PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kabupaten Merauke sabagai lumbung pangan Indonesia dengan program
Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE) telah mengundang banyak
investor yang bergerak di bidang perkebunan, salah satunya perkebunan tebu
untuk produksi gula pasir serta etanol untuk bahan bakar. Dikarenakan tidak
adanya material pasir, kerikil dan batu di kabupaten Merauke menyebabkan biaya
pembangunan infrastruktur jalan menjadi mahal sehingga masih banyak jalan
sebagai sarana penunjang transportasi belum terbangun terutama jalan yang
menghubungkan perkebunan ke dermaga di kota Merauke. Dengan kondisi
tersebut salah satu investor perkebunan swasta akan membangun dermaga sendiri
guna memenuhi kebutuhan perusahaan sekaligus dapat dipergunakan untuk
masyarakat umum di lokasi muara sungai Bian di distrik Malind.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan di atas, penulis ingin
1.3
Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya masalah perencanaan dermaga yang akan timbul
dalam penyusunan proyek akhir ini serta keterbatasan data maupun ilmu yang
dikuasai, maka perlu dipakai batasan masalah yang meliputi:
1. Data bathymetri, arus pasang surut, angin dan tanah sesuai dengan laporan
2.
3.
survei konsultan
Perencanaan struktur meliputi perencanaan pelat lantai dan balok
Perencanaan tiang pancang, fender, bollard, dolphin dan ramp up tidak
4.
5.
6.
7.
dibahas
Perhitungan sedimentasi tidak dibahas
Rencana anggaran biaya tidak dibahas
Metode pelaksanaan kerja dan syarat-syarat tidak dibahas
Perencanaan fasilitas darat tidak dibahas
1.4
Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan ini adalah untuk menerapkan materi perkuliahan yang
Sistematika Penulisan
Penulisan tugas akhir ini disusun dalam bab-bab yang secara garis besar
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang, ruang lingkup, batasan
masalah dan sistematika pembahasan
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini membahas hal-hal yang akan menjadi acuan atau kerangka
dalam perencanaan dermaga jetty
BAB III DATA DAN ANALISIS
Dalam bab ini berisikan pengumpulan dan analisis data hasil survei
pembangunan dermaga jetty
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Umum
Pelabuhan adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang
yang dilengkapi dengan fasilitas dermaga di mana kapal dapat bertambat untuk
bongkar-muat barang. Pelabuhan dapat dibedakan menjadi beberapa macam
tergantung dari sudut pandangnya, yaitu segi penyelenggara, pengusahaannya,
fungsi dalam perdagangan nasional dan internasional, segi kegunaan, dan letak
geografisnya.
Jika ditinjau dari segi penggunaan macam-macam dermaga dapat
dibedakan sebagai berikut:
Pelabuhan ikan
Pelabuhan minyak
Pelabuhan barang
Pelabuhan penumpang
Pelabuhan campuran
Pelabuhan militer
Dalam hal ini dermaga sungai Bian direncanakan sebagai pelabuhan campuran di
mana fungsi utama untuk bongkar-muat barang produksi gula dan ramp up
digunakan untuk kapal penumpang yang melayani masyarakat sekitar.
2
Dermaga dapat dibedakan menjadi tiga tipe yaitu wharf, pier dan jetty.
Wharf adalah dermaga yang pararel dengan pantai dan biasanya berhimpit dengan
garis pantai. Pier adalah dermaga yang berada pada garis pantai dan posisinya
tegak lurus dengan garis pantai (berbentuk jari). Jetty adalah dermaga yang
menjorok ke laut sedemikian rupa sehinggga sisi depannya berada pada
kedalaman yang cukup untuk merapatkan kapal.
2.2
kapal dapat bertambat, untuk tipe jetty dibangun cukup jauh menjorok ke arah laut
dengan maksud agar ujung dermaga berada pada kedalaman yang cukup bagi
kapal terbesar untuk merapat.
Struktur dermaga tipe jetty terdiri dari beberapa bagian untuk mendukung
operasional di pelabuhan, diantaranya:
2.2.1
sehingga akan terjadi benturan antar kapal dan dermaga. Untuk itu maka
disepanjang dermaga diberi bantalan yang berfungsi untuk menyerap energi
benturan, bantalan ini disebut fender. Dalam perencanaan ini tidak dilakukan
perhitungan fender.
2.2.3
tali ke alat penambat, pengikatan ini dimaksudkan untuk menahan gerakan kapal
yang disebabkan oleh angin, arus dan gelombang. Ada tiga macam alat penambat
yaitu bollard/ bitt, mooring buoy dan dolphin.
Kapal yang berlabuh ditambatkan ke dermaga dengan mengikatkan talitali ke alat penambat di bagian haluan, buritan dan badan kapal, tali-tali penambat
4
diikatkan pada alat penambat yang disebut bitt, bitt dengan ukuran besar disebut
dengan bollard.
Kapal-kapal yang akan bongkar muat tidak selalu dapat merapat
langsung ke dermaga karena dermaga sedang dipakai, diperbaiki atau lainya
sehingga kapal harus menunggu diluar dermaga dan berhenti. Apabila kapal
berada di luar lindungan daerah pemecah gelombang maka kapal dapat
membuang jangkarnya sendiri, tetapi di daerah luar gelombangnya tidak tenang
sehingga sebaiknya berhenti dan menunggu di daerah yang terlindung di daerah
pemecah gelombang, akan tetapi dikarenakan keterbatasan wilayah maka kapal
tidak dapat membuang jangkarnya karena akan menganggu kapal lain. Maka
diperlukan pelampung penambat/mooring buoy di daerah terlindung pemecah
gelombang untuk membantu kapal berhenti.
Dolphin digunakan untuk menambatkan kapal besar dan bisa untuk
membantu kapal berputar. Dikarenakan dolphin berfungsi untuk menahan kapal
maka khususnya dolphin penahan dilengkapi dengan fender.
2.3
Kapal
Panjang, lebar dan sarat/ draft kapal yang akan menggunakan pelabuhan
Ukuran isi tolak/ Displacement Tonnage adalah volume air yang dipindahkan
oleh kapal yang merupakan berat kapal
Ukuran isi tolak kapal bermuatan penuh/ Displacement Tonnage Loaded yaitu
berak kapal maksimum, di mana apabila kapal dibebani lebih dari nilai ini
kanan
Bongkar muat barang secara vertikal/ Lift on Lift off (Lo/Lo) adalah bongkar
muat barang yang dilakukan dengan keran kapal (crane), mobile crane, crane
tetap di dermaga
Bongkar muat barang secara horizontal/ Roll on Roll off (Ro/Ro) adalah
bongkar muat barang yang diangkut dengan truk
1. LOKASI
2. SCHEDULE
April
1
Pengajuan
Proposal
Bimbingan BAB I
Bimbingan BAB II
Bimbingan BAB IV
Bimbingan BAB V
7
8
Mei
Uraian Kegiatan
Penyelesaian
Naskah
Pemasukan
Naskah TA
Juni
1 1
0 1
1
2
1
3
Juli
1
14 5
Libur
lebaran
16
Agustus
1 1 1 2
7 8 9 0
Halaman
Halaman Pengesahan ....
Lembar Persetujuan Tim Penguji .
Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ...
Kata Pengantar
Abstrak ..
Daftar Isi ....
Daftar Tabel ...
Daftar Gambar ...
Daftar Notasi (Singkatan) ...
Daftar Lampiran ...
i
ii
iii
iv
v
vi
xi
xii
xvi
xxi
BAB I PENDAHULUAN
1.6
Latar Belakang ...
1.7
Rumusan Masalah
1.8
Pembatasan Masalah .
1.9
Manfaat Penulisan .
1.10
Sistematika Penulisan .
1
1
2
2
3
4
6
2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.3
6
6
7
Kapal
10
11
14
18
22
25
29
9
4.2
Kapal Rencana
30
4.3
4.4
4.5
4.6
Panjang Dermaga
Lebar Dermaga .
Evaluasi Permukaan
Kebutuhan Kedalaman ..
31
32
34
34
4.7
Kualitas Material
4.7.1 Mutu Beton
4.7.2 Mutu Baja .
4.7.3 Selimut Beton
4.7.4 Tiang Pancang ...
Desain Dimensi Struktur ..
4.8.1
Dimensi Struktur Dermaga .
4.8.2
Dimensi Struktur Trestle
4.8.3
Dimensi Struktur Ramp Up
4.8.4
Dimensi Struktur Fender
4.8.5
Dimensi Struktur Dolphin ..
Layout Pembalokan ..
Pembebanan
4.10.1 Beban Vertikal
4.10.1.1 Beban Mati (Berat Sendiri Konstruksi)
4.10.1.2 Beban Mati Terpusat ........
4.10.1.3 Beban Hidup Merata
4.10.1.3.1 Beban Terbagi Merata /
Uniformly Distributed Load (UDL) ..
4.10.1.3.2 Beban Gari /
Knife Edge Load (KEL) ..
4.10.2 Beban Horisontal
4.10.2.1 Beban Gempa
4.10.2.2 Beban Arus Drag Force dan Lift Force ...
4.10.2.3 Beban Gelombang ..
4.10.2.3.1 Beban Gelombang Pada Tiang
4.10.2.3.2 Beban Gelombang Pada Tepi Dermaga ..
4.10.3 Beban Kapal
4.10.3.1 Beban Tumbukan Kapal (Berthing) ...
4.10.3.2 Beban Mooring
4.10.3.2.1 Beban Mooring Akibat Angin
4.10.3.2.1.1 Beban Mooring Akibat Angin Transversal
4.10.3.2.1.2 Beban Mooring Akibat Angin Longitudinal
4.10.3.2.1 Beban Mooring Akibat Arus
4.10.3.2.1.1 Beban Mooring Akibat Arus Arah Transversal
4.10.3.2.1.2 Beban Mooring Akibat Arus Arah Longitudinal ...
Kombinasi Pembebanan .
4.8
4.9
4.10
4.11
35
35
36
36
36
36
37
37
38
38
38
42
42
42
43
43
44
45
49
50
61
63
64
69
70
70
71
71
72
78
10
5.2
5.1.1
84
5.1.2
84
5.1.3
5.1.4
5.1.5
5.1.6
Beban berfaktor
Perhitungan momen pada plat lantai
Desain pelat lantai
Perhitungan tulangan pelat lantai
5.1.6.1 Tulangan lapangan (arah X dan Y) .
5.1.6.2 Tulangan tumpuan (arah X dan Y)
85
86
88
89
89
Perhitungan Balok
5.2.1 Perhitungan Lebar Effektif Flens Balok T & L
5.2.2 Pemakaian Jenis Analisa Balok
5.2.3 Analisa Tulangan
5.2.3.1 Analisa Tulangan Daerah Tumpuan
5.2.3.1.1 Analisa Tulangan Tarik & Tekan Daerah Tumpuan ..
5.2.3.1.2 Analisa Tulangan Geser Daerah Tumpuan
5.2.3.1.3 Analisa Lebar Retak Daerah Tumpuan
5.2.3.1.4 Analisa Tulangan Puntir Daerah Tumpuan
92
93
94
98
101
103
104
105
108
110
110
BAB VI PENUTUP
6.1
6.2
Kesimpulan
Saran ..
113
114
DAFTAR PUSTAKA
11