Anda di halaman 1dari 25

TUGAS

MID SEMESTER
EKONOMI REGIONAL

WILHELMUS MAHUZE
14061101012

UNIVERSITAS SAM RATULANGI


FAKULTAS EKONOMI
DAN BISNIS
2016/2017

EKONOMI REGIONAL
Ilmu ekonomi regional merupakan bagian daripada ilmu ekonomi, dimana
secara spesifik membahas tentang pembatasan pembatasan wilayah ekonomi dari
suatu Negara dengan mempertimbangkan kondisi dan sumber daya alam serta
sumber daya manusia yang tersedia disetiap wilayah ekonomi. Ilmu ekonomi
regional tidak membahas tentang kegiatan individu, tetapi melainkan menganalisa
suatu wilayah secara keseluruhan dengan mempertimbangkan potensi yang
beragam yang dapat dikembangkan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi
dari wilayah yang bersangkutan.
SEJARAH PERKEMBANGAN EKONOMI REGIONAL
Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu, di masa lalu ada teori teori
yang dapat dikategorikan sebagai bagian dari ekonomi regional yang terutang
secara berserakan pada bagian tulisan. Dalam hal ini dapat disebutkan, antara lain
model lokasi berbagai jenis usaha dari Von Thunen (1826), model lokasi dari
Weber (1929), teori Central Places dari Christaller (1933), dan teori lokasi
ekonomi dari Losch (1939). Di antara keempat teori tersebut, di dalam studi
ekonomi, hanya teori lokasi Weber yang agak banyak dikenal. Setelah itu
walaupun ada berbagai teori lain yang bermunculan, tidak menjadi perhatian bagi
para

ahli

ekonomi.

Para

pemikir

ekonomi

regional

baru

menemukan

momentumnya kembali setelah diterbitkannya disertasi, Walter Isard pada tahun


1956. Dalam kurun tenggang waktu kosong karya ilmiah yang berkaitan dengan
ekonomi regional dituangkan dalam jurnal, majalah ilmiah, atau tulisan lepas
lainnya sehingga tidak menjadi perhatian dan bahkan sering tidak berada dalam
daftar referensi perpustakaan. Lagi pula yang banyak dibahas orang bukanlah
ekonomi regional an sich melainkan gabungan dari beberapa disiplin ilmu yang
berkaitan dengan studi wilayah. Gabungan dari beberapa ilmu disebut regional

science. Regional science mencakup beberapa bidang ilmu, seperti ekonomi


regional, ilmu bumi ekonomi, sosiologi, antropologi, ilmu hokum (peraturan
peraturan) sesuai engantopik yang dibahas. Dalam pertumbuhannya, terutama
karena didesak oleh kebutuhan, materi dari regional science banyak dibahas dalam
perencanaan perkotaan dan perencanaan pembangunan daerah. Di dalam
perencanaan daerah selalu muncul permasalahan tentang memilih lokasi dari
berbagai kegiatan yang direncanakan akan dibangun di masa mendatang. Karena
tidak adanya pedoman atau buku referensi yang dapat dipakai, penentuan lokasi
sering dilakukan atas dasar musyawarah dari orang orang yang memiliki
berbagai keahlian/kepentingan dalam suatu lembaga perencanaan pembangunan
daerah (pedesaan dan perkotaan)
Hasil musyawarah badan perencanaan perkotaan dari berbagai disiplin ilmu itu
kemudian dicarikan titik temunya, yaitu prinsip prinsip yang terkandung di
dalamnya. Ternyata sasaran umum rencana perkotaan adalah terciptanya efisiensi
dalam kehidupan masyarakat. Untuk mencapai efisiensi kehidupan masyarakat
secara sadar dan tidak sadar, para perencana sering kali telah menerapkan prinsip
prinsip ekonomi.
DEFENISI EKONOMI REGIONAL
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia memenuhi
kebutuhan

hidupnya

yang

ketersediaannya

atau

kemampuan

orang

mendapatkannya terbatas. Ilmu Ekonomi Regional (IER) atau ilmu ekonomi


wilayah adalah suatu cabang dari ilmu ekonomi yang dalam pembahasannya
memasukkan unsur perbedaan potensi satu wilayah dan wilayah lainnya. Ilmu
ekonomi regional berkaitan dengan ilmu lain terutama dengan ilmu bumi ekonomi
(economic geography). Ilmu bumi ekonomi adalah ilmu yang mempelajari
keberadaan suatu kegiatan di suatu lokasi dan bagaimana wilayah sekitarnya

bereaksi atas kegiatan tersebut. Ilmu bumi ekonomi mempelajari tentang gejalagejala suatu kegiatan yang berhubungan dengan tempat atau lokasi sehingga
ditemukan prinsip-prinsip penggunaan tata ruang yang berlakuu umum. Prinsip ini
dapat dipakai membuat kebijakan pengaturan penggunaan ruang wilayah yang
efektif dan efisien berdasarkan tujuan umum yang hendak dicapai.
Ilmu bumi ekonomi menggarap kegiatan secara individual, yaituu
mempelajari dampak satu atau kelompok kegiatan di suatu lokasi terhadap
kegiatan lain di lokasi lain, atau bagaimana kinerja kegiatan di lokasi itu sebagai
akibat dekat atau jauhnya lokasi itu dari lokasi kegiatan lain, tetapi lokasi itu saling
berhubungan. Sedangkan ekonomi regional tidak membahas kegiatan individual
melainkan menganalisis suatu wilayah secara keseluruhan atau melihat berbagai
wilayah dengan potensi yang beragam dan bagaimana mengatur suatu kebijakan
yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi seluruh wilayah. Namun ilmu
ekonomi regional dan ilmu bumi ekonomi menggunakan beberapa istilah yang
sama misalnya wilayah nodal, wilayah homogen, kota, dan wilayah belakangnya,
tetapi dengan pendekatan yang berbeda. Unit analisis ekonomi regional adalah
wilayah ataupun sektor dan bukan kegiatan individual.
Ilmu ekonomi regional baru masuk ke Indonesia pada awal tahun 1970-an,
karena pemerintah menyadari betapa pentingnya pembangunan daerah sebagai
bagian dari cara untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Artinya,
pemerintah mulai menyadari bahwa kebijakan ekonomi tidak bisa diseragamkan
untuk semua daerah, karena kondisi dan potensi setiap daerah tidak sama.
Istilah-istilah yang digunakan
Wilayah = region = ruang secara umum
Kawasan = wilayah yang memiliki kesamaan kondisi fisik
Perekonomian wilayah = perekonomian suatu kesatuan ruang tanpa
ada konotasi dengan wilayah pemerintahan tertentu.

Perekonomian daerah = terkait dengan wilayah administrasi


pemerintahan misalnya perekonomian wilayah provinsi, kabupaten,
kota dan kecamatan.
HAKIKAT ILMU EKONOMI REGIONAL
1. Ilmu ekonomi regional adalah cabang ilmu ekonomi yang memasukkan
unsur lokasi dalam bahasan ilmu ekonomi tradisional.
2. Ilmu ekonomi regional memiliki kekhususan dalam menjawab pertanyaan
where, yaitu tentang di mana lokasi dari suatu kegiatan yang seharusnya,
namun tidak menunjuk pada lokasi konkret.
3. Ilmu ekonomi regional pada umumnya memiliki tujuan yang sama dengan
teori ekonomi umum, yaitu full employment, economic growth, dan price
stability.
4. Ilmu ekonomi regional bermanfaat untuk membantu perencana wilayah
menghemat waktu dan biaya dalam memilih lokasi.
5. Pada implementasi fisik di lapangan, ilmu ekonomi regional harus
diimplementasikan dengan cabang ilmu lain yang cocok dengan kegiatan
yang akan dilakukan.
6. Ilmu ekonomi regional murni membicarakan prinsip-prinsip ekonomi yang
terkait dengan wilayah. Terdapat 2 kelompok ilmu yang lazim menggunakan
ilmu ekonomi regional sebagai peralatan analisis. Regional science adalah
gabungan berbagai disiplin ilmu yang digunakan untuk menganalisis kondisi
suatu wilayah dengan menekankan analisisnya pada aspek-aspek sosial
ekonomi dan geografi, sedangkan regional planning yang lebih menekankan
analisisnya pada aspek-aspek tata ruang, land use (tata guna lahan) dan
perencanaan (planning).
7. Ilmu ekonomi regional dan ekonomi pembangunan mempunyai sasaran yang
sama, yaitu mencari langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk

meningkatkan kemakmuran masyarakat, akan tetapi, keduanya berbeda


terutama karena luas cakupannya.
8. Hampir semua disiplin ilmu berguna dalam perencanaan pembangunan. Ilmu
ekonomi regional dapat berperan dalam penentuan kebijakan awal, seperti
menyarankan komoditi atau kegiatan apa yang perlu dijadikan unggulan dan
di wilayah mana komoditi itu dapat dikembangkan.
9. Sampai saat ini, para ahli ekonomi regional masih memiliki pandangan yang
berbeda tentang materi apa saja yang termasuk dalam kategori ilmu ekonomi
regional. Namun, cakupan ilmu ekonomi regional tidak mungkin dibahas
lepas dari induknya, yaitu teori ekonomi umum (terutama cabang ekonomi
makro dan ekonomi pembangunan). Berbagai ahli mempunyai pandangan
yang berbeda-beda tentang cakupan ilmu ekonomi regional.
HAL-HAL YANG DICAKUP DALAM ILMU EKONOMI REGIONAL
Ilmu ekonomi regional tidak mungkin dibahas lepas dari induknya, yaitu
teori ekonomi umum (terutama cabang ekonomi makro dan ekonomi
pembangunan). Harry W. Richardson, Teori pertumbuhan ekonomi wilayah dikutip
dari teori ekonomi umum dengan modifikasi seperlunya agar lebih pas membahas
ekonomi wilayah. Juga ada teori yang diikembangkan khusus dalam ekonomi
regional, seperti teori basis ekspor dan kaitan ekonomi wilayah. Edgar M. Hoover
umumnya menggunakan pandangan teori ekonomi umum yang digunakan untuk
menganalisis potensi ekonomi wilayah dan hubungan ekonomi antarwilayah.
Avrom Bendavid, memulai dengan materi yang tercakup dalam teori ekonomi
makro seperti teori nilai tambah dan analisis input-output yang diterapkan untuk
ekonomi wilayah dan dilanjtukan dengan teori yang khusu dikembangkan dlam
ekonomi regional, seperti analisis shift-share dan teori basis ekspor.

PERANAN EKONOMI REGIONAL DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH


Ketika ekonomi perkotaan dan regional mulai berkembang menjadi sebuah
cabang ilmu ekonomi yang terpisah (dasawarsa 1950 dan 1960an), sebagian besar
ekonom yang memiliki minat di bidang ini berpikir bahwa cabang ilmu ekonomi
perkotaan dan regional benar-benar berbeda dengan cabang ilmu ekonomi lainnya.
Namun, perkembangan selanjutnya (pada akhir dasawarsa 1960 dan awal 1970-an)
menunjukkan bahwa cabang ilmu ekonomi perkotaan dan regional sebenarnya
merupakan suatu bagian yang vital dari disiplin ilmu ekonomi secara keseluruhan
dan terkait dengan disiplin ilmu lainnya. Selain itu, kenyataan yang ada
menunjukkan bahwa teori serta metode yang digunakan oleh para ahli geografi,
khususnya ahli ekonomi geografi, tidak berbeda jauh dengan yang digunakan oleh
para ahli ekonomi perkotaan dan regional di dalam pembahasan kewilayahan.
Carl J. Sinderman, seorang ahli biologi dalam bukunya The Joy of Science
menjelaskan bahwa, what a beautiful blueprint for action!What a fraud! There
is no single scientific method;Reality, for most professionals, is far sloppier than
the neat textbook scientific method, and follows no single pathway. Sinderman,
ingin menekankan bahwa masing-masing ilmuwan tidak perlu memperdebatkan
metode ilmiah yang paling benar. Beragam metode dengan pendekatan yang
berbeda, tetap dapat memberi kontribusi bagi kemajuan ilmu pengetahuan. Saat ini,
banyak ilmuwan yang tertarik dengan bidang atau kajian yang serupa, walaupun
menggunakan metode ilmiah yang berbeda. Integrasi dari semua karya ilmiah yang
dikerjakan di masing-masing bidanglah yang justru memajukan pengetahuan dan
bukan hanya hasil kajian ilmu tertentu saja.
Pernyataan di atas bukan untuk menjelaskan bagaimana analisis kewilayahan harus
mengikuti berbagai aturan positivisme ilmiah, tetapi lebih untuk mempertegas
bahwa tidak hanya satu metode ilmiah saja yang dapat digunakan. Lebih baik jika
kita peduli terhadap manfaat analisis kewilayahan sebagai landasan bagi

penyusunan kebijakan kewilayahan, dan tidak memperdebatkan metode ilmiah


yang digunakan masing-masing ilmuwan. Analisis kewilayahan lebih merupakan
sebuah pendekatan berbagai teori, kebijakan, dan perencanaan sosial yang
terintegrasi.
Pemahaman tentang kekuatan ekonomi dibalik perkembangan suatu wilayah
merupakan

hal

yang

mutlak

diperlukan

dalam

menyusun

perencanaan

pengembangan wilayah. Dalam kenyataannya selama ini, aspek teknis memiliki


porsi peranan yang lebih besar ketimbang aspek lainnya, seperti ekonomi dan
sosial. Kondisi tersebut saat ini mulai berubah dimana perencanaan wilayah tidak
lagi mengabaikan unsur perkembangan ekonomi dan sosial, karena adanya
fenomena bahwa suatu wilayah akan berkembang dan terpolarisasi sebagai akibat
dari perkembangan aktivitas ekonomi dan sosial. Sebagai contoh, Kota London
yang dikenal sebagai pusat aktivitas finansial dunia, berkembang menjadi Greater
London karena munculnya aktivitas-aktivitas ekonomi dan sosial yang baru di
sekitar wilayah pinggirannya. Perkembangan aktivitas tersebut bahkan tidak
mampu diprediksi sebelumnya, sehingga sempat terjadi penyalahgunaan
pemanfaatan ruang. Oleh karena itu, perencanaan wilayah memang mutlak
melibatkan sudut pandang yang bersifat multi dimensi sehingga pengaturan ruang
memang sesuai perkembangan alamiah suatu wilayah.
Dalam perkembangannya, konsep mengenai perencanaan wilayah terus mengalami
evolusi. Penerapan prinsip-prinsip laissez-faire, dimana pasar dibiarkan bebas
bekerja sehingga campur tangan pemerintah dalam bentuk perencanaan tidak
banyak dibutuhkan, ternyata tidak tepat lagi dalam konteks pembangunan wilayah
modern. Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa mekanisme pasar belum tentu
dapat mengatasi semua permasalahan yang muncul dan dibutuhkan campur tangan
pemerintah yang lebih luas lagi. Dengan adanya intervensi pemerintah dalam

bentuk penyusunan perencanaan maka diharapkan alokasi sumberdaya menjadi


lebih baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara agregat.
Bermacam-macam persoalan yang dapat muncul akibat adanya dominasi prinsipprinsip laissez-faire, antara lain pertumbuhan jumlah penduduk yang tidak
terkendali, distribusi pendapatan yang tidak merata, terbatasnya penyediaan
barang-barang publik, masalah pengangguran, ketidakstabilan kondisi sosial dan
ekonomi, tingkat kriminalitas yang tinggi, kesemrawutan tata ruang. Berbagai
masalah ini akan semakin parah jika campur tangan pemerintah dikurangi atau
dihilangkan sama sekali.
Berbagai deskripsi di atas menunjukkan pentingnya peranan ekonom regional
dalam penyusunan perencanaan pengembangan wilayah. Bagaimanapun juga,
pemahaman terhadap suatu wilayah harus dilandasi oleh pemahaman tentang
aktivitas ekonomi apa saja yang ada di dalam wilayah tersebut, termasuk
bagaimana aktivitas tersebut bisa terbentuk. Penentuan lokasi yang dilakukan para
agen ekonomi (perusahaan dan rumah tangga) tentunya didasarkan pada
rasionalitas yang mereka miliki. Ekonom regional memiliki berbagai peralatan
analisis yang dapat digunakan untuk mengukur dan menganalisis mengapa
terbentuk suatu aktivitas ekonomi, dimana aktivitas tersebut terbentuk, bagaimana
aktivitas tersebut dapat berkembang, dan apa dampak ekonomi dari perkembangan
aktivitas tersebut dalam konteks spasial. Analisis yang dilakukan oleh para ekonom
regional tidak terbatas hanya untuk memahami aktivitas ekonomi di dalam suatu
wilayah saja, tetapi juga mencoba mengidentifikasi keterkaitan dan interaksi antar
wilayah. Berbagai alat analisis seperti model input-output, economic base theory
dan shift-share analysis, sistem neraca sosial ekonomi (social accounting matrix),
model keseimbangan umum (general equilibrium model), model gravitasi,
berbagai indeks ketimpangan wilayah, maupun ekonometrika spasial menjadi

kekuatan yang dimiliki para ekonom regional dalam menganalisis ekonomi


wilayah dengan baik.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, pembangunan wilayah di Indonesia harus
dilaksanakan secara terpadu dengan menyusun perencanaan dari sudut pandang
pengembangan wilayah (regional development). Secara teoritis pembangunan
wilayah harus dapat menyeimbangkan kepentingan lokal dengan tujuan nasional
secara keseluruhan. Keterpaduan kepentingan tersebut melibatkan keterpaduan
antar sektor, baik sektor-sektor ekonomi, sektor-sektor non-ekonomi dan antara
kawasan rural maupun urban. Dalam konteks pembangunan wilayah, ekonom
regional dapat berperan untuk menganalisis kecenderungan arah pergerakan
aktivitas ekonomi di masa mendatang. Ini dapat membantu para perencana teknis
untuk merencanakan pembangunan infrastruktur sesuai arah kebutuhan aktivitas
yang diinformasikan oleh para ekonom regional. Tanpa kerjasama antara ekonom
regional dengan para perencana, pembangunan wilayah dapat menempatkan
aktivitas di ruang yang salah.
Saat ini, para ekonom regional menggunakan pendekatan baru dalam konteks
penyusunan perencanaan wilayah. Mereka tidak lagi sekedar percaya pada
historical data untuk mengamati perilaku ekonomi yang ada di suatu wilayah.
Salah satu kelemahan para perencana wilayah di masa lalu ialah adanya keyakinan
dari mereka bahwa perilaku ekonomi wilayah di masa lalu dapat menjadi acuan
dalam merencanakan masa depan suatu wilayah. Ini ibarat melihat kaca spion
ketika mengemudi, dengan harapan bahwa jalan yang akan dilalui di depan, sama
polanya dengan jalan yang telah dilewati. Akibatnya, perencanaan wilayah
seringkali mengalami kendala karena kesalahan di dalam memprediksi masa
depan. Oleh karenanya, para ekonom regional saat ini menggunakan kombinasi
antara traditional tools dengan pendekatan modern seperti multi-sector analysis
(MSA) dan cluster analysis. Salah satu penekanan dalam pendekatan modern ini

ialah adanya keyakinan bahwa setiap perencanaan wilayah harus didesain untuk
mengantisipasi berbagai kemungkinan kejadian di masa mendatang. Hal ini
mengingat semakin tingginya derajat ketidakpastian (uncertainty) perekonomian
dan kondisi iklim dunia, sehingga kemampuan antisipasi lebih penting ketimbang
sekedar mengikuti pola perilaku yang sudah ada. Seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya, tidak mungkin dalam mengembangkan wilayah hanya menggunakan
satu pendekatan ilmu atau metode saja. Peranan ekonom regional merupakan
bagian yang penting dan tidak terpisahkan dalam perencanaan maupun analisis
pengembangan wilayah, dan sama pentingnya dengan peran para perencana dari
disiplin ilmu non-ekonomi. Karakteristik setiap wilayah tentunya tidak sama,
sehingga membutuhkan kejelian dan kemampuan intuisi para perencana wilayah
untuk mengkombinasikan berbagai pendekatan ilmu yang ada.
BADAN KERJA SAMA EKONOMI REGIONAL
5 Badan Kerja Sama Ekonomi Regional dengan Lengkap Pada awalnya,
perdagangan antarnegara, tidak hanya dilakukan antarnegara. Negara juga
melakukan kerja sama dengan lembaga Ekonomi Regional. Cara melakukan kerja
sama dengan menjadi anggota ataupun tidak. Kerja sama antarnegara terbatas pada
ekspor dan impor. Seiring perkembangan zaman dan pengaruh globalisasi, kerja
sama antarnegara meluas dalam berbagai bidang. Agara kerja sama ini berjalan
lancar, perlu diatur dalam suatu wadah organisasi. Badan Kerja sama regional
dikembangkan oleh beberapa negara sebagai berikut.

1)

ASEAN

Association South Of East Asian Nations (ASEAN) adalah organisasi bangsabangsa di kawasan Asia Tenggara. ASEAN didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967
di Bangkok atas prakarsa Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand.
Pendirian

ASEAN

berdasarkan

Deklarasi

Bangkok.

Saat

ini

ASEAN

beranggotakan sepuluh negara. Tujuan utama ASEAN dalah mengadakan kerja


sama dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya antarnegara anggota ASEAN.
Pada tahun 1992 beberapa negara anggota ASEAN melalui kepala negara sepakat
untuk menggalakkan kerja sama dalam bidang politik dan keamanan di kawasan
Asia Tenggara. Kerja sama ASEAN bertujuan mempercepat pertumbuhan ekonomi
di kawasan Asia Tenggara. Dalam perkembangannya, kerja sama ASEAN
mengarah perdagangan bebas pada tahun 2003 di kawasan Asia Tenggara (ASEAN
Free Trade Area/AFTA). Tujuan AFTA adalah meningkatkan keunggulan
kompetitif produk-produk ASEAN, serta mengurangi tarif guna meningkatkan
efisiensi produksi atas industri perdagangan. Pada tahun 2015 negara-negara
anggota ASEAN menginginkan terbentuknya komunitas ekonomi. Hal ini
dipertegas dengan penandatanganan ASEAN Economic Community (AEC)
Blueprint oleh pemimpin negara-negara ASEAN. Kesepakatan ini diharapkan
membawa kawasan Asia Tenggara menuju pasar tunggal dan basis produksi pada
tahun 2015.
2)

APEC
Negara-negara di kawasan Asia Pasifik membentuk kerja sama ekonomi pada
bulan November 1989 di Canberra, Australia. Kerja sama ini disebut Asia Pasific
Economic Cooperation (APEC) yang mencakup Benua Asia, Australia, Amerika
Utara, dan Amerika Selatan. Tujuannya menjalin kerja sama perdagangan,
investasi, dan pariwisata; memperkuat perdagangan multilateral bagi kepentingan
Asia Pasifik serta negara-negara lain; mengurangi hambatan perdagangan
antarnegara; serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia guna mendorong

pelaksanaan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Pada tanggal 5 November


1994 berlangsung KTT II APEC di Bogor, Indonesia yang menghasilkan Deklarasi
Bogor (Bogor Declaration). APEC mencanangkan perdagangan bebas pada tahun
2010 untuk negara maju dan tahun 2020 untuk negara berkembang.
3)

EEC
European Economic Community (ECC) juga disebut Masyarakat Ekonomi Eropa
(MEE). MEE berdiri pada tahun 1957 di Roma, Italia atas kesepakatan beberapa
negara Eropa Barat. Pada bulan Febuari 1992 MEE berubah menjadi Uni Eropa
(European Union/EU). Untuk mempererat kerja sama negara-negara anggota Uni
Eropa, mulai tanggal 1 Januari 1999 dikeluarkan mata uang tunggal, yaitu euro.
MEE bertujuan menghilangkan hambatan perdagangan bebas guna memajukan
kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat Eropa, mempersatukan perekonomian
ke dalam wilayah pemasaran bersama, memobilisasi potensi ekonomi, serta
meningkatkan daya saing MEE dalam perekonoman global.

4)

Colombo Plan
Colombo Plan merupakan rencana kerja sama untuk mengembangkan ekonomi di
Asia Selatan dan di Asia Tenggara. Colombo Plan bertujuan untuk meningkatkan
taraf hidup masyarakat di Asia Selatan dan di Asia Tenggara melalui penyusunan
dan pelaksanaan rencana kerja sama internasional.
Adapun bentuk-bentuk bantuan Colombo Plan adalah sebagai berikut.

a)

Pinjaman dan sumbangan untuk proyek nasional.

b)

Bahan makanan, pupuk, dan barang konsumsi.

c)

Alat perlengkapan (mesin, alat transportasi, dan alat laboratorium).

d)

Jasa tenaga ahli

e)

Pendidikan dan latihan keterampilan.

5)

NAFTA (North American Free Trade Area)

NAFTA merupakan blok perdagangan di kawasan Amerika Utara (USA,


Kanada, dan Meksiko) NAFTA akan melakukan perdagangan bebas di kawasan
Amerika Utara pada tahun 2010, di mana arus lalu lntas barang dagangan antara
anggota bebas masuk tanpa hambatan/non tarif di kawasan NAFT.
MANFAAT ILMU EKONOMI REGIONAL
Manfaat IER dapat dibagi dua, yaitu manfaat makro dan manfaat mikro.
Manfaat

makro

bertalian

dengan

bagaimana

pemerintah

pusat

dapat

menggunakannya untuk mempercepat laju pertumbuhan kesluruhan wilayah.


Manfaat mikro, yaitu bagaimana IER dapat membantu perencana wilayah
menghemat waktu dan biaya dalam proses menentukan lokasi suatu kegiatan atau
proyek.
Contoh manfaat makro dapat dikemukakan sebagai berikut. Ditinjau dari sudut
pemerintah pusat masing masing wilayah memiliki potensi yang berbeda. Dari
sudut potensi, masing masing wilayah memiliki keunggulan komparatif yang
berbeda dan bisa dimanfaatkan untuk menetapkan skala prioritas yang berbeda
untuk masing masing wilayah. Dari sudut tingkat pendapatan, masing masing
wilayah memiliki tingkat pendapatan yang berbeda. Wilayah dengan tingkat
pendapatan rendah memiliki MPC (marginal propensity to consume) yang tinggi.
Hal ini bisa digunakan untuk meningkatkan efek pengganda (multiplier effect) dari
pengeluaran pemerintah pusat.
Contoh manfaat mikro dapat dikemukakan sebagai berikut. IER membantu
perencanaan

wilayah dalam menentukan

dibagian wilayah mana

suatu

kegiatan/proyek itu sebaiknya dibangun, tetapi tidak sampai menunjuk lokasi


konkret

dari

proyek

tersebut.

Dengan

demikian,

mungkin

ada

yang

mempertanyakan apa manfaat/kegunaan IER, karena tidak mampu langsung


menunjukan lokasi. Seorang perencana wilayah berhadapan dengan wilayah yang

begitu luas. Apabila langsung ingin mendapat jawaban dimana site-nya, ia harus
melakukan survey terhadap keseluruh wilayah. Hal ini membutuhkan waktu dan
biaya yang sangat besar. IER memiliki alat analisis yang bisa menunjuk pada
bagian wilayah mana kegiatan seperti itu memiliki keunggulan komparatif. Dengan
demikian, bagian wilayah yang perlu disurvei secara rinci dipersempit untuk
menghemat waktu dan biaya. Analisis IER membutuhkan biaya yang relatif murah
karena dalam banyak hal cukup menggunakan data sekunder. Dengan demikian,
IER dapat membantu perencana wilayah untuk menghemat waktu dan biaya dalam
proses memilih lokasi.
KONSEP REGION EKONOMI REGIONAL
Ruang (region) merupakan hal yang sangat penting dalam pembangunan
wilayah. Konsep ruang mempunyai beberapa unsure yaitu :1. Jarak, 2 lokasi, 3
bentuk, 4 dan ukuran. Konsep ruang sangat berkaitan erat dengan waktu, karena
pemanfaatan bumi dan dengan segala ininya kekayaannya membutuhkan
organisasi /pengaturan ruang dan waktu . Unsur-unsur tersebut diatas secara
bersama sama menyusun unit tataruang yang disebut wilayah.
Whittlessey (1945) memformulasikan pengertian tata ruang berdasarkan : 1 unit
areal kongkret 2. fungsionalitas diantara fenomena dan 3 subyektivitas dalam
penentuan criteria. Kemudian Harthorne (1960) mengintroduksikan unsure
hubungan fungsional diantara fenomena yang melahirkan konsep struktur
fungsional tata ruang. Struktur fungsional tata ruang bersifat subyektif, karena
dapat menentukan fungsionalitas berdasarkan criteria subyektif.
Menurut Hanafiah (1985) konsep jarak mempunyai dua pengetian : yaitu jarak
absolute dan jarak relative yang mempengaruhi konsep ruang. Konsep jarak dan
ruang relative ini berkaitan dengan hubungan fungsional diantara fenomena.
Dalam struktur tata ruang , jarak relative merupakan fungsi dari pandangan atau

persepsi terhadap jarak . Dalam konsep ruang absolute jarak diukur secara fisik,
sedangkan dalam konsepruang relative jarak diukur secara fungsional berdasarkan
unit waktu, ongkos dan usaha.
Wilayah

administrative

adalah

wilayah

yang

batas-batasnya

ditentukan

berdasarkan kepentingan adminitrasi pemerintahan atau politik. Seperti propinsi,


kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan. Dan RT/RW/. Sukirno (1976) menyatakan
bahwa didalam praktek , apabila membahas mengenai pembangunan wilayah maka
pengertian wilayah administrasi merupakan pengertian yang paling banyak
digunakan. Lebih populernya penggunaan pengertian tersebut disebabkan dua
factor yakni
(a) dalam kebijaksanaan dan rencana pembangunan wilayah, diperlukan
tindakan-tindakan dari berbagai badan pemerintah . Dengan demikian
lebih praktis apabila pembangunan wilayah didasarkan pada suatu
wilayah administrasi yang telah ada.
(b) wilayah yang batasnya ditentukan atas suatu administrasi pemerintah
lebih mudah dianalisis , karena sejak lama pengumpulan data
diberbagai bagian wilayah berdasarkan pada suatu wilayah administrasi
tersebut.
Sebagai wilayah yang memperhatikan koherensi atas kesatuan
keputusan keputusan ekonomi . Wilayah perencanaan dapat dilihat
sebagai wilayah yang cukup besar untuk memungkinkan terjadi
perubahan perubahan penting dalam penyebaran penduduk dan
kesempatan kerja, namum cukup kecil untuk memungkinkan persoalan
persoalan perencanaannya dapat dipandang sebagai satu/kesatuan.
Wilayah perencanaan bukan hanya dari aspek fisikdan ekonomi, namun
ada juga dari aspek ekologis. Misalnya dalam kaitannya dengan

pengelolaan daerah aliran sungai(das). Pengelolaan daerah aliran sungai


harus direncanakan dan dikelola mulai dari hulu sampai hilirnya.
TUJUAN EKONOMI REGIONAL
Tujuan (goals) ilmu ekonomi regional sebetulnya tidak jauh berbeda dengan
tujuan ilmu ekonomi pada umumnya. Ferguson (1965) mengatakan bahwa tujuan
utama kebijakan ekonomi adalah
1)

Full employment.
Menciptakan full employment atau setidak-tidaknya tingkat pengangguran
yang rendah menjadi tujuan pokok pemerintahan pusat maupun daerah.
Dalam kehidupan masyarakat, pekerjaan bukan saja berfungsi sebagai
sumber pendapatan, tetapi sekaligus juga memberikan harga diri/status bagi
yang bekerja.

2)

Economic growth.
Adanya

Economic

growth

(pertumbuhan

ekonomi),

karena

selain

menyediakan lapangan kerja bagi angkatan kerja baru, juga diharapkan


dapat memperbaiki kehidupan manusia atau peningkatan pendapatan. Tanpa
perubahan, manusia merasa jenuh atau bahkan merasa tertinggal.
3)

Price stability.
Tercapainya Price stability (Stabilitas Harga) untuk menciptakan rasa
aman/tentram dalam perasaan masayarkat. Harga yang tidak stabil membuat
masyarakat merasa waswas, misalnya apakah harta atau simpanan yang
diperoleh dengan kerja keras, nilai atau manfaat berkunjung di kemudian
hari.
Ada di antara ekonomi yang tidak mungkin dilakukan daerah (pemerintah
daerah) apabila daerah itu bekerja sendiri, yaitu menstabilkan tingkat harga.
Namun, apabila daerah itu dapat memenuhi tujuan pertama dan kedua, hal

itu turut membantu pemerintah pusat untuk memenuhi tujuan ketiga.


Namun, di lain sisi, daerah karena wilayahnya yang lebih sempit, dapat
membuat kebijakan yang lebih bersifat spasial sehingga ada hal-hal yang
dapat dilakukan oleh daerah secara lebih baik ketimbang oleh pemerintah
pusat. Hal-hal yang bisa diatur di daerah secara lebih baik, yang merupakan
tujuan pokok tambahan yaitu sebagai berikut,

Terjaganya kelestarian lingkungan hidup.


Pemerataan pembangunan dalam wilayah.
Penetapan sektor unggulan wilayah.
Membuat keterkaitan aantar sektor yang lebih serasi dalam wilayah,

sehingga menjadi bersinergi dan berkesinambungan.


Pemenuhan kebutuhan pangan wilayah.
KAITAN ANTARA EKONOMI REGIONAL DENGAN ILMU LAINNYA
IER bukan ilmu yang cukup lengkap untuk membahas pembangunan suatu
daerah apabila sampai pada implementasi fisik di lapangan. Oleh karena itu sangat
dibutuhkan kerjasama dengan disiplin ilmu yang lain. Selain ilmu ekonomi dan
ilmu bumi ekonomi (termasuk teori lokasi), cabang ilmu lain yang diterapkan
dengan ilmu ekonomi regional adalah sosiologi, ilmu politik, demografi, dan ilmu
lingkungan. Di Amerika berkembang Regional sciences yang menggabungkan
berbagai disiplin ilmu untuk menganalisis kondisi suatu wilayah. Regional
sciences juga menggunakan prinsip-prinsip ekonomi. Perbedaan ekonomi regional
dan regional sciences adalah IER murni membicarakan prinsip-prinsip ekonomi
yang terkait dengan wilayah, sedangkan regional sciences merupakan kommbinasi
berbagai ilmu yang diterapkan perencanaan kehidupan sosial ekonomi wilayah.
Kaitan antara ekonomi regional dengan ilmu lingkungan.

Hubungan timbal balik yang kuat antara ketiga kategori dukungan yang
disediakan oleh sumberdaya alam dan lingkungan. Keterkaitan antara ekonomi dan
lingkungan dapat diringkas ke dalam tiga macam hubungan yang saling terkait
yaitu terdapat hubungan positif antara jumlah dan kualitas barang sumberdaya
dengan pertumbuhan ekonomi. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi, maka
kebutuhan akan sumberdaya alam akan semakin meningkat. Terdapat hubungan
negatif antara pertumbuhan ekonomi dengan tersedianya sumberdaya alam di
dalam bumi. Artinya kenaikan pertumbuhan ekonomi akan diikuti oleh
menurunnya ketersediaan sumberdaya alam di bumi.Hal ini tidak lain karena
proses eksploitasi Sumber Daya Alam akan membawa konsekuensi berkurangnya
stok.
Terdapat hubungan positif antara pembangunan ekonomi dengan pencemaran
lingkungan Fenomena ini umumnya terjadi di negara berkembang. Peranan utama
dari lingkungan sebagai pendukung kegiatan ekonomi dapat digolongkan ke dalam
tiga kategori yakni sebagai penyedia bahan baku, penerima sisa produksi/konsumsi
(limbah), dan Penyedia fasilitas.
Pembangunan ekonomi saling berkaitan satu sama lain sehingga kebijaksanaankebijaksanaan pertanian dapat berakar pada degradasi lahan, air, dan hutan. Juga
ekonomi dan ekologi harus dipadukan dalam proses pengambilan keputusan dan
pembuatan hukum tidak hanya untuk melindungi lingkungan, namun juga untuk
melindungi dan meningkatkan pembangunan. Aplikasi ilmu ekonomi terhadap isuisu lingkungan diharapkan akan dapat meningkatkan kesadaran yang lebih
mendalam

terhadap

pentingnya

lingkungan

dalam

rangka

meningkatkan

kesejahteraan yang diharapkan. Ini mengandung pengertian bahwa peningkatan


kualitas lingkungan juga merupakan peningkatan ekonomi apabila kepuasan atau
kesejahteraan sosial meningkat.
Kaitan antara ekonomi regional dengan ilmu politik

jika ditinjau dari segi kehidupan masyarakat pengaruh ilmu politik dan
ekonomi jelas saling bergantung, keduanya saling membutuhkan, bisa dikatakan
salah satu diantara keduanya tidak bisa berjalan tampa iringan satu sama lain.
Maka lazimya untuk mempelajari kedua pelajaran ini amat terkait dan terhubung.
Para pemikir terdahulu menganggap ilmu ekonomi sebagai cabang dari ilmu
politik, dari sinilah muncul nama atau gelar ilmu ekonomi politik. Karena dimasa
itu pokok urusan ketertiban finansial dilihat atau diambil dari sumber penghasilan
Negara, Sedangkan sekarang pemikiran tersebut telah berubah.
Ekonomi berpengaruh dalam politik hanya dibeberapa titik saja, dimana titik
penghasilan dan penyaluran dari kekayaan sangatlah besar pengaruhnya didalam
pemerintahan. Bahkan juga disebabkan dari berbagai penyelesaian permasahan
yang memang lazim timbul didalam Bernegara. Diberbagai Negara pemerintahan
pengaruh yang terbesar terletak pada pertumbuhan ekonominya. Bertambahnya
lapangan ekonomi didalam pemerintahan terjadi tiada henti- hentinya. Pajak, UU
bea, Hak milik Negara dan pertolongan Negara terhadap lahan pertanian, industri
dan perdagangan semuanya bukanlah salah satu hal dimana pemerintah berkuasa
atas penghasilannya.
Hubungan antara faktor-faktor politik dan pertumbuhan ekonomi telah maju ke
depan oleh karya Lipset (1959) yang meneliti bagaimana pembangunan ekonomi
mempengaruhi politik rezim. Sejak itu, penelitian pada isu-isu telah berkembang
biak membuat jelas bahwa politik lingkungan memainkan peran penting dalam
pertumbuhan ekonomi (Kormendi dan Meguire, 1985; Scully, 1988; Grier dan
Tullock, 1989; Lensink et al, 1999; Lensink, 2001). Paling banyak bentuk dasar,
ketidakstabilan politik akan meningkatkan ketidakpastian, mengecilkan investasi
dan akhirnya menghambat pertumbuhan ekonomi.
Kaiatan antara ekonomi regional dengan ilmu tehnik

Teknik Indusstri banyak juga membahas tentang optimisasi yang diperlukan


di masalah2 yang terkait dengan ekonomi ( produksi, plannang, inventory dll).
Ekonomi yang terkait dengan produksi/ kebikakan membutuhkan keputusan yang
optimal dan ini juga dipelajari di Teknik industri.
Kaitan antara ekonomi regional dengan demografi
Demografi ekonomi mengeksplorasi hubungan antara populasi dan ekonomi
dalam arti luas, bagaimana populasi dipengaruhi oleh pembangunan ekonomi dan
dalam hal apa perubahan populasi mempengaruhi perekonomian. Dilema klasik,
masih relevan pada zaman kita, adalah apakah sumber daya ekonomi akan cukup
untuk pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Daerah lain yang menarik
adalah dampak dari aspek ekonomi terhadap penurunan jangka panjang dalam
kematian dan ukuran keluarga berkurang yang terkait dengan transisi demografis.
Minat khusus juga diberikan untuk studi pada keluarga dan pasar tenaga kerja, pola
migrasi, dan kesehatan dan masalah kematian.
Hubungan antara demografi dan pertumbuhan ekonomi telah menarik banyak
bunga khususnya selama tahun terakhir, namun aspek demografis masih banyak
hari ini belum diselidiki. Dari mereka migrasi diperiksa, pertumbuhan penduduk,
kepadatan penduduk, dan usia distribusi, tampaknya memainkan peran utama
dalam pertumbuhan ekonomi (Kormendi dan Meguire, 1985; Dowrick, 1994;
Kelley dan Schmidt, 1995; Barro, 1997; Bloom dan Williamson, 1998; Kelley dan
Schimdt, 2000). Pertumbuhan penduduk yang tinggi, misalnya, bisa memiliki
dampak

negatif

terhadap

pertumbuhan

ekonomi

mempengaruhi

rasio

ketergantungan, investasi dan menyimpan perilaku dan kualitas modal manusia.


Komposisi penduduk memiliki juga implikasi penting untuk pertumbuhan. Sebuah
populasi usia kerja besar dianggap konduktif untuk pertumbuhan, sedangkan
populasi dengan tanggungan muda dan tua banyak dilihat sebagai halangan.

Kepadatan penduduk, pada gilirannya, dapat secara positif terkait dengan


pertumbuhan ekonomi sebagai akibat dari spesialisasi meningkat, difusi
pengetahuan dan sebagainya. Migrasi akan mempengaruhi potensi pertumbuhan
baik pengiriman dan penerimaan negara.
Kaiatan antara ekonomi regional dengan sosiologi
Sosiologi mengarahkan perhatiannya pada aktor sebagai kesatuan yang
dikonstruksi secara sosial, yaitu aktor dalam suatu interaksi atau aktor dalam
masyarakat. Apa yang dimaksud dengan aktor dalam suatu interaksi dan aktor
dalam masyarakat? Maksud aktor dalam suatu interaksi adalah individu yang
terlibat dalam suatu interksi dengan individu atau beberapa (sekelompok) individu
lainnya, pada tataran ini individu dilihat sebagai aktor yang kreatif dalalm
menciptakan, mempertahankan, dan merubah dunianya pada saat interaksi
berlangsung.
Teori Sosiologi Sebagai Pendekatan. Salah satu pendekatan sosiologi adalah teori
sosiologi. Teori merupakan alat untuk melakukan analisis. Oleh sebab itu teori
bukan merupakan tujuan analisis melainkan alat untuk memahami kenyataan atau
fenomena dalam hal ekonomi.
Dalam sosiologi, teori telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dalam
pembahasan ini kita hanya membatasi empat teori saja, dua teori mikro (Teori
Interasionisme Simbolisdan Teori Pertukaran) dan dua teori makro (Teori struktural
fungsional dan Teori Struktural Konflik). Teori tersebut adalah sebagai berikut:

1. Teori struktural fungsional,

Teori ini menjelaskan bagaimana berfungsinya suatu struktur seperti


persahabatan, organisasi, dan masyarakat akan tetap ada sepanjang ia
memiliki fungsi.
2. Teori Struktural Konflik
Teori ini menjelaskan bagaimana struktur memiliki konflik. Berbeda
dengan struktural fungsional yang menekankan pada fungsi dan elementelement pembentukan struktur. Teori struktural konflik melihat bahwa
setiap struktur memiliki berbagai element yang berbeda, yaitu motif,
maksud, kepentingan atau tujuan yang berbeda-beda. Perbedaan itulah
yang menimbulkan terjadinya disintegrasi, konflik dan perpecahan.
Kaitan antara ekonomi regional dengan ilmu pertanian
Hubungan ekonomi regional dengan ilmu pertanian, tergantung dari hasil
pertanian dari daerah yang subur, effisien dan beaya angkut antara regional .
Pendekatan teori ekonomi untuk pertanian
Teori merupakan kerangka pengetahuan umum yang berusaha menggambarkan
fenomena tertentu. Teori dibangun melalui observasi (pendekatan induktif) dan
pemikiran logis (pendekatan deduktif). Aplikasi Ilmu Ekonomi pada Pertanian
Penerapan prinsipprinsip ekonomi di bidang pertanian, misalnya pada aspek :

Penentuan Harga
Penjelasan peranan sistem pemasaran
Perubahan ekonomi produksi pertanian
Dan manajemen usaha tani.

Hubungan ilmu ekonomi pertanian dengan ilmu lain

Menurut Mubyarto (1979), ilmu ekonomi pertanian : bagian dari ilmu ekonomi
yang mempelajari fenomena yang berhubungan dengan pertanian baik mikro
maupun makro.
Analisis Mikro : teknis produksi, hubungan antar faktor produksi, analisis skala
rumah tangga dll.
Analisis Makro : pendapatan nasional, investasi, tenaga kerja, konsumsi nasional
dll.
Perbedaan Ilmu Ekonomi Regional dengan Ilmu Ekonomi Pembangunan
Ilmu ekonomi regional dan ilmu ekonomi pembangunan memiliki sasaran
yang sama, yaitu mencari langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk
meningkatkan kemakmuran masyarakat. Adapun perbedaan antara keduanya
adalah ;
Ilmu ekonomi pembangunan kurang membicarakan perbedaan atau
hubungan antarbagian wilayah sedangkan ekonomi regional mengutamakan
membicarakan perbedaan/ hubungan antarbagian wilayah.
Objek ekonomi pembangunan mencakup seluruh wilayah dari suatu negara,
sedangkan ekonomi regional hanya membicarakan bagian tertentu saja dari
wilauah suatu negara.
Ekonomi pembangunan

membahas

hal-hal

seperti

moneter,fiskal/

perpajakan, impor dan ekspor, tahap-tahap pertumbuhan dan berbagai


kebijakan makro lainnya. Ilmu ekonomi regional membahas hal-hal seperti
pengaruh pengembangan suatu daerah kota terhadap daerah belakangnya,
arah perpindahan modal, dantenaga kerja serta fakrot-faktor penyebabnya,
arus barang dan uang dalam suatu wilayah dll yang bersifat lokal tetapi lebih
rinci dibandingkan dengan ekonomi pembangunan.

Banyak model analisis dalam ekonomi pembangunan dapat diterapkan


dalam ekonomi regional, sedangkan banyak model analisis yang spesifik
ekonomi regional tidak dapat diterapkan untuk ilmu ekonomi pembangunan.
Ekonomi pembangunan berisikan teori-teori murni (positive science),
sedangkan ekonomi regional berisikan rumus-rumus aplikasi (normative
science)

Sumber:
Frick H, FX Bambang Suskiyanto, (1998), Dasar-dasar Eko-arsitektur, Penerbit
Kanisius, Yogyakarta.
Budiarjo, Miriam. Dasar-dasar ilmu politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
1993.
Supardan,Dadang. Pengantar Ilmu Sosial.Jakarta: PT. Bumi Aksara.2008.
Anindita, R. 2005. Ekonomi Pertanian. UT. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai