Anda di halaman 1dari 41

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Keadaan Umum Perusahaan
4.1.1. Sejarah Umum Perusahaan
Pada mulanya perusahaan bernama PT. INDO
ALKOHOL UTAMA (1983) baru tahun 1986 nama tersebut
berubah menjadi PT. INDO ACIDATAMA CHEMICAL INDUSTRY
setelah itu pada tanggal 4 Oktober 2005 berubah nama menjadi
PT. SARASA NUGRAHA Tbk. Dan pada tanggal 30 Juni 2006
telah berubah lagi menjadi PT. INDO ACIDATAMA Tbk..sampai
sekarang. Perkembangan cukup pesat pada tahun 1987 sebuah
pabrik Ethanol dibangun di atas tanah seluas 11 Ha dengan
kapasitas terpasang sebesar 34.400.000 kg/th Asam Asetat
15.600.000 kg/th dan Ethyl Acetate sebesar 5.270.850 kg/th.
Pembangunan pabrik tersebut selesai pada akhir tahun
1988, sementara produksi komersial di mulai tahun 1989, enam
tahun sejak berproduksi secara komersial, pabrik Ethanol
Integrated pertama di Indonesia ini melakukan modifikasi dan
ekspansi.Dengan upaya-upaya tersebut kapasitas produksi PT.
INDO ACIDATAMA Tbk. yang semakin meningkat dan sebagai
catatan kapasitas produksi Ethanol PT. INDO ACIDATAMA Tbk.
terbesar di Indonesia.
Visi dan Misi didirikan Pabrik PT.INDO ACIDATAMA Tbk.
Sebagai berikut.
a. Visi :
PT. INDO ACIDATAMA Tbk. menjadi perusahaan dibidang
Industri Agro-Chemical bertaraf Internasional yang ramah
lingkungan dengan daya saing yang tinggi dalam bidang
kualitas dan kuantitas produk dengan selalu memberikan
komitmen terbaik kepada pelanggan dan secara terusmenerus
meningkatkan
efisiensi,
mengembangkan
profesionalitas dan tingkat pengetahuan (know-how) sember
daya manusia untuk meningkatkan kemakmuran bagi
investor, karyawan dan masyarakat.
b. Misi :
15

1. PT. INDO ACIDATAMA, Tbk. berupaya menjadi


perusahaan dibidang Industri Agro-Chemical yang diakui
secara Internasional.
2. PT. INDO ACIDATAMA, Tbk. berkepentingan untuk
selalu melakukan proses produksi dengan menerapkan
prinsip-prinsip HACCP dan Sistem Manajemen Mutu
secara konsisten dan terpadu sesuai standar yang telah
ditetapkan.
3. PT. INDO ACIDATAMA, Tbk. berupaya menjadi
perusahaan yang mampu bersaing secara Internasional
dalam Industri sejenis.
4. PT. INDO ACIDATAMA, Tbk.akan selalu menjamin
kualitas produk yang aman dan ramah lingkungan serta
sesuai standar Internasional dan kuantitas produk sesuai
permintaan.
5. PT. INDO ACIDATAMA, Tbk. akan selalu memenuhi
komitmen yang telah disepakati dengan pelanggan.
6. PT. INDO ACIDATAMA, Tbk. akan secara terus-menerus
melakukan inovasi untuk meningkatkan efisiensi di
segala bidang.
7. PT. INDO ACIDATAMA, Tbk. akan secara terus-menerus
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan SDM
sesuai bidang yang dimiliki, sehingga menjadi SDM yang
mumpuni.
8. PT. INDO ACIDATAMA, Tbk. akan berupaya untuk selalu
meningkatkan profitabilitas dan pertumbuhan usaha
demi mencapai kemakmuran bagi investor, karyawan,
dan masyarakat.
4.1.2

Lokasi Perusahaan

PT. INDO ACIDATAMA Tbk.. terletak 15 km timur laut


Solo atau 110 km sebelah selatan ibu kota Jawa Tengah,
Semarang tepatnya di Kebakkramat, Karanganyar. Lokasi
pabrik dibatasi oleh :
1. Sebelah Utara
: Jalan Desa
2. Sebelah Selatan
: Persawahan penduduk
3. Sebelah Barat
: Pabrik PT Sari Warna Asli
16

4. Sebelah Timur
: Persawahan penduduk
Lokasi pabrik dipilih berdasarkan pertimbangan dekatnya
pabrik dengan sumber bahan baku Industri Ethanol, yaitu tetes
tebu (Molases) suatu bahan produk sampingan dari pabrik gula
di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Letak pabrik ini juga sangat
strategis, yakni berada dalam jaringan pengakutan ke seluruh
daerah pemasaran.Denah Layout PT. INDO ACIDATAMA Tbk..
dapat di lihat pada lampiran 1.
4.1.3

Struktur Organisasi

Struktur
organisasi
PT.
INDO
ACIDATAMA
Tbk..mengikuti system line and staff organization, diagram dapat
dilihat pada lampiran 2.
Tugas dari masing-masing jabatan dalam struktur
organisasi di PT. INDO ACIDATAMA Tbk. :
1. Chief Executive Officer (CEO)
DisebutjugaDirektur Executive maupun Presiden Direktur.
CEO merupakan pemegang saham terpilih yang diangkat
oleh rapat umum pemegang saham, bertindak sebagai
pemegang pimpinan tertinggi dan bertanggung jawab
terhadap seluruh hasil kegiatan usaha perusahaan serta
kepada dewan direksi. Tugas dari CEO antara lain :
a. Menentukan sasaran akhir bagi perusahaan dan
merumuskan kebijakan kebijakan sehingga organisasi
dapat mengarah dan mencapai sasaran akhir.
b. Menentukan strategi perusahaan.
c. Memilih dan mengangkat manajer direktur.
d. Memberikan pertimbangan pertimbangan penting
dalam pengambilan keputusan yang mana akan
berdampak pada seluruh usaha di perusahaan.
e. Mengevaluasi hasil kerja manajer direktur selama kurun
waktu tertentu dan menemukan kebijakan kebijakan
untuk pengambilan keputusan langkah langkah
pembetulan.
2. Vice Executive Officer
17

Wakil Presiden Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam


organisasi yang memegang komando, memimpin seluruh
anggota organisasi untuk mengarah ke tujuan perusahaan.
Adapun tugasnya antara lain.
a. Menyusun pemecahan dari strategi perusahaan baik
rencana jangka panjang, menengah dan pendek.
b. Memimpin kegiatan perusahaan sehari hari, terutama
koordinasi fungsi di dalamperusahaan.
3. Plant Executive Officer
DirekturLapanganmerupakanpimpinan yang mengebawahu
departemen dalam bidang proses dan produksi.
Bertanggung jawab langsung kepada CEO Wakil Presiden
Direktur. Adapun tugasnya antara lain.
a. Merencanakan kegiatan operasional di plant.
b. Memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya.
c. Memelihara kelancaran proses dan produksi.
d. Mengendalikan kegiatan operasional proses dan
produksi dengan mengadakan evaluasi terhadap hasil
kegiatan diikuti dengan pengambilan tindakan perbaikan
yang diperlukan.
e. Ikut melaksanakan dan memupuk kekompakan diantara
karyawan.
Vice Exc. Plant
Wakil Direktur Lapangan bertugas untuk membantu kegiatan
direktur lapangan dan memimpin langsung departemen yang
bekaitan dalam kegiatan proses dan produksi, antara lain :
1) Production Department (Departemen Produksi)
2) Utilities Department (Departemen Utilitas)
3) Electric
Maintenance
Department
(Departemen
Pengadaan Listrik)
4) Mechanic Maintenance Department (Departemen Mesin)
5) Environtment Department (Departemen Lingkungan)
4. Commercial Executive Officer
Direkturkomersialmerupakanpersonalia yang membidangi
fungsi pemasaran, mengatur dari mana memperoleh dana
modal dan menetapkan besarnya dividen, serta mengatur
distribusi barang dari perusahaan. Biagian ini membawahi
beberapa departemen marketing, penjualan dan logistik.
18

Dimana tugas dari direktur komersial adalah untuk :


a. Merencanakan kegiatan operasional di bidang
pemasaran, merencanakan investasi yang harus
dilakukan oleh perusahaan.
b. Pengendalian kelancaran aliran pemasukan dan
pemasaran.
c. Mengevaluasi kegiatan pendistribusian barang dari dan
ke dalam perusahaan.
d. Ikut memupuk kekompakan dan kerjasama antar
karyawan.
Vice ExcOff To Commercial
Wakil Direktur komersial bertugas untuk membantu kegiatan
direktur komersial dan memimpin langsung departemen
yang berkaitan dalam kegiatan aliran pemasaran dan
logistik, antara lain :
a. Marketing Adm. Department (Departemen Pemasaran)
b. Sales Department (Departemen Penjualan)
c. Logistic Department (Departemen Logistik)
5. Finance Administration Executive Officer
Merupakan bagian mengatur dan mencatat aliran kas dana
masuk dan keluar, melaksanakan kegiatan keuangan sehari
hari dan pemeliharaan kegiatan operasional keuangan
dengan mengadakan evaluasi terhadap hasil kegiatan
dibidang keuangan dan melakukan kebijakan perbaikan.
Vice ExcOff To IR
Wakil Direktur Keuangan bertugas untuk membantu
kegiatan direktur keuangan dan memimpin langsung
departemen yang berkaitan dalam kegiatan aliran kas,
antara lain
a. Accounting Department (Departemen Akuntasi)
b. Finance (Departemen Keuangan)
c. Com. Data Proc (Data Karyawan)
d. Human Resources Department (Departemen Sumber
Daya Manusia)
e. General Aff Department (Departemen Umum)
4.1.4

Ketenagakerjaan
19

Perkembangan PT. INDO ACIDATAMA Tbk.. selain


dalam kapasitas produksi, terjadi pula dalam hal sumber daya
manusia.Hingga kini jumlah karyawan PT. Indo Acidatama
adalah 358 orang.Lebih dari 25% nya berpendidikanSarjana dan
Sarjana Muda. Perincian tenaga kerja di PT. INDO ACIDATAMA
Tbk. hingga pada bulan Februari 2014 dapat dilihat pada Tabel
4.1.
Tabel 4.1.Jumlah karyawan PT. INDO ACIDATAMA Tbk.
NO
1
2
3
4
5

TENAGA KERJA
Sarjana / sederajad
Sarjana Muda / sederajad
SMU / sederajad
SLTP / sederajad
Lainnya

JUMLAH
28 orang
53 orang
195 orang
48 orang
65 orang

Sumber :PT. INDO ACIDATAMA Tbk. (2014)


Pembagian jam kerja di PT. INDO ACIDATAMA Tbk.
berdasarkan status karyawan Shift dan Day Shift.
1. Karyawan Shift
Karyawan shift berhubungan langsung dengan proses
produksi, diantaranya prosuksi, utility dan lain lain. Jam
kerja ini dibagi menjadi 3 Shift dapat dilihat padaTabel 4.2.
Tabel 4.2. Jadwal karyawan shift
NO
1
2

SHIFT
Shift I (pagi)
Shift II (siang)

JAM KERJA
07.00 15.00 WIB
15.00 23.00 WIB

Shift III (sore)

23.00 07.00 WIB

Sumber :PT. INDO ACIDATAMA Tbk. (2014)


2. Karyawan Day Shift
Karyawan day shift merupakan karyawan yang tidak
berhubungan langsung dengan proses produksi, diantara
lain karyawan Administrasi, Sekretariat, perbekalan, gudang
dan lain lain. Jam kerja karyawan berikut dalam Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Jadwal karyawan day shift
20

N
O
1
2
3

SHIFT (hari)

JAM KERJA

Senin Jumat
Sabtu
Jam Istirahat

08.00 17.00 WIB


Libur
12.00 13.00 WIB

Sumber :PT. INDO ACIDATAMA Tbk. (2014)


Untuk hari libur nasional dan hari minggu merupakan hari
libur. Untuk menunjang misi PT. INDO ACIDATAMA
Tbk..yang
berkaitan
dengan
proses
Teknologi,
keharmonisan antar karyawan dengan perusahaan,
perlindungan karyawan, dan peningkatan kesejahteraan
karyawan PT. INDO ACIDATAMA Tbk. dibantu oleh
beberapa pihak yang dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Daftar Pihak
kesejahteraan karyawan
NO
1
2
3

yang

terkait

dengan

PIHAK TERKAIT
SP KEP(Serikat Pekerja Kimia Energi dan Pertambangan)
P2K3(Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja)
KOKARINDO(Koperasi Karyawan PT. INDO ACIDATAMA
Tbk.)

Sumber : PT. INDO ACIDATAMA Tbk. (2014)


Perusahaan juga memberikan jaminan sosial yang cukup
baik bagi tenaga kerja. Ketentuan jaminan sosial yang
berlaku di PT. INDO ACIDATAMA Tbk dapat dilihat pada
Tabel 4.5
Tabel 4.5. Daftar Jaminan Sosial karyawan
N
O
1
2
3
4
5
6

JAMINAN SOSIAL
Sarana Kesehatan yaitu POLIKLINIK
Sarana K3 yang meliputi perlengkapan sarana kerja
Transportasi karyawan dengan sistem pool
Menyelenggarakan program JAMSOSTEK
Rekreasi dan Olah Raga
Pakaian Kerja

21

Sumber :PT. INDO ACIDATAMA Tbk. (2014)


4.1.5

Jenis dan Pemasaran Produk

4.1.5.1 Jenis Produk


Adapun jenis produk yang dihasilkan oleh PT. INDO
ACIDATAMA Tbk. ada 3 (tiga) jenis produk yaitu sebagai berikut
pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Daftar jenis beserta kegunaan produk PT. INDO
ACIDATAMA Tbk.
N NAMA
KUALITAS KEMURNIAN
O PRODUK
1 ETANOL
SUPER
96,5 % bV
PRIMA

2 ACETIC
ACID

FOOD
GRADE

99,8 %
(berkadar
Asam
Formiat dan
Acetaldehyde
sangat
rendah).

3 ETHYL
ACETATE

SUPER
PRIMA

99,9 % bW

KEGUNAAN
Untuk
industri
Minuman,kosmetik
parfum dan cigarate.
Untuk melarutkan lemak,
resin
oil
dan
hydrocarbon.
Bahan baku pembuatan
acetaldehyde,
acetic
acid, etyllene dll
Sebagai
solvent
katalisator
dalam
pembuatan
Pure
Terephthalic Acid (PTA).
Bahan baku cellulose
Acetate,
Ethyl
Acetate,Vinyl
Acetate
dan Acetate Anhydride.
Untuk kebutuhan industri
tekstil, farmasi dan karet
Sebagai food aditive dan
cuka makanan.
Sebagai bahan pelarut
cat plastik, dan untuk
kebutuhan
industri
farmasi, cat, percetakan,

22

dll.

Sumber : PT. INDO ACIDATAMA Tbk. (2014)


PT. INDO ACIDATAMA Tbk., memiliki kapasitas produksi
Etanol 150.000 ton/hari , Acetic Acid 75.000 kg/hari dan Ethyl
Acetate 15.000 kg/hari dalam kemasan jerigen dan truck
container/bulk.
Dengan demikian, kapasitas produksi produk PT. INDO
ACIDATAMA Tbk. dapat dilihat pada Tabel 4.7
Tabel 4.7 Total Kapasitas Produksi PT. INDO ACIDATAMA
Tbk.
NO
1
2
3
4

Hasil Produksi
pertahun
Etanol
Acetic Acid I
Acetic Acid II
Ethyl Acetate

Produksi
Dimulai
1988
1988
1994
1988

Kapasitas pertahun
50.000 KL
16.500 Ton
16.500 Ton
7.500 Ton

Sumber : PT. INDO ACIDATAMA Tbk. (2014)


4.1.5.2 Pemasaran Produk
Kegiatan pemasaran di PT. INDO ACIDATAMA Tbk..
dilakukan oleh departemen pemasaran. Upaya yang dilakukan
untuk mendukung pemasaran adalah dengan mengadakan
promosi. Kegiatan promosi bertujuan untuk memperkenalkan
produk yang dihasilkan kepada konsumen.
Alur Pendistribusian produk di PT. INDO ACIDATAMA
Tbk.. dapat dilihat pada Gambar 4.1.
PT. INDO ACIDATAMA Tbk.

AGEN

MARKETING

KONSUMEN

Gambar 4.1 Rantai Distribusi produk PT. INDO ACIDATAMA


Tbk. (2014)
23

4.2 Aspek Keteknikan Pertanian


4.2.1

Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi
etanol di PT. INDO ACIDATAMA Tbk. adalah tetes tebu
(molasses). Tetes tebu yang digunakan pada proses pembuatan
alkohol merupakan produk sisa industri dari pabrik gula yang
terletak di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kapasitas penerimaan
tetes tebu (mollasses) adalah 100.000 m3 per panen tebu per
musim atau 500 ton perhari.
Setiap harinya PT. INDO ACIDATAMA Tbk.. , memproduksi
sampai 500 ton per hari. Untuk 1 liter alkohol sama dengan 3,5
kg tetes tebu (molasses).

4.2.2

Bahan Pembantu
Bahan pembantu digunakan untuk memunjang proses
produksi di PT. INDO ACIDATAMA Tbk..Bahan pembantu
ditambahkan selama proses produksi berlangsung. Bahan
pembantu ini disimpan sesuai dengan spesifikasiyang
digunakan untuk memproduksi etanol yang bekualitas.Bahan
pembantu
yang
digunakan
dalam
proses
produksi
etanol(alkohol) di PT INDO ACIDATAMA, Tbk adalah :
a Yeast
Yeast berfungsi sebagai mikroba yang diperlukan untuk
fermentasi molasses menghasilkan alkohol. Pada proses
fermentasi digunakan yeast jenis Saccharomyces Cerevisiae
yang di import langsung dari Jepang.
b Process water
Process water adalah air yang dibutuhkan di plant untuk
kepentingan proses. Process water ditambahkan untuk
menurunkan 0brix dengan mengencerkan molasses.
c Steam
Steam diproduksi dengan cara menguapkan soft water oleh
boiler. Steam digunakan untuk sterilisasi tangki dan media pada
proses fermentasi.
24

Nutrien
Nutrien digunakan untuk menunjang aktivitas mikroba dalam
proses fermentasi molasses. Nutrien yang digunakan berupa
urea dan Asam Phosphat.
e Antifoam
Antifoam berfungsi untuk menghilangkan buih yang muncul
saat proses fermentasi. Terbentuknya buih tidak dapat dihindari
untuk itu perlu ditambahkan senyawa antifoam misalnya steril
alkohol, ester, sulphonat, polypropilen glikol dan silikon.
4.2.3

Sarana Produksi dan Sarana Penunjang


Sarana produksi yang digunakan di PT. INDO
ACIDATAMA Tbk.. terdapat beberapa tahap pengolahan; yaitu
a.
Seed Fermenter Tank FB 209 A/B/C
Seed Fermenter merupakan tempat Pembiakan awal yeast
hasil dari laboratorium. Alat ini berada pada area 200 pada unit
fermentasi. Alat ini berupa tangki dilengkapi dengan sparger
dan cooling jacket. Molasses dari area 100 diumpankan ke
dalam tangki seed fermeter dan diencerkan dengan
menambahkan air untuk menurunkan tingkat kekentalan.
Campuran yang telah siap kemudian di fermentasi dengan
bantuan yeast ( saccharomyces cerevisiae ). Molasses yang
telah di fermentasi kemudian di pompakan ke tangki pre
fermenter.
Spesifikasi
Bentuk silinder tertutup, bahan yang digunakan stainless steel,
jumlah : 3 unit, diameter dalam : 1,30 m 3, tinggi shell : 2 m,
tebal shell : 4 mm. volume :2,65 m3 . Untuk gambar dapat
dilihat pada Gambar 4.2

25

Gambar 4.2 Seed Fermenter Tank.


Keterangan: 1. Umpan molases; 2. Steam; 3. Blower; 4.
Process water; 5. Cooling water; 6. Tangki; 7. Globe valve
b.
Pre Fermenter Tank FB 211 dan FB 212
Pre fermenter merupakan fermentasi lanjutan untuk
membiakan yeast setelah menerima biang dari seed
fermenter dan menaikan jumlah kapasitas dengan
menambah jumlah molasses. Kondisi operasi pre fermenter
dilakukan secara aerob. Hasil dari pre fermenter kemudian
akan digunakan sebagai umpan lanjutan pada main
fermenter.
Spesifikasi
Berbentuk silinder berbahan stainless steel, jumlah : 2 buah,
tinggi : 6 6,32 m, diameter : 3,8 m, tebal : 4 mm, volume :
68 m3 , Tinggi atap kronis : 0,5 m. Untuk gambar dapat dilihat
pada gambar 4.3

26

Gambar 4.3 Pre Fermenter Tank.


Keterangan: 1. Umpan molasses masuk; 2. Steam; 3. Blower;
4. Process water; 5. Cooling water
c.

Main Fermenter Tank FB 213, FB 214, FB


215, FB 216,FB 217, danFB 218
Tangki main fermenter fermentasi lanjutan dari pre
fermenter, dengan mensuplai biang dari pre fermenter
kemudian ditambahkan molases dari hopper. Di dalam main
fermenter pada kondisi anaerob terjadi pembentukan alkohol
10 12 % yang siap di umpankan ke area 300 untuk
melewati tahap pemurnian.
Spesifikasi untuk FB 213, FB 214, FB 215, da FB 217
Berbentuk silinder berbahan carbon steel, , tinggi shell : 9,8
m , diameter : 10,35 m, tebal : 8-8-8-6-6-6 mm, tinggi atap
kronis: 1,6 m :volume : 830 m3
Spesifikasi untuk FB 216 dan FB 218
Berbentuk silinder berbahan carbon steel, , tinggi shell : 11,3
m , diameter : 10,35 m, tebal : 8-8-8-6-6-6 mm, tinggi atap
kronis: 1,6 m :volume : 880 m3. Untuk gambar dapat dilihat
pada gambar 4.4

27

1
3

4
5
6

Gambar 4.4 Main Fermenter Tank


Keterangan: 1. Process water; 2. Menuju CO2 plant; 3. Umpan
molasses; 4. Tank; 5. Steam; 6. Blower
Sarana penunjang yang digunakan untuk menunjang
proses produksi terdapat beberapa unit pengolahan; yaitu
cooling tower, nitrogen, boiler, Bahan Bakar Minyak (BBM),
biogas plant, power station , dan compressor.
1. Unit Cooling Tower
Unit cooling tower berfungsi menunjang proses produksi
dalam hal penyediaan process water, soft water, dan service
water. Masing - masing fungsi di atas semuanya berkaitan erat
dengan kebutuhan air. Di PT. INDO ACIDATAMA Tbk. ini,
sumber air utama berasal dari air bawah tanah (ABT) yang tiap
tiap sumur mempunyai kedalaman antara 150 200 m.
Sumur dengan kedalaman 150 200 m tersebut dimaksudkan
agar mendapatkan kualitas air yang baik dan debit yang besar,
serta tidak menggangu siklus air di sekitar lingkungan
perusahaan.
Untuk mengalirkan air bawah tanah (ABT) digunakan
pompa air yang berada di dalam tanah, yang disebut well
pump. Pompa berkekuatan 11 kW dengan debit air yang
dihasilkan 20 30 m3 / jam. Air yang diperoleh dari sumur tidak
bisa langsung digunakan karena air bersifat pelarut, air yang
dihasilkan dari sumur masih mengandung beberapa zat yang
terlarut yang tidak diinginkan ataupun berupa kotoran. Untuk
mengurangi zat-zat terlarut ataupun endapan tersebut maka
28

dilakukan proses filterisasi (dialirkan ke tangki Sandfilter)


sebelum masuk ke bak penampung dengan menggunakan
media pasir silika.
Proses filterisasi terjadi di dalam tangki sand filter dengan
media yang digunakan pasir silika yang berfungsi sebagai
penyaring. Setelah tangki sand filter digunakan dalam waktu
yang lama maka semakin banyak kotoran yang mengendap hal
ini ditunjukkan pada saat pressure di dalam tangki sand filter
pada manmenter menunjukkan lebih dari 1,5 bar sehingga
perlu dilakukan back wash sand filter dan aerasi untuk
membuang endapan dalam tangki sandfilter sehingga
sandfilter bersih kembali. Setelah melalui penyaringan, air
ditampung dalam water pit yang berukuran 10 x 10 x 5 m.
PT. INDO ACIDATAMA Tbk.. memiliki 2 unit cooling tower
dengan sistim open cooling system. Cooling tower 1 dilengkapi
dengan 4 unit fan dan cooling tower 2 dilengkapi dengan 3 unit
fan.Cooling tower dilengkapi dengan 2 bak (basin) yaitu cold
basin yang menampung air yang sudah didinginkan (cooling
water) dan hot basin yang menampung air balik dari plant.
Cooing tower di plant melayani berbagai kebutuhan yang
disubstitusikan kepada pompa distribusi.
Sistem kerja Cooling tower adalah sebagai berikut. Cooling
water yang berada di bak Cold Basin dengan bantuan pompa
distribusi dialirkan ke plant, setelah melalui proses pertukaran
atau menyerap panas media di plant, air kembali ke unit
Cooling Tower dan ditampung di bak Hot Basin. Dari bak
tersebut dialirkan dengan npompa sirkulasi berkekuatan 30 Kw
menuju deck atas Cooling Tower dan dialirkan berbentuk titiktitik air oleh kisi-kisi kayu. Karenakan udara di dalam ruang
Coolling Tower dihisap oleh fan berkekuatan 55 kW terjadi
perbedaan tekanan udara luar dan udara di dalam Cooling
Tower sehingga udara luar masuk melewati kisi-kisi. Dengan
begitu terjadi adanya persinggungan antara titik-titik air yang
masih bersuhu tinggi (panas) dengan udara luar yang masuk
melalui kisi-kisi maka air mengalami proses pendinginan dan
panas dari air tersebut diserao oleh udara.Cooling water hasil
dari proses pendinginan ditampung dalam bak Cold Basin
29

untuk didistribusikan ke plant kembali. Untuk skema proses


Cooling Tower dapat dilihat pada Gambar 4.5

Gambar 4.5 Skema Pendingin Cooling Water.


Keterangan: 1. Water return from plant; 2. Water to plant;
3.Penguapan oleh udara; 4.Cold basin; 5.Hot basin; 6.Cold
basin filter area; 7.Pompa sirkulasi; 8. Pompa distribusi
a. Cooling water.
Cooling water merupakan air yang berfungsi sebagai alat
penukar atau penyerap panas media pada alat alat yang
berada di plant (HE. Columb, dsb) kemudian dikembalikan
ke cooling tower untuk mengalami pendinginan. Berikut ini
kontrol pada cooling water yang diperhatikan untuk
menghindari masalah seperti dibawah ini :
1. Inorganic fouling ( scale )
2. Sedimentasi fouling ( pasir / lumpur )
3. Organic fouling ( minyak )
4. Mikrobial fouling ( algae, fungi, bakteri )
Karena dengan berbagai permasalahan tersebut maka
kualitas Cooling Water harus dijaga untuk memenuhi
standart parameter yang ditentukan sehingga diperlukan
treatment, adapun parameter Cooling Water dapat dilihat
pada tabel 4.8
Tabel 4.8 Standart parameter kualitas air
Parameter
pH

Unit

Recommended Value
7,5 -8,5

30

Conductivity
M. Alkalinity
Ca Hardness
Total Hardness
Total Iron
Chloride
Silica
Ortho Phospate
O-PO4(unfiltered-filtered)
Zinc
Free Residual Halogen
COD
Cycle of Conc Silica
Total Aerobic Bacteria
Slime Former Bacteria

mS/cm
ppm CaCO3
ppm CaCO3
ppm CaCO3
ppm Fe
ppm Cl
ppm SiO2
ppm PO4
ppm Zn
ppm Cl2
Ppm
cfu/ml
cfu/ml

Max 1.500
150-400
100-300
Max 350
Max 2
Max 350
Max 180
4-9
Max 2
0,1-2,5
0,2-0,5
Max 100
2,5
1 x 106
5 x 105

Sumber : PT. INDO ACIDATAMA Tbk.(2014)


Sedangkan untuk treatment
menggunakan beberapa
chemicals dan dapat dilihat pada tabel 4.9
Cara kerja Gas Chlorine dalam membunuh bakteri adalah
dengan membakar sel bakteri dan tidak ada bakteri yang
mampu bertahan bila terkena klorin. N-7342 sebagai
oxidizing biocide, N-7338 (glutaraldehyde) adalah non
oxidicing biocide yang membunuh dengan cara mengikat
asam amino bakteri sehingga mencegah masuknya
makanan ke dalam sel dan menutup jalan keluar
pembuangan zat-zat melewati dinding sel. N-3DT 19
mengandung PO4 untuk mencegah korosif.
Tabel 4.9 Treatment yang digunakan untuk menjaga
kualitas air
CHEMICALS
N-3DT 129
N-3DT 104
Gas Chlorine
H2SO4
H-130 M
N-7342
N-7348

FUNCTION
Corrosion Inhibitor
Scale Inhibitor
Oxidizing Biocide
Pngontrol pH
Bio dispersant + Non oxidizing biocide
Oxidizing Biocide
Biodispersant

Sumber : PT. INDO ACIDATAMA Tbk. (2014)


31

b. Process water.
Process water adalah banyaknya air yang diperlukan di
plant untuk kepentingan berlangsungnya proses produksi.
Process water langsung diambil dari water pit tanpa
mengalami treatment lagi dan dialirkan ke bak A 300 dan
bak A450 dengan pompa process water dan tidak kembali
ke unit Cooling Water.
c. Soft water.
Pada umumnya soft water khusus digunakan sebagai
umpan boiler (Feed Water Boiler). Soft water mengalami
pengolahan di dalam suatu tangki yang disebut softener
tank sebelum digunakan untuk umpan boiler.
Reaksi kimia pertukaran ion:
CaSO4 + 2 R-Na
MgSO4 + 2 R-Na

R2Ca + Na2SO4
R2Mg + Na2SO4

Regenerasi :
R2Ca + 2 NaCl
2 R-Na + CaCl2
R2Mg + 2 NaCl
2 R-Na + MgCl2
Softener tank dilengkapi dengan resin kationik yang
bertujuan mengikat Ca2+ dan Mg2+ yang menyebabkan
kerak yang menempel pada dinding boiler sehingga
menghambat perpindahan panas. Regenerasi softener tank
dilakukan dengan menambahkan larutan NaCl apabila
konsentrasi Ca2+dan Mg2+ sudah jenuh / total hardness di
atas 4 ppm.
d. Service water.
Service water sama seperti process water yang tidak
mengalami pengolahan lagi tetapi langsung digunakan.
Service watermerupakan air yang biasa digunakan untuk
cleaning, MCK, masak, dan lain-lain.Service water
langsung dialirkan dengan pompa P 709.1 dan P 709.2 ke
tangki FC 702 kemudian didistribusikan ke seluruh pabrik
secara gravitasi. Layout alur soft water dan feed water
dapat dilihat pada lampiran 3.
2. Unit Nitrogen
32

Nitrogen cair di PT. INDO ACIDATAMA Tbk. adalah nitrogen


cair yang di supply oleh PT Samator Gas dan PT Aneka Gas.
Nitrogen ini digunakan untuk inertisasi sistem untuk
menghilangkan kandungan oksigen yang terdapat dalam sistem
karena bersifat eksplosif. Nitrogen ini digunakan pada area 400
dan area 450 yang karena prosesnya bersifat eksplosif
sehingga nitrogen digunakan untuk inertisasi dengan cara
menghilangkan kandungan oksigen yg terkandung. Area 400
membutuhkan nitrogen gas sedangkan nitrogen yang tersedia
berbentuk cair untuk itu nitrogen cair dialirkan melewati
evaporator sehingga terjadi kenaikan suhu dan terjadi
perubahan fase dari cair menjadi gas. Skema Unit N 2 dapat
dilhat pada gambar 4.6.

Gambar 4.6 Skema Unit N2.


Keterangan: 1. Level; 2. Manometer pressure
3. Unit Boiler
Unit boiler bertugas mendukung proses produksi dengan
menyediakan steamdengan cara memanaskan soft water yang
kemudian digunakan pada plant dan di area BBM.Secara umum
boiler adalah alat yang digunakan untuk mengubah air menjadi
uap melalui proses pembakaran bahan bakar dengan udara
dengan tekanan dan temperatur tertentu. Di dalam dapur boiler
energi kimia dari bahan bakar diubah menjadi panas dan panas
yang dihasilkan akan memanaskan permukaan bidang
pemanas. Hal ini menyebabkan air yang terdapat di dalam boiler
mendidih sehingga berubah menjadi uap. Uap yang dihasilkan
digunakan sebagai fluida kerja atau media pemanas.
33

Prinsip kerja boiler pipa api dengan mengalirkan pemanas


hasil pembakaran di ruang bakar mengalir di dalam pipa api
sehingga memanaskan air yang berada di sekeliling pipa api.
Untuk Skema Unit Boiler dapat dilihat pada Gambar 4.7.

Gambar 4.7. Skema Unit Boiler.


Keterangan : 1. Cerobong; 2. Steam; 3. Safety valve; 4. Drain;
5. Feed water; 6. Stocker

Bagian-bagian utama dari boiler :


1.
Dapur pembakaran
Bagian ini merupakan tempat terjadinya pembakaran di
mana udara yang ditiupkan blower bercampur dengan
bahan bakar yang sudah dikabutkan oleh burner.
2.
Pipa api
Bagian ini merupakan pipa-pipa yang tersusun sejajar di
mana gas hasil pembakaran akan langsung memanaskan
air dalam boiler.
3.
Deaerator
Alat ini berfungsi untuk pemanasan awal air boiler dan untuk
membuang sisa-sisa oksigen yang ikut terbawa dari air
34

umpan boiler untuk mencegah korosif dalam boiler.


Pemanas dalam deaerator diambil dari steam header.
4.
Feed water tank
Alat ini merupakan perlakuan pemanasan lanjutan dari
deaerator dan juga untuk menampung air isian boiler.
5.
Heat exchanger
Alat ini sebagai pemanas awal air umpan boiler dengan
menggunakan panas kondensat yang dihasilkan dari steam
header.
6.
Economizer
Alat ini merupakan bagian akhir dari pemanasan awal
sebelum air masuk ke ruang boiler.Panas berasal dari sisa
gas buang.
7.
Blower
Fan yang berputar untuk menghembuskan udara ke dalam
ruang bakar.
Air boiler harus diaja parameter kontrolnya dengan cara
menggunakan chemical yang diinjeksikan secara continue dan
dosisi tertentu agar tidak terjadi gangguan dalam peralatan
sistem pemanas airboiler. Antara lain dapat dilihat pada tabel
4.10

Tabel 4.10 parameter kontrol pada boiler


Parameter

Unit

Recommended
Value
10,0 -12,0

M. Alkalinity

ppm CaCO3

Max 2,5 X SiO2

Hardness

ppm CaCO3

Trace

Chloride

ppm Cl

Max 200

Silica

ppm SiO2

Max 450

Iron

ppm Fe

Max 1,0

pH

35

Conductivity/TDS

Uscm-1/ppm

Max 5000

Sulfite

ppm SO3

20-40

Apperance

Jernih

Sumber : PT. INDO ACIDATAMA Tbk. (2014)


Terdapat 3 unit boiler dengan sistem kerja pembakaran yang
berbeda :
1) BOILER OMNICAL (BOILER BIOGAS)
Boiler ini dilengkapi burner (berbentuk double cup
berfungsi sebagai injektor masuknya bahan bakar residu
ke dalam ruang pembakaran) , busi ignition (berfungsi
sebagai alat pemicu api dan hanya bekerja sekali di awal
pembakaran pada ruang pembakaran) dan seleoid valve
gas(berfungsi sebagai pintu masuk Gas Methane yang
digerakkan secara automatic dan berasal dari Biogas
Plant).Layout boiler omnical/biogas plant dapat dilihat
pada lampiran 4.
Spesifikasi
Buatan
: JERMAN
Type
: Universal
Kapasitas
:14 ton steam/jam
Tekanan kerja uap
: 10-11 bar
Temperatur uap/ Feed Water : 350C/160C
Luas bidang panas
: 106,156 m3
Bahan bakar
: Residu atau Gas Metana
2) Boiler ALSTOM-JOHN THOMPSON
Peralatan utama boiler ini sama pada umumnya, di
dalam ruang bakar/furnace terdapat 2 (dua)
StockerTriump Chaingrate dan 2 (dua) lorong api.
Forced Draft Fan ada di kedua sisi Stocker dan Induced
Draft Fan sebagai blower penyeimbang tekanan
pembakaran. Boiler Alstom menggunakan batubara
sebagai bahan bakarnya maka sistem pembakaran dan
peralatanya berbeda, yaitu Silo dan Coal Hopper
sebagai tempat menampung udara sebelum masuk ke
ruang bakar, Swing Chute berbentuk lorong karena
sebagai jalan batubara dan bergerak mengayun untuk
36

membagi batubara di atas Stocker, Guillotine merupakan


alat semacam pintu yang sapat dinaik-turunkan
berfungsi untuk meratakan atau mengatur ketebalan
batu bara di atas Stocker , Stocker berbentuk bed
sebagai tempat diletakkannya batubara dan bergerak
berputar untuk membawa batubara masuk ke dalam
dapur pembakaran, bak pendingin bersisi air untuk
mendinginkan abu batu bara bersuhu panas yang baru
keluar dari ruang pembakaran, ash collector penangkap
partikel abu hasil pembakaran batubara yang terakhir
agar tidak mencemari udara sebelum keluar dari
cerobong. Untuk layout boiler alstom-john thompson
dapat dilihat pada lampiran 5.
Spesifikasi
Buatan
: South Africa (RSA)
Maximum Continue Rating : 16000 kg/h at 100C
Design Pressure Gauge
: 1400 kPa
Design Temperature
: 250C
Operating Temperature
: 195C
Capacity
: 63m3
3) Boiler BASUKI
Boiler ini adalah kombinasi dari pipa api dan
pembakarannya
menggunakan
batubara
jenis
bituminous. Di dalamnya terdapat pipa-pipa air atau
inbed tubes yang dibenamkan dalam pasir (bed), dan
juga di dinding bagian atasnya atau membran wall.
Sedangkan pada bagian boiler shell terdapat pipa api
atau fire tube. Media pembakarannya menggunakan
pasir silika berukuran 0.8 mm s.d 1.2 mm. Berbeda
dengan kedua boiler diatas, sistem pembakaran boiler
Basuki sebagai berikut :
Arang kayu dibakar diatas media pasir silika di dalam
ruang bakar hingga panas didapatkan suhu sekitar
500C, bersamaan dengan itu aliran udara dari blower
(Forced Draught Fan) melewati celah tumpukan pasir
dan arang kayu sehingga pasir berhamburan bergerak
bebas atau terjadi pemisahan partikel ini disebut
fluidesasi. Setelah proses pemanasan awal ini batubara
37

dari Screw Feed dimasukkan ke ruang bakar atau


furnace secara bertahap hingga pembakaran dengan
fluidesasi didapat temperature 800C s.d 900C. Pada
setiap pembakaran umumnya terdapat partikel yang
tidak terbakar sekitar 5% terdiri dari pasir silika dan abu
batubara. Sisa pembakaran dikeluarkan melalui pipa
drain atau Ash Screw. Untuk layout boiler basuki dapat
dilihat pada lampiran 6.
Spesifikasi
Buatan
: Indonesia
Maximum Continue Rating : 15000 kg/h at 100C
Design Pessure Gauge
: 13 bar gate
Operating Temperature
: 195C
Capacity
: 20900 ltr
Tahun
: 2006
4. Unit Bahan Bakar Minyak ( BBM )
Unit ini menyediakan bahan bakar solar dan residu yang
digunakan oleh Boiler, Diesel Mak , batubara, gas methane dan
solar. Solar digunakan pada kendaraan Wheel Loader, Fork Lift,
Back Hoe, Dump Truck, dsb. Dan juga sebagai BBM awal untuk
diesel MaK. Sedangkan R 38 digunakan oleh Boiler Omnical
yang berbahan bakar 2 macam, R 38 dan Gas Methane, selain
itu R 38 pada viskositas tertentu juga digunakan oleh diesel
MaK sebagai BBM pengganti. Peralatan yang ada pada BBM
Plant berupa beberapa tangki berfungsi menampung BBM solar
dan Residu 38, juga beberapa pompa yang digunakan untuk
mentransfer BBM tersebut ke unit-unit pemakai.
5. Biogas Plant
Biogas adalah hasil samping pengolahan limbah dari stillage
A 300 yang ditampung dalam bak anaerob yang sudah di
covering. Gas yang dihasilkan oleh bak anaerob berupa gas
metana yang bermanfaat untuk menunjang peran batu bara
sebagai bahan bakar boiler. Hasil gas Metana yang dipakai
untuk umpan boiler 48.000 m3/hari. Skema pengolahan gas
metana dapat dilihat pada gambar 4.8
Sistem operasional dari Biogas plant :
a.
Gas dihasilkan oleh bak anaerob dihisap oleh blower
951 dan dimampatkan pada tangki scrubber 1 yang berisi air
38

untuk menyaring kotoran yang terbawa oleh gas metana.


Sedangkan airnya yang sudah terpakai dialirkan WWT
sebagai pengencer.
b.
Setelah melewati scrubber 1 kemudian gas metana akan
menuju scrubber 2 yang dilengkapi plat besi berisi larutan
NaOH yang akan mengikat Sulfur dalam gas metana yang
dapat menyebabkan korosi pada boiler dan tidak
menimbulkan bau menyengat pada cerobong boiler.
c.
Kemudian gas metana akan dihisap dan dimampatkan
oleh blower 952 untuk menaikkan tekanan gas agar sesuai
dengan kondisi tekanan yang dibutuhkan boiler yaitu 0,6 bar.

Gambar 4.8 Skema pengolahan gas Metana.


Keterangan : 1,2,3. Bak anaerob; 4. Blower; 5. Scrubber 1; 6.
Scrubber 2; 7. Blower 2; 8. Boiler; 9. Pompa scrubber
6. Unit Power Station
Unit ini bertugas menyediakan tenaga listrik yang dibutuhkan
oleh plant. Tenaga listrik yang ada di power station antara lain :
a. Tenaga listrik dari PLN : 2 x 1090 kW = 2.180 kW
b. Tenaga listrik dari Genset : 3 x 900 kW = 2.700 kW
Unit power station bertugas juga membagi tenaga sesuai ACB
(Air Circuit Breaker ) yang ada. Total power listrik di PT.
INDOACIDATAMA Tbk. adalah 5100Kw.
7. Unit Compressor
39

Unit ini bertugas menyediakan udara tekan untuk proses


produksi dan instrumentasi. Di PT. INDO ACIDATAMA Tbk.
mempunyai 6 kompresor dengan spesifikasi sebagai berikut :
a. Dua buah kompresor Turbo dengan kapasitas udara @
4.800 kg/jam. Pada kompresor ini udara yang terhisap
mengalami perlakuan pemampatan sampai 3 kali sebelum
di supply ke plant. Dimana setiap terjadi pemampatkan
udara akan menjadi panas dan didinginkan di inter cooler
sedangkan pendinginan udara yang paling akhir adalah after
cooler. Hal ini dilakukan agar didapatkan udara tekan
dengan pressure, temperatur dan flow yang sesuai dengan
kebutuhan plant.
b. Empat buah kompresor Piston dengan kapasitas udara @
1.250 kg/jam. Sistem kerja kompresor, bahan baku udara
yang berasal dari udara bebas dengan tekanan 1 atm
dihisap oleh suction valve dan mengalami pemampatan oleh
delivery valve cylinder low pressure sehingga tekanan naik
menjadi 2,5 bar. Kenaikan tekanan berpengaruh terhadap
kenaikan suhu pula, sehingga suhu udara naik menjadi 64
o
C.Tekanan udara yang dihasilkan low pressure cylinder
masih rendah maka udara dialirkan menujuhigh pressure
cylinder sehingga tekanan naik menjadi 5,5 7,2 bar dan
suhunya 64C-72 oC. Untuk menurunkan suhu kembali,
udara dilewatkan intercoolerkarena udara proses yang di
syaratkan maksimal 60 oC kemudian udara ditampung
sementara di Stabilizer tank, yaitu : FA 550 A-B-D, kemudian
baru dialirkan ke plant yang membutuhkan. Sedangkan FA
550 C untuk menampung udara instrument . Udara
instrument adalah suatu alat dimana udara mengalami
proses pengeringan dan pendinginan dari temperature 60C
menjadi 10C agar kandungan air di dalam udara
terkondensasi, sehingga tidak mengakibatkan peralatan di
plant maupun control room tidak cepat korosif.
Untuk Layout compressor piston dan turbo serta layout
udara instrument dapat dilihat pada lampiran 7.
4.3 Proses Pembuatan Etanol
40

Proses pembuatan etanol diawali dengan penerimaan tetes


tebu (molasses) . Sebelum memasuki tahap proses pembuatan
etanol, tetes tebu (molasess) diberi pretreatment terlebih
dahulu yaitu dengan cara mengambil 500 ml dengan tetes 10%
konsentrasi glukosa ditambahkan nutirsi berupa urea
diencerkan dengan process water hingga mencapai konsentrasi
glukosa 57-58%. Kemudian di autoclave dengan suhu 12C
selama 20 menit. Setelah dingin lalu dilakukan inokulasi.
Diagram alir pre treatment dapat dilihat pada Gambar 4.9

500 ml tetes tebu


Dienceran dengan process water
Labu Fermentasi

Autoclave
Dengan suhu 12C selama 20 menit

Diinokulasi
Gambar 4.9 diagram alir pre treatment tetes tebu (molasess)
Setelah tetes tebu (molasess) mendapatkan pretreatment
maka selanjutnya akan dialirkan pada tahap proses pembuatan
etanol (alkohol). Tahap proses pembuatan etanol (alkohol) di PT.
INDO ACIDATAMA Tbk.. dibagi menjadi 3 tahapan yaitu :
1 Seed fermenter
Tangki seed fermenter berfungsi sebagai tempat
perkembangbiakan awal yeast.Seed fermenter disterilisasi
menggunakan steam untuk mematikan sisa bakteri yang ada
dalam tangki sehingga dipastikan tidak ada kontaminan yang
dapat mengganggu jalannya fermentasi. Proses fermentasi
terdapat 3 tangki seed fermenter yang menunjang proses
41

pembibitan bakteri yang bekerja secara batch. Proses sterilisasi


tangki dilakukan selama 1 jam dengan suhu mencapai 100 0C.
Molasses dari tangki penyimpanan tetes ( FC-206 ) dipompa
dengan screw pump dicampur dengan process water yang
berasal dari hopper process water FC-207, sehingga akan
bersamaan tercampur dalam pipa menuju tangki seed
fermenter. Setelah tangki seed fermenter terisi larutan molasses
kemudian ditambahkan nutrien berupa urea dan asam phosphat
sebagai sumber makanan bagi yeast dan ditambahkan pula
antifoam untuk menghilangkan buih yang terbentuk pada saat
proses fermentasi.
Setelah semua tercampur dalam seed fermenter, media
tersebut kemudian disterilisasi selama 2 jam dengan steam
pada suhu 1000C, kemudian didinginkan dengan jacket cooler
sampai mencapai suhu 32 oC.Yeast yang telah siap kemudian
diinokulasikan atau penanaman bibit ke dalam media sebanyak
16 liter.
Udara luar yang dihisap oleh blower dilewatkan ke filter( BF229 ) kemudian masuk tangki seed fermenter. Proses yang
terjadi pada seed fermenter adalah aerob maka aerasi
diperlukan dengan penambahan oksigen. Udara kemudian
masuk melalui sparger yang berada didasar tangki. Sedangkan
gas CO2 yang terbentuk selama proses fermentasi dialirkan ke
pipa yang tercelup didalam air yang terdapat pada shipon pot.
Selama proses fermentasi berlangsung suhu dijaga 31320C
dengan pH 5 5,2. Waktu fermentasi di seed fermenter
berlangsung selama 16 jam. Pengambilan sampel dilakukan tiap
2 jam sekali untuk dianalisa 0Brix, pH, kadar alkohol. Kadar brix
yang semula 19200Brix setelah proses fermentasi berlangsung
diperoleh kadar brix akhir 9100Brix dan kadar alkohol 3 5 %.
Sebelum ditransfer ke pre fermenter, yeast culture diambil
sebanyak 16 liter untuk inokulum batch selanjutnya.Yeast
culture yang baru dapat digunakan sampai 10 kali untuk proses
batch selanjutnya, setelah itu digunakan yeast culture yang
baru. Kemudian transfer yeast culture ke tangki pre fermenter
untuk mengalami pembiakan bakteri.
2 Pre fermenter
42

Tangki pre fermenter berfungsi sebagai tempat pembiakan


yeast. Sama seperti proses yang terjadi di seed fermenter,
tangki pre fermentasi harus disterilisasi terlebih dahulu sebelum
digunakan untuk proses selanjutnya dengan steam untuk
membunuh sisa sisa mikroba yang terdapat dalam tangki.
Setelah sterilisasi selesai kemudian molasses dan water
procces dari masing masing hopper yang tersedia dialirkan
secara bersamaan, sehingga keduanya akan bercampur di
dalam pipa menuju tangki pre fermenter. Nutrien yang berupa
urea dan TSP juga diumpankan sebagai sumber energi bagi
mikroba. Kemudian ditambahkan antifoam untuk menghilangkan
aktivitas busa yang timbul saat proses fermentasi nantinya.
Media kemudian dipasteurisasi selama 2 jam untuk
membunuh mikroorganisme yang ada dalam campuran
sehingga tidak menghambat proses pembiakan mikroba.
Kemudian didinginkan mencapai suhu 32 0C menggunakan
sistem surface area.Yeast culture dari seed fermenter kemudian
dialirkan ke pre fermenter dengan hose pipe.Proses fermentasi
yang terjadi dalam pre fermenter berlangsung secara aerob.
Aerasi dilakukan dengan memasukan udara yang dilewatkan
dalam sparger yang berada di dasar tangki. Selama proses
inkubasi berlangsung suhu dijaga berada pada kisaran 31320C
pada pH 5 5,2 dengan waktu inkubasi selama 16 jam. Selama
proses fermentasi dilakukan pengambilan sampel tiap 2 jam
untuk dianalisa 0Brix, pH dan kadar alkohol. Setelah fermentasi
berlangsung kadar brix yang semula 19200Brix menjadi 9
100Brix dengan kadar alkohol 5 7 %.
3

Main fermenter
Tangki main fermenter merupakan tahap akhir dari proses
fermentasi molasses dalam menghasilkan alkohol. Dalam
memenuhi produksi alkohol, area fermentasi memiliki 6 buah
tangki main fermenter. Sama seperti proses fermentasi
sebelumnya, tangki fermentasi dibersihkan dari sisa fermentasi (
mash) dengan mengalirkan air, kemudian di sterilisasi dengan
mengalirkan steam untuk membunuh mikroorganisme dan
selanjutnya didinginkan. Pada tahap ini proses fermentasi
berlangsung secara anaerob.
43

Setelah tangki siap untuk proses fermentasi, transfer water


proccesdan molasses dari masing masing hopper yang
tersedia ke tangki main fermenter. Kemudian yeast culture dari
tangki pre fermenter dimasukan secara gravitasi. Selama
transfer yeast, pengisian water procces dan molasses tetap
berjalan. Selama proses filling yeast culture berjalan kemudian
diumpankan nutrien berupa urea dan TSP.
Selama proses fermentasi berlangsung suhu harus tetap
dijaga 32 oC menggunakan heat exchanger tipe plate dengan
waktu fermentasi 35 jam. Analisa dilakukan dengan
pengambilan sampel setiap 4 jam untuk di analisa pH dan 0Brix.
Setelah proses fermentasi berlangsung mash memiliki nilai brix
yang semula 24-260 berubah menjadi 11-120Brix dan total sugar
yang semula 13-14% berubah menjadi 1-2% dengan kadar
alkohol 10 12 %. Mash yang siap ditampung dahulu di hopper
kemudian didistribusikan ke area 300 ( distillation plant ) untuk
proses pemurnian. Diagram alir proses pembuatan etanol dapat
dilihat pada gambar 4.9 dan layout diagram proses dapat dilihat
pada lampiran 8

Gambar 4.10 diagram alir proses pembuatan etanol


4.4 Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu merupakan kegiatan yang penting
dalam suatu perusahaan guna menunjang kualitas produk akhir.
Suatu industri yang memproduksi produk menengah pun
melakukan pengendalian mutu di setiap proses produksi baik
dari awal hingga akhir untuk mengontrol kualitas produk agar
sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditentukan dan
juga untuk melindungi hak konsumen dalam mendapatkan
produk menengah yang nantinya akan diolah menjadi produk
yang bermanfaat dan bertaraf food grade agar aman dikonsumsi
tidak membahayakan kesehatan.
44

Pengendalian mutu di PT. INDO ACIDATAMA Tbk.. oleh


departemen produksi (Production Departement). PT. INDO
ACIDATAMA Tbk.. memiliki tiga laboratorium yang membantu
dalam proses pengontrolan yaitu laboratorium QA (Quality
Assurance) , laboratorium PC (Product Control) dan
Laboratorium mikrobiologi serta control room yang akan
mengontrol produk saat proses. Secara umum, pengendalian
mutu yang dilakukan terbagi menjadi tiga yaitu, pengendalian
mutu bahan baku, pengendalian mutu selama proses dan
pengendalian mutu produk akhir.
4.4.1 Pengendalian Mutu Bahan Baku
Tetes tebu (Molasses) sebagai bahan baku utama pada
pembuatan etanol memiliki beberapa kelemahan yaitu,
tercampur dengan bahan yang tidak diinginkan hal ini
disebabkan tetes tebu ini diambil dari pabrik gula sebagai
buangan (limbah) selain itu kontaminasi mikroorganisme juga
sangat rentan tercampur maupun lingkungan sekitarnya.
Kualitas produk akhir etanol sangat ditentukan dari kualitas tetes
tebu. Pengendalian mutu bahan baku (tetes tebu) dilakukan
dengan mengambil sampel tetes tebu dari pabrik .Kemudian
tetes tebu dianalisa oleh Lab. QA (Quality Assurance) dengan
dua parameter yaitu derajat kekentalan (Brix) biasanya 80-85
Brix dan Total sugar (TS) biasanya 50-65 TS.
Setelah itu, tetes tebu tersebut ditimbang, disaring, disimpan
dalam tangki penyimpanan yang bernama Tangki Mol Bit yang
berada dalam tanah berbentuk seperti kolam dengan kapasitas
6.000.000 liter sebelum dialihkan ke dalam unit fermentasi dan
unit selanjutnya. Spesifikasi bahan baku tetes tebu (molasses)
dapat dilihat pada tabel 4.11.
Tabel 4.11 Spesifikasi bahan baku tetes tebu(molasses)
SPESIFIKASI
Total Sugar
Reducing Sugar
Unfermemtable Sugar

% w/w
55
51
4

45

Ash (%w/w)

Sumber : PT. INDO ACIDATAMA Tbk. (2014)


Selain itu, dilakukan pre treatment
oleh Lab. Mikro
pertama-tama molasess diencerkan dengan air proses (process
water) dan ditambahkan nutrisi (berupa urea).
4.4.2 Pengendalian Mutu Selama Proses
Mutu suatu produk akhir yang dihasilkan tidak hanya
tergantung pada kualitas bahan baku utama dan bahan
tambahan saja, tetapi juga tergantung pada proses
pengolahannya. Proses pengolahan yang baik dan terkontrol
akan menghasilkan produk akhir yang sesuai dengan
spesifikasi. Oleh karena itu, perlu adanya suatu tindakan
pengendalian mutu selama proses. Pengendalian mutu juga
bertujuan untuk mencegah kontaminan yang mungkin terjadi
dalam proses.
Pengendalian mutu selama proses yang dilakukan oleh PT.
INDO ACIDATAMA Tbk. saat adalah pengontrolan suhu proses
yaitu pada suhu 32. Jika suhu yang digunakan tidak sesuai
maka akan merusak bahan baku maupun dapat memacu
pertumbuhan dari
mikroorganisme. Aktivitas mikroba
tergantung pada suhu lingkungan. Dengan penggunaan suhu
sesuai, akan dapat menurunkan jumlah mikroba ataupun dapat
menghambat pertumbuhan mikroba.
Selain itu pekerja harus memperhatikan sanitasi dan
aseptis diri saat bekerja khususnya jika bekerja dalam
laboratorium untuk menghindari terjadinya penyimpangan
selama proses berlangsung dan untuk menjaga kualitas bahan
yang diproses.
Pengendalian mutu proses produksi meliputi pengendalian
mutu fisik, kimia, dan mikrobiologi. Dimana pengendalian secara
fisik, kimia dan mikrobiologi dilakukan dengan mengambil
sampel pada seed fermenterpengambilan sampel setiap 4 jam
sekali dianalisa derajat kekentalan (Brix) kekentalan
menunjukkan bahwa yeast di dalam seed fermenter hidup atau
46

tidak. Selain derajat kekentalan, diamati juga aktivitas sel


apakah berkembang biak atau tidak.
Pada Seed Fermenter sebelum media diinokulasikan
dengan Yeast culture , maka 2 jam sebelumnya diambil
sampel media untuk dianalisa TS %, PH dan BX. Setelah TS
%, BX dan PH dianalisa dan memenuhi syarat yaitu TS Awal =
10-12 %, BX awal = 18BX dan PH = 5-5,2 maka
dilaksanakan Inokulasi.
Pada Pre Fermenter , kondisi operasi (inkubasi) saat
inkubasi finish/menjelang transfer ke Main Fermenter sampel
diambil untuk dianalisa TS % akhir dan konsentrasi alkoholnya.
Selama inkubasi temperatur dijaga 31-32C,tiap 2 jam diambil
sampelnya untuk diambil sampelnya untuk analisa BX, PH dan
jumlah sel.Jika inkubasi finish atau menjelang transfer, ke main
fermenter, diambil sample untuk analisa TS % akhir dan
konsentrasi alkoholnya.
Pada Main Fermenter , saat start fermentasi atau
sesudah filling selesai sampel diambil untuk dianalisa BX dan
PH. Filling dilakukan selama 12 jam. Setelah dilakukan filling
maka akan terjadi proses fermentasi. Proses fermentasi berjalan
baik jika temperatur optimum dengan temperatur 35C jika
melebihi yeast akan mati dan mengakibatkan kadar alkohol
masih rendah. Dan dilakukan pengambilan sample saat
sesudah filling setiap 4 jam untuk dianalisa BX dan PH
Pengendalian mutu etanol selama proses dapat dilihat pada
tabel 4.12

Tabel 4.12 Parameter Pengendalian Proses Fermentasi


NO
1.

ITEM
Seed Fermenter
a. TS Media
b. Jumlah cell/ml
- Start
- Finish
c. Brix Awal
d. Brix Akhir
e. Brix Media

RANGE
Min 10%
0,1 0,2 x 107
3,0 4,8 x 108
18 20
8 10
20

47

2.

3.

f. TS Akhir
Pre Fermenter
a. Ts Media
b. Jumlah cell/ ml
Start
Finish
c. Brix Awal
d. Brix Media
e. TS Akhir
f. Alkohol content
Main Fermenter
1. Ts Media
2. Jumlah cell/ml
Start
3. Brix Awal
4. Brix Akhir
5. Brix Media
6. TS Akhir

1-2
10 12 %
0,1 0,2 x 108
3,0 5,0 x 108
20 22
20
12%
57%
19 20 %
1,6 x 108
17
7%
1,7 %
8%

Sumber : PT. INDO ACIDATAMA Tbk. (2014)


4.4.3 Pengendalian Mutu Produk Jadi
Pengendalian mutu produk dilanjutkan pada penyimpanan
produk dan tahap distribusi. Produk yang telah dikemas akan
ditempatkan pada drum berkapasitas 6.000.000 liter atau
6000m3. Karena etanol merupakan produk menengah maka
produk akan dipesan melalui agen resmi dari pihak PT.
INDOACIDATAMA Tbk untuk kemudian didistribusikan kepada
konsumen.
4.5 Sanitasi
Sanitasi berfungsi sebagai salah satu cara untuk
mengurangi kerusakan bahan baku sampai produk akhir
sebagai akibat kontaminasi oleh mikroba kontaminan, menjamin
keamanan penggunaan untuk diproses menjadi produk lain
yang bertaraf food grade dan menghindari kemungkinan
terjadinya perubahan kualitas produk olahan suatu industri.
Karena produk akhir dari proses merupakan produk menengah
sebagai bahan baku bagi perusahaan lain maka tidak terlalu
48

memperhatikan sanitasi yang identik. Selain itu, proes


sepenuhnya dimasukan dalam mesin dan diproses di dalamnya
secara otomatis.
4.5.1 Sanitasi Peralatan
Sanitasi ini bertujuan untuk menjaga dan memelihara
perlengkapan serta peralatan produksi. Hal ini penting dilakukan
karena peralatan produksi selalu menjadi kontak dengan bahan
baku sehingga kebersihannya harus selalu dijaga agar mutu
produk yang dihasilkan sesuai dengan standart. Metode sanitasi
peralatan di ruang produksi adalah Cleaning In Place yaitu
suatu cara untuk membersikan (cleaning) dan sanitasi peralatan
tanpa merubah posisi alat yang dibersihkan. Berikut merupakan
proses cleaning pada tiap proses.
4.5.1.1 Seed Fermenter
Pada Seed Fermenter dilakukan proses cleaning tangki.
Proses cleaning tangki seed dilakukan untuk membersihkan
sisa-sisa yeast dan sisa-sisa antifoam. Langkah kerja cleaning :
1. Pastikan valve aerasi dan steam tertutup dan steam tertutup
dan valve drain serta sample cook dibuka.
2. Buka valve P.703 valve P.203 kemudian start P.203.
3. Air cleaning penyemprot dinding tangki lewat sparger(alat
untuk pembersihan bottom) , dilaksanakan 5 menit,
kemudian tutup valve P.203.
4. Tangki bagian dalam disikat dan diberi detergen, start
kembali P.203 selama 2 menit.
5. Tutup valve P.203 (valvecleaning). Buka valvesteam untuk
flashing yaitu menghilangkan kotoran yang menyumbat
lubang sparger 1 menit.
6. Buka valve cleaning start P.203 4 menit.
7. Tutup semua valve, beri larutan formalin 0,1 liter sebagai
desinfektan.
Sterilisasi tangki
49

Sterilisasi tangki pada seed fermenter digunakan untuk


mensterilkan tangki setelah digunakan sebelum dan setelah
peralihan ke tangki selanjutnya. Langkah sterilisasi:
1. Manhole ditutup rapat, shipon pot isi air 1/3 bagian (untuk
mengeluarkan uap air dari sterilisasi).
2. Valve steam dibuka perlahan perlahan putaran.
3. Valve drain dan valve sample cocok dibuka sedikit untuk
mengeluarkan kondensate. Waktu sterilisasi 1 jam dan
temperatur 99-100 C.
4.5.1.2 Pre Fermenter
a. Cleaning Tangki
Pada pre fermenter dilakukan proses cleaning untuk
membersihkan sisa-sisa kultur yeast dan sisa-sisa bahan yang
tidak dibutuhkan dan dapat merugikan proses selanjutnya.
Langkah yang dilaksanakan :
1. Buka valve drain, valve cleaning yang menuju sprayer dan
sparger.
2. Start P.203 selama 5 menit, kemudian tutup valve cleaning
yang menuju sparger.
3. Buka valve steam 15 menit, jika tangki sudah bersih, tutup
semua valve cleaning dan valve drain stop P.203.
4. Tuangkan formalin 0,1 liter ke dalam tangki.
b. Sterilisasi Tangki
Sterilisasi tangki pada pre fermenter digunakan untuk
mensterilkan tangki setelah digunakan sebelum dan setelah
peralihan ke tangki selanjutnya. Langkah sterilisasi :
1. Buka valve steam perlahan-lahan putaran.
2. Tangki di sterilisasi sampai temperatur 97C, jika sudah
tercapai tutup valve steam.
3. Waktu yang diperlukan 1 jam.
4. Kemudian buka valve aerasi putaran untuk
mengeluarkan sisa-sisa steam.
5. Buka valve drain agar kondensat terbuang.
4.5.1.3 Main Fermenter
50

Tangki yang digunakan harus benar-benar bersih dan steril


karena hasil yang dituju adalah alkohol. Tangki harus bebas
kontaminan dengan bakteri yang memakan gula dan nutrisi
diantaranya :Acetobacter aceti , Lactobacter aceti , Leuconosto
Mosenteriodes. Kemudian cleaning dilaksanakan dengan 2
cara yaitu; Peyemprotan dengan selang lewat manhole., dengan
sprayer (alat yang digunakan untuk pembersihan dinding
tangki). Cara melaksanakan cleaning :
1. Pasang slang pada valve cleaning dan masuka ke tangki
main fermenter lewat manhole, valve drain dibuka.
2. Start pompa summersible.
3. Start P.203 slang secara manual disemprotkan ke dasar
tangki sehingga sludge di dasar tangki bersih, waktu yang
diperlukan 20 menit.
4. Tutup valve cleaning yang menghubungkan slang, buka
valve cleaning yang menuju ke sprayer.
5. Buka valve steam putaran.
6. P.203 tetap hidup. Start pompa sirkulasi (pipa sirkulasi dan
HE dapat bersih) sirkulasi diulang 2-3 kali.
7. Setelah 4 menit, cleaning di stop, maka P.203 di stop,
pompa sumersible di stop, valve cleaning dan valve drain
ditutup.
Sterilisasi Tangki Main Fermenter
Sterilisasi tangki pada main fermenter digunakan untuk
mensterilkan tangki setelah digunakan sebelum dan setelah
peralihan ke tangki selanjutnya.
Langkah sterilisasi :
1. Isi shipon pot 1/3 volume, tutup manhole.
2. Buka valve steam full open, temperatur sampai 90C.
3. Waktu yang diperlukan 1 jam.
4. Jika temperatur sudah terpenuhi, tutup valve steam dan
manhole dibuka.
4.5.2 Sanitasi Pekerja
Sanitasi pekerja bertujuan untuk menhindari kontaminasi
terhadap bahan baku, bahan pembantu, dan produk akhir. Hal
ini karena pekerja berhubungan langsung dengan bahan
51

bahan tersebut. Sanitasi pekerja dilakukan dengan memberikan


kelengkapan kepada perkerja antara lain helm safety, sepatu
boot, dan sarung tangan serta kacamata (di area tertentu).
Selain mengguakan perlengkapan tersebut, para pekerja
juga harus mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
aktivitas yang berhubungan dengan proses produksi ini
dikarenakan kontak langsung dengan bahan yang berbahaya
bila terbawa saat makan atau kegiatan lainnya. Sepatu boot dan
helm safety harus selalu dipakai saat melakukan aktivitas di
dalam maupun diluar ruangan (seperti plant).
4.6 Pengolahan Limbah
Limbah yang dihasilkan dari area fermentasi dialirkan
melalui kanal ke bak netralisasi. Di bak netralisasi, stillage yang
pH awalnya 4,8-4,9 diinjeksi dengan larutan kapur jenuh untuk
mentralkan. Agar tercapai homogenitas yang optimum
digunakan mixer.Setelah dinetralkan, limbah dimasukkan ke bak
1 (anaerobic lagoon), dimana limbah yang masih merupakan
senyawa berantai panjang mengalami degradasi secara biologis
dan biochemist oleh bakteri-bakteri anaerob.Untuk menjaga
agar bakteri-bakteri tetap aktif dilakukan penambahan nutrien
dan pH dijaga dalam kondisi optimum sekitar 7. Untuk
mengurangi bau yang ada, maka buih yang terjadi dibersihkan
dengan cara menjala buih tersebut kebagian tepi untuk dijaga
dengan serok. Waktu tinggal dalam bak 1 selama 35 hari.
Dari bak 1 limbah dialirkan ke bak 2 yang merupakan
anaerobic lagoon. Di bak 2 limbah mengalami proses yang
sama dengan bak 1, hanya waktu tinggalnya lebih singkat yaitu
selama 20 hari. Pada bak ini dilakukan pengadukan lumpur
untuk frekuensi kontak antara lumpur aktif dengan limbah.Dari
bak 2 limbah dialirkan ke bak 3 dan 4 yang juga merupakan
anaerobic lagoon.Untuk menjaga agar aktifitas bakteri tetap
optimum dilakukan penambahan nutrien dan pengadukan
lumpur aktif.
Sumber awal bakteri yang digunakan untuk pengolahan
limbah untuk pengolahan limbah pada bak 1,2,3 dan 4 adalah
tinja. Nutrien yang diberikan untuk bakteri tersebut berupa urea
52

dan Asam Phosphat sehingga memberi perbandingan BOD:N:P


= 200:5:1. Diharapkan setiap keluar dari bak pengolahan, BOD
akan turun sekitar 80%. Pada bak 4, BOD dan COD diharapkan
turun semaksimal mungkin sehingga nilai BOD dan COD
memenuhi syarat yang ditetapkan. Untuk perairan, COD yang
ditetapkan sekitar 300 dan nilai BOD-nya sekitar 60% dari nilai
COD.
4.6.1 Penanganan Limbah
Limbah terbanyak yang dihasilkan oleh PT. INDO
ACIDATAMA adalah stillage. Stillage berupa cairan coklat yang
merupakan limbah dari Alkohol Plant. Spesifikasi limbah stillage
sebagai berikut :
Debit

: + 1000 m3/ hari

Temperatur
: + 50C
pH
: 4,5 5
BOD(Biological Oxygen Demand) : 50.000 70.000 ppm
COD (Chemical Oxygen Demand)
TSS
TDS
Sulfat

: 100.000 120.000 ppm


: 7.000 10.000 ppm
: 90.000 120.000 ppm
: + 2500 ppm

Limbah sebelum dibuang, terlebih dahulu dilakukan


proses pengolahan limbah dengan tujuan mengembalikan
kualitas buangan agar memenuhi persyaratan limbah buangan
pabrik. Unit Pengolahan limbah di PT. INDO ACIDATAMA dibagi
menjadi tiga bagian :
1. Bak Persiapan
Terdiri dari :
a. Bak berjumlah 2 buah, bak ini tujuan untuk mengendapkan
lumpur yang terbawa limbah. Bak ini bekerja setiap 2
minggu.
b. Bak penetralan, bak ini bertujuan untuk menetralkan limbah
dengan bubur kapur hingga dicapai pH yang cukup
memadai.
2. Bak Penguraian
53

Terdiri dari 4 bak, yaitu bak anaerob I (36,215 m3), bak


anaerob II (36,680m3), bak anaerob III (29,296 m3) dan bak
maturasi (12,543 m3).Stillage murni dari area alkohol diencerkan
empat kali dari bak IV dan masuk ke bak anaerob I, II, III secara
paralel. Dalam bak anaerob I,II,III limbah didiamkan supaya
mengalami degradasi secara biologis.
Spesifikasi limbah keluar dari bak anaerob I,II dan III
pH
: 7 7,5
COD(Chemical Oxygen Demand)
: 12.000 ppm
BOD(Biological Oxygen Demand)
: 4.000 ppm
TSS
: 10.000 ppm
Dari bak anaerob I,II dan III kemudian masuk ke bak
maturasi IV. Pada bak maturasi IV, limbah juga mengalami
proses yang sama dengan di bak anaerob. Dari bak IV, limbah
direcycle sebagian ke bak anaerob sebagai pengencer sejumlah
3.000 m3 / hari dan sisanya sisitribusikan ke lahan pertanian dan
untuk pupuk sebesar 10.000 m3 / hari.
3. Bak Kontrol
Dari bak kontrol limbah yang sudah dinetralkan,
sebagian lagi dialirkan ke bak pembuangan dan sebagian lagi
dialirkan ke kolom anaerob. Di dalam kolom ini, limbah di
biarkan mengalami proses anaerob oleh bakteri sehingga
menghasilkan gas H2S dan CH4 yang berbau serta penurunan
BOD/COD. Ke dalam kolom anaerob I ditambah nutrien seperti
urea dan As.Phosphat untuk kelangsungan hidup bakteri.Waktu
tinggal di kolom ini selama 35 hari.Penambahan limbah ke
dalam kolom anaerob I terjadi secara terus-menerus sehingga
terjadi aliran secara overflow menuju kolom anaerob II. Didalam
kolom anaerob II terjadi proses yang sama dengan kolom
anaerob II. Di dalam kolom anaerob II terjadi proses yang sama
dengan kolom anaerob I, tetapi waktu tinggalnya tinggal 20 hari.
Dari kolom anaerob II limbah dialirkan secara overflow ke kolom
anaerob III dengan waktu tinggal 20 hari. Setelah terjadi
overflow pada bak III, limbah masuk bak IV. Di sini terjadi proses
aerob dengan bantuan aerator. Waktu tinggal di kolom aerob IV
adalah 14 hari. Dari bak ini limbah mengalir secara overflow ke
bak V yang bertugas sebagai bak maturasi. Limbah yang telah
54

diolah dapat digunakan untuk pupuk karena mengandung umur


umur N, P, K yang tinggi.Di mana unsur K berasal dari
tanaman tebu.
Spesifikasi limbah keluar dari bak IV
pH
: 6,9 7,1
COD
: 100 250 ppm (max.300 ppm)
BOD
: 10 50 ppm (max 100 ppm)
TS
: 50 100 ppm
4. Unit Evaporator Plant
Stillage dengan konsentrasi 5% TS dari alkohol plant
dipekatkan di unit evaporator plant dengan 3 stage dan
dihasilkan stillage dengan konsentrasi 65 % TS dan water dari
hasil produk atas.Stillage dengan konsentrasi 65 % TS
dimanfaatkan untuk :
1. Pembuatan pupuk cair POMI (Pupuk Organik Majemuk
Imbang)
2. Pembuatan briket sebagai bahan bakar boiler. Briker dibuat
dari campuran serbuk kayu dan stillage. Kemudian
dikeringkan dan dipres pada Breaking Unit.
3. Pembuatan makan ternak dengan sludge waste unit
fermentasi.

55

Anda mungkin juga menyukai