Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
1. Sinta Dwi Prisilia
2. Supatmi
Tingkat
(E0014052)
(E0014056)
: III B
2015
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
aktif
dalam
peningkatan
kulitas
produksi
obat-obatanyang
disesuaikan dengan karakteristik dari zat aktif obat, kondisi pasien dan
peningkatan kualitas obat dengan meminimalkan efek samping obat tanpa
kelarutan
yang
sangat
minimum.
Beberapa
suspensi
zat aktif dan saluran cerna meningkat. Oleh karena itu dibuatlah sediaan
suspensi. Pembuatan suspensi ini pula didasarkan pada pengembangan
sediaaan cair yang lebih banyak diminati oleh masyarakat luas. Tetapi dalam
pembuatan suspensi juga memerlukan ketelitian dalam proses pembuatan
sehingga kestabilannya dapat terjaga (Anif, 1999).
Salah satu masalah yang dihadapi dalam proses pembuatan suspense
adalah cara memperlambat penimbunan partikel serta menjaga homogenitas
dari partikel. Cara tersebut merupakan salah satu tindakan untuk menjaga
stabilitas suspense Penggunaan dalam bentuk suspensi bila dibandingkan
dengan larutan sangatlah efisien sebab suspensi dapat mengurangi penguraian
zat aktif yang tidak
stabil dalam air (Syamsuni, 2006)
Kekurangan suspensi sebagai
penyimpanan,
memungkinkan
bentuk
terjadinya
sediaan
adalah
perubahan
pada
sistem
saat
dispersi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4. Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikelpartikel halus yang ditujukkan untuk diteteskan pada telinga bagian
luar.
5. Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam
medium cair yang sesuai dan tidak disuntikan secara intravena atau
kedalam saluran spinal.
2.3 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SUSPENSI
a. Keuntungan Suspensi
1. Berbentuk cair sehingga disukai lebih banyak pasien.
2. Mudah ditelan.
3. Keluwesan dalam pemberian dosis.
4. Pemberian lebih mudah.
5. Lebih mudah untuk memberikan dosis yang relative sangat besar.
6. Aman.
7. Mudah diberikan untuk janak anak.
8. Mudah diatur penyesuaian dosisnya untuk anak.
9. Memiliki homogenitas tinggi.
10. Dapat menutupi rasa tidak enak / pahit dari obat.
11. Mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil didalam air.
b. Kekurangan Suspensi
1. Mempuyai rasa tidak enak bila diberikan dalam bentuk larutan.
2. Tidak terasa bila diberikan sebagai partikel yang tidak larut dalam
3.
suspense.
Memiliki kestabilan yang rendah (pertumbuhan kristal (jika jenuh),
4.
degradasi dll)
Jika membentuk "cacking" akan sulit terdispersi kembali sehingga
karakteristik
ini.sorbitol
dan
dekstrosa
dapat
dimasukkan
untuk
menyesuaikan kerapatan.
c. Suspensi dengan banyak isi zat padat. Terdiri dari :
1. Zat pengawet: benzil alkohol,uil paaben,metil paraben/propilparaben
2. Zat pendapar: natrium sitrat
3. Zat koloid pelindung: lesitin
4. Zat antioksida: natrium formal dehid sulfoksilat
d. Suspensi antasida
Partikel padatan fase dispersi harus halus dan tidak boleh cepat
mengendap (1985 FKI hal 82)
Kadar surfaktan yang digunakan tidak boleh mengiritasi atau melukai
kulit (1985 FKI hal 77)
2.8 ALIRAN ALIRAN DALAM SUSPENSI
Tipe-tipe aliran dalam suspensi Tipe aliran suspensi dibedakan menjadi 2
jenis yaitu:
1. Aliran newton
Dimana dalam aliran newton ini berbunyi bahwa semakin besar
viskositas suatu cairan ,maka semakin besar tekanannya.
Contohnya:untuk sediaan cream, ketika dilakukan pengeluaran sediaan
cream dari tubenya,semakin besar tekanan yang diberikan pada bagian
tubenya maka semakin cepat keluarnya cream dari tube tersebut dan
sebaliknya.
2. Aliran non-newton
Berdasarkan sistem non newton,liran terbagi atas 3 jenis yaitu:
a. Aliran plastis
yield value terlampaui (shear stress di atas yield value), sistem plastis akan
menyerupai sistem newton.
b. Aliran psudaplastis
Aliran pseudoplastis ditunjukkan oleh beberapa bahan farmasi
yaitu gom alam dan sisntesis seperti dispersi cair dari tragacanth, natrium
alginat, metil selulosa, dan natrium karboksimetil selulosa. Aliran
pseudoplastis diperlihatkan oleh polimer-polimer dalam larutan, hal ini
berkebalikan dengan sistem plastis, yang tersusun dari partikel-partikel
tersuspensi dalam emulsi. Kurva untuk aliran pseudoplastis dimulai dari
(0,0) , tidak ada yield value, dan bukan suatu harga tunggal.
c. Aliran dilatan
Aliran dilatan terjadi pada suspensi yang memiliki presentase zat
padat terdispersi dengan konsentrasi tinggi. Terjadi peningkatan daya
hambat untuk mengalir (viskositas) dengan meningkatnya rate of shear.
Jika stress dihilangkan, suatu sistem dilatan akan kembali ke keadaan
fluiditas aslinya.
stress meningkat, bulk dari system itu mengembang atau memuai (dilate).
Hal itu menyebabkan volume antar partikel menjadi meningkat dan jumlah
pembawa yang ada tidak cukup memenuhi ruang kosong tersebut. Oleh
karena itu hambatan aliran meningkat karena partikel-partikel tersebut
tidak dibasahi atau dilumasi dengan sempurna lagi oleh pembawa.
Akhirnya suspense menjadi pasta yang kaku.
2.9 EVALUASI STABILITAS FISIK SUSPENSI
1. Organoleptis
Pemeriksaan organoleptik yang dilakukan meliputi bau,warna, dan rasa
2. Massa Jenis
Piknometer kosong yang bersih dan kering ditimbang . Kemudian
aquadest dimasukkan ke dalam piknometer dan ditimbang beratnya.
Piknometer dibersihkan dan dikeringkan. Suspensi dimasukkan ke
dalam piknometer,kemudian ditimbang beratnya Massa jenis suspensi
ditentukan menggunakan persamaan (1).
4. Viskositas
Tahapan awal, ditentukan nilai Kv viscometer stormer dengan
sampel suspense. Sampel dimasukkan ke dalam wadah. Sampel
dinaikkan hingga tanda batas pada dayung terendam, tepat letaknya di
tengah sampel. Rem dilepas sehingga pemberat akan meluncur ke
bawah. Lakukan prosedur dengan pemberat anak timbangan yang
bervariasi (W) yaitu: 30, 60, 90, 120, dan 150 5 gram. Dicatat nilai
rpm yang dihasilkan pada setiap anak timbangan yang berbeda.
Selanjutnya dicari nilai regresi linier dari bobot anak timbangan (x) vs
rpm (y) sehingga diperoleh persamaan (2). Nilai y pada persamaan
regresi dianggap nol, sehingga dapat dicari nilai x (Wf). Ditentukan
viskositasnya dengan menggunakan persamaaan (3).
5. Volume Sedimentasi
Suspensi dimasukkan ke dalam gelas ukur 10 mL dan disimpan
pada suhu kamar serta terlindung dari cahaya secara langsung. Volume
suspensi yang diisikan merupakan volume awal (Vo). Perubahan
volume diukur dan dicatat setiap selama 30 hari tanpa pengadukan
hingga tinggi sedimentasi konstan. Volume tersebut merupakan volume
akhir (Vu). Volume sedimentasi dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan
F=Vu/Vo
6. Redispersi
Uji Redispersi dilakukan setelah evaluasi volume sedimentasi
selesai dilakukan. Tabung reaksi berisi suspensi yang telah dievaluasi
volume sedimentasinya diputar 180 derajat dan dibalikan ke posisi
semula.Kemampuan redispersi baik bila suspensi telah terdispersi
sempurna dan diberi nilai 100%. Setiap pengulangan uji redispersi
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Aliran suspensi dapat dibagi menjadi 2 yaitu : Aliran newton dan
Aliran non newton
2. Didalam aliran newton terdapat viskositas adapun penjelasan dari
viskosita yaitu : Jika suatu cairan atau larutan yang terdapat pada
bidang paling atas bergerak atau memproses dengan kecepatan
konstan , maka setiap bidang lapisan dibawahnya akan bergerak
dengan kecepatan yang lurus dengan jarak pada bidang lapisan yang
3.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 2006. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press.
Anief, Moh. 2007. Farmasetika. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Departemen Kesehatan RI., (1979). Farmakope Indonesia, Edisi III. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI., (1995). Farmakope Indonesia, Edisi IV. Jakarta.