Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

PADA PT.KALTIMEX LESTARI MAKMUR


Jefta Israelka
Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi - Universitas Gunadarma
Jl. Palem Barat Raya, Pondok Pekayon Indah Blok CC 10 No.12 A. Bekasi, Jawa Barat
Jeffrael_sagala@yahoo.co.uk

ABSTRAK
Pajak adalah peralihan kekayaan dari sektor swasta kesektor publik
berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat imbalan
(tegenprestatie) yang langsung dapat ditunjukkan, yang digunakan untuk membiayai
pengeluaran umum dan yang digunakan sebagai alat pendorong, penghambat atau
pencegah untuk mencapai tujuan yang ada di luar bidang keuangan negara. PT.
Kaltimex Lestari Makmur yang merupakan bagian dari sektor swasta memiliki
kewajiban dalam peralihan kekayaan berupa pajak. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menyediakan gambaran secara umum mengenai penerapan penghitungan,
pencatatan, penyetoran, dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai perusahaan sesuai
dengan peraturan pajak yang berlaku pada saat ini, Selain itu penelitian ini juga
mencoba mengungkapkan apakah keseluruhan prosedur penerapan pajak pertambahan
nilai di perusahaan telah berjalan sesuai dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun
2000 mengenai Pajak Pertambahan Nilai

Kata Kunci: Pajak Pertambahan Nilai, Faktur Pajak, Surat Pemberitahuan Masa
Pajak, Objek Pajak.

PENDAHULUAN

Beragam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dilakukan oleh


negara melalui pembangunan nasional. Pembangunan nasional merupakan kegiatan
yang terus berlangsung dan berkesinambungan untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat. Untuk melaksanakan pembangunan nasional dalam membiayai berbagai
keperluannya pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana pembangunan
tersebut salah satunya diperoleh dari penerimaan sektor pajak.
Salah satu jenis pajak yang merupakan sumber penerimaan negara adalah Pajak
Pertambahan Nilai (PPN),yang menggantikan Pajak Penjualan (PPn) sejak 1 April
1985. yang ditetapkan berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1983 sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang No.11 Tahun 1994 dan Undang-Undang No.18
Tahun 2000 tentang PPN dan PPnBM.Undang-undang ini disebut Undang-undang
Pajak Pertambahan Nilai 1984. Dasar pemikiran pengenaan pajak ini pada dasarnya
adalah untuk mengenakan pajak pada tingkat kemampuan masyarakat untuk
berkonsumsi, yang pengenaannya dilakukan secara tidak langsung kepada konsumen.
Pajak pertambahan nilai adalah pajak yang dikenakan atas penyerahan Barang
Kena Pajak (BKP) ataupun Jasa Kena Pajak (JKP) didalam Daerah Pabean yang
dilakukan oleh pengusaha pajak ini memiliki ciri khas, yaitu mempunyai nilai tambah.
Pajak Pertambahan Nilai lebih dikenal dengan sebutan pajak atas konsumsi (tax on
consumption).
Oleh karena itu. Secara teoritis, nilai tambah itu sendiri berarti suatu nilai yang
merupakan hasil penjumlahan biaya produksi dan distribusi. Secara sederhana, nilai
tambah dibidang perdagangan juga dapat diartikan sebagai selisih antara harga jual dan
harga beli.

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian ini dikaji guna membandingkan dan melihat kembali hasil penelitian
dari peneliti yang lain dengan penelitian yang dibuat oleh peneliti. Penelitian
sebelumnya dilakukan oleh Bernardus Windu Setiawan dengan judul Analisis
Penerapan Pajak Pertambahan Nilai pada PT. Indogourmet Selaras.
Penelitian menggunakan metode analisis Deskriptif Analitis, yaitu dimana
peneliti mengungkapkan, menjelaskan dan memberikan gambaran permasalahan
mengenai kesesuaian penerapan penghitungan, pencatatan, penyetoran, dan pelaporan
Pajak Pertambahan Nilai pada perusahaan, apakah telah dengan Peraturan Perpajakan
yang berlaku. Hasil studi yang dilakukan menunjukkan bahwa penerapan Pajak
Pertambahan Nilai telah sesuai dengan Peraturan dan Tata Cara Perpajakan yang
berlaku, Meskipun terdapat perbedaan atas waktu pencatatan , namun masih
diperbolehkan oleh Undang-Undang perpajakan karena masih memenuhi syarat yang
berlaku.

METODE PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode Analisis


Deskriptif Analitis, yaitu dimana peneliti mengungkapkan, menjelaskan, dan
memberikan gambaran permasalahan mengenai penghitungan, pencatatan, penyetoran,
dan pelaporan atas penjualan barang dagang Pada PT.Kaltimex Lestari Makmur.
Objek penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah PT.
Kaltimex Lestari Makmur merupakan perusahaan dagang yang merupakan anak
perusahaan dari PT.Kaltimex Energy. PT.Kaltimex Lestari Makmur berdomisili di

Gedung Menara Karya Lt.19 Unit G-H, Jl.H.R.Rasuna Said Blok X-5 Kav.1-2,
Kuningan Timur. Setia Budi - Jakarta Selatan dengan NPWP : 02.286.470.6.063.000.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pemenuhan Ketentuan Formal Perpajakan
PT.Kaltimex Lestari Makmur terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Setiabudi Tiga, Jakarta. Dan perusahaan ini mempunyai Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP) 02.286.470.6-063.000. PT.Kaltimex mempunyai kantor di Gedung
Menara Karya Lt.19 Unit G-H, Jalan H.R.Rasuna Said Blok X-5 Kavling 1-2,
Kuningan, Jakarta Selatan. Dan perusahaan ini tidak mempunyai cabang yang berada di
lokasi yang berbeda.
Perusahaaan ini melakukan kewajiban dalam bidang perpajakan antara lain,
melakukan pelaporan dan penyetoran PPN, PPh 21, dan PPh 29. Dalam melakukan
kewajibannya, PT.Kaltimex Lestari Makmur selalu melakukannya tepat waktu atau
tidak pernah terlambat bayar maupun terlambat lapor.
Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) PT. Kaltimex Lestari Makmur
menggunakan SPT Masa 1107. Dalam melaporkan SPT-nya PT. Kaltimex Lestari
Makmur menggunakan sistem E-SPT, yaitu dengan cara menggunakan CD software
yang diperoleh dari KPP Pratama Jakarta Setiabudi Tiga dan kemudian setelah diisi
data-data tentang SPT Masa Perusahaan disimpan dalam flashdisk atau media
penyimpanan. Setelah itu, flash disk tersebut disampaikan ke KPP Pratama Jakarta
Setiabudi Tiga. Stetelah dicopy oleh petugas KPP, baru kemudian flashdisk tersebut
dikembalikan. Hal ini diberlakukan apabila Faktur Pajak Masukan dan Keluaran lebih

dari 30 buah dalam setiap bulannya. Bila kurang dari 30 buah dapat menggunakan
blanko yang diisi secara manual oleh perusahaan.
Mekanisme Pemungutan PPN
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) lebih menunjukkan sebagai identitas dari suatu
sistem pemungutan pajak atas konsumsi daripada nama suatu jenis pajak, dimana
mengenakan pajak atas nilai tambah yang timbul pada barang atau jasa tertentu yang
dikonsumsi. Namun sebelum barang atau jasa tersebut sampai pada tingkat konsumen,
PPN sudah dikenakan pada setiap tingkat mata rantai jalur produksi maupun jalur
distribusi. Meskipun demikian, pemungutan secara bertingkat ini tidak menimbulkan
efek ganda karena adanya metode perolehan kembali pajak yang telah dibayar (kredit
pajak) oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) sehingga persentase beban pajak yang dipikul
oleh konsumen tetap sama dengan tarif pajak yang berlaku.
Mekanisme pemungutan PPN tidak terlepas dari penerapan PPN disebuah
perusahaan terutama penerapannya pada PT. Kaltimex Lestari Makmur. Sebagai PKP,
perusahaan tersebut memperhatikan hal-hal berikut :
a. Pemungutan PPN sebesar 10 % atas penyerahan Barang Kena Pajak (BKP).
b. Membuat faktur pajak pada setiap penyerahan Barang Kena Pajak (BKP).
c. Melakukan setoran pajak yang terutang ke kas negara selambatnya 15 hari
setelah berakhir masa pajak.
d. Meyampaikan laporan perhitungan pajak dengan SPT Masa dalam jangka waktu
20 hari setelah berakhirnya masa pajak.
e. Menyimpan Faktur Pajak baik PPN keluaran maupun masukan dengan rapi dan
tertib.

f. Menyelenggarakan

pencatatan

dalam

pembukuan

perusahaan

mengenai

perolehan dan penyerahan BKP/JKP.


Jenis-jenis pajak yang dilaporkan oleh PT. Kaltimex Lestari Makmur adalah :

Pajak Pertambahan Nilai.

PPh Pasal 21 Ketentuan yang mengatur tentang pembayaran pajak dalam


tahun berjalan melalui pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima
atau diperoleh oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan
dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan. Pihak yang wajib melakukan
pemotongan, penyetoran dan pelaporan pajak adalah pemberi kerja,
bendaharawan pemerintah, dana pensiun, badan, perusahaaan, dan
penyelenggaraan kegiatan.

PPh Pasal 23 Perusahaan memungut pajak atas penghasilan berupa imbalan


jasa yang wajib dilakukan pemotongan pajak adalah jasa teknik, jasa
manajemen, jasa kontruksi, jasa konsultan, jasa service (perbaikan) dan lain
yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak selain jasa yang telah dipotong
Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21.

PPH Pasal 29 Merupakan Pajak terhadap Badan Usaha Tetap


Pencatatan Akuntansi PPN Keluaran
Pencatatan atas penerimaan hasil penjualan tunai dilakukan dengan mendebit
perkiraan kas dan mengkredit perkiraan penjualan dan Pajak Keluaran-nya.
Contoh : Pada Tanggal 29 April 2008 PT. Kaltimex Lestari Makmur melakukan
penjualan tunai kepada PT. Bakrie Sumatra Plantations Tbk sesuai dengan no. faktur
695/KLM/INV/IV/08, maka jurnalnya sebagai berikut:
Kas

Rp. 144.769.625

Penjualan

Rp.131.608.750

PPN Keluaran

Rp. 13.160.875

Atas penjualan secara tunai tersebut, PT. Kaltimex Lestari Makmur membuat
Faktur Pajak Standar pada saat pengiriman dan diterimanya pembayaran yaitu saat
melakukan penjualan tunai.
Sedangkan, untuk penjualan secara kredit dicatat dengan mendebit perkiraan
piutang dagang dan mengkredit perkiraan penjualan dan Pajak Keluaran-nya.
Contoh : Pada tanggal 24 Juli 2008 PT. Kaltimex Lestari Makmur melakukan penjualan
secara kredit kepada PT. Rohul Sawit Industri sebesar Rp. 479.710.089. Atas penjualan
tersebut maka dibuat jurnal :
Piutang Dagang

Rp. 527.681.098

Penjualan

Rp, 479.710.089

PPN Keluaran

Rp. 47.971.009

Pada saat terjadinya pelunasan pembayaran :


Kas

Rp. 527.681.098
Piutang Dagang

Rp. 527.681.098

Atas penjualan yang dilakukan dengan menerima uang muka, PT. Kaltimex
Lestari Makmur belum mengakui PPN yang terutang karena dianggap belum melakukan
penyerahan Barang Kena Pajak (BKP). PPN yang terutang tersebut baru diakui pada
saat dilakukan pengiriman barang.
Sebagai contoh, pada tanggal 06 Maret 2008 PT. Kaltimex Lestari Makmur
menerima uang muka sebesar Rp. 60.552.328 atas barang pesanan.
Dari transaksi tersebut dijurnal sebagai berikut :
Kas

Rp. 60.552.328

Penerimaan Uang Muka

Rp. 60.552.328.

Dari transaksi diatas, belum dikenakan PPN dari keseluruhan penjualan yaitu
sebesar Rp. 427.652.698, apabila pada bulan Desember dilunasi seluruh sisa dari
kekurangan pembayaran tersebut dan barang telah diterima, maka jurnalnya adalah
seperti berikut :
Kas

Rp. 409.865.639

Uang Muka

Rp. 60.552.328

Penjualan

Rp. 427.652.698

PPN Keluaran

Rp. 42.765.269

Pencatatan Akuntansi PPN Masukan


Pencatatan atas pembelian tunai dilakukan dengan mendebit persediaan dan PPN
Masukan serta mengkredit perkiraan kas.
Contoh : Pada tanggal 01 September 2008, PT. Kaltimex Lestari Makmur melakukan
pembelian kepada PT. Siskindo Utama Dharma sebesar Rp. 1.200.000 secara tunai. Hal
ini sesuai dengan nomor faktur JV0922-08. Maka jurnalnya sebagai berikut :
Persediaan

Rp. 1.200.000

PPN Masukan

Rp.

Kas

120.000
Rp. 1.320.000

Keseluruhan PPN Masukan yang dibayar perusahaan selama Masa Pajak bulan
September dapat dilihat dalam lampiran formulir 1107 B SPM PPN. Selama Masa Pajak
tersebut, Faktur Pajak yang dicatat dan dilaporkan sebanyak 9 buah.

Evaluasi atas pemungutan PPN Keluaran


Pajak Pertambahan Nilai (PPN) keluaran yang terdapat pada PT. Kaltimex
Lestari Makmur merupakan PPN atas penyerahan Barang Kena Pajak

dan atau

penyerahan Jasa Kena Pajak. Penyerahan BKP dan atau JKP ini salah satunya adalah
kegiatan penjualan yang dilaksanakan oleh perusahaan. Penjualan dilakukan hanya
lingkup dalam negeri saja, baik secara tunai maupun kredit, dengan uang muka ataupun
tanpa uang muka. Setiap penjualan didasarkan pada adanya pesanan dari calon pembeli
yang dituangkan dalam oerder pembelian (purchase order). Pesanan ini juga dapat
diikat dengan surat perjanjian atau kontrak.
Dalam melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan atau Jasa Kena
Pajak (JKP), PT. Kaltimex Lestari Makmur menerbitkan Faktur Pajak Standar sebagi
bukti pemungutan pajak yang dibuat dan disertakan pada saat pengiriman BKP dan atau
JKP tersebut ke pelanggan.
Atas penerbitan Faktur Pajak ini harus ditandatangani oleh Direktur perusahaan.
Apabila ada pelanggan baru yang melakukan pemesanan pada perusahaan, perusahaan
menanyakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) pelanggan baru tersebut kemudian
disimpan dalam file perusahaan untuk digunakan pada transaksi-transaksi selanjutnya.
Untuk penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan atau jasa Kena Pajak (JKP)
oleh PT. Kaltimex Lestari Makmur dapat digolongkan menjadi :
1. Penjualan Tunai, Faktur Pajak-nya dibuat pada saat terjadinya transaksi atau pada
saat penyerahan BKP dan atau JKP.
2. Penjualan Kredit yang lebih dari 30 hari, Faktur Pajak-nya dibuat saat diterbitkan
invoice yang akan disertakan pada saat pengiriman BKP dan paling lambat dilunasi
satu bulan kemudian.

Faktur Pajak Standar PT. Kaltimex Lestari Makmur dibuat sebanyak 3 rangkap,
yaitu:
a. Lembar ke-1 : Untuk penerima atau pembeli BKP dan atau JKP.
b. Lembar ke-2 : Untuk PT. Kaltimex Lestari Makmur sebagai penjual BKP dan
atau JKP
c. Lembar ke-3 : Untuk Arsip.
Pada saat menerima uang muka (advance payment), PT. Kaltimex Lestari
Makmur tidak mengakui PPN yang terutang karena dianggap belum melakukan
penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan atau Jasa Kena Pajak (JKP). Hal ini tentu
tidak dibenarkan dalam peraturan Undang-Undang Perpajakan. Hal ini disebabkan
karena Faktur Pajak seharusnya dibuat pada setiap terjadinya pembayaran diterima.
Jadi, jurnal yag terjadi seharusnya dari transaksi tanggal
Kas

Rp. 66.607.560
Uang Muka

Rp. 60.552.328

PPN Keluaran

Rp.

6.055.232

Setelah barang diterima konsumen dan telah dilunasi maka jurnalnya :


Kas

Rp. 403.810.407

Uang Muka

Rp. 60.552.328

Penjualan
PPN Keluaran

Rp. 427.652.698
Rp. 36.710.037

Evaluasi atas pemungutan PPN Masukan


Pajak Masukan adalah PPN yang dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak karena
perolehan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak. Selanjutnya, akan diuraikan
Pajak Masukan yang telah dibayar oleh PT. Kaltimex Lestari Makmur yang timbul
karena adanya pembelian BKP. Pembelian tersebut yaitu barang dagang.
Pada setiap perolehan BKP yang berupa pembelian barang dagang, PT.
Kaltimex Lestari Makmur menerima Faktur Pajak Standar dari PKP penjual yang dapat
digunakam sebagai sarana untuk mengkreditkan Pajak Masukan yang akan dibayar pada
akhir masa pajak. PPN atas perolehan BKP adalah berdasar Faktur Pajak dari PKP
penjual. Sehubungan dengan hal tersebut, maka Pajak Masukan atas pembelian barang
dagang ini dikreditkan dengan Pajak Keluaran pada masa pajak yang sama dengan
dilakukannya pembelian.
Untuk pembelian barang modal, pada saat barang-barang modal tersebut dibeli,
dicatat sesuai dengan harga perolehannya yang mencakup harga beli, biaya kirim, serta
biaya lain-lain bila ada. Di dalam harga perolehan, barang modal tersebut tidak
termasuk PPN karena pembelian barang modal tersebutmerupakan Pajak Masukan yang
akan dikreditkan pada masa pajak yang sama dengan saat diperolehnya. Pada saat
pembelian atas barang yang dapat dikreditkan PPN-nya, maka jurnal untuk mencatat
transaksi tersebut adalah :
Aktiva Tetap

XXX

PPN Masukan

XXX

Hutang

XXX

Setiap akhir tahun, perusahaan memperhitungkan penyusutan atas aktiva


tetap perusahaan. Penyusutan dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus
sedangkan lamanya aktiva tersebut disusutkan sesuai dengan taksiran umur ekonomis
yang telah ditetapkan oleh buku petunjuk aktiva tetap menurut peraturan perpajakan.
Prosedur Pencatatan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) PT. Kaltimex Lestari
Makmur Selama Tahun 2008
Pencatatan jurnal yang dilakukan PT. Kaltimex Lestari Makmur terkait dengan
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk masa pajak bulan Januari sampai dengan bulan
Desember 2008.adalah sebagai berikut:
Masa Januari 2008
Pencatatan untuk penjualan bulan Januari :
Piutang Dagang

Rp. 389.888.444

Prepaid PPN Keluaran ( Januari )

Rp.

35.444.404

Penjualan

Rp. 354.444.040

Pada saat Pelunasan Piutang akan di Jurnal


Bank

Rp. 372.343.464

Uang Muka PPH 23

Rp.

17.544.980

Piutang Dagang

Rp. 389.888.444

Pencatatan untuk mencatat pembelian bulan Januari :


Pembelian

Rp. 369.004.103

PPN Masukan ( Januari )

Rp.

Hutang Dagang

36.900.410
Rp. 405.904.513

Pencatatan untuk pelaporan SPT Masa PPN posisi Lebih bayar bulan Januari :

PPN Lebih Bayar ( Januari )

Rp.

8.356.641

PPN- Masukan

Rp.

8.356.641

Masa Februari 2008


Pencatatan untuk penjualan bulan Februari :
Piutang Dagang

Rp.1.128.404.261

Prepaid PPN Keluaran ( Februari )

Rp. 102.582.202

Penjualan

Rp. 1.025.822.059

Pada saat Pelunasan Piutang akan di Jurnal


Bank

Rp. 1.077.626.069

Uang Muka PPH 23

Rp.

50.778.192

Piutang Dagang

Rp.1.128.404.261

Pencatatan untuk mencatat pembelian bulan Februari :


Pembelian

Rp. 248.929.520

PPN Masukan ( Februari )

Rp.

24.892.952

Hutang Dagang

Rp. 273.822.472

Pencatatan untuk pelaporan PPN terutang bulan Februari :


PPN Kurang Bayar ( Februari )

Rp.

Bank

69.332.613
Rp.

69.332.613

Masa Maret 2008


Pencatatan untuk penjualan bulan Maret :
Piutang Dagang

Rp.1.016.781.689

Prepaid PPN Keluaran ( Maret )

Rp.

92.434.699

Penjualan

Rp. 924.346.990

Pada saat Pelunasan Piutang akan di Jurnal


Bank

Rp. 971.026.513

Uang Muka PPH 23

Rp.

45.755.446

Piutang Dagang

Rp.1.016.781.689

Pencatatan untuk mencatat pembelian bulan Maret :


Pembelian

Rp. 899.296.500

PPN Masukan ( Maret)

Rp.

89.929.650

Hutang Dagang

Rp. 989.226.150

Pencatatan untuk pelaporan PPN terutang bulan Maret :


PPN Kurang Bayar ( Maret )

Rp.

2.505.049

Bank

Rp.

2.505.049

Masa April 2008


Pencatatan untuk penjualan bulan April :
Piutang Dagang

Rp. 806.868.579

Prepaid PPN Keluaran ( April )

Rp.

73.351.689

Penjualan

Rp. 733.516.890

Pada saat Pelunasan Piutang akan di Jurnal


Bank

Rp. 770.559.493

Uang Muka PPH 23

Rp.

36.309.086

Piutang Dagang

Rp. 806.868.579

Pada bulan April PT. Kaltimex Lestari Makmur tidak melakukan pencatatan pembelian
hal ter sebut dikarenakan pada bulan ini tidak terdapat transaksi.
Pencatatan untuk pelaporan PPN terutang bulan April :

PPN Keluaran (April)

Rp.

72.351.689

Bank

Rp.

72.351.689

Masa Mei 2008


Pencatatan untuk penjualan bulan Mei :
Piutang Dagang

Rp. 1.376.172.963

Prepaid PPN Keluaran ( Mei )

Rp. 125.106.633

Penjualan

Rp. 1.251.066.330

Pada saat Pelunasan Piutang akan di Jurnal


Bank

Rp. 1.314.245.180

Uang Muka PPH 23

Rp.

61.927.783

Piutang Dagang

Rp. 1.376.172.963

Pencatatan untuk mencatat pembelian bulan Mei :


Pembelian

Rp. 537.174.610

PPN Masukan ( Mei )

Rp. 53.717.461

Hutang Dagang

Rp.

590.892.071

Pencatatan untuk pelaporan PPN terutang bulan Mei :


PPN Kurang Bayar ( Mei )

Rp.

Bank

71.389.172
Rp.

71.389.172

Masa Juni 2008


Pencatatan untuk penjualan bulan Juni :
Piutang Dagang

Rp. 480.060.152

Prepaid PPN Keluaran ( Juni )

Rp.

43.641.832

Penjualan

Rp. 436.418.320

Pada saat Pelunasan Piutang akan di Jurnal


Bank

Rp. 458.457.445

Uang Muka PPH 23

Rp.

21.602.706

Piutang Dagang

Rp. 480.060.152

Pencatatan untuk mencatat pembelian bulan Juni :


Pembelian

Rp.

23.850.000

PPN Masukan ( Juni )

Rp.

2.385.000

Hutang Dagang

Rp.

26.235.000

Pencatatan untuk pelaporan PPN terutang bulan Juni :


PPN Kurang Bayar ( Juni )

Rp.

Bank

41.256.832
Rp.

41.256.832

Masa Juli 2008


Pencatatan untuk penjualan bulan Juli :
Piutang Dagang

Rp. 997.613.578

Prepaid PPN Keluaran ( Juli )

Rp.

90.692.143

Penjualan

Rp. 906.921.435

Pada saat Pelunasan Piutang akan di Jurnal


Bank

Rp. 952.720.967

Uang Muka PPH 23

Rp.

Piutang Dagang

44.892.611
Rp. 997.613.578

Pencatatan untuk mencatat pembelian bulan Juli :


Pembelian

Rp.

312.911.006

PPN Masukan ( Juli )

Rp.

31.291.101

Hutang Dagang

Rp.

344.202.107

Pencatatan untuk pelaporan PPN terutang bulan Juli :


PPN Kurang Bayar ( Juli )

Rp.

59.401.042

Bank

Rp.

59.401.042

Masa Agustus 2008


Pencatatan untuk penjualan bulan Agustus :
Piutang Dagang

Rp.1.114.048.958

Prepaid PPN Keluaran ( Agustus )

Rp. 101.277.178

Penjualan

Rp. 1.012.771.780

Pada saat Pelunasan Piutang akan di Jurnal


Bank

Rp. 1.063.916.755

Uang Muka PPH 23

Rp.

50.132.203

Piutang Dagang

Rp. 1.114.048.958

Pencatatan untuk mencatat pembelian bulan Agustus :


Pembelian

Rp.

669.386.749

PPN Masukan ( Agustus )

Rp.

66.938.675

Hutang Dagang

Rp.

736.325.424

Pencatatan untuk pelaporan PPN terutang bulan Agustus :


PPN Kurang Bayar ( Agustus )

Rp.

Bank

Masa September 2008


Pencatatan untuk penjualan bulan September :

34.338.503
Rp.

34.338.503

Piutang Dagang

Rp. 775.265.867

Prepaid PPN Keluaran ( September )

Rp.

70.478.716

Penjualan

Rp. 704.787.151

Pada saat Pelunasan Piutang akan di Jurnal


Bank

Rp. 740.378.903

Uang Muka PPH 23

Rp.

34.886.964

Piutang Dagang

Rp. 775.265.867

Pencatatan untuk mencatat pembelian bulan September :


Pembelian

Rp.

248.143.962

PPN Masukan ( September )

Rp.

24.814.396

Hutang Dagang

Rp.

272.958.358

Pencatatan untuk pelaporan PPN terutang bulan September :


PPN Kurang Bayar ( September ) Rp.
Bank

45.664.320
Rp.

45.664.320

Masa Oktober 2008


Pencatatan untuk penjualan bulan Oktober :
Piutang Dagang

Rp.

368.425.969

Prepaid PPN Keluaran ( Oktober )

Rp.

Penjualan

Rp. 334.932.700

Pada saat Pelunasan Piutang akan di Jurnal


Bank

Rp. 351.846.800

Uang Muka PPH 23

Rp.

16.579.169

33.493.269

Piutang Dagang

Rp. 368.425.969

Pencatatan untuk mencatat pembelian bulan Oktober :


Pembelian

Rp.

67.257.090

PPN Masukan ( Oktober )

Rp.

6.725.709

Hutang Dagang

Rp.

73.982.799

Pencatatan untuk pelaporan PPN terutang bulan Oktober :


PPN Kurang Bayar ( Oktober )

Rp.

26.767.560

Bank

Rp.

26.767.560

Masa November 2008


Pencatatan untuk penjualan bulan November :
Piutang Dagang

Rp. 1.123.222.101

Prepaid PPN Keluaran ( November )

Rp.

102.111.100

Penjualan

Rp. 1.021.111.001

Pada saat Pelunasan Piutang akan di Jurnal


Bank

Rp. 1.072.677.106

Uang Muka PPH 23

Rp.

50.544.995

Piutang Dagang

Rp. 1.123.222.101

Pencatatan untuk mencatat pembelian bulan November :


Pembelian

Rp.

384.521.880

PPN Masukan ( November )

Rp.

38.452.188

Hutang Dagang

Rp.

422.974.068

Pencatatan untuk pelaporan PPN terutang bulan November :


PPN Kurang Bayar ( November ) Rp.
Bank

63.658.912
Rp.

63.658.912

Masa Desember 2008


Pencatatan untuk penjualan bulan Desember :
Piutang Dagang

Rp. 212.622.846

Prepaid PPN Keluaran ( Desember )

Rp.

19.329.350

Penjualan

Rp. 193.293.496

Pada saat Pelunasan Piutang akan di Jurnal


Bank

Rp. 203.054.818

Uang Muka PPH 23

Rp.

9.568.028

Piutang Dagang

Rp. 212.622.846

Pencatatan untuk mencatat pembelian bulan Desember :


Pembelian

Rp. 1.197.295.385

PPN Masukan ( Desember )

Rp. 119.729.538

Hutang Dagang

Rp. 1.317.024.923

Pencatatan untuk pelaporan SPT Masa PPN posisi Lebih bayar bulan Desember :
PPN Lebih Bayar ( Desember )
PPN- Masukan

Rp.

100.400.188
Rp.

100.400.188

Prosedur Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) PT, Kaltimex Lestari


Makmur Selama Tahun 2008
Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada PT. Kaltimex Lestari Makmur
untuk masa pajak bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2008, adalah sebagai
berikut :

Tabel 4.2
Pelaporan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai
PT. Kaltimex Lestari Makmur Selama Tahun 2008
(dalam rupiah)
Masa Pajak

Tanggal
Pelaporan
SPM PPN

Januari

20-02-2008

Februari

19-03-2008

Maret

21-04-2008

April

Kompensasi
Kelebihan
PPN Tahun
Lalu/Bulan
Lalu

PPN
Masukan

Masa
Pajak
Tidak
Sama

PPN
Keluaran

Kurang
Bayar
(-)

Lebih Bayar
(+)

6.900.635

43.801.045

35.444.404

8.356.641

33.249.593

102.582.202

69.332.613

89.929.650

92.434.699

2.505.049

21-05-2008

73.351.689

73.351.689

Mei

20-06-2008

53.717.461

125.106.633

71.389.172

Juni

18-07-2008

2.385.000

43.641.832

41.256.832

Juli

19-08-2008

31.291.101

90.692.143

59.401.042

Agustus

17-09-2008

66.938.675

101.277.178

34.338.503

September

17-10-2008

24.814.396

70.478.716

45.664.320

Oktober

17-11-2008

6.725.709

33.493.269

26.767.560

November

17-12-2008

38.452.188

102.111.100

63.658.912

Desember

20-01-2009

119.729.538

19.329.350

8.356.641

100.400.188

KESIMPULAN

Setelah mempelajari, menganalisis, dan membahas tentang Pajak Pertambahan


Nilai dan penerapannya di dalam PT. Kaltimex Lestari Makmur banyak hal yang dapat
disimpulkan. Hal tersebut mungkin merupakan kelebihan yang dapat menambah
wawasan, maupun hal-hal yang harus lebih diperhatikan untuk penerapan yang lebih
baik ataupun hal-hal yang memerlukan perbaikan dalam penerapannya yang berupa
suatu kekurangan.
Kekurangan maupun kelebihan tersebut dapat berasal dan dimiliki baik dari
kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah maupun oleh perusahaan itu sendiri. Selain
itu, juga dapat berasal dari metode perhitungan dan pencatatan atas terjadinya PPN yang
dilakukan oleh PT. Kaltimex Lestari Makmur yang dikenal dengan credit method.
Berdasar atas pembahasan dan hasil analisis atas penerapan PPN pada PT.
Kaltimex Lestari Makmur dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Setiap transaksi yang terjadi pada PT. Kaltimex Lestari Makmur menggunakan
perhitungan dengan dasar credit method dimana ada perbedaan antara PPN
Masukan dengan PPN Keluaran. Credit method memerlukan PPN Masukan dan
PPN Keluaran untuk menghitung pajak yang terutang, yang terjadi karena
adanya transaksi penjualan dan pembelian atas BKP ataupun JKP.
2. Perlakuan akuntansi PPN pada PT. Kaltimex Lestari Makmur cukup baik dan
memadai untuk menghasilkan informasi bagi perusahaan agar dapat melakukan
perhitungan pajak yang terutang maupun untuk pelaopran SPT Masa PPN.
3. Pada setiap akhir bulan PT. Kaltimex Lestari Makmur membuat jurnal penutup
untuk menutup perkiraan PPN, yaitu apabila Pajak Masukan lebih kecil dari
Pajak Keluaran berarti terdapat kekurangan pembayaran atas PPN sedangkan

apabila Pajak Masukan lebih besar dari pada Pajak Keluaran maka terdapat
kelebihan pembayaran. Dan juga, pada perusahaan dalam melakukan pencatatan
akuntansi PPN atas transaksi pembelian dan penjualan ternyata perusahaan
sudah menyajikan dengan jelas dan lengkap.
4. Dalam hal pelunasan kewajiban pajak, pembayaran PT. Kaltimex Lestari
Makmur selalu tepat waktu, tidak pernah ada keterlambatan. Hanya pada bulan
Mei perusahaan terlambat dalam melakukan pembayaran.
5. Perhitungan PPN PT. Kaltimex Lestari Makmur telah sesuai dengan UU No. 18
tahun 2000, baik pencatatannya maupun pelaporannya.
6. Faktur-faktur pajak yang dimiliki oleh perusahaan telah disimpan dengan rapi,
sehingga memudahkan untuk penyetoran dan pelaporan PPN.
7. Faktur-faktur pajak yang disimpan oleh perusahaan juga tidak terdapat yang
cacat dan semuanya telah diisi dengan lengkap termasuk tanda tangan, nama
lengkap dan jabatan serta cap atau stempel dari perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Brotodiharjo, R.Santoso. Pengantar Ilmu Hukum Pajak (edisi ketiga). Bandung : PT.
Refika Aditama.1998
Djoko Muljono, Pajak Pertambahan Nilai. Yogyakarta : Andi. 2008
Mardiasmo. Perpajakan (edisi revisi). Yogyakarta : Andi. 2008
Primandita Fitrandi, Tejo Birowo dan Yuda Aryatno. Kompilasi Undang-Undang
Perpajakan Terlengkap. Jakarta : Salemba Empat. 2006
Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000. Perubahan kedua atas
Undang-undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai barang
dan jasa dan pajak penjualan atas barang mewah. Jakarta
Richard W. Lindholm. Value-added Tax and Other Tax Reforms. Chicago : NelsonHall. 1994
Rochmat Soemitro. Pajak Pertambahan Nilai (edisi revisi). Bandung : PT. Eresco. 1990
Rochmat Soemitro & Dewi Kania Sugiharti. Asas dan dasar perpajakan (edisi revisi).
Bandung : PT. Refika Aditama. 2004
Sophar Lumbantoruan. Akuntansi Pajak (edisi revisi). Jakarta : PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia. 2005
Tarsis Tarmudji. Memahami Pajak dan Perpajakan. Semarang : Universitas Negeri
Semarang. 2001
Untung Sukardji. Jurnal Perpajakan Indonesia (Volume 2 Nomor 7). Februari. 2003
Untung Sukardji. Pajak Pertambahan Nilai (edisi revisi). Jakata : Rajawali Pers. 2006

Anda mungkin juga menyukai