Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kurikulum merupakan salah satu unsur sumber daya pendidikan yang
memberikan kontribusi signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas
potensi peserta didik. Kurikulum 2013 didesain berdasarkan pada budaya dan
karakter bangsa, berbasis peradaban, dan berbasis pada kompetensi. Dengan
demikian, kurikulum 2013 diyakini mampu mendorong terwujudnya manusia
Indonesia yang bermartabat, beradab, berbudaya, berkarakter, beriman, bertakwa
pada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga Negara yang demokratis, bertanggung jawab, serta mampu
menghadapi berbagai tantangan yang muncul di masa depan. Pada kurikulum 2013
terdapat pembelajaran yang mendukung kreativitas siswa yaitu dua per tiga dari
kemampuan kreativitas seseorang diperoleh mealui pendidikan, satu per tiga berasal
dari genetik, dua per tiga kemampuan kecerdasan dari genetik, dan satu per tiga dari
pendidikan. Dyers (2011) dalam Rezti Fauziah (2012) menyatakan bahwa
kemampuan kreativitas dapat diperoleh melalui observasing (mengamat), questioning
(menanya), experimenting (mencoba), associating (menalar), dan networking
(membentuk jaringan).
Apabila dibandingkan dengan beberapa dekade yang lalu, proses
pembelajaran yang ada pada saat ini masih belum mencerminkan adanya
pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Pembelajaran yang sering
diterapkan di sekolah - sekolah saat ini adalah pembelajaran konvensional. Guru
adalah sumber informasi utama bagi siswa. Guru merupakan subjek aktif yang
tugasnya memberikan informasi dan ilmu pegetahuan, sedangkan siswa hanya pasif
karena tugas mereka hanya menampung apa saja yang diberikan guru ke dalam
pikirannya. Akibatnya, komunikasi hanya berlangsung satu arah saja yaitu hanya dari
guru ke siswa (Kwartolo, 2007). Dalam proses belajar mengajar, metode ceramah

cenderung sering digunakan sebagai metode utama, guru menganggap metode


tersebut merupakan metode yang ampuh sehingga guru sudah merasa mengajar
apabila sudah melakukan ceramah (Wina Sanjaya. 2010), Pada akhirnya,
pembelajaran yang ada menjadi cenderung monoton, kaku, dan tidak ada kegairahan
dan pembelajaran seperti inilah yang disebut dengan pembelajaran yang berorientasi
pada guru (teacher centered).
Project Based Learning merupakan sebuah model pembelajaran yang sudah
banyak dikembangkan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Jika
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, Project Based Learning bermakna sebagai
pembelajaran berbasis proyek. Model pembelajaran Project Based Learning yang
mengacu pada kurikulum 2013 merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran
yang dianggap paling konstruktivisme. Made Wena (2010:145) berpendapat
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning ) adalah sebuah model
pembelajaran yang inovatif, dan lebih menekankan pada belajar kontekstual melalui
kegiatan-kegiatan yang kompleks. Metoda ini memiliki kecocokan terhadap konsep
inovasi pendidikan bidang keteknikan. Sedangkan Kemdikbud (2013) menyatakan
Project Based Learning atau pembelajaran berbasis proyek adalah metode belajar
yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas
secara nyata.
Beberapa penelitian tentang pembelajaran berbasis proyek (project based
learning) menunjukkan hasil yang baik. Dini Ramawati (2013: 86) dalam
penelitiannya menyimpulkan pembelajaran berbasis proyek memberikan pengaruh
positif terhadap hasil belajar fisika siswa, yaitu peningkatan hasil belajar dan
keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Dalam penelitian Hada Ahkamajaya
(2011) disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan
kreativitas peserta didik. Sedangkan Mukh. Farid J. A Pramukantoro dalam
ejurnal.unesa.ac.id menyimpulkan bahwa rata rata hasil belajar siswa lebih baik

apabila menggunakan pembelajaran berbasis proyek (project based learning)


daripada menggunakan pembelajaran konvensional.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis membuat makalah yang berjudul
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning). makalah tersebut
menjelaskan tentang ciri ciri dan komponen dalam penerapan pembelajaran
berbasis proyek (project based learning). Selain itu, makalah ini juga membahas
tentang kelebihan dan kekurangan, langkah langkah penerapan, dan sistem
penilaian.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, rumusan masalah dalam makalah ini
sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dari pembelajaran berbasis proyek (project based
learning) ?
2. Bagaimana ciri ciri dari model pembelajaran berbasis proyek (project based
learning) ?
3. Apa saja komponen komponen dalam model pembelajaran berbasis proyek
(project based learning) ?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran berbasis proyek
(project based learning) ?
5. Bagaimana langkah langkah penerapan model pembelajaran berbasis proyek
(project based learning) ?
6. Bagaimana sistem penilaian dalam model pembelajaran berbasis proyek
(project based learning) ?

1.3 Tujuan
Dari perumusan masalah diatas, tujuan dalam makalah ini menjelaskan:
1. Pengertian dari pembelajaran berbasis proyek (project based learning)
2. Ciri ciri dari model pembelajaran berbasis proyek (project based learning)
3. Komponen komponen dalam model pembelajaran berbasis proyek (project
based learning)
4. Kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran berbasis proyek (project
based learning)
5. Langkah langkah penerapan model pembelajaran berbasis proyek (project
based learning)
6. Sistem penilaian dalam model pembelajaran berbasis proyek (project based
learning)

Anda mungkin juga menyukai