PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar penduduknya
bermatapencaharian sebagai petani, khususnya petani padi. Hal ini disebabkan karena
padi merupakan makanan pokok di dalam negeri dan juga di sebagian besar negara
didunia. Selain itu Indonesia juga memiliki potensi alam yang baik untuk menanam
padi, mulai dari tanahnya sampai musimnyapun mendukung. Oleh karena itu
sepatutnya kita bersyukur kepada-Nya dengan cara memaksimalkan hasil dari sumber
daya alam yang kita olah.
Masalah muncul ketika sebagian besar petaniIndonesia belum bisa
berjaya atas potensi besar yang dimilikinya karena kurang bisa memaksimalkan dan
memiliki sistem yang tepat dalam mengolah sumber daya yang besar tersebut. Belum
lagi dengan adanya banyak gangguan, salah satunya adalah dari hama tanaman yang
membuat produktivitas menurun. Padahal jika mereka bisa memilih cara dan sistem
bercocok tanam yang tepat, hasil panen pasti akan melimpah. Hal ini berarti juga
bertambahnya keuntungan dan kesejahteraan petani.
Dengan latar belakang inilah, melalui penelitian ilmiah ini penulis ingin
memperkenalkan suatu sistem yang dapat menghemat biaya produksi yang
dikeluarkan tanpa mengurangi hasil panen sekaligus meminimalkan hama. Sistem
yang dikenalkan penulis ini telah dilakukan oleh petani di Desa Jatiroto (desa penulis).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang akan dibahas
dalam penelitian ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1. bagaimana implementasi Sistem Jajar Legowo untuk memangkas biaya produksi
dan memaksimalkan hasil panen pada tanaman padi di Desa Jatiroto Kec. Kayen
tahun 2013?
2. Bagaimana implementasi Teknik TABELA untuk memangkas biaya produksi dan
memaksimalkan hasil panen pada tanaman padi di Desa Jatiroto Kec. Kayen tahun
2013?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ilmiah ini adalah sebagai berikut :
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tehnik Tanam Padi Secara Umum
Untuk bisa membedakan dan mengetahui perbedaan sistem tanam padi
Jajar Legowo &Tabela dengan sistem padi yang biasa maka sebelumnya kita harus
mengetahui terlebih dahulu tentang sistem tanam padi yang digunakan masyarakat
pada umumnya.
Ada beberapa tahapan untuk menanam padi maupun budidaya padi.
Sebelum ditanam, tanaman padi harus disemaikan lebih dahulu. Persemaian itu harus
disiapkan dan dikerjakan dengan baik, agar diperoleh bibit yang baik, sehingga
2
pertumbuhannya akan baik pula. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pembuatan persemaian adalah sebagai berikut:
1. MemilihTempat Persemaian
Tempat untuk membuat persemaian merupakan hal yang harus
diperhatikan agar diperoleh bibit yang baik:
a. Tanahnya harus yang subur, banyak mengandung humus, dan gembur.
b. Tanah itu harus tanah yang terbuka, tidak terlindung oleh pepohonan, sehingga
sinar matahari dapat diterima dan digunakan sepenuhnya.
c. Dekat dengan sumber air terutama untuk persemaian basah, sebab persemaian
banyak membutuhkan air. Sedangkan pada persemaian kering dimaksudkan agar
mudah mendapatkan air untuk menyirami apabila persemaian itu mengalami
kekeringan.
d. Apabila areal yang akan ditanami cukup luas sebaiknya tempat pembuatan
persemaian tidak berkumpul menjadi satu tempat tetapi dibuat memencar. Hal
itu untuk menghemat biaya atau tenaga pengangkutannya.
2. Mengerjakan Tanah Untuk Persemaian
Tanah persemaian harus mulai dikerjakan kurang lebih 50 hari sebelum
penanaman. Karena adanya dua jenis padi, yaitu padi basah dan padi kering, maka
tanah persemaian juga dapat dibedakan atas persemaian basah dan persemaian
kering.
a. Persemaian Basah
Dalam membuat persemaian basah harus dipilih tanah sawah yang
betul-betul subur. Rumput-rumput dan jerami yang masih tertinggal harus
dibersihkan lebih dulu. Kemudian sawah digenangi air, agar tanah menjadi lunak,
rumput-rumputan yang akan tumbuh
Tanah dibolak-balik dengan bajak dan digaru, agar lunak dan halus. juga memakai
cangkul yang terpenting tanah menjadi gembur.
Setelah tanah menjadi halus, diratakan dan dibuat bedengan-bedengan.
Adapun ukuran bedengan sebagai berikut : Tinggi 20 cm, lebar 120 cm, panjang
500-600 cm. Antara bedengan yang satu dengan yang lain diberi jarak 30 cm
sebagai selokan yang dapat digunakan untuk memudahkan : Penaburan biji,
pengairan, pemupukan, penyemprotan hama, penyiangan, dan pencabutan bibit.
3. Penaburan Biji
Untuk memilih biji-biji yang bernas dan tidak, biji harus direndam
dalam air. Biji-biji yang bernas akan tenggelam sedangkan yang biji-biji yang
hampa akan terapung. Dan biji-biji yang terapaung bisa dibuang. Maksud
perendaman selain memilih biji yang bernas, juga agar biji cepat berkecambah.
Lama perendaman cukup 24 jam, kemudian biji diambil dari rendaman lalu di
peram dibungkus memakai daun pisang dan karung. Pemeraman dibiarkan selama 8
jam. Atau jika anda membeli benih padi dari toko biasanya benih tersebut sudah
berada di dalam karung plastik dan untuk perendamanya anda tinggal melubangi
karung plastik tersebut dengan paku atau benda lancip lainya, setelah itu anda bisa
merendamnya.
Apabila biji sudah berkecambah dengan panjang 1 mm, maka biji
disebar ditempat persemaian. Diusahakan agar penyebaran biji merata, tidak terlalu
rapat dan tidak terlalu jarang. Apabila penyebarannya terlalu rapat akan
mengakibatkan benih yang tumbuh kecil-kecil dan lemah, tetapi penyebaran yang
terlalu jarang biasanya menyebabkan tumbuh benih tidak merata. Atau setelah anda
merendamnya anda juga bisa langsung menaburkan benih tersebut.
4. Pemeliharaan Persemaian
a. Pengairan
Pada persemaian basah, begitu biji ditaburkan terus digenangi air
selama 24 jam, baru dikeringkan. Genangan air dimaksudkan agar biji yang disebar
tidak berkelompok-kelompok sehingga dapat merata. Adapun pengeringan setelah
penggenangan selama 24 jam itu dimaksudkan agar biji tidak membusuk dan
mempercepat pertumbuhaan.
Pada persemaian kering, pengairan dilakukan dengan air rembesan. Air
dimasukan dalam selokan antara bedengan-bedengan, sehingga bedengan akan
terus-menerus mendapatkan air dan benih akan tumbuh tanpa mengalami
kekeringan. Apabila benih sudah cukup besar, penggenangan dilakukan dengan
melihat keadaan. Pada bedengan persemaian bila banyak ditumbuhi rumput, perlu
berpeluang
untuk
meningkatkan
produktivitas
tanaman
akibat
peningkatan populasi.
4. Meningkatkan produktivitas padi hingga mencapai 10-15%.
3. Jajar Legowo 4:1. Setiap tiga baris tanaman padi diselingi satu barisan kosong
dengan lebar dua kali jarak dalam barisan. Demikian seterusnya. Jarak tanam yang
dipinggir setengah dari jarak tanam yang ditengah.
C. Tahap-Tahap Jajar Legowo dan Tabela
Berikut ini adalah tahap-tahap sistem tanam padi Jajar Legowo dan
Tabela :
1. Pegolahan Lahan
a. Pembersihan
Sebelum tanah sawah dicangkul harus dibersihkan lebih dahulu dari
jerami-jerami atau rumput-rumput yang ada. Dikumpulkan di satu tempat atau
dijadikan kompos. Sebaiknya jangan dibakar, sebab pembakaran jerami itu akan
menghilangkan zat nitrogen yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman.
b. Pencangkulan
Sawah yang akan dicangkul harus digenangi air terlebih dahulu agar
tanah menjadi lunak dan rumput-rumputnya cepat membusuk. Pekerjaan
pencangkulan ini dilanjutkan pula dengan perbaikan pematang-pematang yang
bocor.
c. Pembajakan
Sebelum pembajakan, lahan sawah harus digenangi air lebih dahulu.
Pembajakan dimulai dari tepi atau dari tengah petakan sawah yang dalamnya antara
12-20 cm. tujuan pembajakan adalah mematikan dan membenamkan rumput, dan
membenamkan bahan-bahan organis seperti : pupuk kandang, dan kompos sehingga
bercampur dengan tanah. Selesai pembajakan sawah digenangi air lagi selama 5-7
hari untuk mempercepat pembusukan sisa-sisa tanaman dan melunakan bongkahanbongkahan tanah.
d. Penggaruan
Pada waktu sawah akan digaru genangan air dikurangi. Sehingga cukup
hanya untuk membasahi bongkahan-bongkahan tanah saja. Penggaruan dilakukan
berulang-ulang sehingga sisa-sisa rumput terbenam dan mengurangi perembesan air
ke bawah.
Setelah penggaruan pertama selesai, sawah digenangi air lagi selama 710 hari, selang beberapa hari diadakan pembajakan yang kedua. Tujuannya yaitu:
meratakan tanah, meratakan pupuk dasar yang dibenamkan, dan pelumpuran agar
menjadi lebih sempurna.
2. Perendaman Biji
Untuk memilih biji-biji yang bernas dan tidak, biji harus direndam
dalam air. Biji-biji yang bernas akan tenggelam sedangkan yang biji-biji yang
hampa akan terapung. Dan biji-biji yang terapaung bisa dibuang. Maksud
perendaman selain memilih biji yang bernas, biji juga agar cepat berkecambah.
Lama perendaman cukup 24 jam, kemudian biji diambil dari rendaman lalu di
peram dibungkus memakai daun pisang dan karung. Pemeraman dibiarkan selama 8
jam. Atau jika anda membeli benih padi dari toko biasanya benih tersebut sudah
berada di dalam karung plastik dan untuk perendamanya anda tinggal melubangi
karung plastik tersebut dengan paku atau benda lancip lainya, setelah itu anda bisa
merendamnya.
3. Penaburan Biji
Diusahakan agar penyebaran biji merata, tidak terlalu rapat dan tidak
terlalu jarang. Apabila penyebarannya terlalu rapat akan mengakibatkan benih yang
tumbuh kecil-kecil dan lemah, tetapi penyebaran yang terlalu jarang biasanya
menyebabkan tumbuh benih tidak merata. Penaburan benih dilakukan pada lahan
sawah yang sudah persiapkan sebelumnya.
Tahap selanjutnya adalah tahap pemeliharaan, meliputi :
a. Pengairan
Air merupakan syarat mutlak bagi pertumbuhan tanaman padi sawah.
Masalah pengairan bagi tanaman padi sawah merupakan salah satu faktor penting
yang harus mendapat perhatian penuh demi mendapat hasil panen yang akan
datang.
Air yang dipergunakan untuk pengairan padi di sawah adalah air yang
berasal dari sungai, sebab air sungai banyak mengandung lumpur dan kotorankotoran yang sangat berguna untuk menambah kesuburan tanah dan tanaman. Air
yang berasal dari mata air kurang baik untuk pengairan sawah, sebab air itu jernih,
tidak mengandung lumpur dan kotoran.
Memasukan air kedalam sawah dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
1) Air yang dimasukan ke petakan-petakan sawah adalah air yang berasal dari
saluran sekunder.
2) Air dimasukan ke petakan sawah melalui saluran pemasukan, dengan
menghentikan lebih dahulu air pada saluran sekunder.
8
Untuk menjaga agar genangan air didalam petakan sawah itu tetap, jangan lupa
dibuat pula lubang pembuangan. Lubang pemasukan dan lubang pembuangan
tidak boleh dibuat lurus. Hal ini dimaksudkan agar ada pengendapan lumpur
dan kotoran-kotoran yang sangat berguna bagi pertumbuhan tanaman. Apabila
lubang pemasukan dan lubang pembuangan itu dibuat lurus, maka air akan
terus mengalir tanpa adanya pengendapan.
Pada waktu mengairi tanaman padi di sawah, dalamnya air harus
diperhatikan dan disesuaikan dengan umur tanaman tersebut. Kedalaman air
hendaknya diatur dengan cara sebagai berikut:
Tanaman yang berumur 8-45 hari dalamnya air dapat ditambah hingga 10-20
cm.
Tanaman padi yang sudah membentuk bulir dan mulai menguning dalamnya
air dapat ditambah hingga 25 cm. setelah itu dikurangi sedikit demi sedikit.
Sepuluh hari sebelum panen sawah dikeringkan sama sekali. Agar padi dapat
masak bersama-sama.
b. Penyulaman
Setelah penanaman, Apabila tanaman padi ada yang mati harus segera
diganti (disulam). Tanaman sulam itu dapat menyamai yang lain, apabila
penggantian bibit baru jangan sampai lewat 10 hari sesudah tanam.
Selain penyulaman yang perlu dilakukan adalah penyiangan agar
rumput-rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman padi tidak bertumbuh banyak
dan mengambil zat-zat makanan yang dibutuhkan tanaman padi. Penyiangan
dilakukan dua kali yang pertama setelah padi berumur 3 minggu dan yang kedua
setelah padi berumur 6 minggu.
c. Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menambah zat-zat dan unsur-unsur
makanan yang dibutuhkan oleh tanaman di dalam tanah. Untuk tanaman padi,
pupuk yang digunakan antara lain:
1. Pupuk alam, sebagai pupuk dasar yang diberikan 7-10 hari sebelum tanaman
dapat digunakan pupuk-pupuk alam, misalnya: pupuk hijau, pupuk kandang,
dan kompos. Banyaknya kira-kira 10 ton / ha.
2. Pupuk buatan diberikan sesudah tanam, misalnya: ZA/Urea, DS/TS, dan ZK.
Adapun manfaat pupuk tersebut sebagai berikut:
9
ZA/Urea
: menyuburkan
tanah,
mempercepat tumbuhnya
anakan,
10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu danTempat
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Jatiroto, Kecamatan Kayen,
Kabupaten Pati pada :
1. Waktu
Pelaksanaan Sistem tanam ini dilakukan oleh kelompok tani desa
Jatiroto sejak sekitar tahun 2002, dan setiap tahunnya dilakukan pada 2 kali
musim tanam dari bulan Oktober sampai dengan bulan April. Tetapi penelitian
yang dilakukan oleh penulis dimulai dari Januari sampai Mei 2013.
2. Tempat
Sistem tanam padi Jajar Legowo dan Tabela ini dilakukan pada lahan
seluas 95ha milik kelompok tani Sitirejo I & Sitirejo II Desa Jatiroto.
B. Objek Penelitian
Objek penelitian diambil dari anggota Kelompok Tani Sitirejo I dan
Sitirejo II, dengan mengambil sampel dua petani yang menerapkan sistem Jajar
Legowo dan Tabela.
C. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif.
D. Metode Pengambilan Data
Untuk mendapatkan data yang diinginkan, penulis menggunakan
metode observasi dan dokumentasi. Observasi dilakukan melalui pengamatan di
lapangan,
sedangkan
untuk
melengkapi
data
yang
iperlukan,
digunakan
lahan sawah
Perkiraan biaya tenaga kerja penanaman benih ke lahan sawah
Perkiraan biaya 2x pemupukan
Perkiraan biaya panen
b. Perkiraan perhitungan sistem tanam padi Jajar Legowo dan Tabela :
Perkiraan biaya penbelian benih
Perkiraan biaya pembajakan lahan sawah
Perkiraan biaya tenaga kerja pembuatan drenase
Perkiraan biaya pentaburan benih ke lahan sawah
Perkiraan biaya 3x pemupukan
Perkiraan biaya tenaga kerja merapikan tanaman padi
Perkiraan biaya panen
Jika dilihat dari tahapan-tahapan perkiraan biaya diatas bisa kita
simpulkan bahwa sistem tanam padi Jajar Legowo dan Tabela memiliki lebih
sedikit tahapan yang nantinya akan berujung pada lebih sedikitnya biaya yang akan
keluarkan.
13
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Tehnik Tanam Padi Secara Umum
Berikut ini adalah tahap-tahap tehnik tanam padi secara umum
berdasarkan pengamatan penulis, untuk dapat dibandingkan dengan tehnik tanam padi
Jajar Legowo dan Tabela.
1. Menyiapkan tempat untuk persemaian
Dalam membuat tempat persemaian kita harus teliti dan memperhatikan
segala sesuatunya misalnya seperti kesuburan tanahnya, mendapatkan sinar
matahari yang cukup tanahnya harus berhumus dan lahannya tidak terlalu luas dan
juga tidak terlalu sempit dan menyesuaiakan dengan bibit padi yang akan ditanam.
a. Pengerjaan lahan persemaian
Setelah menetukan tanah/lahan yang sesuai dengan kebutuhan kita
tersebut, agar tanah menjadi siap untuk ditaburi benih padi maka sebelumnya tanah
harus dialiri/digenangi air terlebih dahulu supaya tanah menjadi mudah untuk
dibajak nantinya dan benih padi akan mudah untuk tumbuh, setelah lahan sudah
digenangi air maka tahap selanjutnya adalah pembajakan. Pembajakan tersebut
14
dilakukan agar rumput-rumput yang sudah tumbuh tertimbun oleh tanah dan tanah
menjadi gembur
b. Penyemprotan obat pestisida untuk rumput
Penyemprotan tersebut dilakukan setelah tanah sudah selesai dibajak.
Penyemprotan tersebut bertujuan supaya rumput-rumput liar yang sudah tertimbun
tanah tadi tidak dapat tumbuh kembali. Agar tidak mengganggu pertumbuhan padi.
c. Pentaburan benih padi
Pada saat pentaburan benih padi ini usahakan tanah sudah tidak
tergenangi air namun tanah tetap dalam keadaan basah supaya benih padi tersebut
cepat memiliki akar dan cepat berkecamabah. Usahakan dalam pentaburan benih ini
tidak terlalu rapat-rapat dan usahakan juga agar benih tersebut tertabur secara
merata untuk memudahkan dalam pengambilan/pemindahanya nanti. Sebelum
benih tersebut ditaburkan pastikan benih tersebut sudah direndam dalam air
semalam penuh dan kemudian baru ditaburkan.
2. Pemeliharaan persemaian
a. pengairan
Pastikan dalam selokan tempat persemaian tersebut masih terdapat air,
agar benih yang akan tumbuh tidak kekurangan air. Lalu untuk berjaga-jaga agar
kecambah padi tersebut tidak terkena serangan hama penyakit maka benih padi
disemprot dengan insektisida sebanyak dua kali, yaitu pada usia 10 hari dan 17 hari
setelah pentaburan.
b. Pemupukan
Pemupukan tersebut disesuaikan dengan banyak-sedikitnya benih yang
ditanam, dengan takaran 5kg benih/2kg pupuk phonska.
3. Persiapan lahan sawah
Dalam menyiapkan lahan sawah ini tatacaranya seperti dalam
menyiapakan lahan persemaian.
4. Pemindahan bibit padi ke lahan sawah
Pemindahan benih padi ke lahan sawah ini dilakukan pada saat benih
sudah menginjak usia 20-25 hari.
5. Pemeliharaan Padi
a. Pengairan
Pengairan ini disesuaikan dengan curah hujan ditempat tersebut, jika
hujan yang turun dirasa cukup mampu mengairi semua lahan sawah dengan merata
dan tidak kekurangan maka tidak perlu lagi mengalirkan air dari sungai,waduk atau
sejenisnya, tetapi jika hujan yang turun dirasa masi kurang lebih baik dialirkan air
dari sungai. Dan jika hujan yang turun terlalu berlebihan air harus segera dikurangi
15
agar padi tidak mati. Itu semua bertujuan agar padi tidak kekurangan atau kelebihan
air.
b. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dua kali yaitu pada usia 7 hari setelah padi
ditanam dan pada usia 21 hari setelah padi ditanam.
c. Perawatan dari Penyakit,Hama dan Rumput Liar
Penyemprotan tersebut dilakukan bersamaan dengan pemupukan
pertama atau disesuaikan dengan datangnya penyakit/hama yang muncul atau
terlihat.
6. Panen
Usia padi berfariasi jadi jangka waktu panennyapun berbeda-beda
sesuai dengan jenis padi yang ditanam.
B. Tehnik Tanam Padi Jajar Legowo
Berikut ini adalah cara budidaya atau sistem tanam padi Jajar Legowo :
Tata cara tehnik tanam padi Jajar Legowo hampir sama dengan tehnik
tanam padi secara umum, hanya terdapat perbedaan dalam persiapan lahan yang
digunakan. Perbedaannya yaitu pada persiapan lahan untuk sistem tanam padi
jajalegowo menggunakan Drenase.
Drenase adalah selokan kecil yang dibuat diantara barisan padi,
perbandingannya bermacam-macam sesuai dengan keinginan petani yang menanam.
misal perbandingannya yaitu 4 baris tanaman padi : 1 selokan, atau 5:1 dan lain
sebagainya sesuai keinginan petani dan biasanya disesuaikan juga dengan jenis
tanahnya atau kesuburan tanahnya.
C. Sistem Tanam Padi Tabela (tabur benih langsung)
Sistem Tabela adalah sistem tanam padi dengan cara langsung menyebar
benih padi pada lahan sawah. Sistem Tabela ini sangat berbeda dengan sistem tanam
padi pada umumnya karena dalam bercocok tanam biasanya petani menanam terlebih
dahulu benih padi pada lahan tertentu setelah padi tersebut berusia sekitar 20-25 hari
barulah padi tersebut dipindahkan ke lahan sawah yang sebenarnya untuk akhirnya
dirawat sampai padi tersebut dipanen.
Dalam hal ini sistem Tabela lebih mudah dan sekaligus lebih menghemat
biaya karena dalam menanam padi menggunakan sistem ini tidak perlu lagi
mengeluarkan biaya untuk memindahkan padi dari lahan pembibitan ke lahan sawah
karena benih padi itu langsung ditanam/ditaburkan ke lahan sawah. Lihat gambar 1.2
dan 1.3
D. Perbandingan Keuntungan Menggunakan Sistem Tanam Padi Jajar Legowo &
Tabela dengan Sistem Tanam Padi Secara Umum
16
Jika kita membandingkan dari kedua sistem tanam padi diatas maka kita
dapat menyimpulkan bahwa sistem tanam padi Jajar Legowo &Tabela lebih ringan
secara ekonomi dan lebih praktis jika dibandingkan dengan tehnik tanam padi pada
umumnya. Semua itu dapat kita lihat dari tahap-tahap yang digunakan dalam sistem
tanam padi Jajar Legowo lebih sedikit jika dibandingkan dengan sistem tanam padi
pada umumnya. Itu semua bisa kita lihat dari rincian dana berikut :
1. Sistem Tanam Padi Secara Umum
Benih 40 kg/ha (untuk sistem tanam biasa) 9rb/1kg = Rp.360.000, Membajak lahan persemaian Rp.50.000, Pentaburan benih pada persemaian 2 orang = Rp.70.000, Biaya perawatan bibit
urea 10kg & PS36 10kg = Rp.38.000,- (HET urea = Rp.1800,- & SP36
=Rp.2000,-/kg)
Membajak lahan sawah 1 ha = Rp. 450.000,Pemindahan benih padi dari persemaian ke lahan sawah 12 orang (35rb/orang)
=Rp. 420.000.Penanaman benih ketanah 60 orang = Rp. 1.200.000,Pemupukan pertama
5 karung (SP36 = 3 karung/ 1kwintal setengah, Urea 2 karung/1 kwintal)
100rb/1karung jadi 5 karung = Rp. 500.000,- Satrun D (obat pestisida untuk
membunuh rumput liar yang tumbuh disekitar padi) 16kg/ha = Rp.144.000,Pemupukan kedua
Phonska 3 karung = Rp. 360.000,- (jika HET 115)
1 karung urea = Rp. 90.000,1 karung ZA = Rp. 70.000,Jumlahnya Rp. 520.000,Biaya panen rata-rata 1ha adalah 2juta
Jumlah total = Rp. 5.752.000.-
17
diatas maka kita akan mengetahui bahwa sistem tanam padi Jajar Legowo dan Tabela
dapat menekan biaya produksi kurang lebih sekitar Rp 1.568.000,- jadi sistem tanam
padi Jajar Legowo dan Tabela bukan hanya lebih ringan tetapi juga lebih murah jika
dibandingkan sistem tanam padi pada umumnya.
Bukan hanya itu selain memiliki banyak kelebihan sistem tanam padi Jajar
Legowo dan Tabela juga mampu meningkatkan hasil panen.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Kesimpulan yang dapat kita ambil dalam penulisan karya tulis ini adalah,
bahwa dengan menggunakan sistem tanam padi Jajar Legowo dan Tabela maka kita
akan mendapatkan hasil panen padi yang cukup maksimal tetapi justru dapat
mengurangi biaya produksi yang dikeluarkan dan diharapkan dengan adanya sistem
18
tanam padi Jajar Legowo dan Tabela ini mampu meningkatkan pendapatan para petani
Padi yang akhirnya berdampak pada meningkatnya kesejahteraan petani.
B.
Saran
Di zaman modern seperti sekarang ini kita biasanya kita menuntut untuk
melakukan sesuatu hal dengan mudah,ringan dan instant tetapi tidak mengurangi hasil
yang didapatkan nanti. Oleh karena itu dalam hal ini penulis menyarankan
anda(petani) untuk paling tidak mengetahui,mengerti dan memahami sistem tanam
padi Jajar Legowo dan Tabela ini untuk menambah wawasan anda dan juga supaya
anda berkenan mempraktekanya dalam bercocoktanam pada lahan sawah anda.
DAFTAR PUSTAKA
19
LAMPIRAN
Foto-Foto Dokumentasi
20
Gambar pemindahan bibit padi dari persemaian ke lahan sawah pada sistem
tanam padi secara umum.
21
22