Anda di halaman 1dari 20

Laporan Tutorial

Modul 1
Luka / Trauma

SKENARIO
Seorang pria berumur 19 tahun dibawa ke PUSKESMAS diantar oleh polisi. Ia
ditemukan oleh pejalan kaki, didadanya terdapat luka.

KATA KUNCI
1. Pria, 19 tahun.
2. Dibawa ke PUSKESMAS.
3. Terdapat Luka didadanya.

PERTANYAAN
1. Bagaimana patomekanisme terjadinya perlukaan sesuai anatomi, fisiologi
dan histologi?
2. Jelaskan cara mendeskripsikan karakteristik luka sesuai skenario!
3. Jelaskan karakteristik kemungkinan agen penyebab luka!
4. Jelaskan keparahan atau derajat luka sesuai dengan hukum yang berlaku!
1. Bagaimana patomekanisme terjadinya perlukaan sesuai anatomi, fisiologi
dan histologi?
ANATOMI
A. DINDING THORAX
Dinding thorax membatasi cavitas thoracis yang berbentuk seperti ginjal,
kecuali pada bayi yang berbentuk agak bulat. Terdiri dari seperangkat
tulang, articulus dan otot-otot. Dinding thorax dapat bergerak bebas
dengan mengikuti irama respirasi.
1. Skeleton
Dibentuk oleh ossa thoracica yang terdiri dari :
Vertebra thoracalis berjumlah 12 buah
Costae sebanyak 12 pasang
Sternum

2. Muskulus
Lapisan otot pada dinding thorax dibagi menjadi tiga lapisan, sebagai

berikut :
Lapisan superficial, meliputi otot-otot yang selain melekat dan melindungi
dinding thorax juga berperan pada gerakan extremitas superior, serta
merupakan bagian dari dinding ventral abdomen, seperti :

m.pectoralis major, m.pectoralis minor


m.rectus abdominis
m.obliquus externus abdominis
m.serratus anterior
m.latissimus dorsi
m.trapezius
m.rhomboideus major, minor
m.levator scapulae
m.serratus posterior
Lapisan Intermedia terdiri atas dua lapisan otot, yaitu m.intercostalis

externus dan m.intercostalis internus.


Lapisan profundus dibentuk oleh m.subcostalis dan m.transversus thoracis.

B. SURFACE ANATOMY
Incisura jugularis sterni , angulus sterni dan proccesus xiphoideus adalah
bagian-bagian yang dapat diinspeksi dan dipalpasi.
Costa I dan costa XII tidak dapat dipakai sebagai patokan untuk
menghitung urutan costa, oleh karena costa I terletak tersembunyi dan
costa XII biasanya pendek dan ditutupi oleh m.sacrospinalis. Yang dipakai
untuk menentukan (menghitung) costa adalah tempat persendian costa II
dengan sternum (angulus sterni). Cara yang lain adalah dengan
menentukan cekungan di sebelah caudal clavicula sebagai ruang
intercostalis I sehingga costa yang berada disebelah caudalnya adalah
costa II.

C. MEDIASTINUM
Didalam cavitas thoracis terdapat pulmo, pleura dan mediastinum.
Mediastinum sendiri adlah struktur yang terletak di bagian tengah cavitas
thoracis, berada di antara pleura parietalis sinister dan pleura parietalis
dexter (pleura mediastinalissinister et dextera. Meluas dari sternum
dubagian ventral sampai columna vertebralis bagian dorsal. Disebelah
cranial dibatasi oleh aperture thoracis superior, dan dibagian caudal

dibatasi oleh aperture thoracis inferior. Didalam mediastinum terdapat :


Mediastinal + cor
Pembuluh darah besar, seperti aorta, arteri dan vena
Trachea
Oesophagus
Nevus vagus
Nervus phrenicus
Ductus thoracicus
Kelenjar thymus
Lymphonodus paratrachealis
Jaringan ikat yang membuat mediastinal menjadi mobil dan dapat
bergerak mengikuti irama gerakan pulmo dan cor, serta mengikuti gerakan
oesophagus sewaktu menelan.
Mediastinum dibagi menjadi dua bagian, yaitu mediastinum superior dan

mediastinum inferius.
1. Mediastinum superior
Disebelah ventral dibatasi oleh manubrium sterni bersama ujung caudal
m.sternohyoideus dan m.sternothyroideus. Batas disebelah dorsal adalah
corpus vertebrae thoracalis I-IV, bersama discus intervertebralis,
ligamentum longitudinalis anterior dan ujung caudal m.longus colli. Di
sebelah lateral dibatasi oleh pleura mediastinalis. Sebagai batas caudal
adalah suatu bidang datar imaginer yang ditarik melalui angulus sterni
louisi.
2. Mediastinum Inferius

Dibagi menjadi tiga bagian yaiut mediastinum anterius, media dan


posterior.

Mediastinum anterius
Dibatasi oleh ventral oleh corpus sterni, m.transversus thoracis sinister,
sebagian dari ujung costa IV-VII. Di sebelah dorsal dibatasi oleh
pericardium parietalis yang meluas kea rah caudal mencapai diaphragm
thoracis. Berisi beberapa buah lymphonodi, jaringan ikat dan jaringan

lemak.
Mediastinum medium
Berada diantara pleura parietalis sinister dan pleura parietalis dexter.
Merupakan bagian yang paling luas. Berisi pericardium bersama cor
didalamnya, aorta ascendens, pars caudalis vena cava superior, muara vena
azygos, vena pulmonalis sinistra dan vena pulmonalis dextra dan

n.phrenicus sinister ex dexter.


Mediastinum posterior
Dibatasi di sebelah ventral oleh pericardium dan diaphragm thoracis,
disebelah dorsal oleh tepi caudal vertebra thoracalis 4 vertebra thoracalis
12, dan di sebelah lateral oleh pleura mediastinalis sinister et dexter. Berisi
aorta thoracalis, vena azygos, vena hemiazygos, n.vagus, n.phrenicus,
bifurcation

trachea,

broncus,

oesophagus,

ductus

thoracicus

dan

lymphnodi.

D. JANTUNG
Jantung merupakan
muscular
bentuknya

organ

berongga
mirip

pyramid

yang
dan

terletak

didalam

pericardium

di

mediastinum. Basis jantung dihubungkan dengan pembuluh-pembuluh


darah besar, meskipun demikian tetap terletak bebas didalam pericardium.
1. Permukaan Jantung
Jantung mempunyai tiga permukaan: facies sternocostalis (anterior),
facies diaphragmatica (inferior), dan basis cordis (facies posterior).
Jantung juga mempunyai apex yang arahnya kebawah, depan, dan kiri.
Facies sternocostalis terutama dibentuk oleh atrium dextrum dan
ventriculus dexter, yang dipisahkan satu sama lain oleh sulcus
atrioventricularis. Pinggir kanannya dibentuk oleh atrium dextrum dan
pinggir kirinya oleh ventriculus sinister dan sebagian auricular kiri.
Ventriculus dexter dipisahkan dari ventriculus sinister oleh sulcus
interventricularis anterior.
Facies diaphragmatica jantung terutama dibentuk oleh ventriculus
dexter dan sinister yang dipisahkan oleh sulcus interventricularis posterior.
Permukaan inferior atrium dextrum, dimana bermuara vena cava inferior,
juga ikut membentuk facies ini.
Basis cordis atau facies posterior terutama dibentuk oleh atrium
sinistrum, tempat bermuara empat vena pulmonalis. Basis cordis terletak
berlawanan dengan apex cordis.
Apex cordis dibentuk oleh ventriculus sinister, mengarah kebawah,
depan dan kiri. Apex terletak setinggi spatium intercostal V kiri, 9cm dari
garis tengah. Pada daerah apex, denyut apex biasanya dapat dilihat dan
diraba pada orang hidup.
2. Pericardium
a. Pericardium adalah kantong berdinding ganda yang dapat membesar dan
mengecil, membungkus jantung dan pembuluh darah besar. Kantong ini
melekat pada diafragma, sternum, dan pleura yang membungkus paruparu.
(1) Lapisan fibrosa luar pada pericardium tersusun dari serabut kolagen yang
membentuk lapisan jaringan ikat rapat untuk melindungi jantung.
(2) Lapisan serosa dalam terdiri dari dua lapisan :
(a) Membran viseral (epikardium) menutup permukaan jantung
(b) Membrane parietal melapisi permukaan bagian dalam fibrosa pericardium
3. Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan :

a. Epikardium Luar (dijelaskan diatas) tersusun dari lapisan sel-sel


mesotelial yang berada di atas jaringan ikat.
b. Miokardium tengah terdiri dari jaringan otot jantung yang berkontraksi
untuk memompa darah.
c. Endokardium dalam tersusun dari lapisan endothelial yang terletak diatas
jaringan

ikat.

Lapisan

ini

melapisi

jantung,

katup,

dan

menyambungdengan lapisan endothelial yang melapisi pembuluh darah


yang memasuki dan meninggalkan jantung.

4. Ruang jantung
1. Ada empat ruang, atrium kanan dan kiri atas yang dipisahkan oleh
septum interatrial; ventrikel kanan dan kiri yang dipisahkan oleh
septum interventrikuler.
2. Dinding atrium relatif tipis. Atrium menerima darah dari vena-vena yang
membawa darah kembali ke jantung.
a. Atrium kanan terletak dalam bagian superior kanan jantung, menerima
darah dari seluruh jaringan kecuali paru-paru.
(1) Vena cava superior dan inferior membawa darah yang tidak
mengandung oksigen dari tubuh kembali ke jantung.
(2) Sinus koroner membawa kembali darah dari dinding jantung itu sendiri.
(3) Atrium kiri dibagian superior kiri jantung, berukuran lebih kecil dari
atrium kanan, tetapi dindingnya lebih tebal. Atrium kiri menampung
empat vena pulmonalis yang mengembalikan darah teroksigenasi dari
paru-paru.
b. Ventrikel berdinding tebal. Bagian ini mendorong darah ke luar jantung
menuju arteri yang membawa darah meninggalkan jantung.

(1) Ventrikel kanan terletak dibagian inferior kanan pada apex jantung.
Darah meninggalkan ventrikel kanan melalui trunkus pulmonalis dan
mengalir melewati jarak yang pendek ke paru-paru.
(2) Ventrikel kiri terletak dibagian inferior kiri pada apeks jantung. Tebal
dindingya 3 kali tebal dinding ventrikel kanan. Darah meninggalkan
ventrikel kiri melalui aorta dan mengalir keseluruh bagian tubuh kecuali
paru-paru.
5. Katup jantung
a) Katup trikuspidalis terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan.
Katup ini memiliki tiga daun katup (kuspis) jaringan ikat fibrosa ireguler
yang dilapisi endokardium.
Bagian ujung daun katup yang mengerucut melekat pada jaringan ikat
fibrosa, chordae tendinae, yang melekat pada otot papillaris. Chordae
tendinae mencegah terjadinya pembalikan daun katup kearah belakang
menuju atrium.
Jika tekanan darah pada atrium kanan lebih besar daripada tekanan darah
di atrium kiri, daun katup tricuspid terbuka dan darah mengalir dari atrium
kanan ke ventrikel kanan.
Jika tekanan darah dalam ventrikel kanan lebih besar dari tekanan darah di
atrium kanan, daun katup akan menutup dan mencegah aliran balik ke
dalam atrium kanan.
b) Katup bicuspid (mitral) terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri.
Katup ini melekat pada chordae tendinae dan otot papillaris, fungsinya
sama dengan fungsi katup tricuspid.
c) Katup semilunar aorta dan pulmonary terletak di jalur keluar
ventrikuler jantung sampai ke aorta dan trunkus pulmonalis. Katup
semilunar terdiri dari tiga kuspis berbentuk bulan sabit, yang tepi
konveksnya melekat pada bagian pembuluh darah. Tepi bebasnya
memanjang ke dalam lumen pembuluh.
Katup semilunar pulmonal terletak antara ventrikel kanan dan trunkus
pulmonal
Katup smilunar aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.

6. Sirkulasi koroner memperdarahi otot jantung


1. Arteri koroner kanan dan kiri merupakan cabang aorta tepat diatas
katup semilunar aorta. Arteri ini terletak diatas sulkus koroner.
a. Cabang utama dari arteri koroner kiri :
Arteri interventrikuler anterior (desenden), yang mensuplai darah
kebagian anterior ventrikel kanan dan kiri serta membentuk satu cabang,
arteri marginalis kiri, yang mensuplai darah ke ventrikel kiri.
Arteri sirkumfleksa mensuplai darah ke atrium kiri dan ventrikel kiri. Di
sisi posterior, arteri sirkufleksa beranastomosis (menyatu) dengan arteri
koroner kanan.
b. Cabang utama dari arteri koroner kanan :
Arteri interventrikuler posterior (desenden), yang mensuplai darah
untuk kedua dinding ventrikel.
Arteri marginalis kanan yang mensuplai darah untuk atrium kanan dan
ventrikel kanan.

FISIOLOGI
Sistem konduksi jantung

Nodus sinoatrial (nodus SA)


Nodus SA adalah suatu masa jaringan otot jantung khusus yang
terletak didinding posterior atrium kana tepat dibawah pembukaan vena
kava superior. Nodus SA melepaskan impuls sebanyak 72 kali per menit,
frekuensi irama yang lebih cepat dibandingkan dalam atrium (40 sampai
60 kali per menit) dan ventrikel (20 kali per menit). Nodus ini dipengaruhi
saraf simpatis dan parasimpatis sistem saraf otonom, yang akan
mempercepat atau memperlambat iramanya. Nodus SA mengatur frekuensi
kontraksi irama, sehingga disebut pemacu jantung.
Nodus Atrioventrikular
Impuls menjalar disepanjang pita serabut purkinje pada atrium, menuju
nodus AV yang terletak dibawah dinding posterior atrium kanan. Nodus
AV menunda impuls seperatusan detik, sampai ejeksi darah atrium selesai
sebelum terjadi kontraksi ventrikuler.
Berkas AV (Berkas Hiss)
Berkas AV adalah sekelompok besar serabut purkinje yang berasal dari
serabut AV dan membawa impuls disepanjang septum interventrikular
menuju ventrikel. Berkas ini dibagi menjadi percabangan berkas kanan dan
kiri. Percabangan berkas kanan memanjang disisi dalam ventrikel kanan.
Serabut bercabang menjadi serabut-serabut purkinje kecil yang menyatu

dalam serabut otot jantung untuk memperpanjang impuls. Percabangan


berkas kiri memanjang disis dalam ventrikel kiri dan bercabang ke dalam
serabut otot jantung kiri.
Serabut Purkinje
Serabut ini adalah serabut otot jantung khusus yang mampu menghantar
impuls dengan kecepatan lima kali lipat kecepatan hantaran serabut otot
jantung. Hantaran yang cepat disepanjang sistem purkinje memungkinkan
atrium berkontraksi bersamaan. Kemudian diikuti kontraksi ventrikular
yang serempak, sehingga terbentuk kerja pemompaan darah yang
terkoordinasi.
Sistem sirkulasi
a) Sirkulasi sistemik
Sirkulasi sistemik menyuplai darah kesemua jaringan tubuh dengan
pengecualian pada paru. Sebanyak 84% volume darah total terdapat pada
sirkulasi sitemik. Sebanyak 16% volume darah yang tersisa terdapat pada
jantung dan paru. Sirkulasi sitemik dapat dibagi menjadi lima kategori
berdasarkan anatomi dan fungsinya: arteria, arteriola, kapiler, venula dan
vena. Mekanismenya adalah aliran darah dari ventrikel kiri katup aortic
aorta arteri arteriola kapiler venula- vena vena cava inferior dan
superior atrium kanan.
b) Sirkulasi Pulmonal
Pembuluh darah paru memepunyai dinding yang lebih tipis dengan
sedikit otot [olos, oleh karena itu sirkulasi paru lebih mudah teregang dan
resistensinya terhadap aliran darah lebih kecil. Mekansimenya yakni aliran
darah dari ventrikel kana melalui katup pulmonalis masuk ke arteri
pulmonalis lalu ke paru-paru kemudian melalui vena pulmonalis masuk ke
atrium kiri.

HISTOLOGI
A. Struktur Arteri
Dinding terdiri dari tiga lapisan : Tunika intima disebelah dalam, tunika
media di tengah, dan tunika adventisia disebelah luar

Tunika intima terdiri dari endotel dan stratum subendotheliale


Tunika media tetutama terdiri dari serat otot polos
Tunika adventisia terutama mengandung serat kolagen dan elastic
Mastriks ekstraseluler dihasilkan otot polos
Lamina elastika interna memisahkan tunika media dari tunika adventisia

a.

b.

Arteri Elastik
Mencakup aorta, trunkus pulmonalis, dan cabang-cabang utamanya
Dinding terutama terdiri dari jaringan ikat elastic
Memperlihatkan daya tahan dan kelenturan sewaktu darah mengalir
Dinding sangat melebar selama sistol (kontraksi jantung
Sewaktu diastole (recoil) dan mendorong darah maju
Arteri muscular, Arteriol, dan kapiler
Dinding mengandung banyak otot polos
Mengontrol aliran darah melalui vasokonstriksi atau vasodilatasi
Otot polos di dinding arteri diatur oleh system saraf otonom
Arteriol adalah pembuluh darah kecil dengan satu sampailima lapisan otot

polos
Arteriol terminal menyalurkan darah ke pembuluh darah paling kecil,

kapiler
Kapiler adalah tempat pertukaran metabolic antara darah dan jaringan
Kapiler menghubungkan arteriol dengan venula

B. Struktur vena
Kapiler bersatu membentuk pembuluh darah yang lebih besar yaitu venula

dan venula postcapillaris


Dinding lebih tipis, diameter lebih besar dan struktur lebih bervariasi

dibandingkan dengan arteri


Pada vena ekstremitas, terdapat katup untuk mencegah aliran darah balik
Darah mengalir kejantung akibat kontraksi otot di sekitar vena
Dinding terdiri dari tiga lapisan : tunika intima di sebelah dalam, tunika

media ditengah, dan tunika adventisia sebelah luar


Tunika intima terdiri dari endotel dan stratum subendothelial
Tunika media tipis, dan otot polos bercampur dengan serat jaringan ikat
Tunika adventisia adalah lapisan paling tebal dengan serat otot polos
memanjang

2. Jelaskan cara mendeskripsikan karakteristik luka sesuai skenario!


Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini
dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat
kimia, ledakan, sengatan listrik , atau gigitan hewan atau juga gangguan pada
ketahanan jaringan tubuh yang disebabkan oleh kekuatan mekanik eksternal,
berupa potongan atau kerusakan jaringan, dapat disebabkan oleh cedera atau
operasi.

Luka di klasifikasikan dapat dibagi berdasarkan :


1. Jenis penetrasi yang terbagi atas luka tusuk, luka insisi, luka bacok, luka
memar, luka robek, luka tembak dan luka gigitan.
2. Tingkat kebersihan dari kontaminasi bakteri terbagi atas luka bersih, luka
bersih yang terkontaminasi, luka terkontaminasi dan luka kotor.
3. Waktu terjadinya terbagi atas luka akut (sebelum 8 jam) dan luka kronis

Deskripsi luka :
1. Lokalisasi (Letak luka terhadap garis ordinat atau aksis pada tubuh. Garis
yang melalui tulang dada dan tulang belakang dipakai sebagai ordinat.)
2. Ukuran, ditentukan :
Ditentukan panjang luka
Jumlah luka
Sifat luka
Ada atau tidaknya benda asing pada luka
Luka terjadi saat masih hidup atau korban sudah mati
Menyebabkan kematian atau tidak
Cara terjadinya luka : bunuh diri, kecelakaan dan pembunuhan
3. Jenis kekerasan yang menjadi penyebab luka
Luka akibat kekerasan mekanis:

Luka akibat kekerasan oleh benda tumpul

Luka akibat kekerasan oleh benda tajam

Luka akibat kekerasan oleh tembakan senjata api

Luka akibat kekerasan fisis:

Luka akibat kekerasan oleh suhu tinggi


atau rendah

Luka akibat kekerasan auditorik

Luka akibat kekerasan oleh arus listrik

dan petir

Luka akibat kekerasan radiasi

Luka akibat kekerasan kimiawi:

Luka akibat kekerasan oleh asam kuat

Luka akibat kekerasan oleh basa kuat

Intoksikasi

Klasifikasi trauma (berdasarkan sifat dan penyebab) :


1. Trauma Mekanik (Kekerasan oleh benda tajam, kekerasan oleh benda tumpul,
tembakan senjata)
2. Trauma Fisik (Suhu, listrik dan petir, akustik, radiasi, tekanan udara)
3. Trauma Kimia (Asam basa atau kuat)
NB : Ada yang memisahkan trauma senjata api tersendiri (balistik) terpisah dari
trauma mekanik
Deskripsi luka pada skenario
1. Jumlah dan jenis luka
a. Jumlah luka
: satu buah.
b. Jenis luka
: luka terbuka.
2. Bentuk dan ukuran luka
a. Bentuk luka
: lonjong.
b. ukuran luka
: panjang luka yaitu 10mm.
3. Koordinat luka
Koordinat luka tidak dapat ditentukan dikarenakan keterbatasan lapangan
pandang untuk melakukan penilaian luka secara menyeluruh.
4. Karakteristik luka
a. Garis batas luka
Tepi luka

: rata.

b. Daerah batas luka

Tebing luka
Dasar luka
Jembatan jaringan

: tidak dapat dideskripsikan.


: lapisan otot.
: tidak ada.

Ujung luka

pada ujung lainnya


Perdarahan aktif

: lancip pada salah satu ujungnya dan tumpul


: tidak ada.

5. Kesimpulan
Terdapat satu buah luka terbuka pada bagian dada sebelah kiri. Luka berbentuk
beraturan dengan panjang 10 mm. Luka berbatas tegas dan rata dan tidak
ditemukan luka lain pada daerah sekitar luka.

3. Jelaskan Karakteristik kemungkinan agen penyebab luka!


Luka akibat benda tajam pada umumnya mudah dibedakan dari luka yang
disebabkan oleh benda tumpul dan dari luka akibat tembakan senjata api. Pada
kematian yang disebabkan oleh benda tajam, walaupun harus selalu dipikirkan
kemungkinan karena kecelakaan, tetapi pada umunya karena suatu peristiwa
pembunuhan atau peristiwa bunuh diri.
Luka yang diakibatkan oleh benda tajam dapat dibedakan dari luka yang
disebabkan oleh benda lainnya, yaitu dari keadaan sekitar luka yang tenang, tidak
ada luka lecet atau luka mema, tapi luka yang rata dan dari sudut-sudutnya yang
runcing seluruhnya atau hanya sebagian yang runcing serta tidak adanya jembatan
jaringan.
Benda-benda yang dapat mengakibatkan luka dengan sifat luka seperti ini
adalah benda yang memiliki sisi tajam, baik berupa garis maupun runcing, yang
bervariasi dari alat-alat seperti pisau, golok dan sebagainya hingga keping kaca,
gelas, logam, sembilu, bahkan tepi kertas atau rumput.
Selain gambaran umum luka diatas, luka iris atau sayat dan luka bacok
mempunyai kedua sudut luka lancip dan dalam luka tidak melebihi panjang luka.
Sudut luka yang lancip dapat terjadi dua kali pada tempat yang berdekatan akibat

pergeseran senjata sewaktu ditarik atau akibat bergeraknya korban. Bila dibarengi
gerak memutar, dapat, menghasilkan luka yang tidak selalu berupa garis.
Pada kasus pembunuhan adalah sulit untuk membunuh seseorang hanya
dengan satu tusukan saja, kecuali bila korbannya sedang tidur atau dalam keadaan
yang sangat lemah atau bila korban diserang secara mendadak dan yang terkena
adalah organ tubuh vital. Jumlah lukanya lebih dari satu, tidak mempunyai tempat
atau lokasi khusus, seringkali didapatkan luka-luka yang didapat korban sewaktu
mengadakan perlawanan atau disebut luka tangkis.
Luka yang mematikan biasanya pada daerah leher, dada dan pada daerah
perut dimana organ-organ vital terdapat. Oleh karena luka-luka yang terjadi pada
kasus-kasus seperti diatas tadi hanya kecil dan berbentuk celah saja maka pada
pemeriksaan luar dari korban haruslah dilakukan dengan teliti dan secermat
mungkin.

4. Jelaskan keparahan atau derajat luka sesuai dengan hukum yang berlaku!
Derajat luka berdasarkan ketentuan dalam KUHP, penganiyaan ringan
adalah penganiyaan yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk
menjalankan jabatan atau pekerjaan, sebagaimana bunyi pasal 352 KUHP.
Umumnya, yang dianggap sebagai hasil dari penganiyaan ringan adalah korban
dengan tanpa luka atau dengan luka lecet atau memar kecil dilokasi yang tidak
berbahaya/ yang tidak menurunkan fungsi alat tubuh tertentu. Luka-luka tersebut
kita masukkan kedalam kategori luka ringan atau luka derajat satu.
KUHP tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan penganiyaan, tetapi
jurispudensi Hoge Raad tanggal 25 Juni 1894 menjelaskan bahwa menganiaya
adalah dengan sengaja menimbulkan sakit atau luka. Yang penting bagi dokter
adalah menentukan bagaimana keadaan yang dimaksud sakit atau luka. Oleh
karena batasan luka ringan sudah disebutkan diatas, maka semua keadaan yang
lebih berat dari luka ringan dimasukkan ke dalam batasan sakit atau luka.

Selanjutnya dokter tinggal membaginya ke dalam kategori luka sedang (luka


derajat dua) dan luka berat (luka derajat tiga).
KUHP pasal 90 telah memberikan batasan tentang luka berat, yaitu : jatuh
sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama sekali,
atau yang menimbulkan bahaya maut; yang menyebabkan seseorang terus
menerus tidak mampu untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjan
pencaharian; yang menyebabkan kehilangan salah satu panca indera; yang
menimbulkan cacat berat; yang mengakibatkan terjadinya keadaan lumpuh;
terganggunya daya pikir selama empat minggu atau lebih serta terjadinya gugur
atau matinya kandungan seorang perempuan.
Dengan demikian keadaan yang terletak diantara luka ringan dan luka
berat adalah keadaan yang dimaksud denga luka sedang.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
trauma yang dialami pada skenario dapat dikategorikan sebagai luka berat
dikarenakan trauma mengenai bagian dada korban yang dimana bagian dada
merupakan bagian tempat organ vital yang apabila terjadi trauma dapat
menyebabkan kecatatan dan mengancam nyawa korban.

Daftar Pustaka
1. Ilmu Kedokteran Forensik, Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Traumatologi Forensik. Jakarta : Bagian Kedokteran
Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.1997. h.42
2. Ilmu Kedokteran Forensik, Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Visum et Repertum. Jakarta : Bagian Kedokteran Forensik
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.1997. h. 12-13
3. Idries, dr. Abdul Munim. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik ed.1. Binarupa
Aksara.

Anda mungkin juga menyukai