Anda di halaman 1dari 20

Topik: Hemetemesis Melena

Tanggal kasus : 2016


Presenter: dr. Amalia Rosdiani
Tanggal presentasi:
Pendamping: dr. Adi; dr. Niken DPD
Tempat presentasi:
Obyektif Presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi : Laki laki berusia 64 tahun muntah darah sejak 3 hari SMRS
Tujuan
: Mendiagnosis hematemesis melena dengan tepat dan memberikan penanganan yang tepat.
Bahan Bahasan :
Tinjauan Pustaka
Riset
Kasus
Audit
Cara Membahas:
Diskusi
Presentasi dan diskusi
Email
Pos
Data pasien :
Nama : Tn. D
No. reg:
Nama klinik : RSUD Soedarsono
Telp : Terdaftar sejak : Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/gambaran klinis : Tn.D 64 tahun muntah darah
2. Riwayat pengobatan : Sudah 4 x dirawat di RSUD Soedarsono dengan keluhan yang sama
3. Riwayat kesehatan/ penyakit : riwayat penyakit maag (+)
4. Riwayat keluarga : 6. Lain- lain : sering mengkonsumsi makan-makanan berlemak dan pedas, jarang minum (sehari kurang dari 5
gelas).
Daftar Pustaka:
Price, Sylvia A dan Loreraine M. Wilson. PatofisiologiVolume I Edisi 6. Jakarta. EGC. 2006.
Sudoyo, Aru w, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V. Jakarta. PP
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.2009.
Adamson WJ et al, 2005, Anemia and Polycythemia in Harrisons Principles of Internal Medicine 16 th edition ;
NewYork : McGraw Hill.
Bakta I Made, dkk, 2006, Anemia Defisiensi Besi dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II edisi IV ;
Jakarta : FKUI.
Supandiman I dan Fadjari H, 2006, Anemia Pada Penyakit Kronis dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid
II edisi IV ; Jakarta : FKUI.
Hasil Pembelajaran:
1. Mendiagnosis awal pasien dengan Hematemesis Melena
2. Memberikan penanganan dan rujukan yang tepat

Catatan:
Subyektif
Tn.D 64 tahun datang ke IGD RSUD Soedarsono dengan keluhan muntah
darah sejak 3 hari SMRS. Muntah berisi darah berwarna hitam sebanyak
gelas beling dengan frekwensi 2 kali dan menyembur, yang didahului
oleh rasa mual. Keluhan muntah darah ini disertai dengan keluhan BAB
yang bercampur darah hitam 1 hari SMRS dengan frekuensi 3 kali. Dan
pasien juga merasa lemas seluruh badan dan tidak kuat berdiri sama
sekali. Pasien juga mengeluh perut bagian atas terasa nyeri seperti

terbakar, pusing seperti berputar-putar, terasa ingin pingsan, sakit


pinggang, badan terasa sakit serta mengigil dan berkeringat, sulit tidur,
nafsu makan menurun, dan batuk kering. Demam disangkal, sesak
disangkal, nyeri dada disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan sudah 4x dirawat di RS dengan keluhan yang sama

Riwayat maag (+)

Riwayat DM disangkal

Riwayat penyakit jantung disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien ada riwayat hipertensi didalam keluarga.


Tidak ada riwayat penyakit jantung.
Tidak ada riwayat Diabetes Mellitus didalam keluarga

Riwayat Alergi

Tidak ada riwayat alergi obat-obatan.


Tidak ada riwayat alergi makanan , dll

Riwayat Psikososial

Riwayat merokok (+) 1 bungkus per hari


Pasien mengaku sering mengkonsumsi makan-makanan berlemak dan pedas, jarang

minum (sehari kurang dari 5 gelas).


Pasien mengaku jarang berolahraga
Riwayat konsumsi minuman beralkohol dan obat-obat terlarang disangkal.

Status Interna Singkat


1. Keadaan Umum
- Cukup, GCS 456
- Temperatur : 36,80 Celsius
- Nadi: 88 x/menit, teratur
- RR: 20 x/menit
- TD: 90/60 mmHg
2. Kepala dan Leher
-Umum: Tampak sakit sedang

- Mata:
Anemia (+/+), Ikterus (-)
-Telinga:
dbN
-Hidung: pernapasan cuping hidung -/-Mulut: Mukosa bibir kering
-Leher:
Kesan umum simetris
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Tidak ada peningkatan JVP
Trakea di tengah
3. Thorax
- Bentuk Normal
- Paru
Depan
Kanan
Kiri

Pemeriksaan
INSPEKSI
Bentuk
Pergerakan
PALPASI
Pergerakan
Fremitus raba

Belakang
Kanan
Kiri

Simetris
Simetris

+
+

+
+

+
+

+
+

Simetris

+
+
+
+

+
+
+
+

+
+
+
+

+
+
+
+

Simetris

PERKUSI
Suara ketok
AUSKULTASI

Suara nafas

Ronkhi

Wheezing

Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
Depan
Kanan
Kiri
Vesikula
r
Vesikular
Vesikula
Vesikular
r
Vesikular
Vesikula
r
-

Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
Belakang
Kanan
Kiri
Vesikula
r
Vesikular
Vesikula
Vesikular
r
Vesikular
Vesikula
r
3

4. Jantung dan Kardiovaskuler


Inspeksi : Ictus cordis tidak nampak, Pulsasi jantung (-)
Palpasi
: Ictus teraba di ICS V MCL sinistra
Perkusi
: Batas kanan dan kiri jantung normal
Auskultasi
: S1 S2 tunggal, regular. Murmur (-), Gallop (-)
5. Abdomen
Inspeksi:
Flat, Umbilicus masuk merata, Kulit dalam batas normal
Auskultasi

Bising usus (+) normal


Palpasi
Tonus normal
Turgor normal
Blast penuh
Nyeri tekan epigastrium (+)
Massa Hepar lien tidak teraba
Perkusi
Ascites (-)
Timpani (+)
6. Ekstremitas
Ekstremitas Atas dan Bawah
o Akral hangat (+), Edema (-)
Darah Lengkap :
Hb
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
Hct
DIAGNOSIS

:
:
:
:
:

7,9 g/dl
2,83 x 106/L
11,1 x 103/L
262.000
23,1 %

Hematemesis Melena e.c Gastritis Erosiva


PLANNING
Terapi
IVFD NS 20 tpm
NGT -> Bilas lambung
Inj. Omeprazole 2x1
4

Inj. Asam tranexamat 3 x 1


Inj. Ceftriaxone 1 gr
p.o: Sucralfat syr 3 x 1 cth
Monitoring
Vital sign, klinis.
Edukasi
Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang penyakit
pasien dan terapi yang diberikan.

BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
II.1

Definisi
Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) yaitu perdarahan yang berasal

dari dalam lumen saluran cerna di atas (proksimal) ligamentum Treitz, mulai dari
jejunum proksimal, duodenum, gaster, dan esophagus. Hal tersebut mengakibatkan
muntah darah (hematemesis) dan berak darah berwarna hitam seperti aspal (melena).
Hematemesis adalah dimuntahkannya darah dari mulut, darah bisa dalam
bentuk segar (bekuan/ gumpalan/ cairan warna merah cerah) atau berubah karena
enzim dan asam lambung menjadi kecoklatan dan berbentuk seperti butiran kopi.
Melena yaitu keluarnya tinja yang lengket dan hitam seperti aspal dengan bau khas,
yang menunjukkan perdarahan saluran cerna atas serta pada usus halus.
II.2

Etiologi

Beberapa penyebab timbulnya perdarahan di saluran cerna atas yaitu :


1. Kelainan di esophagusa.
a. Pecahnya varises esophagus.
Perdarahan varises secara khas terjadi mendadak dan masif, kehilangan
darah gastrointestinal kronik jarang ditemukan. Perdarahan varises
esofagus atau lambung biasanya disebabkan oleh hipertensi portal yang
terjadi sekunder akibat sirosis hepatis. Meskipun sirosis alkoholik
merupakan penyebab varises esofagus yang paling prevalen di
AmerikaSerikat, setiap keadaan yang menimbulkan hipertensi portal dapat
mengakibatkan perdarahan varises. Lebih lanjut, kendati adanya varises
berarti adanya hipertensi portal yang sudah berlangsung lama, penyakit
hepatitis akut atau infiltrasi lemak yang hebat pada hepar kadang-kadang
menimbulkan varises yang akan menghilang begitu abnormalitas hepar
disembuhkan. Meskipun perdarahan SMBA pada pasien sirosis umumnya
berasal dari varises sebagai sumber perdarahan, kurang lebih separuh dari
pasien ini dapat mengalami perdarahan yang berasal dari ulkus peptikum
atau gastropati hipertensi portal.Angka kejadian pecahnya varises
esophagus yang menyebabkan perdarahan cukup tinggi yaitu 54,8%. Sifat
perdarahan hematemesisnya mendadak dan masif, tanpa didahului nyeri

epigastrium. Darah berwarna kehitaman dan tidak akan membeku karena


sudah tercampur asam lambung. Setelah hematemesis selalu disusul
dengan melena
b. Karsinoma esophagus
Karsinoma esophagus lebih sering menunjukkan keluhan melena dari pada
hematemesis. Pasien juga mengeluh disfagia, badan mengurusdan anemis.
Hanya sesekali penderita muntah darah tidak masif. Pada endoskopi jelas
terlihat gambaran karsinoma yang hampir menutup esophagus dan mudah
berdarah terletak di sepertiga bawah esophagus.
c. Sindrom Mallory-WeissRiwayat
Ditandai oleh gejala muntah tanpa isi (vomitustanpa darah). Muntah hebat
mengakibatkan ruptur mukosa dan submukosa daerah kardia atau
esophagus bawah sehingga muncul perdarahan. Karena laserasi aktif
disertai ulserasi, maka timbul perdarahan. Laserasi muncul akibat terlalu
sering muntah sehingga tekanan intra abdominal naik menyebabkan
pecahnya arteri di submukosa esophagus/ kardia. Sifat perdarahan
hematemesis tidak masif, timbul setelah pasien berulang kali muntah
hebat, lalu disusul rasa nyeri di epigastrium. Misalnya pada hiperemesis
gravidarum
d. Esofagogastritis korosiva
Pernah ditemukan penderita wanita dan pria yang muntah darah setelah
tidak sengaja meminum air keras untuk patri. Air keras tersebut
mengandung asam sitrat dan asam HCl yang bersifat korosif untuk mukosa
mulut, esophagus dan lambung. Penderita juga mengeluh nyeri dan panas
seperti terbakar di mulut, dada dan epigastrium
e. Esofagitis dan tukak esophagus
Esofagitis yang menimbulkan perdarahan lebih sering bersifat intermiten
atau kronis, biasanya ringan, sehingga lebih sering timbul melena daripada
hemetemesis. Tukak esophagus jarang menimbulkan perdarahan jika
dibandingkan dengan tukak lambung dan duodenum.
2. Kelainan di lambung
a. Gastritis erosiva hemoragika
Penyebab terbanyak adalah akibat obat-obatan yang mengiritasi mukosa
lambung atau obat yang merangsang timbulnya tukak (ulcerogenic drugs).
Misalnya obat-obat golongan salisilat seperti Aspirin, Ibuprofen. Obatobatan lain yang juga dapat menimbulkan hematemesis yaitu : golongan
kortikosteroid, butazolidin, reserpin, spironolakton dan lain-lain. Golongan

obat-obat

tersebut

menimbulkan

hiperasiditas.

Gastritis

erosiva

hemoragika merupakan urutan kedua penyebab perdarahan saluran cerna


atas. Pada endoskopi tampak erosi di angulus,antrum yang multipel,
sebagian tampak bekas perdarahan atau masih terlihat perdarahan aktif di
tempat erosi. Di sekitar erosi umumnya hiperemis, tidak terlihat varises di
esophagus dan fundus lambung. Sifat hematemesis tidak masif dan timbul
setelah berulang kali minum obat-obatan tersebut, disertai nyeri dan pedih
di ulu hati
b. Tukak lambung sering menimbulkan perdarahan terutama diangulus dan
prepilorus bila dibandingkan dengan tukak duodeni. Tukak lambung akut
biasanya bersifat dangkal dan multipel yang dapat digolongkan sebagai
erosi. Biasanya sebelum hematemesis dan melena, pasien mengeluh
nyeridan pedih di ulu hati selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Sesaat sebelum hematemesis rasa nyeri dan pedih dirasakan bertambah
hebat,namun setelah muntah darah rasa nyeri dan pedih tersebut
berkurang. Sifat hematemesis tidak begitu masif, lalu disusul melena.
c. Karsinoma lambung
Insidensinya jarang, pasien umumnya berobat dalam fase lanjutdengan
keluhan rasa pedih dan nyeri di ulu hati, rasa cepat kenyang, badanlemah.
Jarang mengalami hematemesis, tetapi sering melena
3. Kelainan di duodenuma.
a. Tukak duodeni menyebabkan perdarahan panendoskopi terletak di bulbus.
Sebagian pasien mengeluhkan hematemesis dan melena, sedangkan
sebagian kecil mengeluh melena saja. Sebelum perdarahan, pasien
mengeluh nyeri dan pedih di perut atas agak ke kanan. Keluhan
ini juga dirasakan waktu tengah malam saat sedang tidur pulas sehingga
terbangun. Untuk mengurangi rasa nyeri dan pedih, pasien biasanya
mengkonsumsi roti atau susu
b. Karsinoma papilla Vateri
Karsinoma papilla Vateri merupakan penyebaran karsinoma di ampula
menyebabkan penyumbatan saluran empedu dan saluran pancreas yang
umumnya sudah dalam fase lanjut. Gejala yang timbul selain kolestatik
ekstrahepatal, juga dapat menimbulkan perdarahan tersembunyi (occult
bleeding), sangat jarang timbul hematemesis. Selain itu pasien juga
mengeluh badan lemah, mual dan muntah.

II.3

Patofisiologi

Mekanisme perdarahan pada hematemesis dan melena sebagai berikut :


1. Perdarahan tersamar intermiten (hanya terdeteksi dalam feces atau adanya anemia
defisiensi Fe+).
2. Perdarahan masif dengan renjatan untuk mencari penyebab perdarahan saluran
cerna dapat dikembalikanpada faktor-faktor penyebab perdarahan, yaitu :
a. Faktor pembuluh darah (vasculopathy) seperti pada tukak peptik,
pecahnya varises esophagus
b. Faktor
trombosit

(trombopathy)

seperti

pada

Idiopathic Thrombocytopenia Purpura (ITP).


c. Faktor kekurangan zat pembekuan darah (coagulopathy) seperti pada
hemophilia, sirosis hati, dan lain-lain
Pada sirosis kemungkinan terjadi ketiga hal di atas :
-

Vasculopathy : (pecahnya varises esophagus)


Trombopathy : (pengurangan trombosit

hipersplenisme)
Coagulopathy : (kegagalan sel-sel hati)

di

tekananperifer

akibat

Khusus pada pecahnya varises esophagus ada 2 teori


1. Teori erosi : pecahnya pembuluh darah karena erosi dari makanan kasar
(berserat tinggi dan kasar) atau konsumsi NSAID.
2. Teori erupsi : karena tekanan vena porta terlalu tinggi, atau peningkatan
tekanan intra abdomen yang tiba-tiba karena mengedan, mengangkat barang
berat, dan lain-lain

II.4

Gejala Klinis

Gambaran klinis yang muncul bisa berbeda-beda, tergantung pada :


1. Letak sumber perdarahan dan kecepatan gerak usus
2. Kecepatan perdarahan
3. Penyakit penyebab perdarahan
Keadaan penderita sebelum perdarahan pada hematemesis, warna darah yang
dimuntahkan tergantung dari asam hidroklorida dalam lambung dan campurannya
dengan darah. Jika vomitus terjadi segera setelah perdarahan, muntahan akan tampak
9

berwarna merah dan baru beberapa waktu kemudian penampakannya menjadi merah
gelap, coklat atau hitam. Bekuan darah yang mengendap pada muntahan akan tampak
seperti ampas kopi yang khas. Hematemesis biasanya menunjukkan perdarahan di
sebelah proksimal ligamentum Treitz karena darah yang memasuki traktus
gastrointestinal di bawah duodenum jarang masuk ke dalam lambung. Meskipun
perdarahan yang cukup untuk menimbulkan hematemesis biasanya mengakibatkan
melena, kurang dari separuh pasien melena menderita hematemesis. Melena biasanya
menggambarkan perdarahan esophagus, lambung atau duodenum. Namun lesi di
jejunum, ileum bahkan kolon ascendens dapat menyebabkan melena jika waktu
perjalanan melalui traktus gastrointestinal cukup panjang. Diperkirakan darah dari
duodenum dan jejunum akan tertahan disaluran cerna selama 6 8 jam untuk
merubah warna feses menjadi hitam. Feses tetap berwarna hitam seperti ter selama
48 72 jam setelah perdarahan berhenti. Ini bukan berarti keluarnya feses warna
hitam tersebut menandakan perdarahan masih berlangsung. Darah sebanyak 60 mL
cukup untuk menimbulkan satu kali buang air besar dengan tinja warna hitam.
Kehilangan darah akut yang lebih besar dari jumlah tersebut dapat menimbulkan
melena lebih dari tujuh hari. Setelah warna tinja kembali normal, hasil tes untuk
adanya perdarahan tersamar dapat tetappositif selama 7 10 hari setelah episode
perdarahan tunggal.Warna hitam melena akibat kontak darah dengan asam HCl
sehingga terbentuk hematin. Tinja akan berbentuk seperti ter (lengket) dan
menimbulkanbau khas. Konsistensi ini berbeda dengan tinja yang berwarna hitam/
gelap yan gmuncul setelah orang mengkonsumsi zat besi, bismuth atau licorice.
Perdarahan gastrointestinal sekalipun hanya terdeteksi dengan tes occult bleeding
yang positif, menunjukkan penyakit serius yang harus segera diobservasi.
II.7

Komplikasi

Komplikasi yang bisa terjadi pada pasien Hematemesis Melena

Koma hepatik (suatu sindrom neuropsikiatrik yang ditandai dengan


perubahan kesadaran, penurunan intelektual, dan kelainan neurologis yang

menyertai kelainan parenkim hati)


Syok hipovolemik (kehilangan volume darah sirkulasi sehingga curah

jantung dan tekanan darah menurun)


Aspirasi pneumoni (infeksi paru yang terjadi akibat cairan yang masuk
saluran napas)
10

Anemi posthemoragik (kehilangan darah yang mendadak dan tidak


disadari)

11

BAB III
LAPORAN KASUS

I.

IDENTITAS
Nama

: Tn.D

Jenis kelamin

: Laki laki

Umur

: 64 tahun

Suku/bangsa

: Jawa/Indonesia

Agama

: Islam

Alamat

:-

Status marital

: Menikah

Tgl Pemeriksaan

: 2016

II. KELUHAN UTAMA


Muntah darah sejak 3 hari SMRS
III. ANAMNESIS
III.1. Riwayat Penyakit Sekarang
Tn.D 64 tahun datang ke IGD RSUD Soedarsono dengan keluhan muntah
darah sejak 3 hari SMRS. Muntah berisi darah berwarna hitam sebanyak gelas
beling dengan frekwensi 2 kali dan menyembur, yang didahului oleh rasa mual.
Keluhan muntah darah ini disertai dengan keluhan BAB yang bercampur darah
hitam 1 hari SMRS dengan frekuensi 3 kali. Dan pasien juga merasa lemas seluruh
badan dan tidak kuat berdiri sama sekali. Pasien juga mengeluh perut bagian atas
terasa nyeri seperti terbakar, pusing seperti berputar-putar, terasa ingin pingsan, sakit
pinggang, badan terasa sakit serta mengigil dan berkeringat, sulit tidur, nafsu makan
menurun, dan batuk kering. Demam disangkal, sesak disangkal, nyeri dada disangkal.
III.2. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengatakan sudah 4x dirawat di RS dengan keluhan yang sama

Riwayat penyakit maag (+)

Riwayat DM disangkal

Riwayat penyakit jantung disangkal


12

III.3. Riwayat Penyakit Keluarga


Penyakit keturunan

: Tidak ada

Penyakit menular- tropik

: Tidak ada

Penyakit kongenital

: Tidak ada

Penyakit tumor

: Tidak ada

Penyakit lain

: Tidak ada

III.4. Riwayat Alergi

Tidak ada riwayat alergi obat-obatan.


Tidak ada riwayat alergi makanan , dll

III.5. Riwayat Psikososial (Pendidikan dan Sosial Ekonomi)

Riwayat merokok (+) 1 bungkus per hari


Pasien mengaku sering mengkonsumsi makan-makanan berlemak dan pedas,

jarang minum (sehari kurang dari 5 gelas).


Pasien mengaku jarang berolahraga
Riwayat konsumsi minuman beralkohol dan obat-obat terlarang disangkal.

III.6. Anamnesis Umum (Review of Systems)


Kulit

: tidak ada keluhan

Paru

: tidak ada keluhan

Kepala

: pusing berputar

Jantung

: tidak ada keluhan

Mata

: tidak ada keluhan

Alat pencernaan: sakit perut

Telinga: tidak ada keluhan

Saluran kencing: tidak ada keluhan

Mulut

Alat kelamin

: sulit buang air kecil

Hidung dan sinus: tidak ada keluhan

Alat gerak

: terasa lemas

Leher

Sistim urat saraf: tidak ada keluhan

: tidak ada keluhan


: tidak ada keluhan

Endokrin

: tidak ada keluhan

IV. PEMERIKSAAN FISIK


IV.1 Keadaan Umum
Kesadaran

: kompos mentis, GCS: 456

Suhu badan (aksiler) : 36,8 C


Nadi

: 88 kali /menit,teratur

Tekanan darah

: 90/60 mmHg

13

Pernapasan

: 20 kali /menit, teratur

Suara bicara

: normal

IV.2 Kepala dan Leher


Mata

: Dalam batas normal


- konjungtiva : anemis (+/+)
- sklera

: ikterus (-),

- pupil

: bulat, isokor, diameter 3 mm / 3 mm

Telinga

: Dalam batas normal

Hidung

: Dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda perdarahan mukosa.


Pernapasan cuping hidung -/-

Mulut

: Tampak kering, tidak ada tanda-tanda perdarahan mukosa, gusi,


maupun lokasi lain

Leher
- Umum

: simetris

- Kelenjar limfe

: tidak ada pembesaran

- Trakea

: di tengah (tidak ada deviasi)

- Tiroid

: tidak ada pembesaran

- Vena jugularis

: tidak ada peningkatan Jugular Venous Pressure

- Arteri carotis

: dalam batas normal

IV.3. Thorax
IV.3.a. Umum
Bentuk : normal
ICS

: kanan kiri simetris

Retraksi

: (-)

Kulit

: dalam batas normal

Axilla

: dalam batas normal

IV.3.b. Paru

14

Depan
Kanan
Kiri

Pemeriksaan
Inspeksi
Bentuk
Pergerakan
Palpasi
Pergerakan
ICS
Perkusi

Belakang
Kanan
Kiri

Simetris
Simetris

+
+

+
+

+
+

+
+

Simetris
Simetris

+
+

+
+

+
+

+
+

Sonor

Sonor

Sonor

Sonor

Sonor

Sonor

Sonor

Sonor

Sonor

Sonor

Sonor

Sonor

Suara ketok
Auskultasi

Vesikuler Vesikuler Vesikuler Vesikuler


Suara nafas

Vesikuler Vesikuler Vesikuler Vesikuler


Vesikuler Vesikuler Vesikuler Vesikuler
-

Ronkhi

Wheezing

IV.3.c. Jantung dan Sistem Kardiovaskuler


A.

Tekanan Vena Sentral


Tidak terdapat peningkatan

B.

Jantung
Inspeksi
Iktus

: tidak tampak

Pulsasi jantung

: tidak tampak

Palpasi
Iktus

: teraba, pada ICS V midclavicular line sinistra

Pulsasi jantung

: teraba, pada apeks

Suara yang teraba

: tidak ada

Getaran (thrill)

: tidak ada

15

Perkusi
Batas kanan

: ICS IV parasternal line dextra

Batas kiri

: ICS V midclavicular line sinistra

Auskultasi

IV.4.

Suara 1, suara 2

: tunggal

Suara 3, suara 4

: tidak ditemukan

Bising jantung

: tidak ditemukan

Abdomen
Inspeksi:
Flat, Umbilicus masuk merata, Kulit dalam batas normal
Auskultasi

Bising usus (+) normal


Palpasi
Tonus normal
Turgor normal
Blast Penuh
Nyeri tekan epidastrium (+)
Massa Hepar lien tidak teraba
Perkusi
Ascites (-)
Timpani (+)

IV.5. Ekstremitas
Ekstremitas Atas
Akral

: hangat

Capillary Refill Time

: < 2 detik

Deformitas

: (-) / (-)

Edema

: (-) / (-)

Ptechiae

: (-) / (-)

Ekstremitas Bawah
Akral

: hangat

Capillary Refill Time

: < 2 detik

Deformitas

: (-) / (-) selulitis (-), gangren (-)

16

Edema

Petechiae

: (-)

V. Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap :
Hb
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
Hct

:
:
:
:
:

7,9 g/dl
2,83 x106 /L
11,1 x 103 /L
262.000
23,1 %

DIAGNOSIS
Hematemesis e.c Gastritis Erosiva + Anemia
PLANNING
Terapi
IVFD NS 20 tpm
NGT -> Bilas lambung
Inj. Omeprazole 2x1
Inj. Asam tranexamat 3 x 1
Inj. Ceftriaxon 1 gr
p.o: Sucralfat syr 3 x 1 cth
Monitoring
Vital sign, klinis.
Edukasi
Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang penyakit
pasien dan terapi yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA

Price, Sylvia A dan Loreraine M. Wilson. PatofisiologiVolume I Edisi 6. Jakarta.

EGC. 2006.
Sudoyo, Aru w, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V. Jakarta. PP
17

Departemen

Ilmu

Penyakit

Dalam

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Indonesia.2009.
Adamson WJ et al, 2005, Anemia and Polycythemia in Harrisons Principles of

Internal Medicine 16th edition ; NewYork : McGraw Hill.


Bakta I Made, dkk, 2006, Anemia Defisiensi Besi dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam jilid II edisi IV ; Jakarta : FKUI.


Supandiman I dan Fadjari H, 2006, Anemia Pada Penyakit Kronis dalam Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II edisi IV ; Jakarta : FKUI.

18

Anda mungkin juga menyukai