesadaran bahwa
penundaan pembayaran
(KWP3)
membayar pajak
merugikan negara.
karena memahami
Skala Likert
bahwa pengurangan
beban pajak dapat
mengakibatkan
terhambatnya
pembangunan
negara. (KWP 4)
3.Kesadaran bahwa pajak 5. Pajak ditetapkan
Variabel
ditetapkan dengan
dengan Undang
undang-undang dan
dapat dipaksakan.
1. Keadilan Umum/
dipaksakan (KWP5)
1.Keadilan sistem
Keadilan
(KP1)
Pajak (X3)
Skala Likert
Skala Likert
73
2. Keadilan sistem
pajak yang efisien
(KP2)
2. Timbal Balik dengan
3. Manfaat yang
Pemerintah/ Exchange
diterima dari
pemerintah baik
secara langsung
maupun tidak
langsung sebagai
Skala Likert
5. Ketentuan-
ketentuan khusus
Special Provisions
Skala Likert
74
pajak (KP6)
7. Sturktur Tarif
Skala Likert
5. Kepentingan
9. Perbedaan
kepentingan pribadi
dengan Kepentingan
pemerintah (KP9)
Skala Likert
10.Membandingkan
pembebanan pajak
dengan WP lain
Variabel
(KP10)
1.Dalam 3 tahun
dependen:
terakhir WP tidak
Perilaku
74/PMK.03/2012
pernah terlambat
Kepatuhan
menyampaikan SPT
Wajib Pajak
(KEPWP1)
(Y)
2. WP OP tidak
memiliki tunggakan
pajak selain yang
telah memperoleh
izin untuk
mengangsur atau
menunda
Skala Likert
75
pembayaran
pajak(KEPWP2)
3. Dalam jangka
waktu 5 tahun
terakhir, WPOP tidak
pernah dijatuhi
sanksi pidana dalam
bidang perpajakan
(KEPWP3)
Sumber : Data yang diolah