Anda di halaman 1dari 15

Implementasi Dinar dalam Perdagangan

Internasional Diantara Negara OKI

DISUSUN OLEH
ANITA APSARI 41402014
ERIKA ERIYANTI 41402032
FAUZIA FASHA 41402041
FITRIA 41402046
HASIMA OCTAVIA 41402052
1

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Segala puji bagi Allah yang telah memberi banyak nikmat yang tak
terhitung jumlahnya, diantara nikmat yang paling besar adalah nikmat iman dan
nikmat islam serta nikmat kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
dekontruksi yang berjudul Implementasi Dinar dalam Perdagangan
Internasional Diantara Negara OKI, untuk memperkuat hasil analisis dari
makalah ini, kami merujuk dari berbagai referensi. Selain itu, kami melakukan
diskusi untuk menyatukan pendapat kami dalam mengerjakan makalah ini.
Salawat serta salam kami haturkan kepada Rasulullah saw yang telah
membawa cahaya kebenaran yakni, Agama Islam yang Rahmatan lil alamin.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasi kepada Dosen
Makro Ekonomi Islam yang membimbing kami dalam menyelesaikan tugas ini.
Kelompok kami menyadari bahwa penulisan dalam makalah ini masih memiliki
kekurangan, sehingga kami mengharapkan kritik, saran, serta bimbingan untuk
menjadi lebih baik lagi.
Wassalamualaikum wr.wb

Depok, 1 April 2016

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1

Esensi Paper...........................................................................................2

BAB II......................................................................................................................5
ANALISA................................................................................................................5
2.1

Kelebihan...................................................................................................5

2.2

Kelemahan.................................................................................................7

2.3

Alternatif...................................................................................................7

2.4

Pendapat..................................................................................................10

BAB III...................................................................................................................11
KESIMPULAN......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................12

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam paper Would Implementation of the Gold Dinar Affect Trade


Among OIC Countries?. Penulis ingin mengetahui ataupun memaparkan
bagaimana emas dapat memengaruhi perdagangan di Negara OKI dan
meningkatkan efek dalam perdagangan diantara anggota OKI itu sendiri.
Kemudian benarkah emas akan menjadi mata uang yang lebih stabil dibanding
uang kertas? Jika demikian berapakah jumlah emas yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan disetiap Negara OKI.
Untuk

menjawab

semua

pertanyaan

tersebut,

penulis

mencoba

membuktikan dengan merujuk ke berbagai literatur. Tujuannya adalah


memmbuktikan pendapat dalam menyimpulkan pernyataan yang menjadi pokok
dari paper tersebut. Adapun literatur yang menjadi sasarannya adalah perdagangan
di dunia Islam, pasar umum Islam, kerjasama ekonomi di Negara OKI, dan
dampak volatilitas mata uang pada perdagangan.
Dari literatur-literatur tersebut akan dijelaskan secara singkat mengenai
esensi paper. Pada bagian selanjutnya akan dipaparkan analisis dari paper yang
menjadi sorotan utama. Adapun analisa yang dijelaskan dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Apa kelebihan dan kelemahan dari paper tersebut ?
2. Bagaimana alternatif dari kelemahan dari paper tersebut ?
3. Bagaimana pendapat/masukan tentang isi dari paper penulis ?

1.1

Esensi Paper

Seputar Emas
Kita telah mengetahui benda yang satu ini. Tentunya banyak dari kita
mengenal emas, baik dalam kehidupan sehari-hari, dan bahkan dimiliki oleh
setiap orang. Bukan hal baru jika emas menjadi topik hangat dalam dewasa ini.
Telah dibahas di berbagai buku, artikel, dan internet mengenai emas. Jauh
sebelum manusia mengenal uang kertas, emas sudah ada dan bahkan memiliki
peran sebagai uang. Semasa Rasulullah saw., emas (Dinar) dan perak (Dirham)
telah digunakan sebagai alat pembayaran. Dan mulai berkembang pada zaman
Ustman r.a. dimana pada saat itu beliau menjabat sebagai Khalifah Dinar dan
Dirham. Pada masa beliau, Dinar dan Dirham diadaptasi dari mata uang Persia
yang dimodifikasi sesuai dengan ciri dan karakter yang islami. (Hamidi : 2007)
Apa buktinya bahwa mata uang Dinar dan Dirham cenderung stabil?
Masih saja perlu pembuktian tentang hal tersebut. Dalam buku Dinar the Real
Money, telah dipaparkan bahwa mata uang Dinar memiliki nilai intrinsik yang
sama dengan nilai nominalnya. Artinya Dinar dan Dirham tidak dipengaruhi oleh
inflasi atau daya belinya cenderung sama atau tetap dari zaman ke zaman.
Bukti standar mata uang Dinar adalah seekor kambing pada zaman
Rasulullah saw. harganya 1 Dinar. Hari ini, 1400 tahun kemudian, harganya
kurang lebih masih 1 Dinar. Dengan demikian, selama 1400 tahun, inflasi dari
Dinar adalah nol.
Perdagangan di Dunia Islam
Dewasa ini perdagangan menjadi sebuah aktivitas ekonomi yang selalu
dilakukan manusia dalam kehidupan sehari hari, baik itu perdangan secara lokal
maupum secara internasional. Islampun sudah mengenal perdangangan sejak
zaman Rasulullah saw. Dalam Islam, perdagangan tidak hanya menjadi cara
dalam memperoleh keuntungan dari berbagai pihak, namun seperti yang

Rasulullah saw. ajarkan yaitu untuk menyebarkan ajaran islam ke seluruh penjuru
dunia.
Seperti yang dipaparkan dalam paper, bahwasanya untuk membahas
permasalahan yang tengah terjadi di antara negara muslim maka dibentuklah OKI
(Organisasi Konferensi Islam). Dibentuk pada tanggal 25 September 1969 di
Rabata, Maroko dengan 10 negara anggota yang tergabung dalamnya. Tujuan
dibentuknya OKI ini adalah untuk mencari solusi dari permasalahan yang tengah
terjadi di Negara Muslim.
Implementasi Emas dalam Mempengaruhi Perdagangan OKI
Sejarah telah membuktikan emas bisa berubah menjadi mata uang yang
sangat stabil dibandingkan dengan mata uang kertas (fiat money) manapun,
bahkan jika ia termasuk Dolar. Namun pada kenyataannya, hampir semua
transaksi dalam perdagangan internasional dilakukan dengan menggunakan uang
kertas (fiat money). Alasannya ialah uang fiat lebih fleksibel dibandingkan mata
uang emas.
Apakah dengan kelebihan uang kertas, lalu dapat dikatakan uang kertas
lebih stabil dan ideal? Timbulnya pertanyaan ini adalah dikarenakan sebuah mata
uang, dikatakan kuat apabila ia memiliki karakteristik stabil. Stabilitas suatu mata
uang dapat dilihat dari dua sisi yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Apabila suatu mata
uang memiliki nilai intrinsik dan ekstrinsik yang selaras, maka uang tersebut
dapat dikatakan stabil. Dalam hal ini konsep inflasi sering dikaitkan dengan
keberadaan uang dengan barang dan jasa yang tersedia. ( Hamidi : 2007)
Hal ini membuktikan bahwa uang fiat di berbagai negara, kurang memadai
dalam

memfasilitasi

perdagangan

internasional

untuk

jangka

panjang,

dikarenakan sebagian besar mata uang negara berkembang memiliki nilai inflasi
yang tinggi dan dapat terdepresiaisi terhadap mata uang negara maju.
Sementara

dalam

perdagangan

internasional

tentu

semua

negara

membutuhkan mata uang yang nilai standarisasinya kuat, volatilitasnya rendah,

hingga mampu menjalankan fungsinya sebagai komoditi. Keunggulan emas dari


zaman ke zaman tak terelakkan lagi. Walaupun emas telah dihentikan fungsinya
sebagai alat pembayaran (uang), namun emas tetap diterima sebagai alat
pembayaran internasional, karena nilainya. (North : 2003 dalam Hamidi : 2007)
Sudah tidak diragukan lagi emas sangat memiliki pengaruh dalam sistem
perdagangan

internasional.

Menurut

Mahathir,

arsitek

utama

yang

mengampanyekan proposal penerapan gold Dinar sebagai alat pembayaran dalam


perdagangan internasional yang dijelaskan dalam buku Gold Dinar, karya
M.Lutfi Hamidi, MA., Mahathir meyakinkan bahwa emas bisa dipakai sebagai
alat pembayaran internasional, paling tidak di dunia Islam, sebab akan sangat
mendukung dan meningkatkan volume perdagangan dan sekaligus mengurangi
kerugian yang diakibatkan karena kurs bagi negara-negara yang tergabung dalam
Organisasi Konferensi Islam (OKI). Tak dapat dipungkiri lagi bahwa sebagian
besar negara OKI adalah negara berkembang yang dikaruniai kekayaan alam yang
melimpah. Oleh karena itu, tentunya ideologi pengimplementasian dari emas lebih
mudah untuk dilaksanakan.
Apabila Dinar digunakan sebagai mata uang dalam pembayaran
perdagangan internasional, maka akan diperoleh keuntungan yang bisa dinikmati,
seperti yang dibuktikan dalam hasil empiris dari paper Hamidi. Bahkan menurut
Grauwe (2000 : 58) dalam (Hamidi : 2007), Dinar yang bergabung dalam mata
uang bersama (common currency) mampu menghapus resiko ketidakpastian yang
disebabkan oleh gerakan volatilitas mata uang yang relatif tinggi.
Dalam membentuk blok perdagangan, Dinar kemungkinan mampu
mendorong intra-trade diantara anggota OKI. Dengan kata lain, Dinar mampu
menciptakan blok ekonomi yang dapat menawarkan trade effect kepada
anggotanya. Trade effect yang dimaksud, bahkan lebih berpengaruh jika
dibandingkan dengan blok ekonomi yang ada pada saat ini termasuk didalamnya
AMU dan CEAU.

BAB II
ANALISA
2.1

Kelebihan

Artikel ini memiliki kekuatan dalam menganalisa penggunaan Dinar yang


akan memengaruhi perdagangan antara anggota OKI, karena emas dianggap
sebagai mata uang yang lebih stabil, dan memiliki resiko yang lebih rendah
daripada uang fiat.
Dinar dianggap lebih stabil dari uang fiat, yaitu Dolar AS. Istilah 'stabil' di
sini memiliki arti 'volatilitas yang rendah', sedangkan Dolar jauh lebih tinggi.
Dibuktikan dengan hasil empiris yang dihasilkan oleh penelitian dalam paper ini,
yang membuktikan bahwa dalam emas, Dolar cenderung terdepresiasi dan nilai
tukar riil (RER), dan volatilitasnya memiliki dampak yang benar-benar negatif
pada ekspor negara-negara berkembang.
Para ahli membuktikan penggunaan emas dalam transaksi perdagangan
dunia, bisa menguntungkan. Karena emas menghilangkan risiko volatilitas dari
mata uang. Dengan absennya volatilitas (yang disebabkan naik turunnya kurs
diyakini akan mempromosikan perdagangan lebih besar. (A. Riawan Amin 2007
hal.98)
Kestabilan nilai Dinar dapat dilihat dari data perkembangan harga minyak
dunia dalam grafik berikut :
Sumber : batamDinar.com
Grafik tersebut menjelaskan
bahwa anjloknya harga minyak dunia
mengakibatkan goncangan terhadap
komoditas
komoditas

pertanian

dan

penggantinya

juga
yaitu

minyak sawit. Harga minyak sawit


dunia kini berada pada kisaran angka
5

US$ 500/MT atau kurang dari separuh dari harga minyak sawit dunia pada titik
tertingginya tahun 2008 di kisaran angka US$ 1,150/MT. Bisa dibayangkan jika
harga minyak sawit ini semakin menurun maka dapat menimbulkan penyempitan
tenaga kerja sawit.
Selain minyak sawit, komoditas yang ikut anjlok adalah beras yaitu hanya
berkisar US$ 350/MT. Secara kasat mata turunnya harga beras membawa
keuntungan bagi negara yang mayoritas penduduknya mengkonsumsi beras
sebagai makanan pokok. Namun, kenyataannya tidak demikian karena harga beras
dunia yang hanya dikisaran separuh dari harga pokok beras dalam negeri bisa
mengancam kelangsungan kehidupan petani beras kita. Padahal disektor ini ada
sekitar 13 juta hektar sawah yang digarap, jika diasumsikan rata-rata 2 orang
pekerja saja per ha/nya ada 26 juta orang bekerja di sektor per-berasan.
Ketika harga komoditas umumnya jatuh, harga emas juga mengalami
penurunan. Tetapi penurunan harga emas tidak sedrastis penurunan komoditi
lainnya. Emas justru menunjukkan eksistensi kestabilannya melalui harganya
yang cenderung stabil tidak terlalu terpengaruh oleh harga minyak dunia yang
anjlok. Ini membuktikan ketahanan daya beli emas selama tiga dasawarsa terakhir.
Tiga puluh tahun lalu harga 1 troy ounce emas setara dengan 1 metric ton minyak
sawit, kini 1 troy ounce emas setara dengan 2 metric ton minyak sawit.
Harga emas terhadap minyak mentah lebih meningkat lagi daya belinya,
tiga puluh tahun lalu 1 troy ounce emas setara 12 barrel minyak mentah, kini 1
troy ounce emas setara dengan 30 barrel minyak mentah. Sedangkan terhadap
pisang yang harganya terus meningkat, daya beli emas relatif stabil di kisaran 1.1
ton pisang untuk 1 troy ounce emas.
Sedangkan terhadap kebutuhan pokok seperti beras, daya beli emas juga
meningkat tajam di pasar internasional. Setelah berpuluh tahun 1 troy ounce emas
setara kisaran 1.4 ton beras, kini cukup untuk membeli sampai 3 ton beras di pasar
internasional.

2.2

Kelemahan

Dalam paper yang kami analisa ini, kami menemukan 2 kelemahan yaitu
tidak adanya pembahasan mengenai dampak yang ditimbulkan dari penggunaan
emas diluar Negara OKI dan tidak membahas bagaimana cara mengatasi
kelangkaan emas yang bisa habis kapan saja jika digunakan terus menerus dalam
transaksi.
Tetapi, dalam makalah ini hanya membahas pengaruhi emas dalam
perdagangan di Negara OKI. Hal ini dibuktikan dengan hasil empiris yang
dipaparkan dalam paper bahwa, dengan penggunaan emas anggota Negara OKI
akan mengalami kenaikan lebih dari 2 unit pada intra-trade masing-masing.
Kelebihan menggunakan emas lainnya, jika anggota OKI bergabung dalam
gold dinar bloc adalah meningkatkan efisiensi perdagangan mereka. Hasil empiris
yang dipaparkan dalam paper ini menunjukan bahwa ketika 6 negara bergabung
dalam gold dinar bloc efisiensi perdagangan dalam hal pembayaran sekitar
76.68% yang berarti mereka hanya perlu membayar sisa pembayaran 23.32%
diakhir periode perdagangan. Angka ini akan menjadi lebih besar jika jumlah
anggota bertambah. Dalam paper dijelaskan bahwa jumlah anggota bertambah 4
sehingga menjadi 10 negara hal ini menyebabkan efisiensi perdagangan menjadi
80%.
Selanjutnya dalam paper ini tidak menjelaskan bagaimana cara mengatasi
kelangkaan, padahal ketika paper ini dibaca, tentu pembaca akan tertarik dalam
penggunaan emas sebagai komoditi tanpa mempertimbangkan kelangkaan dari
emas itu sendiri. Keadaan inilah yang tidak dibahas dalam paper ini.
2.3

Alternatif

Alternatif yang ditambahkan dalam paper ini adalah terkait jumlah emas baik
yang dimiliki antara negara anggota OKI maupun bukan. Seperti yang kita
ketahui bahwa emas adalah alat investasi suatu negara. Karena nilainya yang
cenderung naik, sehingga negara banyak menyimpan cadangan devisanya dengan
media emas. Menurut data dari World Gold Council menyebutkan pada Maret

2013 cadangan emas diseluruh negara mencapai 31.671,4 ton. Berikut data dari
World Gold Council.(www.seputarforex.com/artikel/emas)
Negara
Amerika Serikat
Jerman
Italia
Perancis
Cina
Swiss
Rusia
Jepang
Belanda
India

Cadangan Emas (ton)


8.133,5
3.391
2.451,8
2.435
1.054
1.040
969,9
765,2
612,5
557,7

Proporsi dari Devisa (%)


75,6
72,7
72,2
69,2
1,7
10,5
9,8
3,2
59,2
9,9

Data jumlah emas di negara OKI adalah sebagai berikut :


Negara

Cadangan Emas (ton)

Proporsi (%)

Malaysia

2,581

8,4

Turki

186,6

0,76

Pakistan

1,525

21,0

Total

4,293

Apabila cadangan emas di negara-negara diluar anggota OKI digunakan


sebagai alat pembayaran atau alat tukar, maka cadangan emas dunia akan
mencukupi jika dilakuka transaksi. Karena emas itu akan terus diputarkan dalam
perekonomian sebagai alat pembayaran.
Kemudian untuk mengatasi kelangkaan emas dalam sebuah negara ketika
melakukan transaksi adalah sebagai berikut :
Untuk mengatasi kelangkaan emas dalam setiap transaksi kecil bisa
dilakukan dengan menggunakan campuran emas dengan logam lain jadi, tidak
harus menggunakan emas murni. Namun, ketika terjadi transaksi kita harus

menjelaskan nisbahnya secara transparan. Maksudnya adalah menjelaskan sejelasjelasnya agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Bagaimana ketika menangani transaksi yang besar dengan menggunakan
Dinar? Haruskah Dinar (emas) itu dibayarkan dalam bentuk fisiknya saat terjadi
transaksi pembelian? Lalu bagaimana cara mengatasinya ?
Jawabannya dari tiga sisi, pertama dari sisi keimanan, kedua dari sisi
prinsip

dasar

ekonomi

syariah,

dan

ketiga

atas

dasar

bukti

sejarah.(Iqbal,Muhaimin, Dinar The Real Money :2009, hal.50)


Pertama dari sisi keimanan. Karena keimanan dan syariah kita yakini
kebenarannya, dari awal diturunkan wahyu Allah sampai sekarang kita yakini
kebenarannya. Ada yang mampu kita buktikan dan rasakan, namun adapula yang
tidak dapat di buktikan, yang disebabkan masih belum memiliki ilmu yang cukup.
Kedua dari sisi prinsip dasar ekonomi syariah. Harta dalam ekonomi
seperti Dinar atau uang haruslah berputar, karena itu dalam syariah kita dilarang
untuk menimbun harta dalam bentuk apapun. Sehingga sebesar apapun
transaksinya Dinar atau uang itu harus di putarkan agar perekonomian tetap
berlangsung.
Ketiga atas dasar bukti sejarah. Setelah Abdurrahman Bin Auf wafat,
beliau meninggalkan warisan emas untuk empat orang istrinya, masing-masing
mendapatkan 80.000 Dinar. Total Dinar yang dimiliki Beliau pada saat itu
sebanyak 2.560.000 Dinar. Jika total Dinar tersebut ada pada saat ini dapat di
konversikan nilainya setara dengan US$ 320.000.000. Artinya dengan uang
sebanyak itu dapat digunakan untuk transaksi yang nilainya besar.
2.4

Pendapat

Penjelasan yang telah dipaparkan sebelumnya apakah setuju menggunakan


emas sebagai salah satu alat pembayaran ? Kelompok kami sependapat dengan
paper Hamidi yang mendukung transaksi menggunakan Dinar bukan dengan fiat
money lagi. Mengapa demikian ? karena melihat dari perdagangan yang terjadi

khususnya antara Negara OKI membuat Dinar dianggap sebagai mata uang yang
lebih stabil dibandingkan dengan fiat.
Dianggap stabil karena adanya kadar emas yang terkandung dalam mata
uang tersebut. Uang fiat dianggap tidak stabil karena fiat memberikan dampak
yang negatif terhadao perkembangan eksport dinegara negara berkembang. Efek
yang ditimbulkan dari fiat adalah nilainya yang terkadang dapat berubah dalam
setiap kurun waktu yang berbeda karena nilainya yang mengalami penyusutan.
Selain itu nilai intrinsik dan nominal yang terdapat dalam fiat berbeda.

10

BAB III
KESIMPULAN
Dari analisis paper Hamidi, kamipun sependapat dengan paper Hamidi
yang mendukung transaksi menggunakan Dinar bukan dengan fiat money lagi.
karena melihat dari perdagangan yang terjadi khususnya antara Negara OKI yang
membuat Dinar dianggap sebagai mata uang stabil bila dibandingkan dengan fiat.
Dibuktikan melalui standarisasi emas dari sisi intrinsik dan ekstrinsik, volatilitas
yang rendah, dan tidak mampu terdepresiasi oleh mata uang negara maju.
Kelebihan paper ini dalam penggunaan emas dari sisi perdagangan, jika
anggota OKI bergabung dalam gold dinar bloc maka dapat meningkatkan
efisiensi perdagangan mereka. Sementara dari sisi kelemahannya adalah tidak
adanya pembahasan mengenai dampak yang ditimbulkan dari penggunaan emas
diluar Negara OKI dan tidak membahas bagaimana cara mengatasi kelangkaan
emas yang dapat habis kapan saja jika digunakan terus menerus dalam transaksi.
Mengetahui kelemahan dalam penulisan paper Hamidi, kami berusaha
memberikan alternatif, yaitu menggunakan cadangan emas dalam perdagangan
OKI, sebagai alat pembayaran atau alat tukar, maka cadangan emas dunia akan
mencukupi jika dilakuka transaksi. Karena emas itu akan terus diputarkan dalam
perekonomian sebagai alat pembayaran. Sementara dalam mengatasi kelangkaan
emas dalam setiap transaksi kecil bisa dilakukan dengan menggunakan campuran
emas dengan logam lain jadi, tidak harus menggunakan emas murni.

11

DAFTAR PUSTAKA

Iqbal, Muhaimin. 2009. Dinar The Real Money. Jakarta: Gema Insani
Iqbal, Muhaimin. 2007. Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar &
Dirham. Jakarta: Spiritual Learning Centre & DinarClub.
Hamidi, M. Lutfi. 2007. Gold Dinar. Jakarta: Senayan Abadi Publishing.
http://www.batamdinar.com//
http://www.wikipedia.com//

12

Anda mungkin juga menyukai