Anda di halaman 1dari 3

Mengetahui,

2016

Yogyakarta, 14 November

Asisten Kelompok

Agin Setiawan
Mujahid
13/346869/TK/40865
15/379939/TK/43204

Muh. Farid

Maksud
Untuk melakukan korelasi dari data tiap STA yang meliputi ukuran butir pasir,
morfologi butir pasir, morfologi butir kerakal, komposisi partikel sedimen.
Tujuan
Mengkorelasi dari data-data yang ada dapat berupa ukuran butir pasir, morfologi
butir pasir, morfologi butir kerakal, komposisi partikel sedimen, pada Stasiun
Pengamatan dan menginterpretasikan sejarah geologi, setting tektonik,
lingkungan pengendapan, perubahan roundness dari data tersebut.
SARI
Analisis granulometri pada endapan sungai merupakan suatu rangkaian dalam
studi sedimentologi suatu wilayah yang meliputi ukuran butir, morfologi butir
pasir, morfologi butir kerakal, kompoisisi partikel sedimen, untuk engkorelasi dari
data-data yang ada pada Stasiun Pengamatan dan menginterpretasikan sejarah
geologi, setting tektonik, lingkungan pengendapan, iklim, perubahan roundness
dari data tersebut.
Lokasi analisis dan dilakukan pengambilan sampel yang digunakan
dilakukan pada titik awal tepatnya STA 7 hingga STA 12 yang berada di Sungai
Progo, kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa
Yogyakarta.
Secara regional, lokasi merupakan Sungai dengan Stadia Dewasa yang
mempunyai arah aliran dari utara selatan, yang diperkirakan material sedimen
berasal dari Gunung Sumbing Sindoro.
Potensi positif daerah ini merupakan penambangan pasir sebagai bahan
bangunan, area rafting sebagai tempat wisata. Potensi negatifnya adalah banjir
yang terjadi apabila curah hujan yang terlalu tinggi mengakibatkan permukaan
sungai menjadi naik.

Pembahasan
Kesimpulan

Dari analisa sampel, pembahasan, dan interpretasi yang dilakukan, maka dapat
ditarik kesimpulan, yaitu:
1. Perhitungan parameter statistik secara grafis memberikan hasil yang lebih
sesuai dengan kondisi aslinya, apabila benar dalam menentukan titik
perpotongan antara phi dengan frekuensi kumulatifnya.
2. Tekstur material sedimen yang disampel antara lain: a. Memiliki sortasi
buruk. b. Ukuran butir rata-rata adalah pasir kasar dan pasir sedang. c.
Skewness bermacam-macam (fine-skewed, coarse-skewed, very fineskewed,
dan near symmetrical) d. Kurtosis yang didapatkan very leptokurtic,
platykurtic, dan, very platikurtic.
3. Kondisi geologi berdasarkan hasil interpretasi data statistik yaitu: a.
Lingkungan pengendapan pada pinggir sungai yaitu pada point bar b.
Mekanisme kecepatan arus relatif besar c. Transportasi material sedimen
berupa rolling dan sliding, saltasi, dan suspensi
4. Sampel dominan memiliki bentuk oblate dan equant, dengan sphericity very
equant (Krumbein, 1941) dan (Sneed & Folks, 1958), dengan pengamatan
visual sphericity menunjukan dominan low sphericity dan nilai roundness
dominan subangular subrounded
5. Proses transportasi dikontrol oleh fluida Sampel berukuran butir kerakal
dominan merupakan produk vulkanisme (Erupsi Gunung Merapi)
6. Lingkungan pengendapan sampel berukuran butir kerakal adalah lingkungan
fluvial (sungai)
7. Terdapat hubungan antara bentuk butir dan nilai sphericity Kerakal ini sudah
mengalami transportasi yang cukup jauh dari sumbernya
8. Komposisi mineral berat yang paling dominan adalah magnetit dan apatit.
9. Komposisi mineral ringan yang paling dominan adalah kuarsa dan litik.
10. Tingkat resistensi mineral memperngaruhi keterdapatan jumlah material
pada sampel, dalam hal ini mineral kuarsa dengan tingkat resistensi tinggi
merupakan mineral yang paling resisten dan paling tahan terhadap abrasi.
11. Sampel yang diteliti dapat memperkirakan bahwa jika menjadi batu, maka
akan menjadi litharenit yang terbentuk pada lingkungan pengendapan fluvial.
12. Provenance berasal dari recycled orogenic provenance yang dipengaruhi
oleh subduksi kompleks. Setting Tektonik yang mempengaruhi daerah
pengamatan berupa strike slip.
Provenance dipengaruhi oleh kondisi iklim plutonic source humid climate.
13. Provenance dari material sedimen yang diamati berasal dari Gunung
Merapi dengan magma yang bersifat intermediet basa, serta berasal dari
hasil erupsi dan tertransport di sekitar Sungai Boyong-Code.
14. Daerah pengamatan memiliki relief yang relatif rendah. Jarak transportasi
sedimen agak cukup jauh dari provenance.
15. Sampel berukuran butir pasir dominan memiliki bentuk equant, dengan
sphericity very equent (Rittenhouse, 1943) dan nilai roundness dominan
subangular subrounded Proses transportasi dikontrol oleh fluida
16. Sampel berukuran butir pasir dominan merupakan produk vulkanisme
(Erupsi Gunung Merapi) Lingkungan pengendapan sampel berukuran butir
pasir adalah lingkungan fluvial (sungai) Pasir ini sudah mengalami
transportasi yang cukup jauh dari sumbernya

Dari analisa sampe mulai dari ukuran butir pasir, morfologi bentuk
kerakal, morfologi bentuk butir pasir, komposisi partikel sedimenl dan
pembahasan, dan interpretasi pada analisis tersebut maka dapat ditarik
kesimpulan, yaitu:
1. Perhitungan parameter statistik secara grafis memberikan hasil yang
lebih sesuai dengan kondisi aslinya, apabila benar dalam menentukan
titik perpotongan antara phi dengan frekuensi kumulatifnya.
2. Sampel dominan memiliki bentuk oblate dan equant, dengan sphericity
very equant (Krumbein, 1941) dan (Sneed & Folks, 1958), dengan
pengamatan visual sphericity menunjukan dominan low sphericity dan
nilai roundness dominan subangular subrounded.
3. Lingkungan pengendapan sampel berukuran butir kerakal adalah
lingkungan fluvial (sungai).
4. Terdapat hubungan antara bentuk butir dan nilai sphericity Kerakal ini
sudah mengalami transportasi yang cukup jauh dari sumbernya
5. Komposisi mineral berat yang paling dominan adalah magnetit.
6. Terdapatnya anomali pada STA 8 yang diakbitakan pengambilan
sampel saat hujan.
7. Komposisi mineral ringan yang paling dominan adalah kuarsa dan litik.
8. Tingkat resistensi mineral memperngaruhi keterdapatan jumlah
material pada sampel, dalam hal ini mineral kuarsa dengan tingkat
resistensi tinggi merupakan mineral yang paling resisten dan paling
tahan terhadap abrasi.
9. Provenance berasal dari recycled orogenic provenance yang
dipengaruhi oleh subduksi kompleks. Provenance dipengaruhi oleh
kondisi iklim metamorphic source humid climate.
10.Provenance dari material sedimen yang diamati berasal dari Gunung
Sumbing Sindoro.
11.Daerah pengamatan memiliki relief yang relatif rendah. Jarak
transportasi sedimen agak jauh dari provenance.
12.Sampel berukuran butir pasir dominan memiliki bentuk equant, dengan
sphericity very equent (Rittenhouse, 1943) dan nilai roundness
dominan subangular subrounded Proses transportasi dikontrol oleh
fluida.
13.Proses yang dominan pada STA 7 - 12 yang diplottan pada diagram
hjulstrom merupakan proses deposisi.

Anda mungkin juga menyukai