Acrylonitrile
Acrylonitrile
Acrylonitrile atau disebut juga dengan vinyl cyanida dengan rumus kimia
CH2=CHCN (Mr = 53,064), berupa cairan yang tidak berwarna dengan sedikit
berbau tajam (Kirk dan Othmer, 2006). Acrylonitrile ditemukan oleh Moureu pada
tahun 1893 yang dibuat dengan dehidrasi dari acrylamide atau ethylene
cyanohidrin dengan phosphorus pentoksida. Senyawa yang sangat berguna ini
hampir tidak dikenal sebelum perang dunia kedua. Ketika itu
Jerman mengembangkan kopolimer dengan butadiena, untuk membuat karet
yang tahan minyak. Pembuatan di Amerika dilakukan mulai 1940 dengan
progress yang sangat cepat.
Pada proses ini dipergunakan asetilen dan asam sianida 6:1, dan hasil yang
keluar dari reaktor sangat encer sekitar 2%. Konversi proses ini sebesar 80%
atas dasar asam sianida. Pada umumnya proses ini, kalah bersaing dengan
proses yang menggunakan bahan baku propilen dan amoniak.
Proses ini belum digunakan secara komersial, karena kalah bersaing dengan
proses yang memakai propilen dan amoniak.
Acrylonitrile juga dapat diproduksi dari propana, amoniak dan udara melalui
proses amoksidasi dengan menggunakan katalis berupa campuran metal oksida.
Reaksinya adalah:
1 Proses Ugine
3 Proses O.S.W.
Bahan baku propilen, amoniak dan oksigen dengan katalis molibdenum oksida
dan akan bereaksi di dalam reaktor. Setelah terjadi reaksi, larutan tersebut
diumpankan ke unit absorpsi. Pada proses ini absorpsi terdiri dari dua bagian.
Unit 1 memisahkan amoniak yang tidak bereaksi dengan media penyerapnya
berupa H2SO4, sedangkan pada unit 2 yang dipisahkan adalah off gas dengan
media penyerap berupa air. Kemudian dilewatkan ke unit berikutnya yaitu
stripper, yang memisahkan acrylonitrile yang masih mengandung air sebagai
media penyerap. Larutan acrylonitrile yang belum murni dipisahkan di dalam
unit distilasi untuk mendapatkan acrylonitrile yang murni. Sedangkan produk
bawah dari kolom distilasi dipisahkan lebih lanjut untuk mendapatkan
acetonitrile yang murni, dan bagian bawah distilasi ini terdapat juga produk la in
berupa residu propionitril.
4 Proses Sohio
Propilen, amoniak dan oksigen diumpankan ke dalam reaktor, katalis yang
digunakan bismut molibdat, di dalam reaktor akan te rfluidisasi pada temperatur
sedang (450 oC) pada tekanan 1,5 atm, setelah terjadi percampuran di dalam
reaktor, kemudian diumpankan ke unit absorpsi 1. Bahan penyerap di unit ini
men ggunakan asam sulfat untuk menetralisasi kelebihan amoniak yang tidak
bereaksi. Dari unit ini diumpankan lagi ke unit absorpsi 2, dengan bahan
penyerap berupa air. Kemudian dilanjutkan ke unit distilasi untuk
mendapatkan acrylonitrile yang murni. Aliran proses Sohio dapat dlihat pada
Gambar 2.2.