BAB I
PENDAHULUAN
Bentuk hubungan antara peubah bebas (X) dengan peubah tak bebas (Y)
bisa dalam bentuk polinom derajat satu (linear) polinom derajat dua (kuadratik).
Polinim derajat tiga (Kubik) dan seterusnya. Disamping itu bisa juga dalam bentuk
lain misalnya eksponensial,logaritma,sigmoid dan sebagainya. Bentuk-bentuk ini
dalam analisis regresi-korelasi biasanya ditransformasi supaya menjadi bentuk
polinom.
Jadi, pentingnya penggunaan regresi dan korelasi adalah untuk mengestimasi
hubungan antara variabel dependen dan variabel independen. Regresi sebagai
statistika induktif juga melakukan analisa terhadap variabel-variabel independen
tersebut, apakah variabel tersebut benar-benar mempengaruhi variabel dependen,
sehingga dapat dilakukan tindakan lanjutan agar variabel dependen menjadi lebih
baik nilainya. Sedangkan korelasi digunakan untuk mengukur tingkat keeratan
hubungan variabel dependen dan independen.
Pengumpulan Data
Studi Pustaka
Identifikasi variabel independen dan dependen
Pembuatan Modeel
a. Regresi Sederhana
b. Regresi Majemuk
Pengolahan Data
Pembuatan Validasi
a. Regresi Sederhana
b. Regresi Majemuk
BAB IV PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari percobaan serta saran.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Korelasi
Analisis korelasi ( correlation analysis ) merupakan salah satu teknik statistika
yang digunakan untuk mengestimasi apakah terdapat hubungan linier antara dua buah
variable untuk mengestimasi hubungan tersebut digunakan suatu bilangan yang disebut
dengan koefisien korelasi ( )
Nilai
= 1 maka terdapat
hubungan linier sempurna dengan arah yang positif. Sedang bila nilai
terdapat hubungan linier sempurna dengan arah
= -1 maka
mendekati 1 atau -1 maka terdapat korelasi yang baik antara dua buah variable tersebut.
Dan bila nilai
sampel (r) atau ada yang menyebut koefisien peason. Nilai r hanya menunjukan
keeratan hubungan antara dua buah variable bersifat sebagai bilangan interval, bukan
bilangan rasio.
r b
J xx
J xy
J xy
J xx J yy
Untuk menguji apakah terdapat korelasi antara dua buah variabel yang ada,
digunakan pengujian hipotesis dengan menggunakan t-statistics sebagai berikut:
ln
( Modul Praktikum Statistika Industri 2013)
Uji normalitas bisa dilakukan dengan analisis grafik ( normal P-P ) maupun
dengan uji Kolmogorov-Smirnov.
2. Linieritas
Suatu model linier harus dapat memprediksikan variable dependen, pada suatu
garis lurus yang perubahan nilainnya konstan terhadap perubahan nilai variable
independen. Pengujian liieritas antara variable dependen dan independen dapat
dilakukan dengan membuat plot grafik. Apabila nilai variable dependen
membentuk suatu garis lurus, maka dinyatakan asumsi linieritas terpenuhi.
3. Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi
terdapat
kebebasan data dimana data untuk satu periode tertentu tidak dipengaruhi oleh
data periode sebelumnya. Dalam pengumpulan data berdasarkan deret waktu,
perlu diuji apakah data saling berkaitan. Jika berkaitan maka hasil residual
periode I yang positif akan diikuti residual periode t + 1 yang positif pula. Hal
inilah yang disebut autokorelasi antara dua data. Ada beberapa cara untuk
mengetahui autokorelasi, yang paling popular dengan uji Durbin, Walson. Suatu
model regresi yang baik harus tidak terjadi autokorelasi.
4. Heteroskesdastisitas
Uji Heteroskesdastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variansi residual dari pengamatan satu ke pengamatan
lain. Jika variansi tetap ( tidak ada perbedaan) maka disebut homoskesdastisitas.
Suatu model regresi yang baik haruslah memenuhi asumsi homoskesdastisitas.
5. Multikolinearitas
Uji multiklinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antarvariabelbebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variable bebasnya. Tentu saja hal ini hanya bisa
dilakukan pada model regresi linier majemuk.
( Modul Praktikum Statistika Industri 2013)
= konstanta
= variabel dependen
y
i 1
b xi
i 1
b 0
s
J XX
xi
i 1
n.J xx
(Walpole, Ilmu Peluang dan Statistika untuk Insinyur dan Ilmuwan, hal 420 422
2.3.3 Sifat Penaksir Kuadrat Terkecil
Baik a maupun b mempunyai sifat-sifat sebagai berikut
B ; B 2
x
n
i 1
A ; A
x
i 1
n2
n2
Dimana:
n
x i
n
2
Jxx xi i 1
n
i 1
n
y i
n
2
Jyy y i i 1
n
i 1
n n
x i y i
n
2
Jxy xi i 1 i 1
n
i 1
(Walpole, Ilmu Peluang dan Statistika untuk Insinyur dan Ilmuwan, hal 415)
2.3.4. Inferensi mengenai koefisien regresi
1. Suatu selang kepercayaan sebesar (1-) 100% untuk parameter dalam
persamaan garis regresi yIx = + x adalah:
t s
J xx
t s
2
J xx
t s
a
x
i 1
2
i
t s
a
nJ xx
x
i 1
2
ii
nJ xx
1 x0 x
y t s
2
n
J xx
1 x0 x
y t s
2
n
J yy
4. Suatu selang prediksi sebesar (1-) 100% untuk respon Y0 yang tunggal
diberikan oleh ;
1 x x
y t s 1 0
2
n
J xx
1 x x
Y0 y t s 1 0
2
n
J yy
Sumber Variasi
Jumlah Kuadrat
F Hitungan
Regresi
JKR
JKR
JKR/s2
Galat
JKG
n-2
s2
Total
JKT
n-1
JKG
n2
Hipotesis nol ditolak, yaitu jika nilai statistik F hitungan lebih besar dari nilai kritis
f(1,n-2).
(Walpole, hal 433)
Sumber
Variasi
Derajat
Jumlah Kuadrat
Rataan Kuadrat
F Hitungan
JKR/s2
Kebebasan
Regresi
JKR
JKR
Galat
JKG
n-2
s2
Kekurang
cocokan
Galat
JKG (murni)
k 2
n k
JKT
n-1
murni
Total
JKG
n2
JKG (murni)
n2
b0
= konstanta
bn
Xn
= variabel independen
( XT X)1
b. Kemudian hitung hasil perkalian matrik antara X dan Y sebagai berikut : XT Y
c. Kemudian hitung koefisien beta dengan rumus sebagai berikut (XT X)1 XT Y
Persamaan di atas belum boleh digunakan sebagai dasar kesimpulan, karena itu
perlu diuji mengenai koefisien regresinya
(OlahData.com)
Dengan menggunakan lambang matrik, persamaan kuadrat dapat ditulis sebagai
y =x + (2.25)
bila
1
y1
y
1
2
y , x 1
y n
1
x11
x 21
x12
x 22
x1n
x 2n
x k1
1
xk 2
2
,
x kn
n
Rumus
n
n
x
1i
i 1
n
x 2 i
i 1
n
x 3i
i 1
x1i
i 1
n
x
i 1
n
1i
i 1
n
1i
x 2i
2i
x 3i
2i
i 1
n
i 1
1i
1i
x 3i
i 1
n
x
i 1
n
i 1
0 yi
i 1
g
x1 y i
i 1
g X'y
n
g 2 x2 yi
i 1
n
g 3 x3 y i
i 1
x 2i
i 1
n
x 2i
2
x
i 1
n
2i
3i
i 1
n
x 3i
1i
i 1
x 3i
x 3i
2
JKG
. (2.27)
n k 1
JKG ei y i y
i 1
i 1
.. (2.28)
JKT J yy y i y i
i 1
JKR y i y
i 1
n
y i
n
2
y i i 1
n
i 1
n
y i
k
b j g j i 1
n
j 0
(2.29)
(Walpole, Ronald E,H. Myers,)
Suatu selang prediksi untuk Y0 selang prediksi (1-) 100% untuk respon
tunggal Y0 diberikan oleh :
Sumber
Variasi
2.5
Jumlah kuadrat
Derajat
Rataan
Kebebasan
Kuadrat
Hitungan
R(1)
R1
S2
R1 b12 x12i
R 2 b22 x 22i
R(2)
R 2
S2
..
..
..
..
..
R k bk2 x ki2
R(k)
R k
S2
Galat
JKG
nk-1
S2
Total
JKT = Syy
n-1
i 1
i 1
i 1
JKG
n k 1
Regresi Polinom
Analisa regresi polinom adalah model regresi yang tidak berbentuk linier.
Polinom Orthogonal digunakan untuk menduga polinom ordo berapa pun di dalam satu
peubah bebas.
Model Dasar
Model dasar dari regresi polinom adalah :
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + .. + brXnr
Dimana :
Y = Prediksi nilai variable dependen
b0 = konstanta
n
n
x
i
i 1
*
n*
r
xi
i 1
xi
xi
i 1
n
i 1
i 1
n
i 1
*
n
x
i 1
r 1
**
**
**
x
i 1
**
r2
r
x
yi
i 1
b0 ni 1
n
r 1 b
xi
1 xi yi
i 1
* = i 1
* *
*
* *
n
n r
2 r br
x
xi yi
i 1
i 1
**
Autokorelasi
Salah satu asumsi kelayakan suatu model regresi adalah adanya kebebasan
data. Kebebasan data disini berarti data untuk satu periode tertentu tidak
dipengaruhi oleh data sebelumnya. Dalam pengumpulan data yang berdasarkan
deret waktu, perlu diuji apakah data saling berkaitan. Jika berkaitan, maka hasil
residual yang positif akan cenderung diikuti residual yang positif juga, begitu pula
sebaliknya. Hal inilah yang dikatakan autokorelasi di antara dua data.
Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah keadaan dimana antara variabel x saling berkorelasi
Untuk
menguji
ada
tidaknya
multikolinieritas
adalah
Linearitas
Suatu model sederhana harus dapat memprediksikan nilai (variabel
dependen) pada suatu garis lurus yang perubahan nilainya konstan terhadap
perubahan nilai variabel independen. Pengujian hubungan sederhana antara
variabel dependen dan independen dapat dilakukan dengan membuat plot
residu. Apabila plot residu mengikuti suatu garis lurus untuk setiap
pertambahan nilai variabel dependen atau independen, maka model dinyatakan
memenuhi asumsi sederhanaitas.
Homossedacticity
Merupakan variasi residu yang konstan terhadap perubahan nilai
variabel independen. Asumsi ini diperlukan karena diharapkan variansi nilai
variabel dijelaskan melelui model tidak terkonsentrasi pada nilai variabel
independen yang terbatas. Pengujian ni dapat dilakukan dengan membuat plot
antara residu terhadap nilai variabel independen, variasi konstan diperoleh
manakala plot ini memiliki kecenderungan untuk membentuk garis lurus.
Normalitas
Sifat
kenormalan
harus
dimiliki
variabel
dependen
maupun
probability ploy yaitu plot antara residu yang distandarisasi dengan plot
distribusi normal. Jika normal, maka seharusnya plot residu ini akan mengikuti
suatu garis lurus.
Independensi
Nilai variabel dependen yang diprediksi harus independen satu dengan
yang lainnya, tidak ada katan antara hasil suatu variabel dependen hasil
prediksi dengan prediksiberikutnya. Untuk mendeteksinya dapat dilakukan
dengan membuat plot antara residu dengan nilai variabel terurut yang
mungkin. Apabila residu bersifat independen maka plot seharusya terlihat
random.
kecuali bahwa di sini dimulai dari semua peubah dalam model. Misalkanlah,
sebagai contoh, terdapat lima peubah yang sedang ditangani. Langkahnya adalah
sebagai berikut:
1. Cobakanlah persamaan regresi dengan kelima peubah dalam model.
Tentukanlah peubah yang memberikan nilai jumlah kuadrat regresi terkecil
jika pengaruh peubah lainnya diperhitungkan. Misalkanlah peubah tersebut
x2. Sisihkan x2 dari model bila
f
R 2 1 , 3 , 4 , 5
s2
tak berarti
R 5 1 , 3 , 4
s2
tiap langkah s2 yang dipakai dalam uji-F ialah rataan kuadrat galat model
regresi pada langkah tersebut.
Cara ini diulang sampai pada suatu langkah peubah yang memberikan jumlah kuadrat
regresi terkecil, jika pengaruh peubah lainnya diperhitungkan, menghasilkan nilai f yang
berarti untuk suatu taraf yang ditentukan sebelumnya.
Sampel lainnya di sini dapat diperoleh dari sampel baru atau sampel yang diambil
sebagai bagian dari sampel terdahulu. Cara kedua, sebelum analisis dilakukan,
sampel dibagi dua secara random. Sampel bagian pertama digunakan untuk
membangun model, yang kedua untuk menguji model (validasi).
b. Membandingkan beberapa model regresi.
Dilakukan dengan membandingkan suatu model regresi dengan model-model
regresi lainnya dengan jumlah variabel independent atau ukuran sample yang
berbeda
DAFTAR PUSTAKA
Modul praktikum Statistika Industri. Laboratotorium Optimasi dan Perencanaan Sistem
Produksi
Walpole, R.E and Raymond H Myers. 1995. Ilmu Peluang dan Statistika Untuk
Insinyur dan Ilmuwan. Penerbit ITB: Bandung
Olahdata.com