TEKNIK
PROSES PEMANASAN PADA LOGAM
Disusun:
DWIPA
SEPTIAN TRI
SURANTO
GANJAR GINANJAR
KIKI AGUNG
MIRA DANIAR
FAJAR TRI. J
M. NUR BAGUS
JAJANG. N
NOVEN
2016
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebagai upaya mencari sifat logam yang sesuai dengan yang dibutuhkan
diantaranya adalah dengan cara perlakuan panas. Perlu tidaknya perlakuan panas
dan bagaimana perlakuan panas yang dilakukan tergantung pada sifat coran dan
penggunaanya. Yang dimaksud dengan perlakuan disini adalah proses untuk
memperbaiki sifat-sifat dari logam dengan jalan memanaskan coran sampai
temperatur yang cocok dibiarkan beberapa waktu pada temperatur itu,kemudian
didinginkan ke temperatur yang lebih rendah dengan kecepatan yang sesuai.
Selain perlakuan panas yang dilakukan sifat mekanis baja juga akan dipengaruhi
oleh proses pendinginan yang dilakukan, apakah ada perbedaan perubahan sifat
mekanis dari baja yang diperlakukan panas dengan proses pendinginan yang
berbeda adalah satu hal yang dicari dalam penulisan ini. Sifat mekanik tidak
hanya tergantung pada komposisi kimia suatu paduan, tetapi juga tergantung pada
struktur mikronya. Suatu paduan dengan komposisi kimia yang sama dapat
memiliki strukturmikro yang berbeda, dan sifat mekaniknya akan berbeda.
Strukturmikro tergantung pada proses pengerjaan yang dialami, terutama proses
laku-panas yang diterima selama proses pengerjaan.
Ketahanan panas pada stainless steel merupakan hal penting pada bidang
teknik karena baja stainless steel memiliki ketahan terhadap panas yang tinggi.
Transformasi merupakan bantuan yang sesuai untuk masalah tersebut. Oleh
karena itu digunakan proses hardening dan normalizing untuk proses transformasi.
Transformasi ini berperan penting untuk menentukan nilai kekerasan dan perubahan
struktur mikro yang terjadi.
temperatur yang lebih tinggi fase-fase tersebut akan larut menjadi satu fase. Cara yang
dipakai ialah dengan memanaskan logam sehingga terbentuk satu fase, kemudian
diikuti dengan pendinginan cepat. Dengan cara ini pada temperatur kamar akan
terbentuk satu fase yang kelewat jenuh. Bila logam dalam keadaan tersebut
dipanaskan maka fase fase yang larut akan mengendap.
Teknik Perlakuan Panas pada makalah ini sebtas pada Annealling, case
Hardening, precipitation Strenghtening, Tempering dan Quenching.
Bagaimana perbedaan sifat mekanik yang dihasilkan pada setiap masingmasing proses?
3.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Besi alfa
Delapan atom terletak pada pojok dadu dan sebuah atom ke 9 ditengah- tengah
dadu (di pusat ruang). Susunan atom ini disebut juga kisi terpusat ruang sampai suhu
ruangan 7080 C, besi alfa bersifat magnetis. Dari 7680 C sampai
9110 C, besi terpusat ruang menjadi tidak magnetis dan dahulu disebut juga besi.
Besi gamma
Pada 9110 C, ikatan kisi terpusat ruang menjelma menjadi besi gamma terpusat
bidang : pada setiap pojok dadu berada sebuah atom dan 6 atom lainnya berada
dipetengahan ke 6 bidang bujur sangkar permukaan dadu. Karena sebuah dadu gamma
menampung 14 atom, sedangkan jumlah keseluruhan atom besi tentunya
tidak akan bertambah akibat pemanasan, maka dadu gamma lebih besar dari dadu
alfa.
Besi delta
Pada 13920 C, besi gamma yang terpusat bidang berubah wujud kambali
menjadi besi terpusat ruang yang disebut besi delta (gambar 2c). besi delta
berbeda dari besi alfa dalam jarak atomnya yang lebih besar.
Tujuan umum dari perlakuan panas jenis Near Equilibrium ini diantaranya
adalah untuk melunakkan struktur kristal, menghaluskan butir, menghilangkan
tegangan dalam dan memperbaiki machineability. Jenis dari perlakukan panas
Near Equibrium, misalnya : Full Annealing (annealing), Stress relief Annealing,
Process annealing, Spheroidizing, Normalizing dan Homogenizing.
Dari sedikit penjelasan diatas dapat kita tarik benang merah bahwa secara
umum laku panas dengan kondisi Near Equilibrium itu dapat disebut dengan
anneling.
Anneling ialah suatu proses laku panas (heat treatment) yang sering dilakukan
terhadap logam atau paduan dalam proses pembuatan suatu produk. Tahapan dari
proses Anneling ini dimulai dengan memanaskan logam (paduan) sampai temperature
tertentu, menahan pada temperature tertentu tadi selama beberapa waktu tertentu agar
tercapai perubahan yang diinginkan lalu mendinginkan logam atau paduan tadi
dengan laju pendinginan yang cukup lambat. Jenis Anneling itu beraneka ragam,
tergantung pada jenis atau kondisi benda kerja, temperature pemanasan, lamanya
waktu penahanan, laju pendinginan (cooling rate), dll. Sehingga kita akan mengenal
dengan apa yang disebut anneling.
Struktur mikro
Ferrite ialah suatu komposisi logam yang mempunyai batas maksimum
kelarutan Carbon 0,025%C pada temperature 723 Derajat Celcius, struktur kristalnya
BCC (Body Center Cubic) dan pada temperature kamar mempunyai batas kelarutan
Carbon 0,008%C.
Austenite ialah suatu larutan padat yang mempunyai batas maksimum
kelarutan Carbon 2%C pada temperature 1130 Derajat Celcius, struktur kristalnya
FCC (Face Center Cubic).
Cementid ialah suatu senyawa yang terdiri dari unsur Fe dan C dengan
perbandingan tertentu (mempunyai rumus empiris) dan struktur kristalnya
Orthohombic.
Lediburite ialah campuran Eutectic antara besi Gamma dengan Cementid yang
dibentuk pada temperature 1130 Derajat Celcius dengan kandungan Carbon
4,3%C.
Pearlite ialah campuran Eutectoid antara Ferrite dengan Cementid yang dibentuk
pada temperature 723 Derajat Celcius dengan kandungan Carbon 3%C.
Kandungan Carbon
0,008%C = Batas kelarutan maksimum Carbon pada Ferrite pada temperature kamar
0,025%C = Batas kelarutan maksimum Carbon pada Ferrite pada temperature 723
Derajat Celcius
0,83%C = Titik Eutectoid 2%C = Batas kelarutan Carbon pada besi Gamma pada
temperature 1130 Derajat Celcius 4,3%C = Titik Eutectic 0,1%C = Batas
kelarutan Carbon pada besi Delta pada temperature 1493 Derajat Celcius.
Garis-garis
Garis Liquidus ialah garis yang menunjukan awal dari proses pendinginan
(pembekuan). Garis Solidus ialah garis yang menunjukan akhir dari proses pembekuan
(pendinginan). Garis Solvus ialah garis yang menunjukan batas antara fasa padat
denga fasa padat atau solid solution dengan solid solution. Garis Acm = garis
kelarutan Carbon pada besi Gamma (Austenite) Garis A3 = garis temperature
dimana terjadi perubahan Ferrit menjadi Autenite (Gamma) pada pemanasan.
Garis A1 = garis temperature dimana terjadi perubahan Austenite (Gamma) menjadi
Ferrit pada pendinginan. Garis A0 = Garis temperature dimana terjadi transformasi
magnetic pada Cementid. Garis A2 = Garis temperature dimana terjadi transformasi
magnetic pada Ferrite.
2.3.2
Tujuan umum dari perlakuan panas jenis Non Equilibrium ini adalah
untuk mendapatkan kekerasan dan kekuatan yang lebih tinggi. Jenis dari perlakukan
panas Non Equibrium, misalnya Hardening, Martempering,
2.4.1
Karburasi
Cara ini sudah lama dikenaloleh orang sejak dulu. Dalam cara ini, besi
dipanaskan
di atas suhu dalam lingkungan yang mengandung karbon, baik
dalan bentuk padat,
cair ataupun gas. Beberapa bagian dari cara kaburasi yaitu
kaburasi padat, kaburasi cair dan karburasi gas.
2.4.2
Karbonitiding
Adalah suatu proses pengerasan permukaan dimana baja dipanaskan di atas suhu
kritis di dalam lingkungan gas dan terjadi penyerapan karbon dan nitrogen.
Keuntungan karbonitiding adalah kemampuan pengerasan lapisan luar meningkat bila
ditambahkan nitrogen sehingga dapat diamfaatkan baja yang relative murah ketebalan
lapisan yang tahan antara 0,80 sampai 0,75 mm.
2.4.3
Sianiding
Adalah proses dimana terjadi absobsi karbon dan nitrogen untuk memperoleh
specimen yang keras pada baja karbon rendah yang sulit dikeraskan.
2.4.4
Nitriding
2.5.1
Pengelompokan Baja
Baja Karbon
Baja karbon adalah paduan besi karbon di mana unsure karbon sangat
menentukan sifat-sifatnya, sedang unsur-unsur paduan lainnya yang biasa terkandung
di dalamnya terjadi karena proses pembuatannya. Sifat baja karbon biasa ditentukan
oleh persentase karbon dan mikrostruktur.
Baja Paduan
Baja paduan adalah baja yang mengandung sebuah unsur lain atau lebih
dengan kadar yang berlebih daripada karbon biasanya dalam baja karbon.
Menurut kadar unsur paduan, baja paduan dapat dibagi ke dalam dua golongan yaitu
baja paduan rendah dan baja paduan tinggi. Baja rendah unsur paduannya di bawah
10% sedangkan baja paduan tinggi di atas 10%.
Baja Khusus
Baja khusus mempunyai unsur-unsur paduan yang tinggi karena pemakaianpemakaian yang khusus. Baja khusus yaitu baja than karat, baja tahan panas, baja
perkakas, baja listrik. Unsur utama dari baja tahan karat adalah Khrom sebagai unsure
terpenting untuk memperoleh sifat tahan terhadap korosi. Baja tahan karat ada tiga
macam menurut strukturnya yaitu baja tahan karat feritis, baja tahan karat martensitas
dan austenitis. Baja tahan panas, tahan terhadap korosi. Baja ini harus tahan korosi
pada suhu lingkungan lebih tinggi atau oksidasi. Baja perkakas adalah baja yang
dibuat tidak berukuran besar tetapi memegang peranan dalam industri-industri.
Unsure-unsur paduan dalam karbitnya diperlukan untuk memperoleh sifat-sifat
tersebut dan kuat pada temperature tinggi. Baja listrik banyak dipakai dalam bidang
elektronika.
2.5.2
Standarisasi Baja
a. Amerika Serikat
a)
b)
c)
d. Jerman DIN
e. Swedia
Sumbu
Bila kadar karbon baja malampaui 0,20%, suhu diamana ferit mulai terbentuk
dan mengendap dari austenit turun. Baja yang berkadar karbon 0,80% disebut baja
eutektoiddan struktur terdiri dari 100% perlit. Titik eutektoid adalah suhu terendah
dalam logam dimana terjadi perubahan dalam keadaan larut padat, dan merupakan
suhu keseimbangan terendah di mana austenit terurai menjadi ferit dan simentit. Bial
kadar karbon baja lebih besar daripada eutektoid, perlu diamati garis pada diagram
besi-karbida besi yang bertanda Acm. Garis ini menyatakan di mana karbida besi
mulai memisah dari austenit. Karbida besi ini dengan rumus Fe3C disebut sementit.
Sementit sangat keras dan rapuh. Baja yang mengandung kadar karbon kurang dari
eutektoid (0,80%). Disebut baja hipoeutektoid, dan baja dengan kadar karbon lebih
dari eutectoid disebut juga hipereutektoid.
14
2.7
Besar Butir.
Baja cair bila didinginkan mulai membeku pada titik-titik inti yang cukup
banyak. Atom-atom yang tergabung dalam kelompok di sekitar suatu inti cenderung
memiliki letak yang serupa. Batas butir yang bentuknya tidak teratur tampak dibawah
mikroskop, setelah dipolis dan dietsa dan merupakan batas kelompok sel atom yang
memiliki orientasi umum yang sama. Ukuran butir tergantung pada beberapa
faktor, antara lain laju pendinginan sewaktu pembekuan.
Baja dengan butiran yang kasar kurang tangguh, dan memiliki kecenderungan
untuk distorsi, namun baja jenis ini lebih mudah untuk pemesinan dan memiliki
kemampuan pengerasan yang lebih baik. Baja berbutir halus di samping lebih
tangguh juga lebih ulet dna kurang peka terhadap distorsi atau retak sewaktu
perlakuan panas. Besar butir dapat dikendalikan melalui komposisi pada waktu proses
pembuatan, akan tetapi setelah baja jadi, pengendalian dilakuakn melalui perlakuan
panas. Alluminium yang digunakan sebagai deoksidator merupakan faktor mengendali
yang terpenting, karena dapat menaikkan suhu di mana terjadi pertumbuhan butir
dengan cepat.
Besar butir diukur dengan mikroskop, meskipun penaksiran secara kasar dapat
dilakukan denagn memeriksa bidang perpatahan. Untuk pengukurna di bawah
mikroskop baja perlu dipolis dan dietsa agar batas butir tampak dengan jelas. Pada
karbon rendah ferit akan berpresipitasi dari austenit setelah didinginkan
secara perlahan-lahan. Karena laju pendinginan yang rendah dapat menghasilkan
terlalu banyak ferit primer, yang menyulitkan pengukuran besar butir austenit
sebelumnya, maka harus diusahakan agar laju pendinginan sedemikian rupa sehingga
struktur pracutektoid hanya terjadi pada batas-bats daerah perlit. Pada baja karbon
medium, besar butir austenit sebelumnya dihitung dari luas daerah perlit ditambah
dengan setengah daerah ferit yang mengelilinginya. Pada baja hipereutektoid besar
butir austenit dibatasi oleh semenit yang mengendap.
Gambar 2.2 Pemisahan kristal dan ukurna butir yang sangat besar.
2.8
Diagram fasa Fe3C bermanfaat untuk memilih suhu yang tepat untuk berbagai
operasi laku panas dan memperlihatkan pula struktur yang dapat diperoleh
setelah pendinginan perlahan-lahan. Meskipun demikian diagram tersebut tidak
menggambarkan pengaruh dari berbagai laju pendinginan, waktu pemanasan atau
struktur yang dapat diperoleh bila pencelupan ditunda pada suhu tertentu. Diagram
transformasi isothermal atau dikenal juga sebagai diagram waktu-suhu-transformasi
atau kurva S dapat memberi informasi tersebut. Dengan mempergunakan diagram ini
dapat dilihat perubahan struktur bila logam dibiarkan pada suhu konstan tertentu.
Diagram 2.6 Equilibrium phase diagram for iron iron carbide system (f.c.c.face
centred cubic: b.c.c. body-cenreed cubic)
Penjelasan diagram:
Jika suatu baja didinginkan dari suhu yang lebih tinggi dan kemudian ditahan
pada suhu yang lebih rendah selama waktu tertentu, maka akan menghasilkan struktur
mikro yang berbeda. Hal ini dapat dilihat pada diagram: Isothermal Tranformation
Diagram.
Penjelasan diagram:
Untuk baja dengan kadar karbon kurang dari 0.83% yang ditahan suhunya
dititik tertentu yang letaknya dibagian atas dari kurva C, akan
menghasilkan struktur perlit dan ferit.
Bila ditahan suhunya pada titik tertentu bagian bawah kurva C tapi masih
disisi sebelah atas garis horizontal, maka akan mendapatkan struktur mikro
Bainit (lebih keras dari perlit).
Bila ditahan suhunya pada titik tertentu dibawah garis horizontal, maka
akan mendapat struktur Martensit (sangat keras dan getas).
Semakin tinggi kadar karbon, maka kedua buah kurva C tersebut akan
bergeser kekanan.
Penjelasan diagram:
Pada proses pendinginan secara perlahan seperti pada garis (a) akan
menghasilkan struktur mikro perlit dan ferlit.
Pada proses pendinginan sedang, seperti, pada garis (b) akan menghasilkan
struktur mikro perlit dan bainit.
0
Normalizing : pemanasan produk setengah jadi pada suhu 875 980 C
disusul dengan pendinginan udara terbuka (seperti garis-b diagram diatas).
Butiran yang dihasilkan umumnya berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan
penggilingan kondisi panas (rolling).
Quenching : system pendinginan produk baja secara cepat dengan cara
penyemprotan air pada pencelupan serta perendaman produk yang masih panas
kedalam media air atau oli. Sistem pendinginan ini seperti garis-c diagram
diatas.
Selain dari ketiga system heat treatment diatas ada juga heat treatment
tahap kedua pada rentang suhu dibawah austenit yang dinamakan Tempering.
Pemanasan ulang produk baja ini biasa dilakukan untuk produk yang sebelumnya
di quenching. Setelah di temper, maka diharapkan produk tersebut akan lebih ulet
dan liat.
Struktur mikro dan sifat karakteristik baja dapat disesuaikan dengan
pemilihan heat treatment yang tepat.
2.
3.
4.
8.
Pengerasan adalah proses pemanasan baja sampai suhu di daerah atau di atas
daerah kritis disusul dengan pendinginan yang cepat. Bila kadar karbon diketahui,
suhu pemanasannya dapat diabaca dari diagram fasa Besi-karbida besi. Akan
tetapi, bila komposisi baja tidak diketahui, perlu diadakan percobaan untuk
mengetahui daerah pemanasannya. Cara yang terbaik adalah memanaskan dan
mencelupkan beberapa potong baja berbagai suhu disusul dengan pengujian kekerasan
atau pengamatan mikroskopik. Bila suhu yang tepat telah diperoleh akan terjadi
perubahan dalam kekerasan dan sifat lainnya.
25
26
Cara ini sudah lama dikenal oleh orang sejak dulu. Dalam cara ini, besi
dipanaskan di atas suhu dalam lingkungan yang mengandung karbon, baik dalan
27
bentuk padat, cair ataupun gas. Beberapa bagian dari cara kaburasi yaitu
kaburasi padat, kaburasi cair dan karburasi gas.
Karbonitiding
Reaksi yang lamban pada suhu tinggi disebabkan karena tidak cukup
pendinginan lanjutyang dapat menimbulkan nukliasi ferit dan karbida baru dari
austenit semula. Menurut media pendinginnya, quenching dapat dibagi menjadi
beberapa bagian,yaitu:
Quenching air
Air adalah media yang paling banyak digunakan untuk quenching, karena
biayanya yang murah, dan mudah digunakan serta pendinginannya yang cepat. Air
khususnya digunakan pada baja karbon rendah yang memerlukan penurunan
temperatur dengan cepat dengan tujuan untuk memperoleh kekerasan dan
kekuatan yang baik. Air memberikan pendinginan yang sangat cepat, yang
menyebabkan tegangan dalam, distorsi, dan retakan
Annealing ialah suatu proses laku panas (heat treatment) yang sering
dilakukan terhadap logam atau paduan dalam proses pembuatan suatu produk.
Tahapan dari proses Anneling ini dimulai dengan memanaskan logam (paduan)
sampai temperature tertentu, menahan pada temperature tertentu tadi selama beberapa
waktu tertentu agar tercapai perubahan yang diinginkan lalu mendinginkan logam
atau paduan tadi dengan laju pendinginan yang cukup lambat. Jenis Anneling itu
beraneka ragam, tergantung pada jenis atau kondisi benda kerja, temperature
pemanasan, lamanya waktu penahanan, laju pendinginan (cooling rate), dll.
Proses anneling atau melunakkan baja adalah proses pemanasan baja di atas
temperature kritis ( 723 C )selanjutnya dibiarkan beberapa lama sampai temperature
merata disusul dengan pendinginan secara perlahan-lahan sambil dijaga agar
temperature bagian luar dan dalam kira-kira samahingga diperoleh struktur yang
diinginkan dengan menggunakan media pendingin udara.
Tujuan proses anneling :
1.
2.
3.
31
butir Kristal pearlite bertransformasi menjadi austenite yang halus). Pada baja
hypoeutectoid bila pemanasan dilanjutkan ke temperature yang lebih tinggi maka
butir kristalnya mulai bertransformasi menjadi sejumlah Kristal austenite yang halus,
sedang butir Kristal austenite yang sudah ada (yang berasal dari pearlite) hampir tidak
tumbuh. Perubahan ini selesai setelah menyentuh garis A3 (temperature kritis A3).
Pada temperature ini butir kristal austenite masih halus sekali dan tidak
homogen. Dengan menaikan temperature sedikit diatas temperature kritis A3
(garis A3) dan memberI waktu penahanan (holding time) seperlunya maka akan
diperoleh austenite yang lebih homogen dengan butiran kristal yang juga masih halus
sehingga bila nantinya didinginkan dengan lambat akan menghasilkan butir- butir
Kristal ferrite dan pearlite yang halus. Baja yang dalam proses
pengerjaannya mengalami pemanasan sampai temperature yang terlalu tinggi ataupun
waktu tahan (holding time) terlalu lama biasanya butiran kristal austenitenya akan
terlalu kasar dan bila didinginkan dengan lambat akan menghasilkan ferrit atau
pearlite yang kasar sehingga sifat mekaniknya juga kurang baik (akan lebih getas).
Untuk baja hypereutectoid, annealing merupakan persiapan untuk proses selanjutnya
dan tidak merupakan proses akhir.
32
dibawah 0,3% C itu tidak bisa dikeraskan dengan membuat struktur mikronya berupa
martensite. Nah, bagaimana caranya agar kekerasannya meningkat tetapi struktur
mikronya tidak martensite? Ya, dapat dilakukan dengan pengerjaan dingin (cold
working) tetapi perlu diingat bahwa efek dari cold working ini akan timbu yang
namanya tegangan dalam atau tegangan sisa dan untuk menghilangkan
tegangan sisa ini perlu dilakukan proses Stress relief Annealing.
Material logam itu terdiri dari struktur mikro berupa kristal-kristal kecil yang
disebut "butir" atau kristalit. Sifat butir (yaitu ukuran butir dan komposisi) adalah
salah satu faktor paling penting yang dapat menentukan sifat mekanis logam
secara keseluruhan. perlakuan panas menyediakan cara yang efisien untuk
memanipulasi sifat dari logam dengan mengendalikan laju difusi, dan tingkat
pendinginan dalam struktur mikro tersebut.
Proses perlakuan panas yang Kompleks sering dijadwalkan oleh Ahli
logam (metallurgists) untuk mengoptimalkan sifat mekanis dari Logam paduan.
Dalam Industri antariksa (aerospace), logam paduan super (superalloy) mungkin
mengalami lebih dari lima macam panas temperatur yang berbeda untuk
mengembangkan sifat yang diinginkan. Hal ini dapat mengakibatkan masalah
kualitas tergantung pada akurasi kontrol suhu tungku dan penanda waktu (timer).
Process Annealing
Merupakan proses perlakuan panas yang ditujukan untuk melunakkan dan
menaikkan kembali keuletan benda kerja agar dapat dideformasi lebih lanjut. Pada
dasarnya proses Annealing dan Stress relief Annealing itu mempunyai kesamaan
yakni bahwa kedua proses tersebut dilakukan masih dibawah garis A1
(temperature kritis A1) sehingga pada dasarnya yang terjadi hanyalah
rekristalisasi saja.
3.2.2 Pengerjaan Normalisasi (Normalizing)
o
Normalizing merupakan proses pemanasan 100 F diatas temperatur kritis
o
o
atas sekitar temperatur 1000 F-1250 F. Tujuan proses ini adalah untuk menghasilkan
baja yang lebih kuat dan keras diibandingkan dengan baja hasil
33
34
ferrit yang sejajar, yang tumbuh didalam butir kristal austenit kasar yang akan
menurunkan keuletan/ketangguhan suatu baja. Pada pendinginan yang agak cepat inti
ferrit proeutektoid tidak tumbuh secara normal menjadi butir-butir kristal, tetapi akan
tumbuh dengan cepat membentuk ferrit berupa pelat kearah bidang kristalografik
tertentu didalam butir austenit.
Normalizing menyebabkan letak titik eutektoid juga akan berubah menjadi
lebih kekiri untuk baja hypereutektoid, jadi titik eutektoid tidak lagi 0,8% C.
Pendinginan yang lebih cepat akan menyebabkan lamel sementit pada perlit menjadi
lebih tipis juga sementit network pada baja hipereutektoid menjadi lebih tipis atau
terputus-putus. Normalizing pada umumnya menghasilkan struktur yang halus,
sehingga baja dengan komposisi kimia yang sama akan memiliki yiel srength,
UTS, kekerasan, dan impak strength akan lebih tinggi dari pada hasil full annealing.
3.2.3 Temper
Baja yang telah dikeraskan bersifat rapuh dan tidak cocok untuk
digunakan. Melaui temper, kekerasan dan kerapuhan dapat diturunkan sampai
memenuhi persyaratan penggunaan. Kekerasan turun, kekuatan tarik akan turrun pula
sedangkan ketangguhan dan keuletan baja akan meningkat. Proses temper terdiri dari
pemanasan kembali dari baja yang telah dikeraskan pada suhu dibawah suhu kritis,
disusul dengan pendinginan. Meskipun proses ini menghasilakn baja yang lebih lunak,
proses ini berbeda dengan proses anil karena di sini sefat-sidat fisis dapat
dikendalikan dengan cermat. Struktur akhir anil temper baja yang dikersakan
dissebut martensit temper.
Temper dimungkinkan oleh karena struktur martensit tidak stabil. Temper pada
o
suhu rendah antara 150-230 C tidak akan menghasilkan penurunan kekerasan
yang berarti, karena pemanasan akan menghilangkan tegangan dalam terlebih dahulu.
o
Bila menjadi martensit terurai lebih cepat dan sekitar 305 C perubahan fasa menjadi
martensit temper berlangsung dengan cepat.
Bila dibiarkan cukup lama, akan diperoleh struktur bainit. Di bawah mikroskop
struktur bainit mirip dengan martensit, akan tetapii bainit lebih ulet dibandingkan
dengan martensit temper. Proses ini diterapkan unutk benda yang kecil dengan
kemampuan pengerasan yang baik.
Martensit
Baja didinginkan dengan cepat dari daerah austenit sampai suhu diatas
garis Ms. Baja dibiarkan cukup lama sehingga suhu merata, artinya bagian luar
dan dalam telah mencapai suhu yang sama. Setelah itu baja biasanya didinginkan di
udara sampai mencapai suhu ruang dan terbentuklah martensit. Baja dipanskan
kembali, suhu tergantung pada kadar karbon dan pada unsur paduan, untuk baja
o
karbon dengan dengan C = 0,40%, suhu adalah 370 C. Tujuan utama martemper
adalah untuk menekan distorsi, terjadinya retak atau timbulnya tegangan dalam akibat
pencelupan dalam minyak atau air. Struktur yang terjadi sama dengan martensit
temper, dan biasanya disusul temper lagi.
Manfaat Sperodisasi :
Penormalan juga diterapkan pada baja- baja dikarburasi atau pada bajabaja perkakas untuk menghilangkan jaringan sementit yang kontinyu yang
mengelilingi pearlite karena pendinginan yang lambat akan memudahkan
terbentuknya jaringan sementi yang kontinyu.
Memodifikasi dan menghaluskan struktur cor dendritik.
BAB IV
KESIMPULAN& SARAN
5.1 Kesimpulan
1.
2.
3.
4.
5.
5.2 Saran
1.
2.
DAFTAR PUSTAKA
43