2. Kaktus
Kalau di rumahmu atau di sekolahmu ada tanaman kaktus, coba perhatikan
tanaman tersebut! Tanaman kaktus tempat hidup aslinya sebenarnya adalah
tanah yang kering seperti gurun. Oleh karena itu tanaman ini menyesuaikan diri
dengan kondisi lingkungan yang kering dan panas. Tumbuhan kaktus
menyesuikan diri dengan memiliki daun yang kecil-kecil seperti duri yang
berfungsi untuk mengurangi penguapan air, batangnya tebal berair dan berlapis
lilin yang berfungsi untuk menyimpan cadangan air, akarnya yang panjang
untuk mencari air.
3. Teratai
Teratai tempat hidupnya di air. Tumbuhan ini menyesuaikan diri dengan
memiliki daun yang berbentuk lebar dan tipis. Bentuk daun seperti ini
mengakibatkan penguapan air terjadi dengan mudah. Selain itu, batangnya
yang berongga-rongga memungkinkan teratai dapat bernapas walaupun akar
dan batangnya berada di dalam air.
4. Eceng gondok
Eceng gondok hidup mengapung di permukaan air. Agar dapat mengapung
tumbuhan ini memiliki batang yang menggembung berisi rongga udara seperti
spons.
Mainkan Game Avanzanation
Game RTS Facebook 1st
Buatan Indonesia
Avanzanation
biindit
Masyarakat di kecamatan
kaledupa kabupaten wakatobi sulawesi tenggara punya tradisi tersendiri dalam
menanamkan nilai-nilai etika moral dan spiritual terhadap anak laki-laki dan perempuan
yang mulai beranjak remaja. Melalui tradisi karia setiap anak laki-laki dan perempuan
yang akan melepas masa usia anak-anaknya dan akan memasuki usia remaja dikumpul
bersama dan selanjutnya diantar keliling kampung oleh para pemangku adat dan
masyarakat menuju kesebuah tempat penobatan. selain memberi makna spiritual tradisi
ini juga menjadi ritual tiga tahunan yang mempertemukan seluruh masyarakat didaerah
itu.
Setelah seluruhnya
berkumpul para pemangku adat selanjutnya memanjatkan doa di dalam masjid yang
diikuti oleh para orang tua dan anak-anak yang ikut dalam tradisi ini. Sesuai adat yang
diyakini oleh masyarakat kaledupa setiap anak laki-laki dan perempuan yang akan
memasuki usia remaja diwajibkan menjalani tradisi karia ini. biasanya tradisi karia ini
berlangsung dua hari bertuturt-turut. Hari pertama untuk anak laki-laki dan hari
berikutnya khusus anak perempuan. Tradisi ini secara filosofis bertujuan untuk
membekali anak laki-laki dan perempuan dengan nilai-nilai etika moral dan spiritual baik
statusnya sebagai seorang anak ibu istri maupun sebagai anggota masyarakat.
Menariknya sebelum prosesi karia ini digelar terlebih dahulu diadakan selamatan dengan
mengundang sanak keluarga kerabat dan handai taulan baik yang berada diwilayah
wakatobi maupun yang berada diluar kota. Setelah semua prosesi dilakukan seluruh anakanak baik laki-laki maupun perempuan kemudian diantar oleh para pemangku adat para
orang tua anak dan seluruh masyarakat dengan berjalan kaki sepanjang lima kilometer
diperkampungan menuju tempat penobatan terakhir berbagai tradisi lainnya juga
ditampilkan saat dalam perjalanan.
Selain menyuarakan yelyel para pemuda adat yang berada dibarisan paling depan juga menampilkan atraksi
tarian balumpa. tak hanya itu para pemangku adat juga menggelar takbir disepanjang
jalan yang diikuti dengan pembagian uang koin bagi masyarakat yang tidak ikut dalam
barisan adat ini. selain untuk mempertebal nilai spiritual sang anak setelah memasuki usia
remaja nanti kegiatan ini juga untuk mendoakan sang anak agar terhindar dari bala dan
malapetaka. Tingginya animo masyarakat untuk merayakan tradisi tiga tahunan ini
membuat suasana disepanjang jalan kecamatan kaledupa disesaki oleh ribuan manusia.
bagi masyarakat kaledupa suasana seperti inilah yang dinantikan dimana semua
masyarakat yang berasal dari seluruh penjuru berkumpul bersama dan merayakan tradisi
berbahagia ini.
Tak heran hampir masyarakat rela berdesak-desakan saat memasuki tempat penobatan
terakhir. sebagai simbol prosesi penobatan telah dilakukan seorang pria yang telah
beranjak akil balik ditempatkan diatas sebuah kursi sambil diiringi alunan ayat suci
alquran dari para pemangku adat. (**)