Anda di halaman 1dari 15

II.

TINJAUAN PUSTAKA
A. Jenis-jenis Varietas Kelapa Sawit
Kelapa sawit berbentuk pohon.Tingginya dapat mencapai 24 meter.Akar serabut tanaman
kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping.Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang
tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi.
Seperti jenis palma lainnya, daunnya tersusun majemuk menyirip. Daun berwarna hijau
tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda.Penampilannya agak mirip dengan tanaman salak,
hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam.Batang tanaman diselimuti bekas
pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelapah yang mengering akan terlepas
sehingga penampilan menjadi mirip dengan kelapa.
Bunga jantan dan betina terpisah namun berada pada satu pohon (monoecious diclin) dan
memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri.Bunga
jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan
mekar.
Tanaman sawit dengan tipe cangkang pisifera bersifat female steril sehingga sangat
jarang menghasilkan tandan buah dan dalam produksi benih unggul digunakan sebagai tetua
jantan.Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit
yang digunakan.Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah.Minyak
dihasilkan oleh buah.Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah melewati
fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan buah akan
rontok dengan sendirinya.

Buah terdiri dari tiga lapisan:


a)

Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.

b)

Mesoskarp, serabut buah.

c)

Endoskarp, cangkang pelindung inti.


Inti sawit (kernel, yang sebetulnya adalah biji) merupakan endosperma dan embrio

dengan kandungan minyak inti berkualitas tinggi. Kelapa sawit berkembang biak dengan cara
generatif. Buah sawit matang pada kondisi tertentu embrionya akan berkecambah menghasilkan
tunas (plumula) dan bakal akar (radikula).
1. Syarat hidup
Habitat aslinya adalah daerah semak belukar.Sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah
tropis (15 LU - 15 LS).Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 0-500 m dari permukaan
laut dengan kelembaban 80-90%.Sawit membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil, 20002500 mm setahun, yaitu daerah yang tidak tergenang air saat hujan dan tidak kekeringan saat
kemarau.Pola curah hujan tahunan memengaruhi perilaku pembungaan dan produksi buah sawit.
2. Tipe kelapa sawit
Kelapa sawit yang dibudidayakan terdiri dari dua jenis: E. guineensis dan E. oleifera.
Jenis pertama yang terluas dibudidayakan orang.dari kedua species kelapa sawit ini memiliki
keunggulan masing-masing. E. guineensis memiliki produksi yang sangat tinggi dan E. oleifera
memiliki tinggi tanaman yang rendah.banyak orang sedang menyilangkan kedua species ini

untuk mendapatkan species yang tinggi produksi dan gampang dipanen. E. oleifera sekarang
mulai dibudidayakan pula untuk menambah keanekaragaman sumber daya genetik.
Penangkar seringkali melihat tipe kelapa sawit berdasarkan ketebalan cangkang, yang terdiri dari
:
a) Dura.
b) Pisifera.
c) Tenera.

Gambar 2.1.Perbandingan daging buah dan cangkangnya


Dura merupakan sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga dianggap
memperpendek umur mesin pengolah namun biasanya tandan buahnya besar-besar dan
kandungan minyak per tandannya berkisar 18%.Pisifera buahnya tidak memiliki cangkang,

sehingga tidak memiliki inti (kernel) yang menghasilkan minyak ekonomis dan bunga betinanya
steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah.
Tenera adalah persilangan antara induk Dura dan jantan Pisifera.Jenis ini dianggap bibit
unggul sebab melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan sifat cangkang buah tipis
namun bunga betinanya tetap fertil.Beberapa tenera unggul memiliki persentase daging per
buahnya mencapai 90% dan kandungan minyak per tandannya dapat mencapai 28%, untuk
pembibitan massal, sekarang digunakan teknik kultur jaringan.
3. Hasil tanaman
Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak goreng, margarin, sabun,
kosmetika, industri baja, kawat, radio, kulit dan industri farmasi.Minyak sawit dapat digunakan
untuk begitu beragam peruntukannya karena keunggulan sifat yang dimilikinya yaitu tahan
oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan
pelarut lainnya, mempunyai daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh
dalam bidang kosmetik.
Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah buah. Bagian daging
buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan bakuminyak goreng
dan berbagai jenis turunannya. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah,
rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi.Minyak sawit juga diolah menjadi
bahan bakumargarin.
Minyak inti menjadi bahan baku minyak alkohol dan industri kosmetika. Bunga dan
buahnya berupa tandan, bercabang banyak, buahnya kecil, bila masak berwarna merah

kehitaman, daging buahnya padat, daging dan kulit buahnya mengandung minyak, minyaknya itu
digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin, ampasnya dimanfaatkan untuk
makanan ternak, ampas yang disebut bungkil inti sawit itu digunakan sebagai salah satu bahan
pembuatan makanan ayam, tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang.
Buah diproses dengan membuat lunak bagian daging buah dengan temperatur
90 C.Daging yang telah melunak dipaksa untuk berpisah dengan bagian inti dan cangkang
dengan pressing pada mesin silinder berlubang.Daging inti dan cangkang dipisahkan dengan
pemanasan dan teknik pressing.Setelah itu dialirkan ke dalam lumpur sehingga sisa cangkang
akan turun ke bagian bawah lumpur.Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan
campuran makanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos.

E. Proses Pengolahan Kelapa Sawit


Proses pengolahan buah kelapa sawit menjadi CPO dan Inti,terdapat
beberapa stasiun yang menjadi alur proses pengolahan buah kelapa sawit
menjadi CPO dan inti. Stasiun-stasiun yang ada di pks di mulai dari stasiun
penerimaan buah,stasiun penerimaan buah terbagi atas pos
satpam,timbangan dan loading ramp.pos satpam bertujuan untuk mencatat
no BK mobil yang masuk dan mengecek surat pengantar buah.Timbangan
bertujan untuk mengetahui berapa berat buah yang masuk ke pabrik dan
loading ramp sebagai tempat untuk penampungan tbs sementara serta
tempat dilakukannya sortasi berdasarkan kriteria matang panen.Stasiun

perebusan merupakan alat yang digunakan untuk merebus TBS dengan


menggunakan bejana silinder yang bernama sterilizer.Stasiun pemipilan
merupakan merupakan tempat pemisahaan antara brondolan dengan
tandan.Stasiun kempa merupakan tempat untuk mengektraksi buah kelapa
sawit yang menghasilkan crude oil dan cake.Stasiun klarifikasi adalah tempat
pemurnian minyak dari kotoran dengan menggunakan prinsip
sedimentasi,filtrasi,sentifugasi,dan pengeringan.Stasiun pengolahan biji
adalah tempat untuk memisahkan Inti dari cangkangnya dengan
menggunakan gaya hisap udara dan media air sebagai pemisah Inti dari
cangkangnya (Naibaho P 1998).

Flow proses pengolahan kelapa sawit ditampilkan dalam bentuk gambar 1


berikut :

(Sumber : Documen ivanemmoy.wordpress.com. 2013)

Gambar 1. Flow Proses Pengolaan Kelapa Sawit.

F.Stasiun Pengolahan Biji

Stasiun pengolahan biji adalah tempat untuk memisahkan Inti dari cangkangnya dengan
menggunakan gaya hisap udara dan media air sebagai pemisah Inti dari cangkangnya.cake yang
keluar dari mesin press digemburkan oleh CBC kemudian dibawa ke depericarper untuk di
pisahkan fiber dan bijinya ,fiber terhisap ke fiber cyclone dan langsung dijadikan bahan bakar
boiler,sedangkan biji jatuh ke nut polishing drum untuk di bersihkan serabut-serabut halus yang
menempel pada bijinya. Setelah itu biji di angkut oleh bucket elevator ke nut silo kemudian

masuk ke ripple mill untuk dipecahkan.setelah itu cracked mixture dibawa oleh conveyor dan
elevator ke LTDS I dan LTDS II untuk dipisahkan antara cangkang dan intinya,kemudian
cangkang yang belum terpisah masuk ke hydrocylone/claybath untuk dipisahkan cangkang dan
intinya dengan menggunakan system basah,setelah itu inti masuk ke kernel dryer untuk
dikeringkan dan setelah dikeringkan inti di masukkan ke storage kernel kemudian cangkang
masuk ke shell bean setelah itu di jadikan bahan bakar boiler.

(Sumber : Documen ivanemmoy.wordpress.com. 2013)

G.Ripple mill
Ripple Mill merupakan suatu alat yang digunakan pada pabrik kelapa sawit (PKS) untuk
proses pengolahan inti yang berfungsiuntuk memecahkan nut sehingga inti kernel terlepas dari
cangkang.
Menurut sukrisno widyotomo di jurnal yang berjudul Evaluasi Kinerja Mesin Pengupas
Kulit Buah Kopi Basah Tipe Silinder Horizontal menyebutkan bahwa kulit buah basah
dipisahkan dari komponen biji kopi berkulit cangkang karena adanya gaya gesek dan

pengguntingan yang berlangsung di dalam celah di antara permukaan silinder yang berputar
(rotor) dan permukaan plat atau pisau yang diam (stator).Rotor memiliki permukaan yang
bertonjolan atau bergelembung (buble plate) yang dibuat dari bahan logam lunak jenis tembaga
(Wintgens, 2004).Palisu (2004) melaporkan bahwa pengupasan kulit buah kopi dengan
menggunakan poros pengupas berbentuk persegi enam dan jarak celah 3 mm akan memberikan
hasil pengupasan yang lebih baik jika dibandingan dengan cara ditumbuk. Amelia et al. (1998)
melaporkan bahwa pengupasan kulit buah kopi arabika berukuran antara 7 - 9 mm dengan
menggunakan mesin pengupas kulit buah tipe silinder tunggal dan jarak celah kurang dari 3 mm
akan diperoleh 60% buah kopi terkelupas, dan jumlah biji pecah tidak lebih dari 1%.
Sedangkan Tamrin di jurnal yang berjudul Pengembangan alat Pengupas Kulit Polong
Kacang Tanah Tipe Piring menyebutkan bahwa untuk memperkecil tingkat kerusakan biji, maka
pengupasan kulit harus dilakukan pada keadaan kadar air biji kacang tanah 8-16%. Kadar air
akan mempengaruhi sifat fisik kacang tanah antara lain panjang, ketebalan, diameter, kerapatan,
koefisien gaya gesek dan tingkat kerapuhan.
Anifah dan Hafifah (2008) telah melakukan penelitian untuk merancang bangun dan
melakukan uji performansi mesin pengupas kulit kacang tanah.Alat di-rancang untuk mengupas
kulit dan memisahkan kulitnya serta mensortasi biji kacang tanah berdasarkan ukuran.Prinsip
pengupasan yang diterapkan adalah tekanan dan gesekan.Unit pengupas berupa silinder berputar
dan landasan.Kulit dengan biji dipisahkan menggunakan kipas.Unit sortasi berupa ayakan
bertingkat. Secara keseluruhan, mesin terdiri dari bagian hopper, unit pengupas, kipas, sa-luran
pengeluaran kulit, pengayak, saluran pengeluaran biji ukuran besar, saluran pengeluaran biji
ukuran kecil, rangka, motor listrik 2 Hp dan V-belt. Uji performansi alat dilakukan dengan
variasi kecepatan putaran silinder pengupas (168, 192, dan 223 rpm).Hasil pengujian

menunjukkan bahwa pada selang kecepatan putaran 168 sampai dengan 223 rpm, kapasitas
mesin dan efisiensi pengupasan berbanding lurus dengan kecepatan putaran silinder pengupas.
Kapasitas input mesin dan efisiensi pengupasan pada masing-masing kecepatan putaran 168,
192, dan 223 rpm adalah 671 kg/jam efisiensi 81,9 persen, 808 kg/jam efisiensi 82,1 persen, dan
1061 kg/jam efisiensi 84,9 persen.
Alat pengupas dengan kapasitas skala menengah dikembangkan alat pe-ngupas tipe
piring dengan mekanisme kerja tekanan dan gesekan.Alat ini mem-punyai dua piring yaitu piring
bagian atas disebut landasan karet dan piring bagian bawah disebut landasan pengupas.Landasan
karet terbuat dari kayu yang dilapisi karet dan landasan pengupas terbuat dari jeruji besi behel
dengan jarak antar besi 10mm.Dengan menggunakan jenis landasan tersebut, diharapkan
efisiensi pengupasan melebihi 90%.
Pada ripple mill sendiri terdapat rotor bagian yang berputar pada Ripple Plate bagian
yang diam, biji masuk diantara rotor dan ripple plate sehingga saling berbenturan dan
memecahkan cangkang dari inti.
Biji dari nut silo masuk ke ripple mill untuk dipecah sehingga inti terpisah dari cangkang.
Biji yang masuk melalui rotor akan mengalami gaya sentrifugal (menjauhi pusat putaran)
sehingga biji keluar dari rotor dan terbanting dengan kuat yang menyebabkan cangkang
pecah.Cankang dan inti yang sudah terpisah diangkut oleh creaked mixture coveyor lalu creaked
mixture elevator dan diolah untuk proses berikutnya untuk mendapatkan inti kelapa sawit.

H. Nut Creaker

Nut creaker berfungsi memecahkan biji dengan sistem lemparan biji kedinding yang
keras.Mekanisme pemecahan ini didasarkan pada kecepatan putar,radius dan massa biji yang
dipecahkan.
Karena factor massa yang merupakan factor yang selalu berubahubah maka perlu
dilakukan penggelompokan biji,dan ini telah dimulai dari nut grading. Karena biji telah
dikelompokkan menjadi tiga fraksi,makacracker disediakan tiga unit.
Ketiga craker tidak mempunyai putaran yang sama, sebab semakin kecil ukuran biji
maka dibutuhkan putaran yang lebih tinggi.Penentuan kecepatan putaran mempengaruhi
besarnya persentase inti pecah dan inti lekat.
I.

Cracked Mixture
Bahan yang akan masuk ke ripple mill adalah biji (nut),yang berada di nut hopper lalu

akan masuk ke ripple mill diantara rotor bar dan stator, karena putaran maka nut akan pecah.
Hasil pemecahan ripple mill disebut crackedmixture, cracked mixture terdiri dari material berat
yaitu kernel dan whole nut, material sedang yaitu broken kernel dan half nut, serta material
ringan yaitu shell.

J. Uji Tekan
Tegangan tekan berlawanan dengan tegangan tarik.Jika pada tegangan tarik, arah kedua gaya
menjahui ujung benda (kedua gaya saling berjauhan), maka pada tegangan tekan, arah kedua
gaya saling mendekati. Dengan kata lain benda tidak ditarik tetapi ditekan (gaya-gaya bekerja di
dalam benda). Kekuatan tekan material adalah nilai tegangan tekan uniaksial yang mempunyai
modus kegagalan ketika saat pengujian.Perubahan bentuk benda yang disebabkan oleh tegangan
tekan dinamakan mampatan.Misalnya pada tiang-tiang yang menopang beban, seperti tiang

bangunan mengalami tegangan tekan.Kekuatan tekan biasanya diperoleh dari percobaan dengan
alat pengujian tekan.Ketika dalam pengujian nantinya,spesimen (biasanya silinder) akan menjadi
lebih mengecil seperti menyebar lateral.(Ismoyo,1999).
Percobaan yang dilakukan adalah dengan memberi gaya tekan pada luas penampang biji.
Dari hasil percobaan ini dapat dihitung tekanan bidang yang diberikan untuk memecah
biji.
Tekanan bidang untuk memecah biji ( Tb )
F
A

Tb

Tb

= Tekanan bidang ( N/mm2 )

= Gaya yang diberikan ( N )

= Luas penampang yang diberikan gaya ( mm2 )

= 100 N

Dimana :

Jika :

1
4

d2

= ( d = diameter rata-rata pada diameter kecil biji kecil )

Dalam perancangan teknik yang sebenarnya sebagian besar kita bertumpu pada tegangan
teknik.Pada kenyataannya, tegangan sebenarnya berbeda dengan tegangan teknik.Oleh sebab itu,
material akibat beban tekan dapat dihitung dari penjelasan persamaan yang diberikan.Hal ini
tentu saja karena perubahan luas penampang (A0) dan fungsi dari luas penampang A = (F).
(Callister:2003). Perbedaan nilai deviasi tegangan dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Pada kompresi spesimen akan mengecil atau memendek. Material akan cenderung
menyebar kearah lateral dan meningkatnya luas penampang.
b. Pada uji tekan, spesimen dijepit pada ujung ujungnya. Untuk alasan ini, timbul gaya
gesekan yang akan menentang penyebaran lateral ini. Berarti yang harus dilakukan untuk
menghindari gaya gesekan ini harus dengan meningkatnya energi selama proses
penekanan. (Ismoyo,1999).
1. Uji Tekan Dinamis
Pengujian dengan pembebanan dinamis adalah pengujian yang dilakukan dngan memberi
beban yang berbeda setiap perubahan waktu kepada suatu material.Jadi setiap perubahan yang
terjadi, beban yang diberikan kepada material haruslah berbeda, contohnya adalah uji lelah.
2. Alat Uji Tekan
Alat uji tekan adalah salah satu alat uji mekanik untuk mengetahui kekuatan bahan
terhadap gaya tekan. Caranya adalah dengan memberikan gaya tekan kepada bahan uji. Untuk
melaksanakan pengujian tekan, kita memerlukan benda uji yang lainnya.
Benda uji itu dipasang pada mesin penguji (sama dengan pengujian tarik) dengan gaya
tekan yang akan semakin bertambah besar akhirnya menekan pada batang tersebut, maka batang
ini akan menjadi pendek dan akhirnya rusak dan pecah.
Alat uji tekanakan memberikan informasi mengenai seberapa besar pengukuran yang
akan diuji terhadap bahan sehingga standarisasi yang diinginkan dapat tercapai dengan
sempurna.

Anda mungkin juga menyukai