Implementasi Dinar Dalam Perdagangan OKI
Implementasi Dinar Dalam Perdagangan OKI
DISUSUN OLEH
ANITA APSARI 41402014
ERIKA ERIYANTI 41402032
FAUZIA FASHA 41402041
FITRIA 41402046
HASIMA OCTAVIA 41402052
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Segala puji bagi Allah yang telah memberi banyak nikmat yang tak
terhitung jumlahnya, diantara nikmat yang paling besar adalah nikmat iman dan
nikmat islam serta nikmat kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
dekontruksi yang berjudul Implementasi Dinar dalam Perdagangan
Internasional Diantara Negara OKI, untuk memperkuat hasil analisis dari
makalah ini, kami merujuk dari berbagai referensi. Selain itu, kami melakukan
diskusi untuk menyatukan pendapat kami dalam mengerjakan makalah ini.
Salawat serta salam kami haturkan kepada Rasulullah saw yang telah
membawa cahaya kebenaran yakni, Agama Islam yang Rahmatan lil alamin.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasi kepada Dosen
Makro Ekonomi Islam yang membimbing kami dalam menyelesaikan tugas ini.
Kelompok kami menyadari bahwa penulisan dalam makalah ini masih memiliki
kekurangan, sehingga kami mengharapkan kritik, saran, serta bimbingan untuk
menjadi lebih baik lagi.
Wassalamualaikum wr.wb
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1
Esensi Paper...........................................................................................2
BAB II......................................................................................................................5
ANALISA................................................................................................................5
2.1
Kelebihan...................................................................................................5
2.2
Kelemahan.................................................................................................7
2.3
Alternatif...................................................................................................7
2.4
Pendapat..................................................................................................10
BAB III...................................................................................................................11
KESIMPULAN......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
menjawab
semua
pertanyaan
tersebut,
penulis
mencoba
1.1
Esensi Paper
Seputar Emas
Kita telah mengetahui benda yang satu ini. Tentunya banyak dari kita
mengenal emas, baik dalam kehidupan sehari-hari, dan bahkan dimiliki oleh
setiap orang. Bukan hal baru jika emas menjadi topik hangat dalam dewasa ini.
Telah dibahas di berbagai buku, artikel, dan internet mengenai emas. Jauh
sebelum manusia mengenal uang kertas, emas sudah ada dan bahkan memiliki
peran sebagai uang. Semasa Rasulullah saw., emas (Dinar) dan perak (Dirham)
telah digunakan sebagai alat pembayaran. Dan mulai berkembang pada zaman
Ustman r.a. dimana pada saat itu beliau menjabat sebagai Khalifah Dinar dan
Dirham. Pada masa beliau, Dinar dan Dirham diadaptasi dari mata uang Persia
yang dimodifikasi sesuai dengan ciri dan karakter yang islami. (Hamidi : 2007)
Apa buktinya bahwa mata uang Dinar dan Dirham cenderung stabil?
Masih saja perlu pembuktian tentang hal tersebut. Dalam buku Dinar the Real
Money, telah dipaparkan bahwa mata uang Dinar memiliki nilai intrinsik yang
sama dengan nilai nominalnya. Artinya Dinar dan Dirham tidak dipengaruhi oleh
inflasi atau daya belinya cenderung sama atau tetap dari zaman ke zaman.
Bukti standar mata uang Dinar adalah seekor kambing pada zaman
Rasulullah saw. harganya 1 Dinar. Hari ini, 1400 tahun kemudian, harganya
kurang lebih masih 1 Dinar. Dengan demikian, selama 1400 tahun, inflasi dari
Dinar adalah nol.
Perdagangan di Dunia Islam
Dewasa ini perdagangan menjadi sebuah aktivitas ekonomi yang selalu
dilakukan manusia dalam kehidupan sehari hari, baik itu perdangan secara lokal
maupum secara internasional. Islampun sudah mengenal perdangangan sejak
zaman Rasulullah saw. Dalam Islam, perdagangan tidak hanya menjadi cara
dalam memperoleh keuntungan dari berbagai pihak, namun seperti yang
Rasulullah saw. ajarkan yaitu untuk menyebarkan ajaran islam ke seluruh penjuru
dunia.
Seperti yang dipaparkan dalam paper, bahwasanya untuk membahas
permasalahan yang tengah terjadi di antara negara muslim maka dibentuklah OKI
(Organisasi Konferensi Islam). Dibentuk pada tanggal 25 September 1969 di
Rabata, Maroko dengan 10 negara anggota yang tergabung dalamnya. Tujuan
dibentuknya OKI ini adalah untuk mencari solusi dari permasalahan yang tengah
terjadi di Negara Muslim.
Implementasi Emas dalam Mempengaruhi Perdagangan OKI
Sejarah telah membuktikan emas bisa berubah menjadi mata uang yang
sangat stabil dibandingkan dengan mata uang kertas (fiat money) manapun,
bahkan jika ia termasuk Dolar. Namun pada kenyataannya, hampir semua
transaksi dalam perdagangan internasional dilakukan dengan menggunakan uang
kertas (fiat money). Alasannya ialah uang fiat lebih fleksibel dibandingkan mata
uang emas.
Apakah dengan kelebihan uang kertas, lalu dapat dikatakan uang kertas
lebih stabil dan ideal? Timbulnya pertanyaan ini adalah dikarenakan sebuah mata
uang, dikatakan kuat apabila ia memiliki karakteristik stabil. Stabilitas suatu mata
uang dapat dilihat dari dua sisi yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Apabila suatu mata
uang memiliki nilai intrinsik dan ekstrinsik yang selaras, maka uang tersebut
dapat dikatakan stabil. Dalam hal ini konsep inflasi sering dikaitkan dengan
keberadaan uang dengan barang dan jasa yang tersedia. ( Hamidi : 2007)
Hal ini membuktikan bahwa uang fiat di berbagai negara, kurang memadai
dalam
memfasilitasi
perdagangan
internasional
untuk
jangka
panjang,
dikarenakan sebagian besar mata uang negara berkembang memiliki nilai inflasi
yang tinggi dan dapat terdepresiaisi terhadap mata uang negara maju.
Sementara
dalam
perdagangan
internasional
tentu
semua
negara
internasional.
Menurut
Mahathir,
arsitek
utama
yang
BAB II
ANALISA
2.1
Kelebihan
pertanian
dan
penggantinya
juga
yaitu
US$ 500/MT atau kurang dari separuh dari harga minyak sawit dunia pada titik
tertingginya tahun 2008 di kisaran angka US$ 1,150/MT. Bisa dibayangkan jika
harga minyak sawit ini semakin menurun maka dapat menimbulkan penyempitan
tenaga kerja sawit.
Selain minyak sawit, komoditas yang ikut anjlok adalah beras yaitu hanya
berkisar US$ 350/MT. Secara kasat mata turunnya harga beras membawa
keuntungan bagi negara yang mayoritas penduduknya mengkonsumsi beras
sebagai makanan pokok. Namun, kenyataannya tidak demikian karena harga beras
dunia yang hanya dikisaran separuh dari harga pokok beras dalam negeri bisa
mengancam kelangsungan kehidupan petani beras kita. Padahal disektor ini ada
sekitar 13 juta hektar sawah yang digarap, jika diasumsikan rata-rata 2 orang
pekerja saja per ha/nya ada 26 juta orang bekerja di sektor per-berasan.
Ketika harga komoditas umumnya jatuh, harga emas juga mengalami
penurunan. Tetapi penurunan harga emas tidak sedrastis penurunan komoditi
lainnya. Emas justru menunjukkan eksistensi kestabilannya melalui harganya
yang cenderung stabil tidak terlalu terpengaruh oleh harga minyak dunia yang
anjlok. Ini membuktikan ketahanan daya beli emas selama tiga dasawarsa terakhir.
Tiga puluh tahun lalu harga 1 troy ounce emas setara dengan 1 metric ton minyak
sawit, kini 1 troy ounce emas setara dengan 2 metric ton minyak sawit.
Harga emas terhadap minyak mentah lebih meningkat lagi daya belinya,
tiga puluh tahun lalu 1 troy ounce emas setara 12 barrel minyak mentah, kini 1
troy ounce emas setara dengan 30 barrel minyak mentah. Sedangkan terhadap
pisang yang harganya terus meningkat, daya beli emas relatif stabil di kisaran 1.1
ton pisang untuk 1 troy ounce emas.
Sedangkan terhadap kebutuhan pokok seperti beras, daya beli emas juga
meningkat tajam di pasar internasional. Setelah berpuluh tahun 1 troy ounce emas
setara kisaran 1.4 ton beras, kini cukup untuk membeli sampai 3 ton beras di pasar
internasional.
2.2
Kelemahan
Dalam paper yang kami analisa ini, kami menemukan 2 kelemahan yaitu
tidak adanya pembahasan mengenai dampak yang ditimbulkan dari penggunaan
emas diluar Negara OKI dan tidak membahas bagaimana cara mengatasi
kelangkaan emas yang bisa habis kapan saja jika digunakan terus menerus dalam
transaksi.
Tetapi, dalam makalah ini hanya membahas pengaruhi emas dalam
perdagangan di Negara OKI. Hal ini dibuktikan dengan hasil empiris yang
dipaparkan dalam paper bahwa, dengan penggunaan emas anggota Negara OKI
akan mengalami kenaikan lebih dari 2 unit pada intra-trade masing-masing.
Kelebihan menggunakan emas lainnya, jika anggota OKI bergabung dalam
gold dinar bloc adalah meningkatkan efisiensi perdagangan mereka. Hasil empiris
yang dipaparkan dalam paper ini menunjukan bahwa ketika 6 negara bergabung
dalam gold dinar bloc efisiensi perdagangan dalam hal pembayaran sekitar
76.68% yang berarti mereka hanya perlu membayar sisa pembayaran 23.32%
diakhir periode perdagangan. Angka ini akan menjadi lebih besar jika jumlah
anggota bertambah. Dalam paper dijelaskan bahwa jumlah anggota bertambah 4
sehingga menjadi 10 negara hal ini menyebabkan efisiensi perdagangan menjadi
80%.
Selanjutnya dalam paper ini tidak menjelaskan bagaimana cara mengatasi
kelangkaan, padahal ketika paper ini dibaca, tentu pembaca akan tertarik dalam
penggunaan emas sebagai komoditi tanpa mempertimbangkan kelangkaan dari
emas itu sendiri. Keadaan inilah yang tidak dibahas dalam paper ini.
2.3
Alternatif
Alternatif yang ditambahkan dalam paper ini adalah terkait jumlah emas baik
yang dimiliki antara negara anggota OKI maupun bukan. Seperti yang kita
ketahui bahwa emas adalah alat investasi suatu negara. Karena nilainya yang
cenderung naik, sehingga negara banyak menyimpan cadangan devisanya dengan
media emas. Menurut data dari World Gold Council menyebutkan pada Maret
2013 cadangan emas diseluruh negara mencapai 31.671,4 ton. Berikut data dari
World Gold Council.(www.seputarforex.com/artikel/emas)
Negara
Amerika Serikat
Jerman
Italia
Perancis
Cina
Swiss
Rusia
Jepang
Belanda
India
Proporsi (%)
Malaysia
2,581
8,4
Turki
186,6
0,76
Pakistan
1,525
21,0
Total
4,293
menjelaskan nisbahnya secara transparan. Maksudnya adalah menjelaskan sejelasjelasnya agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Bagaimana ketika menangani transaksi yang besar dengan menggunakan
Dinar? Haruskah Dinar (emas) itu dibayarkan dalam bentuk fisiknya saat terjadi
transaksi pembelian? Lalu bagaimana cara mengatasinya ?
Jawabannya dari tiga sisi, pertama dari sisi keimanan, kedua dari sisi
prinsip
dasar
ekonomi
syariah,
dan
ketiga
atas
dasar
bukti
Pendapat
khususnya antara Negara OKI membuat Dinar dianggap sebagai mata uang yang
lebih stabil dibandingkan dengan fiat.
Dianggap stabil karena adanya kadar emas yang terkandung dalam mata
uang tersebut. Uang fiat dianggap tidak stabil karena fiat memberikan dampak
yang negatif terhadao perkembangan eksport dinegara negara berkembang. Efek
yang ditimbulkan dari fiat adalah nilainya yang terkadang dapat berubah dalam
setiap kurun waktu yang berbeda karena nilainya yang mengalami penyusutan.
Selain itu nilai intrinsik dan nominal yang terdapat dalam fiat berbeda.
10
BAB III
KESIMPULAN
Dari analisis paper Hamidi, kamipun sependapat dengan paper Hamidi
yang mendukung transaksi menggunakan Dinar bukan dengan fiat money lagi.
karena melihat dari perdagangan yang terjadi khususnya antara Negara OKI yang
membuat Dinar dianggap sebagai mata uang stabil bila dibandingkan dengan fiat.
Dibuktikan melalui standarisasi emas dari sisi intrinsik dan ekstrinsik, volatilitas
yang rendah, dan tidak mampu terdepresiasi oleh mata uang negara maju.
Kelebihan paper ini dalam penggunaan emas dari sisi perdagangan, jika
anggota OKI bergabung dalam gold dinar bloc maka dapat meningkatkan
efisiensi perdagangan mereka. Sementara dari sisi kelemahannya adalah tidak
adanya pembahasan mengenai dampak yang ditimbulkan dari penggunaan emas
diluar Negara OKI dan tidak membahas bagaimana cara mengatasi kelangkaan
emas yang dapat habis kapan saja jika digunakan terus menerus dalam transaksi.
Mengetahui kelemahan dalam penulisan paper Hamidi, kami berusaha
memberikan alternatif, yaitu menggunakan cadangan emas dalam perdagangan
OKI, sebagai alat pembayaran atau alat tukar, maka cadangan emas dunia akan
mencukupi jika dilakuka transaksi. Karena emas itu akan terus diputarkan dalam
perekonomian sebagai alat pembayaran. Sementara dalam mengatasi kelangkaan
emas dalam setiap transaksi kecil bisa dilakukan dengan menggunakan campuran
emas dengan logam lain jadi, tidak harus menggunakan emas murni.
11
DAFTAR PUSTAKA
Iqbal, Muhaimin. 2009. Dinar The Real Money. Jakarta: Gema Insani
Iqbal, Muhaimin. 2007. Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar &
Dirham. Jakarta: Spiritual Learning Centre & DinarClub.
Hamidi, M. Lutfi. 2007. Gold Dinar. Jakarta: Senayan Abadi Publishing.
http://www.batamdinar.com//
http://www.wikipedia.com//
12