PUSKESMAS TORJUN
Jl. Raya Torjun Kecamatan Torjun
SAMPANG
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
MENGHITUNG TANDA TANDA VITAL PERNAFASAN
Pengertian
Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk menghitung jumlah pernfasan dalam satu menit
Tujuan
Untuk mengetahui kemampuan perawat yang akan melaksanakan praktek klinik dalam menghitung
jumlah pernafasan dalam satu menit guna mengetahui keadaan umum pasien dan kelainan pada fungsi
pernafasan
ProsedurUraiana. Persiapan alat
1. Arloji tangan dengan menggunakan penunjuk detik
2. Buku catatan dan alat tulis
b. Persiapan pasien
1. Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
c. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan dan memakai hand scoon
2. Menghitung pernafasan selama 1 menit
3. Mencatat hasil penghitungan pada buku pencatatan tanda-tanda vital
4. Bila ada kelainan segera laporkan kepada penanggung jawab ruangan
5. Perawat membuka hand scoon dan cuci tangan
Mengetahui,
PUSKESMAS TORJUN
Jl. Raya Torjun Kecamatan Sampang
SAMPANG
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
MENGHITUNG TANDA TANDA VITAL SUHU
Pengertian
Suatu kegiatan yang dilaksanakan dalam mengukur suhu badan pasien dengan termometer yang
diletakkan pada ketiak, mulut dan anus
Tujuan
Untuk mengetahui kemampuan perawat yang akan melaksanakan praktek klinik dalam mengetahui suhu
tubuh pasien untuk menentukan tindakan perawatan
ProsedurUraiana. Persiapan alat
1. Thermometer
2. 3 buah botol berisi, air sabun, disinfektan dan air
b. Persiapan pasien
1. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Atur lingkungan sekitar pasien
PUSKESMAS TORJUN
SAMPANG
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
MENGHITUNG TANDA TANDA VITAL TEKANAN DARAH
Pengertian
Suatu kegiatan tang dilaksanakan untuk melakukan pengukuran tekanan darah arteri.Tujuan
Untuk mengetahui kemampuan perawat yang akan melaksanakan praktek klinik dalam mengukur tekanan
darah pasien.ProsedurUraiana. Persiapan alat
1. Tensimeter
2. Stetoskope
3. Buku / catatan
b. Persiapan pasien & lingkungan
1. Jelaskan pada pasien tujuan tindakan yang akan dilakukan.
2. Atur lingkungan sekitr pasien. c. Pelaksanaan
1. Alat alat didekatkan
2. Menjelaskan kepada pasien tujuan tindakan yang akan dilakukan dan posisinya diatur sesuai
kebutuhan.
3. Mengatur posisi pasien.
4. Membuka lengan baju atau digulung.
5. Letakkan tensimeter sejajar.
6. Memasang manset tensimeter pada lengan atas 2 3 cm diatas vena cubiti dengan pipa karetnya pada
bagian luar lengan. Manset dipasang tidak terlalu kencang atau terlalu longgar.
7. Meraba denyut arteri bracialislalu stetoskope ditempatkan pada daerah tersebut.
8. Menutup skrup balon karet, pengunci raksa dibuka. Selanjutnya balon dipompa sampai denyut arteri
tidak terdengar lagi dan air raksa di dalam gelas pipa naik.
9. Membuka skrup balon perlahan lahan. Sambil memperhatikan turunnya air raksa, dengarkan bunyi
denyutan pertama dan terakhir.
10. Pasien dirapikan.
11. Alat alat dirapikan dan disimpan ditempatnya.
12. Petugas cuci tangan dan hasil dicatat
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Torjun
Referensi
1. Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik, Alih bahasa,
Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC
2. Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan
Kementrian Kesehatan RI.
3. Kelompok Kerja Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar (2010). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart
asuhan Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar, Malang.
PUSKESMAS TORJUN
Jl. Raya Torjun Kecamatan Torjun
SAMPANG
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
MENGHITUNG TANDA TANDA VITAL NADI
Pengertian
Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk menghitung denyut nadi dengan meraba :
a.Arteri radialis pada pergelangan tangan
b.Arteri brachialis pada siku bagian dalam
c.Arteri carotis pada leher
d.Arteri temporalis pada pelipis
Referensi
1. Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik, Alih bahasa,
Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC
2. Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan
Kementrian Kesehatan RI.
3. Kelompok Kerja Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar (2010). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart
asuhan Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar, Malang.
PUSKESMAS TORJUN
Jl. Raya Torjun Kecamatan Torjun
SAMPANG
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
UJI TOUNIQUET
Pengertian
Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk menilai kemampuan siswa dalam melakukan pemeriksaan orang
yang diduga menderita DHF
Tujuan
Untuk mengetahui kemampuan perawat yang akan melaksanakan praktek klinik dalam :
1. Untuk mengetahui adanya perdarahan di bawah kulit
ProsedurUraiana. Persiapan alat
1. Tensi meter
2. Stetoskop
b. Persiapan pasien
1. Pasien diberi penjelasan tentang tujuan tindakan yang akan dilakukan
c. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan
2. Periksan tekanan darah pasien dengan menggunakan stetoskop dan tensi meter
3. Tetapkan tekan sistolik dan diastolik
4. Tetapkan besarnya kuncian yaitu sistole di tambah dengan diastole di bagi 2
5. Pertahankan selam 5-10 menit
6. Catat berapa banyak bintik-bintik di tubuh pasien yaitu pada kulit lengan bawah bagian media pada
sepertiga proksimal (3 jari di bawah mangset)
7. Lepas mangset dari lengan
8. Bereskan alat dan rapikan kembali pasien
9. Cuci tangan dan dokumentasikan
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Torjun
Referensi
3. Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperaw atan : Konsep, proses, dan praktik, Alih
bahasa, Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC
4. Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan
Kementrian Kesehatan RI.
5. Kelompok Kerja Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar (2010). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart
asuhan Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar, Malang.
4.Perawat menetukan tindakan yang akan dilakukan berdasarkan letak dan jenis benda yang masuk ke
telingga / hidung antara lain :
a. Benda Padat
Biji-bijian dan Benda kotak
a)Perawat memakai alat sonde telingga / hidung (ukuran sonde sesuai dangan ukuran biji didalam)
b)Perawat memasukan sonde kedalam telinga / hidung dengan arah masuk melalui bagian luar biji-bijian
tersebut.
c)Setelah sonde masuk kedalam telingga / hidung dan posisi sonde sudah lebih dalam dari pada posisi
biji-bijian, maka dilakukan pergerakan untuk mengeluarkan biji-bijian.
d)Bila biji-bijian belum keluar dilakukan pengulangan mulai dari awal.
b.Binatang
1)Lintah
a)Perawat memasukan sonde kedalam telinga / hidung dengan arah masuk melalui bagian luar lintah
tersebut.
b)Setelah sonde masuk kedalam telingga / hidung dan posisi sonde sudah lebih dalam dari pada posisi
lintah, maka dilakukan pergerakan untuk mengeluarkan lintah
c)Perawat memakai alat sonde telingga / hidung (ukuran sonde sesuai dangan ukuran lintah didalam)
d)Bila lintah belum keluar dilakukan pengulangan mulai awal
sol9.b.SutratolCairan pencuci luka dan disinfektana.Cairan NS / RL hangat sesuai suhu tubuh 34 0 -37 0 Cb.Alkohol 70
%
Non Streril
1.Schort / gown
2.Perlak + alas perlak / underpad
3.Handschone / gloves bersih
4.Sketsel / tirai
5.Gunting verband
6.Neerbeken / bengkok
7.Plester (adhesive) atau hipafix micropone
8.Tas plastik kotoran / tempat sampah
9.Alat tulis
10.Form inform consern
11.Form UGD
Masa pemulihan
Dua sampai tiga minggu
Out Put
Sembuh total
TerapiDehidrasi ringan : (BBs/d 5%)-Oralit-Diit sesuai dengan umur-Susu - Pengeceran (1 T = 40-50 cc)Susu rendah laktosa / bebesa laktosa-Antibiotik : atas indikasiDehidrasi sedang : (BBs/d 10%)-Infus
Ringer LaktatDehidrasi berat : (BB s/d 5%)-Infus RL : 1-2 jam I 20cc/KgBB-Selanjutnya sesuai jumlah
cc/24 jamUnitRAWAT INAP, BP, PUSTU/POLINDESterkait
-Menggulung kain beserta manset dan disusun / dimasukkan ke dalam bak tensimeter.
-Menutup tensimeter dan menyimpan pada tempatnya.
-Kain manset dicuci bila kotor atau satu kali seminggu.
-Perhatikan kaca pengukur harus tetap dalam keadaan bersih dan mudah di baca.
C.Membersihkan Dan Mendesinfeksi Serta Menyimpan Pispot
a.Peralatan
-Pispot + urinal kotor.
-Sarung tangan
-Larutan desinfektan (bayclin)
-Bak septik tank
-Keranjang sampah.
-Bak/ ember tempat merendam.
-Lap bersih dan kering.
-Sikat bertangkai
b.Prosedur
Semua pasien yang mengalami syok anafilaktik di semua unit pelayanan yang melakukan tindakan medis yaitu :
3.1Unit Pelayanan Poli Umum
3.2Unit Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
3.3Unit Pelayanan Imunisasi
3.4Unit Pelayanan Gigi
3.5Ruang Tindakan
4.Ketrampilan Petugas
Semua tenaga medis dan paramedis terampil
5.Peralatan
5.1Tabung Oksigen
5.2Tensimeter
5.3Ambulance (Jika di rujuk)
5.4Adrenalin ampul
5.5Dexamethason Vial
5.6Jarum suntik disposibel 2,5 ml, 3 ml
6.Instruksi Kerja
6.1Baringkan pasien dengan posisi kaki lebih tinggi
6.2Berikan ADRENALIN inj. 0,3 cc (1 : 1000) secara Intra Muskular pada lengan atas.
6.3Bila perlu dapat diulang tiap 15 menit, umumnya diperlukan 1-4 kali pemberian.
6.4Pasang tornikuet proksimal dari tempat suntikan (untuk mencegah penyebaran), tornikuet dikendurkan tiap 10
menit
6.5Jaga sistem pernapasan dan sistem kardiovaskuler agar berjalan baik
6.6Pemberian cairan bila diperlukan
6.7Bila perlu Kortikosteroid dapat diberikan secara intravena.
6.8Dosis Hidrocortison 5 mg / kg BB, dapat diulang tiap 4 6 jam
6.9Bila keadaan tidak membaik, persiapkan rujukan ke fasilisas Kesehatan yang lebih lengkap.
7.Dokumen Terkait
7.1Buku Status Pasien
7.2Protap syok anfilaktik.
7.3Buku register unit pelayanan terkait
7.4Buku daftar rujukan pasien
8. Indikator Kinerja
Kesadaran pasien dapat di perbaiki
9.Kontra Indikasi
10.Referensi