Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH KOTA MATARAM

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS AMPENAN
Jln. Saleh Sungkar No.4 Ampenan, Telp : 0370 ( 635978 )

KERANGKA ACUAN ANTENATAL TERPADU

A.

Pendahuluan
Pelayanan kebidanan dasar memerlukan pentingnya pemberdayaan ibu dan keluarga
dengan bantuan Bidan untuk mengatasi masalah yang mungkin dijumpai selama
masa kehamilan, persalinan dan nifas. Dalam memberikan pelayanan kebidanan
dasar juga perlu diperhatikan bahwa sasaran langsung pelayanan adalah ibu dan janin
serta bayi baru lahir. Salah satu tugas pelaksana pelayanan KIA yaitu melaksanakan
Asuhan Antenatal Terpadu. Persalinan normal adalah terjadinya kelahiran bayi aterm
dengan proses pervaginam alami dan tanpa komplikasi.. Penolong persalinan perlu
memantau keadaan ibu dan janin untuk mewaspadai secara dini terjadinya
komplikasi. Di samping itu, penolong persalinan juga berkewajiban untuk
memberika dukungan moril dan rasa nyaman kepada ibu yang sedang bersalin.

B.

Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Neonatus (AKN), Angka Kematian
Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan indikator status
kesehatan masyarakat. Dewasa ini AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi
dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei Demografi
Kesehatan Indonesia ( SDKI ) 2007, AKI 228 per 100.000 kelahiran hidup, AKB 34
per 1000 kelahiran hidup, AKN 19 per 1000 kelahiran hidup, AKABA 44 per 1000
kelahiran hidup.
Upaya percepatan penurunan AKI telah di mulai sejak akhir tahun 1980-an melalui
program Safe Motherhood Initiative yang mendapat perhatian besar dan dukungan
dari berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri. Pada akhir tahun 1990-an secara
konseptual telah di perkenalkan lagi upaya untuk menajamkan strategi dan intervensi
dalam menurunkan AKI melalui Making Pregnancy Safer (MPS) yang dicanangkan
oleh pemerintah pada tahun 2000. Empat strategi MPS adalah:

1. Peningkatan kualitas dan akses pelayanan kesehatan ibu dan bayi dan balita di
tingkat dasar dan rujukan.
2. Membangun kemitraan yang efektif.
3. Mendorong pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat.
4. Meningkatkan sistem surveilans, pembiayaan, monitoring dan informasi KIA.

C.

Tujuan
1. Tujuan Umum
Memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas
sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat dan
melahirkan bayi sehat.
2. Tujuan Khusus
a. Menyediakan pelayanan antenatal terpadu, komperhensif dan berkualitas,
termasuk konseling kesehatan dan gizi ibu hamil, konseling KB dan
pemberian ASI.
b. Menghilangkan missed opportunity pada ibu hamil dalam mendapatkan
pelayanan antenatal terpadu, komprehensif, dan berkualitas.
c. Mendeteksi secara dini kelainan/ penyakit/ gangguan yang diderita ibu
hamil.
d. Melakukan intervensi terhadap kelainan/ penyakit/ gangguan pada ibu
hamil sedini mungkin.
e. Melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan
sistem rujukan yang ada.

D.

Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan


Pelayanan antenatal terpadu dan berkualitas secara keseluruhan meliputi hal-hal
sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan dan konseling kesehatan termasuk gizi agar
kehamilan berlangsung sehat;
2. Melakukan deteksi dini masalah, penyakit dan penyulit/ komplikasi kehamilan
3. Menyiapkan persalinan yang bersih dan aman;
4. Merencanakan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika
terjadi penyulit/ komplikasi kehamilan
5. Melakukan penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan tepat waktu bila
diperlukan.
6. Melibatkan ibu dan keluarganya terutama suami dalam menjaga kesehatan
dan gizi ibu hamil, menyiapkan persalinan dan kesiagaan bila terjadi penyulit/
komplikasi.

E.

Cara melaksanakan kegiatan


Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan
pelayanan yang berkualitas sesuai standar terdiri dari:
1.
Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk
mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Pengukuran tinggi badan pada

2.

3.

4.

5.

pertama kali kunjungan dilakukan untuk menapis adanya faktor risiko pada ibu
hamil.
Ukur tekanan darah
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk
mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah 140/90 mmhg) pada kehamilan
dan preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai bawah; dan
atau proteinuria)
Nilai status gizi (Ukur Lingkar Lengan Atas/ LILA)
Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga kesehatan di
trimester I untuk skrining ibu hamil berisiko Kekurangan Energi Kronis (KEK).
Ukur tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk
mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tiadak dengan umur kahamilan.
Standar pengukuran dengan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu.
Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
Dilakukan pada akhir trimester II dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal.
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui letak janin.
6. Skrining status imunisasi TT dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila
diperlukan`
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonaturum, pada saat kontak pertama
ibu hamil di skrining status imunisasi T-nya. Pemberian imunisasi TT pada
ibu hamil, disesuaikan dengan status imunisasi T ibu saat ini. Ibu hamil
dengan status imunisasi T5 (TT long Life) tidak perlu diberikan imunisasi TT
lagi.
7. Pemeberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
Setiap ibu hamil harus mendapat tablet tambah darah (tablet zat besi) dan
asam Folat minimal 90 tablet selama kehamilan yang diberikan sejak kontak
pertama.
8. Tes laboratorium ( rutin dan khusus )
Pemeriksaan laboratorium rutin adalah pemeriksaan laboratorium yang garus
dilakukan pada ibu hamil yaitu golongan darah, hemoglobin darah dan
pemeriksaan spesifik daerah endemis (malaria, HIV, dll). Sedangkan
pemeriksaan laboratorium khusus adalah pemeriksaan laboratorium lain yang
dilakukan atas indikasi pada ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal.
9. Tatalaksana kasus
Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.
10. Temu wicara ( konseling ), termasuk Program Perencanan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi ( P4K ) serta KB pasca persalinan
Dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang meliputi:
a. Kesehatan ibu.
b. Perilaku hidup bersih dan sehat.
c. Peran suami/ keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan
d. Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan
menghadapi komplikasi
e. Asupan gizi seimbang
f. Gejala penyakit menular dan tidak menular

G.

H.

g. Penawaran untuk melakukan tes HIV dan konseling di daerah Epidemi


meluas dan terkonsentrasi atau ibu hamil dengan IMS dan TB di daerah
Epidemi rendah.
h. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif
i. KB paska persalinan
j. Imunisasi
k. Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain booster)
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1. Jadwal pelayanan antenatal di Puskesmas setiap hari Senin, Rabu, dan Sabtu
2. Jadwal pelayanan antenatal di luar gedung sesuai dengan jadwal posyandu
3. Pelayanan antenatal untuk ibu hamil risiko tinggi dan ibu hamil komplikasi
selain pemantauan di puskesmas dan posyandu juga dilakukan pelayanan
melalui kunjungan rumah.
Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan pelaporan
Evaluasi dilaksanakan setiap bulan dalam pertemuan rutin bidan dan pelaporan
dilaksanakan setiap bulan dalam bentuk laporan PWS KIA.

I.

Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan


1. Pencatatan dan Pelaporan
a. Buku KIA dan kartu ibu
b. Kohort ibu
c. Kartu KB
d. Kohort KB
e. PWS ibu
f. Laporan PKPR
2. Evaluasi Kegiatan
a. Supervisi pasilitatif dan monitoring oleh Kepala Puskesmas, Penanggung
Jawab Tehnis KIA ( dokter ) dan bidan koordinator.
b. Audit internal oleh TIM audit inetrnal puskesmas.
J.

Biaya
Seluruh biaya kegiatan pelayanan antenatal dibebankan pada dana BOK dan JKN
tahun 2016.
Mengetahui
Kepala Puskesmas Ampenan

( H. Sumarjan, SST. S.Sos.,)


Nip.196512311988111047

KERANGKA ACUAN KAJI BANDING


I. PENDAHULUAN
Pengembangan kesehatan merupakan bagian integral

dan terpenting

dari

pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan nasional adalah


meningkatkan kesadaran, kamauan dan kemampuan hidip sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan tersebut diselenggaran berbagai upaya kesehatan secara
menyeluruh,

berjenjang

dan

terpadu.

Puskesmas

adalah

penanggung

jawab

penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama.


Keberhasilan pembangunan, Khususnya dibidang kesehatan antara lain ditandai
dengan angka kematian ibu dan angka kematian bayi telah berhasil diturunkan dan
sementara umur harapan ibu rata-rata meningkat secara bermakna. Seiring dengan
kemajuan teknologi dan meningkatnya pendidikan masyarakat dalam era globalisasi ini
puskesmas dituntut untuk menyediakan pelayanan yang bermutu.
Dalam menerapkan upaya peningkatan mutu layanan kesehatan, berbagai
macam alat dapat dipakai. Dua alat yang bisa dipakai oleh Puskesmas adalah Akreditasi
Puskesmas atau dari ISO. Dengan alasan utama efisiensi biaya, maka Kota Mataram
menerapkan sistem Akreditasi Puskesmas untuk meningkatkan mutu layanan kesehatan di
Puskesmas. Disamping itu, karena dalam Akreditasi Puskesmas juga mencakup seluruh

pelayanan dasar yang ada di Puskesmas melalui kelompok-kelompok kerja yang meliputu
administrasi, layanan medis, kesehatan ibu dan anak, gizi, kesehatan lingkungan,
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta promosi kesehatan. dengan
begitu, baik UKM maupu UKP semuanya akan ditingkatkan mutunya secara bersamaan
dan saling mendukung.
II. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat dan meningkatkan
kepuasan pelanggan/ konsumen puskesmas.
B. Tujuan Khusus
1. Melaksanakan program-program sesuai dengan standar akreditasi puskesmas.
2.

Melaksanakan pembenahan administrasi dan sistim manajemen puskesmas.

3.

Membuat komitmen yang diikuti dan di patuhi oleh seluruh staf dalam rangka
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas

I.

SASARAN
Sasaran kegiatan, meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.

Kepala Puskesmas
Ketua Tim Akreditasi
Tim manajemen mutu
Penanggung jawab UKM
Penanggung jawab UKP

II.

KEGIATAN
1. Mengkaji system manajemen di Puskesmas Gunung Sari
2. Mengkaji kegiatan tim manajemen mutu di Puskesmas Gunung Sari dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas Gunung Sari
3. Mengkaji kegiatan-kegiatan program (UKM dan UKP)

III.

WAKTU & TEMPAT PELAKSANAAN


Kegiatan kajibanding akan dilaksanakan pada tanggal 2 3 April 2016 di Puskesmas
Gunung Sari

IV.

BIAYA
Seluruh biaya kegiatan ini di bebankan pada dana JKN tahun 2016

Kepala Puskesmas Ampenan

H.Sumarjan,SST,S.Sos
NIP. 19651231 198511 1 047

Anda mungkin juga menyukai