Disusun Oleh :
Nama
NIM
: 16160047
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN SKIZOFRENIA
DI RSJ PROF. DR. SOEROJO MAGELANG
Disusun Oleh :
Nama
NIM
: 16160047
Mengetahui :
Pembimbing Klinik
Pembimbing Akademik
Mahasiswa
A. Definisi Skizofrenia
Skizofrenia adalah suatu bentuk psikosa fungsional dengan gangguan utama pada
proses fikir serta disharmoni (keretakan, perpecahan) antara proses pikir,
afek/emosi, kamauan dan psikomotor disertai distorsi kenyataan, terutama karena
waham dan halusinasi; asoisasi terbagi-bagi sehingga timbul inkoherensi, afek dan
emosi perilaku bizar (Dermawan,2013).
Skizofrenia merupakan bentuk psikosa yang banyak dijumpai dimana-mana namun
faktor penyebabnya belum dapat diidentifikasi secara jelas. Kraepelin menyebut
gangguan ini sebagai demensia precox (demensia artinya kemunduran intelegensi
dan precox artinya muda/sebelum waktunya) (Hawari,2005).
B. Rentang Respon Skizofrenia
Respon adaptif
- Pikiran logis
- Persepsi akurat
- Emosi konsisten dgn
pengalaman
- Perilaku sesuai
- Hubungan postifi
respon maladatif
- Pikiran kadang-kadang
menyimpang
- Ilusi
- Reaksi emosional
- Perilaku ganjil
- Menarik diri
- Gangguan pikiran/waham
- Halusinasi
- Kesulitan untuk memproses
emosi
- Isolasi sosial
- Perilaku tidak teroganisir
C. Etiologi Skizofrenia
Terdapat beberapa teori yang dikemukakan para ahli yang menyebabkan terjadinya
skizofrenia (Hawari,2005). Teori teori tersebut antara lain:
1. Endokrin
Teori ini dikemukakan berhubung dengan sering timbulnya Skizofrenia
pada waktu pubertas, waktu kehamilan atau puerperium dan waktu
klimakterium, tetapi teori ini tidak dapat dibuktikan.
2. Metabolisme
Teori ini mengemukakan bahwa skizofrenia disebabkan karena gangguan
metabolisme karena penderita tampak pucat, tidak sehat, ujung extremitas agak
sianosis, nafsu makan berkurang dan berat badan menurun serta pada penderita
dengan stupor katatonik konsumsi zat asam menurun.Hipotesa ini masih dalam
pembuktian dengan pemberian obat halusinogenik seperti meskalin dan asam
lisergik diethylamide (LSD-25).Obat-obat tersebut dapat menimbulkan gejalagejala yang mirip dengan gejala-gejala skizofrenia, tetapi reversible.
3.
atau
penyakit
badaniah
dapat
mempengaruhi
timbulnya
1.
Teori tentang skizofrenia yang saat ini banyak dianut adalah sebagai berikut:
Genetik
Teori ini telah dibuktikan dengan penelitian tentang keluarga-keluarga
penderita skizofrenia terutama anak-anak kembar satu telur sehingga dapat
dipastikan factor genetik turut menentukan timbulnya skizofrenia. Angka
kesakitan bagi saudara tiri 0,9-1,8 %, bagi saudara kandung 7-15 %, bagi anak
dengan salah satu orang tua yang menderita Skizofrenia 40-68 %, kembar 2
telur 2-15 % dan kembar satu telur 61-86 % (Maramis, 2009). Pengaruh
genetik ini tidak sederhana seperti hokum Mendel, tetapi yang diturunkan
adalah potensi untuk skizofrenia (bukan penyakit itu sendiri).
2.
Neurokimia
Hipotesis
dopaminmenyatakan
bahwa
skizofrenia
disebabkan
D. Pembagian Skizofrenia
Kraepelin membagi Skizofrenia dalam beberapa jenis berdasarkan gejala
utama antara lain :
1. Skizofrenia Simplek
Sering timbul pertama kali pada usia pubertas, gejala utama berupa
kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan. Gangguan proses berfikir sukar
ditemukan, waham dan halusinasi jarang didapat, jenis ini timbulnya perlahanlahan.
2. Skizofrenia Hebefrenia
Permulaannya perlahan-lahan atau subakut dan sering timbul pada masa
remaja atau antaraa 15-25 tahun. Gejala yang menyolok ialah gangguan proses
berfikir, gangguan kemauaan dan adaanya depersenalisasi atau double
personality. Gangguan psikomotor seperti mannerism, neologisme atau perilaku
kekanak-kanakan sering terdapat, waham dan halusinaasi banyak sekali.
3. Skizofrenia Katatonia
Timbulnya pertama kali umur 15-30 tahun dan biasanya akut serta sering
didahului oleh stress emosional. Mungkin terjadi gaduh gelisah katatonik atau
stupor katatonik.
4. Skizofrenia Paranoid
Gejala yang menyolok ialah waham primer, disertai dengan wahamwaham sekunder dan halusinasi. Dengan pemeriksaan yang teliti ternyata adanya
gangguan proses berfikir, gangguan afek emosi dan kemauan.
5. Episode Skizofrenia akut
`Gejala Skizofrenia timbul mendadak sekali dan pasien seperti dalam
keadaan mimpi.Kesadarannya mungkin berkabut.Dalam keadaan ini timbul
perasaan seakan-akan dunia luar maupun dirinya sendiri berubah, semuanya
seakan-akan mempunyai suatu arti yang khusus baginya.
6. Skizofrenia Residual
Keadaan Skizofrenia dengan gejala primernya Bleuler, tetapi tidak jelas
adanya gejala-gejala sekunder.Keadaan ini timbul sesudah beberapa kali
serangan Skizofrenia.
7. Skizofrenia Skizo Afektif
Gejala Primer
Gangguan proses pikir (bentuk, langkah dan isi pikiran). Yang paling
menonjol adalah gangguan asosiasi dan terjadi inkoherensi
a. Gangguan afek emosi
1) Terjadi kedangkalan afek-emosi
2)
3)
4)
Emosi berlebihan
5)
b. Gangguan kemauan
1) Terjadi kelemahan kemauan
2)
3)
c. Gejala psikomotor
1)
2)
Stereotipi
3)
4)
d. Autisme.
2.
Gejala Sekunder
a. Waham
b. HalusinasiIstilah ini menggambarkan persepsi sensori yang salah yang
mungkin meliputi salah satu dari kelima pancaindra. halusinasi
pendengaran dan penglihatan yang paling umum terjadi, halusinasi
penciuman, perabaan, dan pengecapan juga dapat terjadi.
F. Penatalaksanaan Skizofrenia
1. Terapi Somatik (Medikamentosa)
Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati Skizofrenia disebut
antipsikotik.Antipsikotik bekerja mengontrol halusinasi, delusi dan perubahan
pola fikir yang terjadi pada Skizofrenia.Pasien mungkin dapat mencoba
beberapa jenis antipsikotik sebelum mendapatkan obat atau kombinasi obat
antipsikotik yang benar-benar cocok bagi pasien.Antipsikotik pertama
diperkenalkan 50 tahun yang lalu dan merupakan terapi obat-obatan pertama
yang efekitif untuk mengobati Skizofrenia. Terdapat 3 kategori obat antipsikotik
yang dikenal saat ini, yaitu antipsikotik konvensional, newer atypical
antipsycotics, dan Clozaril (Clozapine)
a.
Antipsikotik Konvensional
Obat antipsikotik yang paling lama penggunannya disebut antipsikotik
konvensional.Walaupun sangat efektif, antipsikotik konvensional sering
menimbulkan efek samping yang serius. Contoh obat antipsikotik
konvensional antara lain :
1) Haldol (haloperidol) 5. Stelazine ( trifluoperazine)
2) Mellaril (thioridazine) 6. Thorazine ( chlorpromazine)
3) Navane (thiothixene) 7. Trilafon (perphenazine)
4) Prolixin (fluphenazine)
Akibat berbagai efek samping yang dapat ditimbulkan oleh
antipsikotik
konvensional,
banyak
ahli
lebih
merekomendasikan
Clozaril
Clozaril mulai diperkenalkan tahun 1990, merupakan antipsikotik
atipikal yang pertama.Clozaril dapat membantu 25-50% pasien yang
tidak merespon (berhasil) dengan antipsikotik konvensional.Sangat
disayangkan, Clozaril memiliki efek samping yang jarang tapi sangat
serius dimana pada kasus-kasus yang jarang (1%), Clozaril dapat
menurunkan jumlah sel darah putih yang berguna untuk melawan
infeksi. Ini artinya, pasien yang mendapat Clozaril harus memeriksakan
kadar sel darah putihnya secara reguler. Para ahli merekomendaskan
penggunaan.Clozaril bila paling sedikit 2 dari obat antipsikotik yang
lebih aman tidak berhasil.
Nama Generik
Klorpromazin
2
3
4
Perfenazin
Flufenazin
Flufenazin dekanoat
Levomeprazin
6
7
Trifluperazin
Tioridazin
Sulpirid
9
10
Pimozid
Risperidon
Sediaan
Tablet, 25 dan 100 mg,
Injeksi 25 mg/ml
Tablet 2, 4, 8 mg
Tablet 2,5 mg, 5 mg
Inj 25 mg/ml
Tablet 25 mg,
Dosis
5 - 15 mg/hari
12 - 24 mg/hari
10 - 15 mg/hari
25 mg/2-4 minggu
25 - 50 mg/hari
Injeksi 25 mg/ml
Tablet 1 mg dan 5 mg
Tablet 50 dan 100 mg
Tablet 200 mg,
10 - 15 mg/hari
150 - 600 mg/hari
300 600mg/hr,
Injeksi 50 mg/ml
Tablet 1 dan 4 mg
Tablet 1, 2, 3 mg
1 - 4 mg/hari
1 - 4 mg/hari
2 - 6 mg/hari
total pada episode pertama membutuhkan pengobatan yang lebih lama. Perlu
diingat, bahwa penghentian pengobatan merupakan penyebab tersering
kekambuhan dan makin beratnya penyakit.
4) Efek Samping Obat-obat Antipsikotik
Karena penderita Skizofrenia memakan obat dalam jangka waktu yang
lama, sangat penting untuk menghindari dan mengatur efek samping yang
timbul.Mungkin masalah terbesar dan tersering bagi penderita yang
menggunakan antipsikotik konvensional gangguan (kekakuan) pergerakan
otot-otot yang disebut juga Efek samping Ekstra Piramidal (EEP).Dalam hal
ini pergerakan menjadi lebih lambat dan kaku, sehingga agar tidak kaku
penderita harus bergerak (berjalan) setiap waktu, dan akhirnya mereka tidak
dapat beristirahat. Efek samping lain yang dapat timbul adalah tremor pada
tangan dan kaki. Kadang-kadang dokter dapat memberikan obat antikolinergik
(biasanya benztropine) bersamaan dengan obat antipsikotik untuk mencegah
atau mengobati efek samping ini. Efek samping lain yang dapat timbul adalah
tardive dyskinesia dimana terjadi pergerakan mulut yang tidak dapat dikontrol,
protruding tongue, dan facial grimace. Kemungkinan terjadinya efek samping
ini dapat dikurangi dengan menggunakan dosis efektif terendah dari obat
antipsikotik. Apabila penderita yang menggunakan antipsikotik konvensional
mengalami tardive dyskinesia, dokter biasanya akan mengganti antipsikotik
konvensional dengan antipsikotik atipikal.
Obat-obat untuk Skizofrenia juga dapat menyebabkan gangguan fungsi
seksual, sehingga banyak penderita yang menghentikan sendiri pemakaian
obat-obatan tersebut. Untuk mengatasinya biasanya dokter akan menggunakan
dosis efektif terendah atau mengganti dengan newer atypical antipsycotic yang
efek sampingnya lebih sedikit. Peningkatan berat badan juga sering terjadi
pada penderita Sikzofrenia yang memakan obat.Hal ini sering terjadi pada
penderita yang menggunakan antipsikotik atipikal.Diet dan olah raga dapat
membantu mengatasi masalah ini. Efek samping lain yang jarang terjadi
adalah neuroleptic malignant syndrome, dimana timbul derajat kaku dan
termor yang sangat berat yang juga dapat menimbulkan komplikasi berupa
Terapi perilaku
Teknik perilaku menggunakan hadiah ekonomi dan latihan
ketrampilan sosial untukmeningkatkan kemampuan sosial, kemampuan
memenuhi
diri
sendiri,
latihan
praktis,
dankomunikasi
Terapi berorintasi-keluarga
Terapi ini sangat berguna karena pasien skizofrenia seringkali
dipulangkan dalam keadaanremisi parsial, keluraga dimana pasien
skizofrenia kembali seringkali mendapatkan manfaat dariterapi keluarga
yang singkat namun intensif (setiap hari). Setelah periode pemulangan
segera,topik penting yang dibahas didalam terapi keluarga adalah proses
pemulihan, khususnya lamadan kecepatannya. Seringkali, anggota keluarga,
didalam cara yang jelas mendorong sanaksaudaranya yang terkena
skizofrenia untuk melakukan aktivitas teratur terlalu cepat. Rencanayang
terlalu optimistik tersebut berasal dari ketidaktahuan tentang sifat
skizofreniadan daripenyangkalan tentang keparahan penyakitnya.Ahli terapi
harus membantu keluarga dan pasien mengerti skizofrenia tanpa menjadi
terlalumengecilkan hati. Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa
terapi keluarga adalah efektifdalam menurunkan relaps. Didalam penelitian
terkontrol, penurunan angka relaps adalahdramatik. Angka relaps tahunan
tanpa terapi keluarga sebesar 25-50 % dan 5 - 10 % denganterapi keluarga.
c. Terapi kelompok
masalah,
danhubungan
dalam
kehidupan
nyata.Kelompok
Psikoterapi individual
Penelitian yang paling baik tentang efek psikoterapi individual
dalam pengobatan skizofreniatelah memberikan data bahwa terapi alah
membantu dan menambah efek terapi farmakologis.Suatu konsep penting di
dalam
psikoterapi
bagi
pasien
skizofrenia
adalah
perkembangan
dari
yang
psikotik.Menegakkan
ditemukan
hubungan
di
dalam
seringkali
pengobatanpasien
sulit
dilakukan;
nonpasien
dan
penggunaan
namapertama
yang
merendahkan
diri.
ikatan
efektif
antara
pasien
dan
sistem
pendukung
DAFTAR PUSTAKA
Dermawan, Deden & Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa: Konsep dan Kerangka Kerja
Asuhan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta: Gosyen Publishing
Hawari, Dadang. 2005. Pendekatan Holistik pada gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Keliat, B.A. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Maramis, W.f. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Ed. 9 Surabaya: Airlangga
University Press.
Stuart,
G.W
&
Sundeen,
S.J.
Jiwa (Terjemahan).Jakarta: EGC.
2007. Buku
Saku
Keperawatan