NPM
Matkul
Kelas
penggunaan
spygmomanometer
dalam
pengukuran
darah
adalah
daya
yang
dihasilkan
oleh
darah
ke paru-paru
darah rata-rata orang dewasa muda yang sehat (sekitar 20 tahun) adalah
120/80 mmHg. Nilai pertama (120) merupakan sistolik dan nilai kedua (80)
merupakan tekanan darah diastolik. Untuk mengukur tekanan darah, dapat
menggunakan spigmomanometer yang ditempatkan di atas arteri brakialis
pada lengan (Amirudin, M.A, dkk, 2015,126).
World Health Organization/International Asociety of Hypertension
menjelaskan bahwa Tekanan Darah harus diukur secara rutin pada posisi
duduk, berbaring atau berdiri dengan syarat lengan sejajar dengan jantung.
Hasilnya menunjukan bahwa pengukuran tekanan darah yang diukur dalam
posisi duduk atau berbaring menmberikan hasil yang sepadan. Namun
pengukuran pada lengan atas kanan dibanding lengan atas kiri belum ada
dilakukan penelitiannya (Khorsid et al, 2007).
Faktor Faktor Tekanan Darah
A. Faktor Jenis Kelamin
Terdapat beberapa penelitian yang mengungkapkan perbedaan jenis
kelamin berpengaruh terhadap kerja sistem kardioaskuler. Dibandingkan
dengan laki-laki dengan
usia
yang
sama,
wanita
premenopause
memiliki massa ventriKel kiri jantung yang lebih kecil terhadap body
mass ratio, yang mungkin mencerminkan afterload jantung yang lebih
rendah pada wanita. Hal ini mungkin akibat dari tekanan darah arteri yang
lebih rendah, kemampuan complince aorta yang lebih besar dan
kemampuan
peningkatan
penginduksian
mekanisme
vasodilatasi.
dapat
menjelaskan
premenopause
memiliki resiko
kardiovaskular.
Tetapi,
lebih
mengapa
rendah
pada
wanita
menderita
penyakit
ini
mungkin
disebabkan
penyakit
karena berkurangnya
mmHg di otak. Dalam keadaan berbaring kedua tekanan ini akan sama
(Green, 2008 dalam Anggita, 2012).
Tekanan darah dalam arteri pada orang dewasa dalam keadaan
duduk atau posisi berbaring pada saat istirahat kira-kira 120/70 mmHg.
Karena tekanan darah adalah akibat dari curah jantung dan resistensi
perifer, maka tekanan darah dipengaruhi oleh keadaan-keadaan yang
mempengaruhi setiap atau dan isi sekuncup. Besarnya isi sekuncup
ditentukan oleh kontraksi miokard dan volume darah yang kembali ke
jantung.
C. Berbaring
Ketika seseorang berbaring, maka jantung akan berdetak lebih
sedikit dibandingkan saat ia sedang duduk atau berdiri. Hal ini
disebabkan saat orang berbaring, maka efek gravitasi pada tubuh akan
berkurang yang membuat lebih banyak darah mengalir kembali ke
jantung melalui pembuluh darah. Jika darah yang kembali ke jantung
lebih banyak, maka tubuh mampu memompa lebih banyak darah setiap
denyutnya. Hal ini berarti denyut jantung yang diperlukan per menitnya
untuk memenuhi kebutuhkan darah, oksigen dan nutrisi akan menjadi
lebih sedikit. Pada posisi berbaring darah dapat kembali ke jantung
secara mudah tanpa harus
melawan
kekuatan
gravitasi.
Terlihat
bahwa selama kerja pada posisi berdiri, isi sekuncup meningkat secara
linier dan mencapai nilai tertinggi pada 40% -- 60% VO2 maksimal.
VO2 max adalah volume maksimal O2 yang diproses oleh tubuh
manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Pada posisi
berbaring, dalam keadaan istirahat isi sekuncup mendekati nilai maksimal
sedangkan pada kerja terdapat hanya sedikit peningkatan. Nilai
pada posisi berbaring dalam keadaan istirahat hampir sama dengan nilai
maksimal yang diperoleh pada waktu kerja dengan posisi berdiri. Jumlah
isi sekuncup pada orang dewasa laki-laki mempunyai variasi antara 70 -100 ml. Makin besar intensitas
kapasitas
kerja)
makin
sedikit
kerja
(melebihi
isi sekuncup;
batas
hal
ini
85%
dari
disebabkan
D. Berdiri
Detak jantung akan meningkat saat seseorang berdiri, karena
darah yang kembali ke jantung akan lebih sedikit. Kondisi ini yang
mungkin menyebabkan adanya peningkatan detak jantung mendadak
ketika seseorang bergerak dari posisi duduk atau berbaring ke posisi
berdiri. Pada posisi berdiri, maka sebanyak 300-500 ml darah pada
pembuluh capacitance
darah
di
vena
lebih
banyak. Dengan demikian selisih volume total dan volume darah yang
ditampung dalam vena kecil, berarti volume darah yang kembali ke
jantung sedikit, isi sekuncup berkurang, curah jantung berkurang, dan
kemungkinan tekanan darah akan turun. Jantung memompa darah ke
seluruh bagian tubuh. Darah beredar ke seluruh bagian tubuh dan
kembali ke jantung begitu seterusnya. Darah sampai ke kaki, dan untuk
kembali ke jantung harus ada tekanan yang mengalirkannya. Untuk itu
perlu adanya kontraksi otot guna mengalirkan darah ke atas. Pada vena
ke bawah dari kepala ke jantung tidak ada katup, pada vena ke atas dari
kaki ke jantung ada katup. Dengan adanya katup, maka darah dapat
mengalir kembali ke jantung. Jika pompa vena tidak bekerja atau bekerja
kurang kuat, maka darah yang
kembali
ke
jantung
berkurang,
2012).
E. Duduk
Sikap atau posisi duduk membuat tekanan darah cenderung
stabil. Hal ini dikarenakan pada saat duduk sistem vasokonstraktor
simpatis terangsang dan sinyal-sinyal saraf pun dijalarkan secara
serentak melalui saraf rangka menuju ke otot-otot
rangka
tubuh,
otot-otot
tersebut
yang
menekan
seluruh
vena cadangan
Anggita, 2012).
Pada beberapa individu terutama orang tua, perubahan posisi
yang cepat misalnya dari berbaring ke berdiri bisa menyebabkan tubuh
menjadi pusing atau bahkan
pingsan.
Karena
gerakan
cepat
ini
sama.
Ulangi
pengukuran
sebanyak
kali
untuk
darahnya
kembali
seperti
semula.
Catat
hasil
pengukuran tersebut.
V. HASIL PERCOBAAN
(Hasil Terlampir)
VI. PEMBAHASAN
Posisi tubuh mempengaruhi tekanan darah karena berhubungan
dengan efek gravitasi. Pada kondisi berbaring, gaya gravitasi mempengaruhi
seluruh tubuh secara uniform. Pada posisi tegak, selain akibat kontraksi
jantung, pembuluh
darah
di
bawah
jantung
mendapat
beban
berkisar antara 20-22 tahun yang masih berpotensi bebas dari risiko
hipertensi primer.
Terdapat dua mekanisme kompensasi yang menanggulangi efek
gravitasi ini:
A. Refleks
baroreseptor (keseimbangan
aktivitas
sistem
simpatis-
parasimpatis).
Baroreseptor/proreseptor berada pada dinding sinus karotis dan
arkus aorta. Baroreseptor dirangsang oleh peningkatan tekanan dalam
pembuluh. Sinyal dari sinus karotis melewati saraf Hering ke saraf
glosofaringeal kemudian melewati traktus solitarius di medula batang
otak. Sinyal dari arkus aorta melewati nervus vagus ke area yang sama
di batang otak. Sinyal sekunder dari traktus solitarius medula kemudian
menghambat pusat vasokonstriktor di medula dan merangsang pusat
vagus, menyebabkan:
1. vasodilatasi di seluruh sistem sirkulasi perifer
2. berkurangnya frekuensi denyut jantung dan kekuatan kontraksi
jantung.
Penurunan tekanan darah menyebabkan efek sebaliknya. Tekanan yang
menurun
menyebabkan
baroreseptor
menjadi
inaktif.
Terjadi
vena,
sehingga
tekanan
pada
pembuluh
serebrum
diatas
dapat
disimpulkan
lebih
relax,
beristirahatlah
dahulu
sebelum
ldilakuknnya