Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM REKAYASA BAHAN P2

POLIMER TERMOPLASTIK DAN TERMOSET

Disusun Oleh :
Qurrotul Uyuniyah
Muhamad Iqbal Syachjaya
Juniar Diantika
Pieter Karunia Deo

(2414100039)
(2414100044)
(2414100057)
(2414100068)

Asisten :
Ahmad Muzaki Zuhar

(2412100115)

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK FISIKA


JURUSAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2016

HALAMAN JUDUL
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM REKAYASA BAHAN P2

POLIMER TERMOPLASTIK DAN TERMOSET


Disusun Oleh :
Qurrotul Uyuniyah
Muhamad Iqbal Syachjaya
Juniar Diantika
Pieter Karunia Deo

(2414100039)
(2414100044)
(2414100057)
(2414100068)

Asisten :
Ahmad Muzaki Zuhar

(2412100115)

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK FISIKA


JURUSAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2016
i

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM P2 REKAYASA BAHAN


POLIMER TERMOPLASTIK DAN TERMOSET

Laporan praktikum Rekayasa Bahan ini disusun sebagai salah


satu syarat untuk mengikuti praktikum Rekayasa Bahan
selanjutnya.

Surabaya, 13 November 2016

Mengetahui,
Asisten Praktikum

AHMAD MUZAKI ZUHAR


(2412100115)

ii

ABSTRAK
Suatu polimer adalah rantai berulang dari atom yang panjang,
terbentuk dari pengikat yang berupa molekul identik yang disebut
monomer. Berdasarkan sifat termalnya, polimer dapat digolongkan
menjadi tiga jenis yaitu termoplastik, termoset, dan elastomer.
Termoplastik memiliki karakter berupa material padatan pada
temperatur ruang tetapi berubah menjadi cairan kental. Termoset
memiliki karakter jika dipanaskan berulang, tidak mampu melunak
kembali melainkan akan terdegradasi menghasilkan arang. Praktikum ini
bertujuan untuk menganalisis karakteristik tiga jenis bahan dan
menggolongkannya ke dalam polimer termoplastik maupun termoset.
Hasil menunjukkan bahwa tambalan ban merupakan bahan termoset,
karena setelah dipanaskan pada suhu X0C berbentuk arang, sedangkan
ban dalam dan sarung tangan latex merupakan bahan termoplastik,
karena berbentuk cairan kental ketika dipanaskan. Ban dalam dapat
diamati perubahan lelehnya menjadi cairan pada suhu X0C, dan sarung
tangan latex pada suhu X0C.
Kata Kunci: Polimer, Termoplastik, Termoset

iii

ABSTRACT
A polymer is a repeating chain of atoms long, formed from a
binder in the form of identical molecules called monomers. Based on the
thermal properties, the polymer can be classified into three types:
thermoplastics, thermosets and elastomers. Thermoplastics have the
character of a solid material at room temperature but turns into a thick
liquid. Thermoset have character when heated repeatedly, unable to
soften back but will be relegated to produce charcoal. Practicum aims
to analyze the characteristics of three types of materials and classify
them into thermoplastic and thermoset polymers. The results indicate
that the tire patch is a thermoset materials, because once heated at a
temperature of XC in the form of charcoal, while tires and latex gloves
is a thermoplastic material, because the viscous liquid when heated.
Ban in observable changes in their melting into liquid at a temperature
of XC, and latex gloves at a temperature of XC.

Keywords: polymer, thermoplastic, thermoset

iv

KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Resmi Praktikum
Rekayasa Bahan ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan kali ini penyusun mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Ibu Lizda Johar Mawarani dan Ibu Doty Dewi Ristanti
selaku dosen pengajar mata kuliah Rekayasa Bahan.
2. Saudara asisten laboratorium yang telah membimbing
dalam pelaksanaan praktikum Rekayasa Bahan.
3. Orangtua yang selalu membantu, baik secara material dan
non material dalam menyelesaikan kegiatan praktikum
4. Rekan-rekan kelompok 20 serta teman-teman Teknik
Fisika ITS 2014 yang telah membantu dalam pelaksanaan
kegiatan praktikum.
Penyusun menyadari bahwa banyak kekurangan dalam
pembuatan laporan ini baik dari segi materi maupun penyajian.
Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun.
Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini
bermanfaat bagi penyusun sendiri khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Surabaya, 13 November 2016

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................I
HALAMAN PENGESAHAN...................................................II
ABSTRAK................................................................................III
ABSTRACT...............................................................................IV
KATA PENGANTAR.................................................................V
DAFTAR ISI.............................................................................VI
DAFTAR GAMBAR...............................................................VII
DAFTAR TABEL..................................................................VIII
BAB I PENDAHULUAN..........................................................1
1.1.
Latar Belakang................................................................1
1.2.
Permasalahan..................................................................1
1.3.
Tujuan..............................................................................1
1.4.
Batasan Masalah.............................................................2
BAB II DASAR TEORI.............................................................3
2.1.
Pengertian Polimer.........................................................3
2.2.
Jenis-jenis Polimer Berdasarkan Sifat Thermalnya.....4
2.3.
Perilaku dan Sifat Polimer.............................................6
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN.................................9
3.1.
Peralatan.........................................................................9
3.2.
Prosedur Percobaan........................................................9
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN..................11
4.1.
Analisa Data..................................................................11
4.2.
Pembahasan..................................................................19
BAB V PENUTUP....................................................................22
5.1.
Kesimpulan....................................................................22
5.2.
Saran..............................................................................22
DAFTAR PUSTAKA................................................................23

vi

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Monomer dan polimer.............................................3
Gambar 2.2 Ikatan atomik pada termoplastik dan termoset.........6

vii

DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Perbedaan sifat polimer termoplastik dan termoset.....5
Tabel 4. 1 Perubahan keadaan Polimer A saat Dipanaskan.........11
Tabel 4. 2 Perubahan keadaan Polimer B saat Dipanaskan........14
Tabel 4. 3 Perubahan keadaan Polimer C saat Dipanaskan........17

viii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Polimer adalah rantai berulang dari atom yang panjang,
terbentuk dari pengikat yang berupa molekul identik yang disebut
monomer. Polimer didefinisikan sebagai substansi yang terdiri
dari molekul-molekul yang menyertakan rangkaian satu atau
lebih dari satu unit monomer. Manusia sudah berabad-abad
menggunakan polimerk dalam bentuk minyak, aspal, damar,
permen karet dan lain-lain. Dalam dunia industri produk polimer
yang sering dipakai adalah karet, contohnya saja seperti ban
sepeda motor atau mobil. Sekarang ini utamanya ada enam
komoditas polimer yang banyak digunakan, mereka adalah
polyethilene, polypropylene, polyvinyl chloride, polyethylene
terephtalate, polystyrene, dan polycarbonate. Untuk itu sebagai
mahasiswa Teknik Fisika perlu mengetahui lebih dalam mengenai
polimer.
1.2. Permasalahan
Permasalahan yang ada pada praktikum ini adalah
sebagai berikut :
a. Apa itu polimer?
b. Bagaimana sifat-sifat polimer termoplastik dan
termoset?
c. Bagaimana perbedaan polimer termoplastik dan
termoset?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum P2 ini adalah sebagai
berikut :
a. Mengenal bahan polimer.
b. Mengetahui sifat-sifat polimer termoplastik dan
termoset.
c. Membedakan polimer termoplastik dan termoset.
1

1.4. Batasan Masalah


Laporan resmi praktikum P2 Rekayasa Bahan ini hanya
membahas jenis-jenis polimer berdasarkan sifat termalnya, yaitu
termoplastik, termoset, dan elastomer.

BAB II
DASAR TEORI
2.1. Pengertian Polimer
Polimer merupakan jenis bahan baru yang saat ini banyak
digunakan karena memiliki banyak keunggulan dibandingkan
dengan bahan jenis lainnya. Polimer merupakan istilah dari
bahasa yunani poly (banyak) dan meros (bagian, unit). Jadi
polimer berarti bagian yang berulang-ulang, yakni molekul yang
terdiri dari unit-unit yang sama berulang-ulang. Polietilen adalah
molekul etilen dalam jumlah banyak bersambung berulang hingga
mencapai ratusan ribu kali.

Gambar 2. 1 Monomer dan polimer


Secara umum, karakteristik dari polimer adalah sebagai
berikut:
a. Densitas yang rendah, dibandingkan dengan logam dan
keramik.
b. Rasio kekuatan terhadap berat (strength to weight) yang baik
untuk beberapa jenis polimer.
c. Ketahanan korosi yang tinggi.
d. Konduktivitas listrik dan panas yang rendah.
Dibandingkan dengan bahan-bahan jenis lain, polimer
memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena:
a. Dapat difabrikasi dengan cetakan menjadi bentuk-bentuk
yang rumit, umumnya tanpa proses pengerjaan lanjutan.
3

b.

Atas dasar kriteria volumetric basis, polimer:


- sangat kompetitif dalam hal harga dibandingkan logam.
- umumnya membutuhkan energi proses yang lebih sedikit
dibandingkan logam.
c. Beberapa jenis plastik adalah sangat transparan seperti
polymethyl methacrylate PMMA atau akrilik, yang sangat
kompetitif dibandingkan dengan gelas/kaca.
Meski demikian, secara umum polimer memiliki
keterbatasan sebagai material teknik, antara lain:
a. Kekuatan yang relatif lebih rendah daripada logam dan
keramik.
b. Kekakuan yang rendah.
c. Temperatur penggunaan terbatasi hanya beberapa ratus
derajat Celcius saja.
d. Perilaku viskoelastis, merupakan keterbatasan khusus dalam
aplikasi struktur penanggung beban.
2.2. Jenis-jenis Polimer Berdasarkan Sifat Thermalnya
Berdasarkan
kriteria
material
rekayasa,
polimer
dikelompokkan menjadi 3 (tiga kategori), yaitu:
a. Termoplastik
- Berupa material padatan pada temperatur ruang tetapi
berubah menjadi cairan kental ketika dipanaskan pada
temperatur beberapa ratus derajat saja.
- Karakteristik ini menyebabkan termoplastik mudah dan
ekonomis difabrikasi menjadi beragam bentuk.
- Dapat diberikan siklus pemanasan-pendinginan berulang
kali tanpa degradasi berarti.
- Contoh: Polyethylene (PE), polyvinylchloride (PVC),
polypropylene (PP), polystyrene (PS), dan nylon
b. Termoset
- Tidak dapat menerima siklus pemanasan-pendinginan
seperti termoplastik.
- Ketika dipanaskan pada tahap awal, termoset melunak
dan mampu mengalir di dalam cetakan.
- Tapi pada temperatur yang tinggi, terjadi reaksi kimia
yang mengeraskan material sehingga akhirnya menjadi

c.

padatan yang tidak mampu lebur kembali (infusible


solid).
- Jika dipanaskan ulang, tidak mampu melunak kembali
melainkan terdegradasi menghasilkan arang.
- Contoh: phenolics, epoxies, dan beberapa jenis polyester.
Elastomer
- Material yang mampu memanjang secara elastis ketika
dikenakan tegangan mekanis yang relatif rendah.
- Lebih umum dikenal sebagai karet (rubber).
- Beberapa elastomer dapat diregangkan hingga 10 kali
lipat dan masih mampu kembali sempurna ke ukuran asal.
- Meskipun perilakunya cukup berbeda dengan termoset,
namun elastomer memiliki struktur yang lebih mirip
dengan termoset, dibandingkan dengan termoplastik.
- Contoh: Karet alam (contohnya vulcanized natural
rubber), karet sintetis (contohnya Styrene-Butadiene
(SBR), Nitrile butadiene rubber (NBR), Silicone rubber).

Tabel 2. 1 Perbedaan sifat polimer termoplastik dan termoset


Termoplastik
Termoset
Mudah diregangkan
Keras dan rigid
Fleksibel
Tidak fleksibel
Melunak jika dipanaskan
Mengeras jika dipanaskan
Titik leleh rendah
Tidak meleleh jika dipanaskan
Dapat dibentuk ulang
Tidak dapat dibentuk ulang

Gambar 2. 2 Ikatan atomik pada termoplastik dan termoset


2.3. Perilaku dan Sifat Polimer
Sifat yang akan dibahas pada laporan resmi ini adalah sifat
mekanik dan sifat termal.
a. Sifat mekanik
- Kekuatan tarik (tensile strength)
Kekuatan tarik adalah tegangan yang dibutuhkan untuk
mematahkan suatu sampel. Kekuatan tarik penting untuk
polymer yang akan ditarik, contohnya fiber, harus
mempunyai kekuatan tarik yang baik.
- Kekuatan tekan (compressive strength)
Kekuatan tekan merupakan ketahanan terhadap tekanan.
Beton merupakan contoh material yang memiliki
kekuatan tekan yang bagus. Segala sesuatu yang harus
menahan berat dari bawah harus mempunyai kekuatan
tekan yang bagus.
- Kekuatan patahan (flexural strength)
Adalah ketahanan pada bending (flexing). Polimer
mempunyai flexural strength jika dia kuat saat
dibengkokkan.
- Impact strength
Adalah ketahanan terhadap tegangan yang datang secara
tiba-tiba. Polimer mempunyai kekuatan impak jika dia
kuat saat dipukul dengan keras secara tiba-tiba seperti
dengan palu.

b.

Sifat Termal
Polimer sering dianggap sebagai material yang tidak mampu
memberikan performa yang baik pada termperatur tinggi. Namun,
pada kenyataannya, terdapat beberapa polimer yang cocok untuk
penggunaan pada temperatur tinggi, bahkan lebih baik daripada
traditional materials. Pada polimer, khususnya plastik, definisi
temperatur tinggi adalah suhu diatas 135oC. Pada temperatur
tinggi, polimer tidak hanya melunak, tetapi juga dapat mengalami
degradasi termal. Sebuah plastik yang mengalami pelunakan pada
temperatur tinggi tetapi mulai mengalami degradasi termal pada
suhu yang jauh lebih rendah hanya dapat digunakan pada suhu di
bawah suhu dia mulai mengalami degradasi. Menentukan
temperatur aplikasi membutuhkan pengetahuan mengenai
perilaku degradasi termal dari polimer tersebut.

Halaman ini sengaja dikosongkan

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Peralatan
Adapun peralatan dan bahan yang digunakan
menunjang pelaksanaan praktikum ini antara lain:
a. Hotplate
b. Cawan alumina
c. Polimer A (tambalan ban)
d. Polimer B (ban dalam)
e. Polimer C (sarung tangan Latex)

guna

3.2. Prosedur Percobaan


Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
melaksanakan praktikum ini ialah sebagai berikut:
a. Peralatan dan bahan disiapkan.
b. Polimer A dipotong kecil lalu diletakkan di cawan alumina.
c. Wadah (cawan alumina) diletakkan di atas magnetic stirrer
lalu dinyalakan (suhu magnetic stirrer diset sebesar 50C).
d. Cawan alumina dibiarkan di atas magnetic stirrer selama 5
menit.
e. Sampel didinginkan dengan cara memindahkan cawan dari
magnetic stirrer.
f. Magnetic stirrer dipanaskan kembali dengan diberikan
penambahan suhu sebesar 50C.
g. Cawan diletakkan di atas magnetic stirrer kembali jika
temperatur permukaan magnetic stirrer telah sama dengan
temperatur yang di-set (diinginkan).
h. Langkah-langkah di atas diulangi hingga terjadi perubahan
besar berupa meleleh atau gosong dan suhu pada saat
terjadinya perubahan dicatat.
i. Langkah (a) hingga (h) diulangi untuk polimer B dan C.

10

BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisa Data
Pada percobaan mengenai polimer termoplastik dan termoset ini,
dilakukan percobaan pada 3 macam bahan yaitu ban dalam, latex
dan tambal ban. Hasil pemanasan dengan interval 2 menit
didapatkan hasil sebagai berikut :
4.1.1.
Polimer A
Polimer pertama yang digunakan pada praktikum ini
adalah ban dalam. Berikut adalah keadaan polimer A yang
dipanaskan pada suhu mulai dari 50 C hingga 400 C.
Temperatur dinaikkan sebesar 50 C setiap 2 menit.
Tabel 4. 1 Perubahan keadaan Polimer A saat Dipanaskan
Suhu
pada
Plate
(oC)

50

TH
(oC)

51,2

TC
(oC)

TM
(oC)

35

35,9

Keterangan

Tidak
terjadi
perubahan

11

Gambar

12

100

86

53

48

Tidak
terjadi
perubahan

150

153

67,5

74,2

Tidak
terjadi
perubahan

200

203

94

88,2

Tidak
terjadi
perubahan

250

252,7

140

120

Tidak
terjadi
perubahan

13

300

350

400

303

350

400

4.1.2.

190

260

280

160

Mulai
tercium
bau gosong

250

Gosong,
tekstur
mulai
lentur, dan
berasap

275

Gosong,
meleleh
dan
menyatu
dengan
cawan.

Polimer B
Polimer kedua yang digunakan pada praktikum
ini adalah sarung tangan latex. Berikut adalah keadaan
polimer B yang dipanaskan pada suhu mulai dari 50 C

14

hingga 400 C. Temperatur dinaikkan sebesar 50 C setiap


2 menit.
Tabel 4. 2 Perubahan keadaan Polimer B saat Dipanaskan.
Suhu TH
pada (oC)
Plate
(oC)

TC
(oC)

TM
(oC)

Keterangan Gambar

50

48.5

32.4

46.2

Belum
terjadi
perubahan

100

100.3

53

74

Belum
terjadi
perubahan

15

150

145.7 63,5 102.9

Belum
terjadi
perubahan

200

199

104

145

Belum
terjadi
perubahan

250

243.6

132

195.4

Mulai
meleleh

16

300

350

400

306

357

390

197

249

255

180

Meleleh

292

Terus
meleleh,
gosong dan
mulai
habis

330

Habis dan
menyatu
dengan
cawan

4.1.3
Polimer C
Polimer ketiga yang digunakan pada praktikum ini adalah
tambal ban. Berikut adalah keadaan polimer B yang dipanaskan

17

pada suhu mulai dari 50 C hingga 400 C. Temperatur dinaikkan


sebesar 50 C setiap 2 menit.
Tabel 4. 3 Perubahan keadaan Polimer C saat Dipanaskan.
Suhu
pada
Plate
(oC)
50

TH (oC)

58,6

TC (oC)

37,8

TM
(oC)

39,5

100

107,3

77,7

84,9

150

153,4

99

84,9

200

223

145,9

111,2

250

273,5

176

118,5

Keterangan

Tidak
terjadi
perubahan
Permukaan
bawah
sedikit ada
perubahan,
menjadi
lebih
memuai
Permukaan
bawah
sedikit ada
perubahan,
menjadi
lebih
memuai
Luas
muaian
bawah
semakin
besar
,permukaan
atas ikut
mengkerut
Luas

Gambar

18

300

335

215

180,
3

350

393,7

252,6

205

400

437,7

301,2

230

muaian
bawah
semakin
besar dan
mulai
meleleh
,permukaan
atas
mengkerut
lebih luas
Luas
muaian
bawah
semakin
besar dan
mulai
meleleh
,permukaan
atas
mengkerut
lebih luas
Permukaan
bawah
gosong
,semua
permukaan
atas
mengkerut
Struktur
bawah
gosong,rusa
k dan
mengeras

19

4.2. Pembahasan
4.2.1 Juniar Diantika (2414100057)
Pada praktikum P2 Rekayasa Bahan mengenai polimer ini,
digunakan tiga jenis bahan yakni Polimer A (ban dalam), Polimer
B (sarung tangan latex) dan Polimer C (tambalan ban). Ketiga
bahan yang awalnya berada pada suhu ruang dipanaskan hingga
terjadi perubahan pada bahan dengan penambahan suhu sebesar
50 C. Tujuan dari percobaan ini yakni untuk mengetahui ketiga
bahan ini merupakan polimer jenis termoset atau jenis
termoplastik.
Berdasarkan hasil percobaan pada polimer A yaitu ban
dalam, polimer ini telah melunak ketika dipanaskan pada suhu
300 C seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.1. Sedangkan pada
suhu 400 C, ban dalam telah meleleh. Sehingga, ban dalam dapat
digolongkan sebagai polimer termoplastik.
Pada percobaan kedua yaitu polimer B yang berupa sarung
tangan latex, polimer ini telah mulai mengalami perubahan
bentuk pada suhu 250 C dan telah meleleh sepenuhnya pada
suhu yang lebih rendah dari polimer A yaitu 400 C. Sehingga
sama seperti polimer A, polimer B digolongkan sebagai polimer
termoplastik.
Berdasarkan
percobaan
terakhir
yang
dilakukan
menggunakan polimer C yaitu tambalan ban, diperoleh bahwa
polimer ini telah mulai mengalami perubahan bentuk yaitu
memuai pada suhu 200 C. Sedangkan apabila terus dipanaskan
hingga suhu 400 C, maka polimer C berubah menjadi arang.
Maka berdasarkan hasil percobaan ini, tambalan ban termasuk
dalam polimer jenis termoset.
4.2.2 Qurrotul Uyuniyah (2414100039)
Pada praktikum P2 mengenai Polimer Termoplastik dan
Termoset yang bertujuan untuk mengetahui ketiga bahan
termasuk polimer termoplast atau polimer thermoset. Dimana
ketiga bahan tersebut adalah ban dalam, sarung tangan latex dan
tambalan ban. Percobaan dilakukan dengan memanaskan ketigaa
bahan tersebut mulai dari suhu 50 C sampai dengan 400 C dan
dinaikkan sebesar 50 C tiap 2 menit. Berdasarkan hasil
percobaan, polimer A yang merupakan ban dalam mulai

20

mengalami perubahan pada temperature 300 C dimana mulai


tercium bau gosong dari ban dalam dan pada temperature 400 C
sudah meleleh dan menyatu dengan cawan. Oleh karena itu
polimer A (ban dalam) termasuk dalam polimer jenis
termoplastik. Untuk percobaan kedua yatu polimer B, bahannya
adalah sarung tangan latex. Bahan ini mulai mengalami
perubahan keadaan pada suhu 250 C yaitu mulai meleleh dan
pada suhu 400 C bahannya sudah habis dan menyatu dengan
cawan, sehingga polimer B (sarung tangan latex) termasuk dalam
polimer jenis termoplastik. Pada percobaan ketiga menggunakan
polimer C yaitu dengan bahan tambalan ban mulai mengalami
perubahan pada suhu 200 C Dan pada suhu 400 C bahannya
telah mengalami perubahan yaitu gosong dan mengeras oleh
karena itu polimer C termasuk dalam polimer jenis thermoset.
4.2.3 Muhamad Iqbal Syachjaya (2414100044)
Pada praktikum P2 mengenai Polimer Termoplastik dan
Termoset yang bertujuan untuk mengetahui ketiga bahan
termasuk polimer termoplast atau polimer thermoset. Dimana
ketiga bahan tersebut adalah ban dalam, sarung tangan latex dan
tambalan ban. Percobaan dilakukan dengan memanaskan ketiga
bahan tersebut mulai dari suhu 50 C sampai dengan 400 C dan
dinaikkan sebesar 50 C tiap 2 menit.Adanya perbedaan antara
suhu yang ditentukan dengan suhu plate ,suhu cawan dan suhu
material di akibatkan karena waktu pemanasan yang kurang
,sehingga terdapat perbedaan suhu yang amat tinggi diantara
ketiganya . Berdasarkan hasil percobaan, polimer A yang
merupakan ban dalam mulai mengalami perubahan pada
temperature 160 C dimana mulai tercium bau gosong dari ban
dalam dan pada temperature 275 C sudah meleleh dan menyatu
dengan cawan. Oleh karena itu polimer A (ban dalam) termasuk
dalam polimer jenis termoplastik. Untuk percobaan kedua yatu
polimer B, bahannya adalah sarung tangan latex. Bahan ini mulai
mengalami perubahan keadaan pada suhu 194,5 C yaitu mulai
meleleh dan pada suhu 330 C bahannya sudah habis dan
menyatu dengan cawan, sehingga polimer B (sarung tangan latex)

21

termasuk dalam polimer jenis termoplastik. Pada percobaan


ketiga menggunakan polimer C yaitu dengan bahan tambalan ban
mulai mengalami perubahan pada suhu 111,2 Dan pada suhu 230
C bahannya telah mengalami perubahan yaitu gosong dan
mengeras oleh karena itu polimer C termasuk dalam polimer jenis
thermoset.
Material termoset digunakan untuk menambal material
termoplastik karena berdasarkan sifatnya yakni mengalami
pelelehan pada suhu tertentu dan akan mengeras kembali jika
dipanaskan. Dalam kehidupan, tambalan ban jika dipanaskan pada
suhu 230oC akan mengalami pelemahan struktur dan pada fasa itu
digunakan untuk membentuk / menutup material termoplastik
kemudian dipanaskan kembali hingga materialnya kembali
mengeras sehingga material termoset dapat menutup sempurna
material termoplastik.
4.2.4 Pieter Karunia deo (2414100068)
Pada praktikum P2 ini membahas mengenai polimer
termoplastik dan termoset. Dimana dilakukan pembakaran pada 3
jenis polimer, polimer A, B dan C. Kemudian setiap kenaikan
suhu sebesar 50oC pada hotplate, polimer diamati perubahannya.
Pengukuran suhu dilakukan dengan termometer laser. Suhu yang
diukur yakni suhu pada hotplate, cawan, dan material. Pada
polimer C (tambalan ban) sedikit mulai meleleh pada 250 oC,
kemudian polimer B (sarung tangan) mulai meleleh pada suhu
250 oC namun suhu material adalah 180 oC, sementara polimer A
(ban dalam) mulai tercium bau gosong pada suhu 300 oC namun
suhu material adalah 160 oC. Kemudian polimer C (tambalan ban)
mulai mengalami pengerutan dan cenderung lembek pada suhu
material 180,3 oC dan mengeras kembali pada suhu material 230
o
C.
Dapat disimpulkan bahwa sebenarnya ketiga polimer adalah
elastomer namun ada elastomer termoset dan termoplastik.
Polimer A termasuk termoplastik karena pada suhu tertentu
mengalami pelelehan dan kembali memadat setelah didiamkan.

22

Polimer B termasuk elastomer dan termoplastik, karena bahan


pembuatnya adalah Styrene Butadine Rubber (SBR) dan meleleh
pada suhu tertentu. Sedangkan polimer C termasuk terset karena
jika semakin dipanaskan maka material tersebut semakin
mengeras teksturnya dan tidak dapat mengalami perubahan fasa
menuju cair.
Material termoset digunakan untuk menambal material
termoplastik karena berdasarkan sifatnya yakni mengalami
pelelehan pada suhu tertentu dan akan mengeras kembali jika
dipanaskan. Dalam kehidupan, tambalan ban jika dipanaskan
pada suhu 400 oC akan mengalami pelemahan struktur dan pada
fasa itu digunakan untuk membentuk / menutup material
termoplastik kemudian dipanaskan kembali hingga materialnya
kembali mengeras sehingga material termoset dapat menutup
sempurna material termoplastik.

BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari praktikum ini
adalah sebagai berikut:
a. Polimer berdasarkan sifat termalnya dapat digolongkan
menjadi dua jenis, yaitu polimer termoplastik dan polimer
termoset. Termoplastik merupakan polimer yang berupa
padatan pada suhu ruang dan akan meleleh bila
dipanaskan pada suhu beberapa ratus derajat. Sedangkan
termoset adalah polimer yang akan melunak bila
dipanaskan pada suhu tertentu dan akan mengalami
deformasi menjadi arang bila dipanaskan pada suhu yang
lebih tinggi lagi.
b. Berdasarkan percobaan ini, polimer A yaitu ban dalam
dan polimer B yaitu sarung tangan latex merupakan
polimer jenis termoplastik. Sedangkan polimer C
merupakan polimer jenis termoset.
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk perbaikan
praktikum ini ke depannya antara lain:
a. Modul praktikum P2 ini sebaiknya diperbaiki, karena
terdapat beberapa bagian pada prosedur percobaan yang
tidak sesuai dengan pelaksanaan praktikum.
b. Peralatan penunjang praktikum sebaiknya disediakan
sesuai dengan jumlah bahan yang akan di amati sehingga
tidak mengganggu jalannya praktikum dikarenakan alat
yang kurang memadai.

23

24

DAFTAR PUSTAKA
[1] COMPARING THERMOPLASTIC ELASTOMERS AND
THERMOSET RUBBER, April 2016. [Online]. Available:
http://read.nxtbook.com/wiley/plasticsengineering/april2016/
consultantscorner.html. [Diakses 4 November 2016].
[2] D. Sawitri, D. D. Ristanti dan L. J. Mawarani, Modul
Praktikum Rekayasa Bahan, pp. 5-8, 2016.
[3] Thermoplastic elastomer, 3 November 2016. [Online].
Available:
https://en.wikipedia.org/wiki/Thermoplastic_elastomer.
[Diakses 4 November 2016].
[4] Vulcanization, 3 November 2016. [Online]. Available:
https://en.wikipedia.org/wiki/Vulcanization. [Diakses 4
November 2016].

LAMPIRAN

25

1.Mengapa bahan elastomer bisa terdiri dari termoplastik


dan termoset ?
Karena elastomer merupakan campuran dari beberapa material
sehingga sifat dari elastomer di tentukan oleh kompisisi
campurannya .
2. Mengapa bahan material termoset digunakan untuk
menambal bahan termoplast?
Material termoset digunakan untuk menambal material
termoplastik karena berdasarkan sifatnya yakni mengalami
pelelehan pada suhu tertentu dan akan mengeras kembali jika
dipanaskan. Dalam kehidupan, tambalan ban jika dipanaskan
pada suhu 400 oC akan mengalami pelemahan struktur dan pada
fasa itu digunakan untuk membentuk / menutup material
termoplastik kemudian dipanaskan kembali hingga materialnya
kembali mengeras sehingga material termoset dapat menutup
sempurna material termoplastik.

Anda mungkin juga menyukai