Laporan Tutorial 1 Forensik
Laporan Tutorial 1 Forensik
Modul 1
Luka / Trauma
SKENARIO
Seorang pria berumur 19 tahun dibawa ke PUSKESMAS diantar oleh polisi. Ia
ditemukan oleh pejalan kaki, didadanya terdapat luka.
KATA KUNCI
1. Pria, 19 tahun.
2. Dibawa ke PUSKESMAS.
3. Terdapat Luka didadanya.
PERTANYAAN
1. Bagaimana patomekanisme terjadinya perlukaan sesuai anatomi, fisiologi
dan histologi?
2. Jelaskan cara mendeskripsikan karakteristik luka sesuai skenario!
3. Jelaskan karakteristik kemungkinan agen penyebab luka!
4. Jelaskan keparahan atau derajat luka sesuai dengan hukum yang berlaku!
1. Bagaimana patomekanisme terjadinya perlukaan sesuai anatomi, fisiologi
dan histologi?
ANATOMI
A. DINDING THORAX
Dinding thorax membatasi cavitas thoracis yang berbentuk seperti ginjal,
kecuali pada bayi yang berbentuk agak bulat. Terdiri dari seperangkat
tulang, articulus dan otot-otot. Dinding thorax dapat bergerak bebas
dengan mengikuti irama respirasi.
1. Skeleton
Dibentuk oleh ossa thoracica yang terdiri dari :
Vertebra thoracalis berjumlah 12 buah
Costae sebanyak 12 pasang
Sternum
2. Muskulus
Lapisan otot pada dinding thorax dibagi menjadi tiga lapisan, sebagai
berikut :
Lapisan superficial, meliputi otot-otot yang selain melekat dan melindungi
dinding thorax juga berperan pada gerakan extremitas superior, serta
merupakan bagian dari dinding ventral abdomen, seperti :
B. SURFACE ANATOMY
Incisura jugularis sterni , angulus sterni dan proccesus xiphoideus adalah
bagian-bagian yang dapat diinspeksi dan dipalpasi.
Costa I dan costa XII tidak dapat dipakai sebagai patokan untuk
menghitung urutan costa, oleh karena costa I terletak tersembunyi dan
costa XII biasanya pendek dan ditutupi oleh m.sacrospinalis. Yang dipakai
untuk menentukan (menghitung) costa adalah tempat persendian costa II
dengan sternum (angulus sterni). Cara yang lain adalah dengan
menentukan cekungan di sebelah caudal clavicula sebagai ruang
intercostalis I sehingga costa yang berada disebelah caudalnya adalah
costa II.
C. MEDIASTINUM
Didalam cavitas thoracis terdapat pulmo, pleura dan mediastinum.
Mediastinum sendiri adlah struktur yang terletak di bagian tengah cavitas
thoracis, berada di antara pleura parietalis sinister dan pleura parietalis
dexter (pleura mediastinalissinister et dextera. Meluas dari sternum
dubagian ventral sampai columna vertebralis bagian dorsal. Disebelah
cranial dibatasi oleh aperture thoracis superior, dan dibagian caudal
mediastinum inferius.
1. Mediastinum superior
Disebelah ventral dibatasi oleh manubrium sterni bersama ujung caudal
m.sternohyoideus dan m.sternothyroideus. Batas disebelah dorsal adalah
corpus vertebrae thoracalis I-IV, bersama discus intervertebralis,
ligamentum longitudinalis anterior dan ujung caudal m.longus colli. Di
sebelah lateral dibatasi oleh pleura mediastinalis. Sebagai batas caudal
adalah suatu bidang datar imaginer yang ditarik melalui angulus sterni
louisi.
2. Mediastinum Inferius
Mediastinum anterius
Dibatasi oleh ventral oleh corpus sterni, m.transversus thoracis sinister,
sebagian dari ujung costa IV-VII. Di sebelah dorsal dibatasi oleh
pericardium parietalis yang meluas kea rah caudal mencapai diaphragm
thoracis. Berisi beberapa buah lymphonodi, jaringan ikat dan jaringan
lemak.
Mediastinum medium
Berada diantara pleura parietalis sinister dan pleura parietalis dexter.
Merupakan bagian yang paling luas. Berisi pericardium bersama cor
didalamnya, aorta ascendens, pars caudalis vena cava superior, muara vena
azygos, vena pulmonalis sinistra dan vena pulmonalis dextra dan
trachea,
broncus,
oesophagus,
ductus
thoracicus
dan
lymphnodi.
D. JANTUNG
Jantung merupakan
muscular
bentuknya
organ
berongga
mirip
pyramid
yang
dan
terletak
didalam
pericardium
di
ikat.
Lapisan
ini
melapisi
jantung,
katup,
dan
4. Ruang jantung
1. Ada empat ruang, atrium kanan dan kiri atas yang dipisahkan oleh
septum interatrial; ventrikel kanan dan kiri yang dipisahkan oleh
septum interventrikuler.
2. Dinding atrium relatif tipis. Atrium menerima darah dari vena-vena yang
membawa darah kembali ke jantung.
a. Atrium kanan terletak dalam bagian superior kanan jantung, menerima
darah dari seluruh jaringan kecuali paru-paru.
(1) Vena cava superior dan inferior membawa darah yang tidak
mengandung oksigen dari tubuh kembali ke jantung.
(2) Sinus koroner membawa kembali darah dari dinding jantung itu sendiri.
(3) Atrium kiri dibagian superior kiri jantung, berukuran lebih kecil dari
atrium kanan, tetapi dindingnya lebih tebal. Atrium kiri menampung
empat vena pulmonalis yang mengembalikan darah teroksigenasi dari
paru-paru.
b. Ventrikel berdinding tebal. Bagian ini mendorong darah ke luar jantung
menuju arteri yang membawa darah meninggalkan jantung.
(1) Ventrikel kanan terletak dibagian inferior kanan pada apex jantung.
Darah meninggalkan ventrikel kanan melalui trunkus pulmonalis dan
mengalir melewati jarak yang pendek ke paru-paru.
(2) Ventrikel kiri terletak dibagian inferior kiri pada apeks jantung. Tebal
dindingya 3 kali tebal dinding ventrikel kanan. Darah meninggalkan
ventrikel kiri melalui aorta dan mengalir keseluruh bagian tubuh kecuali
paru-paru.
5. Katup jantung
a) Katup trikuspidalis terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan.
Katup ini memiliki tiga daun katup (kuspis) jaringan ikat fibrosa ireguler
yang dilapisi endokardium.
Bagian ujung daun katup yang mengerucut melekat pada jaringan ikat
fibrosa, chordae tendinae, yang melekat pada otot papillaris. Chordae
tendinae mencegah terjadinya pembalikan daun katup kearah belakang
menuju atrium.
Jika tekanan darah pada atrium kanan lebih besar daripada tekanan darah
di atrium kiri, daun katup tricuspid terbuka dan darah mengalir dari atrium
kanan ke ventrikel kanan.
Jika tekanan darah dalam ventrikel kanan lebih besar dari tekanan darah di
atrium kanan, daun katup akan menutup dan mencegah aliran balik ke
dalam atrium kanan.
b) Katup bicuspid (mitral) terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri.
Katup ini melekat pada chordae tendinae dan otot papillaris, fungsinya
sama dengan fungsi katup tricuspid.
c) Katup semilunar aorta dan pulmonary terletak di jalur keluar
ventrikuler jantung sampai ke aorta dan trunkus pulmonalis. Katup
semilunar terdiri dari tiga kuspis berbentuk bulan sabit, yang tepi
konveksnya melekat pada bagian pembuluh darah. Tepi bebasnya
memanjang ke dalam lumen pembuluh.
Katup semilunar pulmonal terletak antara ventrikel kanan dan trunkus
pulmonal
Katup smilunar aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.
FISIOLOGI
Sistem konduksi jantung
HISTOLOGI
A. Struktur Arteri
Dinding terdiri dari tiga lapisan : Tunika intima disebelah dalam, tunika
media di tengah, dan tunika adventisia disebelah luar
a.
b.
Arteri Elastik
Mencakup aorta, trunkus pulmonalis, dan cabang-cabang utamanya
Dinding terutama terdiri dari jaringan ikat elastic
Memperlihatkan daya tahan dan kelenturan sewaktu darah mengalir
Dinding sangat melebar selama sistol (kontraksi jantung
Sewaktu diastole (recoil) dan mendorong darah maju
Arteri muscular, Arteriol, dan kapiler
Dinding mengandung banyak otot polos
Mengontrol aliran darah melalui vasokonstriksi atau vasodilatasi
Otot polos di dinding arteri diatur oleh system saraf otonom
Arteriol adalah pembuluh darah kecil dengan satu sampailima lapisan otot
polos
Arteriol terminal menyalurkan darah ke pembuluh darah paling kecil,
kapiler
Kapiler adalah tempat pertukaran metabolic antara darah dan jaringan
Kapiler menghubungkan arteriol dengan venula
B. Struktur vena
Kapiler bersatu membentuk pembuluh darah yang lebih besar yaitu venula
Deskripsi luka :
1. Lokalisasi (Letak luka terhadap garis ordinat atau aksis pada tubuh. Garis
yang melalui tulang dada dan tulang belakang dipakai sebagai ordinat.)
2. Ukuran, ditentukan :
Ditentukan panjang luka
Jumlah luka
Sifat luka
Ada atau tidaknya benda asing pada luka
Luka terjadi saat masih hidup atau korban sudah mati
Menyebabkan kematian atau tidak
Cara terjadinya luka : bunuh diri, kecelakaan dan pembunuhan
3. Jenis kekerasan yang menjadi penyebab luka
Luka akibat kekerasan mekanis:
dan petir
Intoksikasi
: rata.
Tebing luka
Dasar luka
Jembatan jaringan
Ujung luka
5. Kesimpulan
Terdapat satu buah luka terbuka pada bagian dada sebelah kiri. Luka berbentuk
beraturan dengan panjang 10 mm. Luka berbatas tegas dan rata dan tidak
ditemukan luka lain pada daerah sekitar luka.
pergeseran senjata sewaktu ditarik atau akibat bergeraknya korban. Bila dibarengi
gerak memutar, dapat, menghasilkan luka yang tidak selalu berupa garis.
Pada kasus pembunuhan adalah sulit untuk membunuh seseorang hanya
dengan satu tusukan saja, kecuali bila korbannya sedang tidur atau dalam keadaan
yang sangat lemah atau bila korban diserang secara mendadak dan yang terkena
adalah organ tubuh vital. Jumlah lukanya lebih dari satu, tidak mempunyai tempat
atau lokasi khusus, seringkali didapatkan luka-luka yang didapat korban sewaktu
mengadakan perlawanan atau disebut luka tangkis.
Luka yang mematikan biasanya pada daerah leher, dada dan pada daerah
perut dimana organ-organ vital terdapat. Oleh karena luka-luka yang terjadi pada
kasus-kasus seperti diatas tadi hanya kecil dan berbentuk celah saja maka pada
pemeriksaan luar dari korban haruslah dilakukan dengan teliti dan secermat
mungkin.
4. Jelaskan keparahan atau derajat luka sesuai dengan hukum yang berlaku!
Derajat luka berdasarkan ketentuan dalam KUHP, penganiyaan ringan
adalah penganiyaan yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk
menjalankan jabatan atau pekerjaan, sebagaimana bunyi pasal 352 KUHP.
Umumnya, yang dianggap sebagai hasil dari penganiyaan ringan adalah korban
dengan tanpa luka atau dengan luka lecet atau memar kecil dilokasi yang tidak
berbahaya/ yang tidak menurunkan fungsi alat tubuh tertentu. Luka-luka tersebut
kita masukkan kedalam kategori luka ringan atau luka derajat satu.
KUHP tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan penganiyaan, tetapi
jurispudensi Hoge Raad tanggal 25 Juni 1894 menjelaskan bahwa menganiaya
adalah dengan sengaja menimbulkan sakit atau luka. Yang penting bagi dokter
adalah menentukan bagaimana keadaan yang dimaksud sakit atau luka. Oleh
karena batasan luka ringan sudah disebutkan diatas, maka semua keadaan yang
lebih berat dari luka ringan dimasukkan ke dalam batasan sakit atau luka.
Daftar Pustaka
1. Ilmu Kedokteran Forensik, Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Traumatologi Forensik. Jakarta : Bagian Kedokteran
Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.1997. h.42
2. Ilmu Kedokteran Forensik, Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Visum et Repertum. Jakarta : Bagian Kedokteran Forensik
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.1997. h. 12-13
3. Idries, dr. Abdul Munim. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik ed.1. Binarupa
Aksara.