Anda di halaman 1dari 15

Dokumen.

tips
Login / Signup

Leadership

Technology

Education

Marketing

Design

More Topics

Search

1. Home
2. Documents
3. Kerangka Acuan Imunisasi
Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) Imunisasi
Puskesmas Kijang Tahun Anggaran 2014
Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan
SKPD : Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan
Program : Upaya Kesehatan Mayarakat
Kegiaatan : Imunisasi
Capaian Program : Menurunnya Angka Kematian Dan Kecacatan Pada Bayi
Input (Masukan) : Data Balita
Output : Terlasananya Kegiatan Imunisasi
Outcome (Hasil) :Meningkatnya Pelayanan Imunisasi
A. Pendahuluan
Landasan Hukum Tugas Fungsi / Kebijakan
1. Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
2. Undang-undang No. 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular.
3. Keputusan Menkes No. 1611/Menkes/SK/XI/2005 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Imunisasi.
4. Keputusan Menkes No. 1626/ Menkes/SK/XII/2005 tentang Pedoman
Pemantauan dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Paska Imunisasi
5. (KIPI)Himbauan UNICEF, WHO dan UNFPA tahun 1999 untuk

mencapai target Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (MNTE) pada


tahun 2005 di Negara berkembang;
6. Himbauan dari WHO bahwa negara dengan tingkat endemisitas tinggi
> 8% pada tahun 1997 diharapkan telah melaksanakan program imunisasi
hepatitis B ke dalam program imunisasi rutin;
7. The Millenium Development Goal (MDG) pada tahun 2003 yang
meliputi goal 4 : tentang reduce child mortality, goal 5: tentang improve
maternal health, goal 6: tentang combat HIV/AIDS, malaria and other
diseases (yang disertai dukungan teknis dari UNICEF);
8. Resolusi WHA 56.20, 28 Mei 2003 tentang Reducing Global Measles
Mortality, mendesak negara-negara anggota untuk melaksanakan The
WHO-UNICEF Strategic Plan for Measles Mortality Reduction 2001-2005
di negara-negara dengan angka kematian campak tinggi sebagai bagian
EPI;UU No.36 Tahun 2009 pasal 126 dan pasal 131 tentang kesehatan Ibu
dan Anak
9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
10. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
11. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4400);
12. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3637);
13. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
14. Peraturan pemerintah Daerah Kabupaten Bintan Nomor 11 Tahun
2013 tanggal 23 Desember 2013 tentang anggaran pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten Bintan Tahun Anggaran 2014
B. Latar Belakang
Imunisasi telah diakui sebagai upaya pencegahan penyakit yang paling
mendekati kesempurnaan dan sangat berdampak terhadap peningkatan kesehatan
masyarakat. Salah satu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam
bidang kesehatan adalah upaya kesehatan untuk bayi yaitu imunisasi.
Program imunisasi di Indonesia kemudian diperbaharui dan
dikembangkan semenjak tahun 1977 dengan tujuan memberikan perlindungan
terhadap 7 macam penyakit: TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus, Campak, Polio dan
Hepatitis B melalui antigen BCG, DPT, Polio, Campak, Hepatitis B dan TT.
Di Indonesia, program imunisasi diatur oleh Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Pemerintah, bertanggungjawab menetapkan sasaran jumlah
penerima imunisasi, kelompok umur serta tatacara memberikan vaksin pada
sasaran. Pelaksaan program imunisasi dilakukan oleh unit pelayanan kesehatan
pemerintah dan swasta. Institusi swasta dapat memberikan pelayanan imunisasi
sepanjang memenuhi persyaratan perijinan yang telah ditetapkan oleh

Kementerian Kesehatan,
C. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
Tujuan Umum:
Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian bayi akibat penyakit
yang dapat di cegah dengan iunisasiPD3I.
Tujuan Khusus:
1. Tercapainya target Universal Child Immunization yaitu cakupan
imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di 100% desa/
kelurahan pada tahun 2010
2. Tercapainya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (insiden di
bawah 1 per 1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun) pada tahun 2005.
3. ERAPO (Eradikasi polio) diharapkan untuk tidak ada lagi virus polio
di Indonesi pada tahun 2014.
4. Tercapainya reduksi campak (RECAM) dimana angka kesakitan
campak turun sampai 95% disbanding sebelum ada program imunisasi.
5. Mutu pelayanan sesuai standar WHO.
6. Pemeratan pelayanan sampai kedesa-desa.
7. Tercapainya komitmen global.
D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
Penyelenggaran Imunisasi dilaksanakan oleh Puskesmas Kijang
1. Fungsi dan Peran Puskesmas :
Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab dan mengkoordinir
pelaksanaan Imunisasi di Wilayah kerjanya. Bidan/tenaga kesehatan
bertanggung jawab dalam pelaksanaan Imunisasi (identifikasi balita yang
akan di imunisasi, mengkoordinasi dengan stakeholder, fasilitasi pertemuan)
2. Fasilitator dan Pelaksana
Fasilitator imunisasi adalah bidan atau petugas kesehatan yang telah mendapat
pelatihan imunisasi
3. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk melaksanakan Imunisasi adalah:
- Ruang imunisasi kira kira
4mx5m, dengan ventilasi dan
pencahayaan yang cukup.
- Alat tulis menulis
- Buku KIA
- Buku pegangan fasilitator,
- Tikar / Karpet
- Vaksin, spuit, kapas, alcohol,
tempat sampah.
- Bantal, kursi ( jika ada)
- Idealnya kelengkapan sarana dan prasarana seperti tersebut
diatas, namun apabila tidak ada ruangan khusus, dimanapun tempatnya bisa
dilaksanakan sesuai kesepakatan antara ibu hamil dan fasilitator.
4. Tahapan Pelaksanaan Imunisasi
a. Fasilitator atau pelaksana dipersiapkan untuk melaksanakan kelas ibu
balita, fasilitator imunisasi adalah bidan atau petugas kesehatan yang telah
mendapatkan pelatihan imunisasi.
b. Sosialisasi kelas imunisasi pada tokoh agama, tokoh masyarakat dan
stakeholder sebelum imunisasi dilaksanakan.
5. Persiapan pelaksanaan Imunisasi

- Hal hal yang perlu disiapkan sebelum pelaksanaan imunisasi:


a. Melakukan identifikasi / mendaftar semua balita yang akan dilakukan
imunisasi ada diwilayah kerja.
b. Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan imunisasi, misalnya
tempat di Puskesmas , Poskesdes, Posyandu, atau dirumah salah satu
warga masyarakat.
c. Mempersiapkan materi, alat bantu penyuluhan, dan jadwal
pelaksanaan imunisasi .
d. Persiapan peserta balita yang akan diimunisasi mengundang ibu balita.
6. Pelaksanaan Imunisasi
- Pelaksanaan imunisasi dilakukan sesuai dengan kesepakatan antara
bidan/petugas kesehatan dengan peserta /ibu balita dengan tahapan pelaksanaan.
E. Cara Melaksanakan Kegiatan
F. Sasaran
- a. Bayi dibawah umur 1 tahun (0-11 bulan)
- b. Ibu hamil (awal kehamilan - 8 bulan)
- c. Wanita usia subur (calon mempelai wanita)
- d. Anak sekolah dasar (kelas I-VI)
G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
-

H. Rencana Pembiayaan Program


- Rencana pembiayaan kelas ibu hami yang dianggarkan oleh Puskesmas
Kijang adalah sebesar Rp 6.000.000, 00 dengan perincian pengambilan vaksin
ke kabupaten transportasi sebesar Rp. 2.500.000,00 Lupsum sebesar Rp
2.500.000,00 (10 kali) dan konsultasi program imunisasi ke kabupaten untuk
transportasi sebesar 500.000 dan lumpsung 500.000 (2 kali)
I. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan
- Evaluasi dilakukan untuk melihat keluaran dan dampak baik positif maupun
negatif pelaksanaan imunisasi berdasarkan indikator. Dari hasil evaluasi tersebut
bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran guna melakukan perbaikan dan
pengembangan imunisasi berikutnya.
- Evaluasi oleh pelaksana (bidan/koordinator bidan) dilakukan setiap selesai
pertemuan. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta Dinas Kesehatan Provinsi
dapat melakukan evaluasi bersama-sama misalnya 1 kali setahun.
J. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
a.i.1. Monitoring
- Monitoring dilakukan dalam rangka melihat perkembangan dan pencapaian,
serta masalah dalam pelaksanaan imunisasi, hasil monitoring dapat dijadikaan
bahan acuan untuk perbaikan dan pengembangan imunisasi selanjutnya.
Kegiatan monitoring dilakukan secara berkala dan berjenjang mulai dari tingkat
Desa, Kecamatan, Kabupaten/ Kota dan Provinsi. Monitoring di tingkat Provinsi
dan Kabupaten/Kota dilakukan minimal setiap 3 (tiga) bulan sekali.
- Hal-hal yang perlu dimonitor :
a) Peserta(keadaan dan minat peserta, kehadiran peserta, keaktifan bertanya)
b) Sarana prasarana (tempat, fasilitas belajar)
c) Fasilitator
d) Waktu (mulai tepat waktu, efektif )
a.i.2. Evaluasi
- Cara melakukan evaluasi pelaksanaan imunisasi:
a. Evaluasi Kemampuan Fasilitator Pelaksanaan imunisasi.
1) Untuk mengetahui kemampuan fasilitator dalam memfasilitas
pelaksanaan imunisasi dilakukan evaluasi harian/setiap kali
pertemuan.
2) Evaluasi dilakukan setiap akhir pertemuan
3) Evaluasi dilakukan oleh bidan dan koordinator bidan atau
Dinas
4) Kesehatan Kabupaten atau Dinas Kesehatan Provinsi.
2. Pelaporan
- Seluruh rangkaian hasil proses pelaksanaan imunisasi sebaiknya dibuatkan
laporan. Pelaporan hasil pelaksanaan imunisasi dijadikan sebagai dokumen,
sehingga dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan pembelajaran bagi pihakpihak yang berkepentingan. Pelaporan disusun pada setiap selesai melaksanakan
imunisasi.
- Isi laporan minimal memuat tentang :
1) Waktu pelaksanaan
2) Jumlah peserta
3) Proses pertemuan

4) Masalah dan hasil capaian pelaksanaan


5) Hasil evaluasi
- Pelaporan dilakukan secara berkala dan berjenjang dari bidan/tenaga kesehatan
pelaksana imunisasi ke Puskesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Dinas
Kesehatan Provinsi Kementerian Kesehatan. Pelaporan oleh bidan/pelaksana
pertemuan imunisasi dilakukan setiap selesai pertemuan atau setiap angkatan
pelaksanaan imunisasi, Kabupaten dan Provinsi palaporan disusun setiap 3 (tiga)
bulan sekali dan laporan tahunan.
Download
of 10

Kerangka Acuan Imunisasi


by insan-kamila-alhumair
on Jan 28, 2016
Report

Category:

Documents
Download: 107
Comment: 0
946
views
Comments
Description
Kerangka Acuan Kerja Imunisasi
Download Kerangka Acuan Imunisasi
Transcript
Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) Imunisasi Puskesmas Kijang Tahun Anggaran 2014 Dinas
Kesehatan Kabupaten Bintan SKPD : Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Program : Upaya
Kesehatan Mayarakat Kegiaatan : Imunisasi Capaian Program : Menurunnya Angka

Kematian Dan Kecacatan Pada Bayi Input (Masukan) : Data Balita Output : Terlasananya
Kegiatan Imunisasi Outcome (Hasil) :Meningkatnya Pelayanan Imunisasi A. Pendahuluan
Landasan Hukum Tugas Fungsi / Kebijakan 1. Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan. 2. Undang-undang No. 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular. 3.
Keputusan Menkes No. 1611/Menkes/SK/XI/2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Imunisasi. 4. Keputusan Menkes No. 1626/ Menkes/SK/XII/2005 tentang Pedoman
Pemantauan dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Paska Imunisasi 5. (KIPI)Himbauan
UNICEF, WHO dan UNFPA tahun 1999 untuk mencapai target Eliminasi Tetanus Maternal
dan Neonatal (MNTE) pada tahun 2005 di Negara berkembang; 6. Himbauan dari WHO
bahwa negara dengan tingkat endemisitas tinggi > 8% pada tahun 1997 diharapkan telah
melaksanakan program imunisasi hepatitis B ke dalam program imunisasi rutin; 7. The
Millenium Development Goal (MDG) pada tahun 2003 yang meliputi goal 4 : tentang reduce
child mortality, goal 5: tentang improve maternal health, goal 6: tentang combat HIV/AIDS,
malaria and other diseases (yang disertai dukungan teknis dari UNICEF); 8. Resolusi WHA
56.20, 28 Mei 2003 tentang Reducing Global Measles Mortality, mendesak negara-negara
anggota untuk melaksanakan The WHO-UNICEF Strategic Plan for Measles Mortality
Reduction 2001-2005 di negara-negara dengan angka kematian campak tinggi sebagai bagian
EPI;UU No.36 Tahun 2009 pasal 126 dan pasal 131 tentang kesehatan Ibu dan Anak 9.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286); 10. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4355); 11. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4400); 12. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637); 13.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063); 14. Peraturan pemerintah Daerah Kabupaten Bintan Nomor 11 Tahun 2013 tanggal 23
Desember 2013 tentang anggaran pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bintan Tahun
Anggaran 2014 B. Latar Belakang Imunisasi telah diakui sebagai upaya pencegahan penyakit
yang paling mendekati kesempurnaan dan sangat berdampak terhadap peningkatan kesehatan
masyarakat. Salah satu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam bidang
kesehatan adalah upaya kesehatan untuk bayi yaitu imunisasi. Program imunisasi di
Indonesia kemudian diperbaharui dan dikembangkan semenjak tahun 1977 dengan tujuan
memberikan perlindungan terhadap 7 macam penyakit: TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus,
Campak, Polio dan Hepatitis B melalui antigen BCG, DPT, Polio, Campak, Hepatitis B dan
TT. Di Indonesia, program imunisasi diatur oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Pemerintah, bertanggungjawab menetapkan sasaran jumlah penerima imunisasi, kelompok
umur serta tatacara memberikan vaksin pada sasaran. Pelaksaan program imunisasi dilakukan
oleh unit pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta. Institusi swasta dapat memberikan
pelayanan imunisasi sepanjang memenuhi persyaratan perijinan yang telah ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan, C. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus Tujuan Umum: Turunnya
angka kesakitan, kecacatan dan kematian bayi akibat penyakit yang dapat di cegah dengan
iunisasiPD3I. Tujuan Khusus: 1. Tercapainya target Universal Child Immunization yaitu
cakupan imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di 100% desa/ kelurahan
pada tahun 2010 2. Tercapainya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (insiden di bawah
1 per 1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun) pada tahun 2005. 3. ERAPO (Eradikasi polio)

diharapkan untuk tidak ada lagi virus polio di Indonesi pada tahun 2014. 4. Tercapainya
reduksi campak (RECAM) dimana angka kesakitan campak turun sampai 95% disbanding
sebelum ada program imunisasi. 5. Mutu pelayanan sesuai standar WHO. 6. Pemeratan
pelayanan sampai kedesa-desa. 7. Tercapainya komitmen global. D. Kegiatan Pokok dan
Rincian Kegiatan Penyelenggaran Imunisasi dilaksanakan oleh Puskesmas Kijang 1. Fungsi
dan Peran Puskesmas : Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab dan mengkoordinir
pelaksanaan Imunisasi di Wilayah kerjanya. Bidan/tenaga kesehatan bertanggung jawab
dalam pelaksanaan Imunisasi (identifikasi balita yang akan di imunisasi, mengkoordinasi
dengan stakeholder, fasilitasi pertemuan) 2. Fasilitator dan Pelaksana Fasilitator imunisasi
adalah bidan atau petugas kesehatan yang telah mendapat pelatihan imunisasi 3. Sarana dan
Prasarana Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk melaksanakan Imunisasi adalah:
Ruang imunisasi kira kira 4mx5m, dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup. Alat
tulis menulis Buku KIA Buku pegangan fasilitator, Tikar / Karpet Vaksin, spuit,
kapas, alcohol, tempat sampah. Bantal, kursi ( jika ada) Idealnya kelengkapan sarana dan
prasarana seperti tersebut diatas, namun apabila tidak ada ruangan khusus, dimanapun
tempatnya bisa dilaksanakan sesuai kesepakatan antara ibu hamil dan fasilitator. 4. Tahapan
Pelaksanaan Imunisasi a. Fasilitator atau pelaksana dipersiapkan untuk melaksanakan kelas
ibu balita, fasilitator imunisasi adalah bidan atau petugas kesehatan yang telah mendapatkan
pelatihan imunisasi. b. Sosialisasi kelas imunisasi pada tokoh agama, tokoh masyarakat dan
stakeholder sebelum imunisasi dilaksanakan. 5. Persiapan pelaksanaan Imunisasi Hal
hal yang perlu disiapkan sebelum pelaksanaan imunisasi: a. Melakukan identifikasi /
mendaftar semua balita yang akan dilakukan imunisasi ada diwilayah kerja. b.
Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan imunisasi, misalnya tempat di Puskesmas ,
Poskesdes, Posyandu, atau dirumah salah satu warga masyarakat. c. Mempersiapkan materi,
alat bantu penyuluhan, dan jadwal pelaksanaan imunisasi . d. Persiapan peserta balita yang
akan diimunisasi mengundang ibu balita. 6. Pelaksanaan Imunisasi Pelaksanaan imunisasi
dilakukan sesuai dengan kesepakatan antara bidan/petugas kesehatan dengan peserta /ibu
balita dengan tahapan pelaksanaan. E. Cara Melaksanakan Kegiatan Kebutuhan dala m m
asyarakat di te m pat M e m ilih m ateri yang dibutuhkan Perte m uan Persiapan Bentuk Ti m
Sosialisasi I M unisasi Persiapan Pelaksanaan I m unisasi dan Pelaporan M onitoring E v
aluasi F. Sasaran a. Bayi dibawah umur 1 tahun (0-11 bulan) b. Ibu hamil (awal kehamilan - 8
bulan) c. Wanita usia subur (calon mempelai wanita) d. Anak sekolah dasar (kelas I-VI) G.
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan H. Rencana Pembiayaan Program Rencana pembiayaan kelas
ibu hami yang dianggarkan oleh Puskesmas Kijang adalah sebesar Rp 6.000.000, 00 dengan
perincian pengambilan vaksin ke kabupaten transportasi sebesar Rp. 2.500.000,00 Lupsum
sebesar Rp 2.500.000,00 (10 kali) dan konsultasi program imunisasi ke kabupaten untuk
transportasi sebesar 500.000 dan lumpsung 500.000 (2 kali) I. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
dan Pelaporan Evaluasi dilakukan untuk melihat keluaran dan dampak baik positif maupun
negatif pelaksanaan imunisasi berdasarkan indikator. Dari hasil evaluasi tersebut bisa
dijadikan sebagai bahan pembelajaran guna melakukan perbaikan dan pengembangan
imunisasi berikutnya. Evaluasi oleh pelaksana (bidan/koordinator bidan) dilakukan setiap
selesai pertemuan. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta Dinas Kesehatan Provinsi dapat
melakukan evaluasi bersama-sama misalnya 1 kali setahun. J. Pencatatan, Pelaporan dan
Evaluasi Kegiatan 0. Monitoring Monitoring dilakukan dalam rangka melihat perkembangan
dan pencapaian, serta masalah dalam pelaksanaan imunisasi, hasil monitoring dapat
dijadikaan bahan acuan untuk perbaikan dan pengembangan imunisasi selanjutnya. Kegiatan
monitoring dilakukan secara berkala dan berjenjang mulai dari tingkat Desa, Kecamatan,
Kabupaten/ Kota dan Provinsi. Monitoring di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota dilakukan
minimal setiap 3 (tiga) bulan sekali. Hal-hal yang perlu dimonitor : a) Peserta(keadaan dan
minat peserta, kehadiran peserta, keaktifan bertanya) b) Sarana prasarana (tempat, fasilitas

belajar) c) Fasilitator d) Waktu (mulai tepat waktu, efektif ) 0. Evaluasi Cara melakukan
evaluasi pelaksanaan imunisasi: 0. Evaluasi Kemampuan Fasilitator Pelaksanaan imunisasi.
1) Untuk mengetahui kemampuan fasilitator dalam memfasilitas pelaksanaan imunisasi
dilakukan evaluasi harian/setiap kali pertemuan. 2) Evaluasi dilakukan setiap akhir
pertemuan 3) Evaluasi dilakukan oleh bidan dan koordinator bidan atau Dinas 4) Kesehatan
Kabupaten atau Dinas Kesehatan Provinsi. 1. Pelaporan Seluruh rangkaian hasil proses
pelaksanaan imunisasi sebaiknya dibuatkan laporan. Pelaporan hasil pelaksanaan imunisasi
dijadikan sebagai dokumen, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan
pembelajaran bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Pelaporan disusun pada setiap selesai
melaksanakan imunisasi. Isi laporan minimal memuat tentang : 1) Waktu pelaksanaan 2)
Jumlah peserta 3) Proses pertemuan 4) Masalah dan hasil capaian pelaksanaan 5) Hasil
evaluasi Pelaporan dilakukan secara berkala dan berjenjang dari bidan/tenaga kesehatan
pelaksana imunisasi ke Puskesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Dinas Kesehatan
Provinsi Kementerian Kesehatan. Pelaporan oleh bidan/pelaksana pertemuan imunisasi
dilakukan setiap selesai pertemuan atau setiap angkatan pelaksanaan imunisasi, Kabupaten
dan Provinsi palaporan disusun setiap 3 (tiga) bulan sekali dan laporan tahunan.
X
Recommended

Kerangka Acuan

Kerangka Acuan Kerja

KERANGKA ACUAN KERJA

eret

Kerangka Acuan PPI

KERANGKA ACUAN PPI

Kerangka Acuan Kerja Embung

Paper work

Kerangka Acuan Praktik Komprehensif

Kerangka Acuan Praktik KOmprehensif

KERANGKA ACUAN KERJA

KAK

KERANGKA ACUAN by Rachmah.doc

Kerangka Acuan New Angud

Angkutan Udara

Kerangka Acuan ANDAL

Tentang Kerangka Acuan ANDAL

Kerangka Acuan Pel.fasilitator Pkm

tentang pelatihan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

Kerangka acuan toc

KERANGKA ACUAN KERJA

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN


OLAHRAGA KABUPATEN PINRANG SATKER/SKPD : DINAS PENDIDIKAN
PEMUDA DAN OLAHRAGA NAMA PPK : Drs. H. MUH. RUSLAN. S, M.Si

Kerangka Acuan Kerja Rtbl

Kerangka Acuan Tor 2012

kerangka acuan

kerangka acuan PHBS 2009

hjgyugfyhv

Kerangka Acuan Kerja Amdal

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN


(AMDAL) PENDAHULUAN 1.1. Umum Sektor pariwisata pada umumnya dijadikan
unggulan bagi Penerimaan Asli Daerah

Kerangka acuan toc

Kerangka Acuan Kerja SIMPeDa

KERANGKA ACUAN KERJA

contoh KAK

Kerangka Acuan Pembelajaran Praktik

pedoman praktik klinik keperawatan khususnya bagi mahasiswa D III keperawatan pada MA
Maternitas II tahun 2008/2009

View more

Subscribe to our Newsletter for latest news.


About Terms DMCA Contact

STARTUP - Share & Download Unlimited


Fly UP

Anda mungkin juga menyukai