Budidaya Tan - Lada Panjat
Budidaya Tan - Lada Panjat
Lada Panjat
LATAR BELAKANG
Lada terutama bijinya, sudah dikenal sejak jaman dahulu kala.
Theoprastus dari Yunani (372 387 SM) sudah mengenal dua jenis Lada yaitu
Piper nigrum (Lada Hitam) dan Piper longum. Tahun 600 1500 para pedagang
Arab mengangkut biji Lada dari pantai Malabar di India. Hubungan perdagang
lada antara Jawa dan Cina tercatat mulai tahun 1500, dan bangsa-bangsa
Eropah antara lain Inggris, Spanyol, Portugis dan Belanda menjajah bangsabangsa di Asia termasuk Indonesia antara lain disebabkan oleh komoditi
rempah dan obat termasuk Lada.
Di Indonesia pada masa penjajahan Belanda tanaman Lada pernah
menjadi komoditas ekspor utama, tercatat antara tahun 1930 1938 ratarata ekspor Indonesia meliputi 50.000 ton per tahun. Pada tahun berikutnya
yaitu pada tahun 1980 s.d saat ini rata-rata ekspor pertahun hanya sekitar
30.000 ton.
Penghasil Lada di Indonesia antara lain Lampung, Bangka dan Kalimantan
Barat. Untuk Jawa Barat sendiri, tanaman lada mulai diminati petani dan
untuk mempercepat masa panen/produktif, saat ini sudah mulai sudah mulai
diupayakan baik oleh BALITRO Bogor maupun penangkar bibit suatu jenis
lada perdu yang berasal dari Lada Panjat dengan perlakuan khusus pada waktu
pembibitan.
1.
2.
Jenis Tanaman
10 -12 genera (marga)
1.400 species (jenis) antara lain :
- Piper betle L (sirih/seureuh Sunda)
- Piper cubeba (kemukus).
Piper retrofractum (cabe Jawa).
Varietas antara lain :
- Varietas Jambi dan Lampung
- Varietas Bulok Belantung
- Varietas Muntok atau Bangka
Syarat Tumbuh
Elevasi
: Ketinggian berkisar dari 10 500 m dpl (dataran
rendah).
Iklim
: A, B dan C
Curah hujan
: di atas 2.000 mm per tahun.
Suhu
: 25 - 26,5 C.
Ketinggian air tanah : relatif dalam (air tanah 0,5 M di bawah
tanah terutama pada tanah gambut tidak ditolerir oleh tanaman
Lada).
Jenis Tanah
:
Laterit merah, Latosol coklat muda sampai coklat tua.
Tanah lempung yang mengandung pasir 20 - 45 % (clay
loam).
Tanah lempung merah mengandung pasir < 52 % (red loam).
Lempung berpasir 52 % atau lebih.
Topographi : Landai, bergelombang dan berbukit. (catatan untuk
tanah datar perlu drainase untuk menghindarkan
genangan/pembusukan akar oleh genangan air
terutama bagi tanaman muda).
3. Perbanyakan Tanaman
Perbanyakan tanaman lada secara Vegetatif yaitu dengan menggunakan
stek cabang.
Bahan bibit : berasal dari pohon induk yang telah berumur 2
tahun dan telah mengalami pangkasan pertama (pada umur 8 -10
bulan) atau dari pemangkasan kedua (pada umur 18 -20 bulan).
Tinggi bibit : 5 7 ruas.
Jenis setek daun :
- setek batang atau setek cabang outotrop.
- Buku pada setek daun berakar.
Warna daun : hijau.
Habitus : Bebas dari gejala serangan hama penyakit.
Polybag :
- Warna
: Hitam/putih
- Ukuran : 30 cm x 20 cm x 0,08 mm.
4. Teknik Budidaya
a. Penyiapan lahan
Lahan dibersihkan dari rumput dan semak belukar.
Dilakukan pengajiran dengan jarak 2,5 M dalam barisan dan 4 M
antar barisan (untuk lahan yang landai pengajiran mengikuti garis
contour).
Mengatur Pertumbuhan
- Tunas baru yang mulai tumbuh ( 1 bulan st ) diikat pad tiang
panjat.
- Pengikatan sulur muda harus hati-hati, dan pengikatan ini
berlangsung hingga batang mencapai tinggi 1,5 M.
- Diusahakan agar ada 4 (batang) ortotrop yang tumbuh, dua
batang tumbuh menjurus keatas dan dua batang lagi ke
samping.
Pembentukan Tanaman
- Batang pokok dibiarkan tumbuh hingga 0,75 1,0 M.
5. Panen
Umur 24 bulan setelah tanam, tanaman lada akan menghasilkan bunga
pertama. Bunga pertama ini harus dirampes.
Umur 36 bulan setelah tanam akan dihasilkan bunga tahap kedua dan
dipelihara untuk menjadi buah dan dipanen.