M DENGAN MASALAH
STROKE DALAM SISTEM SARAF
DI RUANG ANGGREK RSUD WONOSARI
GUNUNG KIDUL
Disusun Oleh :
NI MADE MITA WISTARIANI
24.15. 0705
KELOMPOK 1C
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disahkan Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada
Tn.M Dengan Masalah
Stroke
RSUD Wonosari Gunung Kidul guna memenuhi tugas individu Stase Keperawatan
Medikal Bedah Program Pendidikan Profesi Ners STIKes Surya Global Yogyakarta
tahun 2016.
Yogyakarta,
Maret 2016
Mahasiswa
Mengetahui
Pembimbing Akademik
Pembimbing Klinik
(Suroyo, AMK)
LAPORAN PENDAHULUAN
STROKE
1.DEFINISI
Menurut WHO, defenisi stroke adalah terjadinya gangguan fungsional otak
fokal maupun global secara mendadak dan akut yang berlangsung lebih dari 24 jam
akibat gangguan aliran darah ke otak. (Irfan, 2010). Stroke adalah suatu sindrom
klinis yang ditandai oleh serangan akut/mendadak yang mengakibatkan kelumpuhan
salah satu sisi badan secara persisten (Sofwan, 2010). Stroke adalah kehilangan
fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian otak (Smeltzer
& Bare, 2002 dalam Fathurohman 2011). Stroke adalah kerusakan otak yang
diakibatkan oleh defisit neurologis karena terjadinya sumbatan yang tiba-tiba pada
aliran darah ke otak (RNAO Nursing Best Practice Guidelines Programme, 2006
dalam Fathurohman 2011).
Stroke dapat diklasifikasikan menurut patologi dan gejala kliniknya, yaitu:
(Muttaqin, 2008)
a. Stroke Hemoragi
Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan subarachnoid.
Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada daerah otak
tertentu. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif,
namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya
menurun. Perdarahan otak dibagi dua, yaitu:
1) Perdarahan intraserebral
Pecahnya pembuluh darah (mikroaneurisma) terutama karena
hipertensi mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan otak,
membentuk massa yang menekan jaringan otak, dan menimbulkan
edema
otak.
Peningkatan
TIK
yang
terjadi
cepat,
dapat
(sakit
kepala,
penurunan
kesadaran)
maupun
fokal
Stroke Hemoragik
PIS
PSA
Stroke Non
Ringan
Hemoragik
Berat / ringan
1-2 menit
+/ biasa
Pelan (jam / hari)
(onset)
Nyeri kepala
Hebat
Muntah
pada Sering
Sangat hebat
Sering
awalnya
Hipertensi
Kesadaran
Hamper selalu
Bisa hilang
Jarang
sebentar
Bisa
ada
permulaan
Tidak ada
Tidak ada
Jarang
Selalu berdara
Bisa ada
Mungkin (+)
Gejala
defisit Berat
local
SIS sebelumnya
Permulaan
Amat jarang
Menit / jam
Kaku kuduk
Hemiparesis
Deviasi mata
Gangguan bicara
Likour
Perdarahan
subhialoid
Paresis
/ -
gangguan nervus
III
1. ETIOLOGI
subarachnoid atau kedalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi
karena atherosklerosis dan hipertensi. Akibat pecahnya pembuluh darah otak
menyebabkan perembesan darah kedalam parenkim otak yang dapat
mengakibatkan penekanan, pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang
berdekatan, sehingga otak akan membengkak, jaringan otak tertekan,
sehingga terjadi infark otak, oedema, dan mungkin herniasi otak.
3. Hipoksia Umum
Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia umum adalah:
a. Hipertensi yang parah.
b. Cardiac Pulmonary Arrest
c. Cardiac output turun akibat aritmia
4. Hipoksia Setempat
Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia setempat adalah:
a. Spasme arteri serebral, yang disertai perdarahan subarachnoid.
b. Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migrain.
2. PATOFISIOLOGI
Infark serbral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak.
Luasnya infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya pembuluh
darah dan adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai oleh pembuluh
darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah (makin lambat atau cepat)
pada gangguan lokal (thrombus, emboli, perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh
karena
gangguan umum
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
gerakan tubuh.
Muncul gangguan kognitif lain seperti tiba-tiba pikun, tidak dapat
berhitung, membaca ataupun menulis secara tiba-tiba.
PENATALAKSANAAN
Tujuan intervensi adalah berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan
melakukan tindakan sebagai berikut:
1. Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan
lendiryang sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi, membantu
pernafasan
2. Mengendalikan tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk untuk
usaha memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
3. Berusaha menentukan dan memperbaiki aritmia jantung.
4. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat
mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan
gerak pasif.
5. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK
6. Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala yang
berlebihan (Aziz, 2008)
Pengobatan Konservatif
1. Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral (ADS) secara percobaan,
tetapi maknanya: pada tubuh manusia belum dapat dibuktikan.
2. Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra arterial.
3. Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat reaksi
pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi alteroma.
4. Anti koagulan dapat diresepkan untuk mencegah terjadinya/ memberatnya
trombosis atau emboli di tempat lain di sistem kardiovaskuler (Gofir, 2009).
Pengobatan Pembedahan
Tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral :
1. Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis, yaitu dengan
membuka arteri karotis di leher.
2. Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan manfaatnya
paling dirasakan oleh pasien TIA.
3. Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut
4. Ugasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma.
A. Rencana keperawatan
1.
2.
batuk,
muntah
kemampuan menelan.
- Periksa tabung NG atau gastrostomy sisa sebelum makan
- Hindari cairan atau menggunakan zat pengental
- Istirahat atau menghancurkan pil sebelum pemberian
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
dan
b/d
- Weigh control
Kriteria hasil : mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi, tidak ada
tanda tanda mal nutrisi, menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan
dari menelan
NIC : Nutrition management
- Kaji kemampuan klien untuk mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
- Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan
3.
ahli gizi)
- Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian
- Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
Hambatan mobilitas fisik b/d hemiparesis, kehilangan keseimbangan dan
koordinasi, spastisitas dan cedera otak
NOC :
- Joint movement : active
- Mobility level
- Self care : ADLs
- Transfer performance
Kriteria hasil : klien meningkat dalam aktivitas fisik, bantu untuk
mobilisasi, memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan
dan kemampuan berpindah.
NIC : Exercise therapy
- Monitoring vital sign sebelum/sesudah latihan dan lihat respon
pasien saat latihan
- Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang tekhnik ambulasi
Dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi
4.
5.
6.
menunjukkan
perhatian,
kosentrasi
dan
orientasi,
7.
panas/dingin/tajam/tumpul
- Batasi gerakan kepala, leher dan punggung
- Diskusikan penyebab perubahan sensasi
- Kolaborasi pemberian analgetik
Nyeri akut
NOC :
- Pain level
- Pain control
- Comfort level
Kriteria hasil : mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, menari
bantuan), melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri, mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi,
dan tanda nyeri), menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang.
NIC : PainManagement
- Lakukan pengkaian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi.
- Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman
8.
nyeri pasien
- Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan
- Kolaborasi dengan tim kesehatan dalam pemberian analgetik.
Defisit perawatan diri b/d gejala sisa stroke
NOC :
Ativity intolerancce
Mobility : physical impaired
Self care deficit hygiene
Sensory perception, auditory disturbed
Kriteria hasil : perawatandiri : aktivitas kehidupan sehari-hari (ADL)
mampu untuk melakukan aktivitas perawatan fisik dan pribadi secara
mandiri atau dengan alat bantu. Mampu mempertahankan mobilitas
yang diperlukan.
NIC : Self care assistance : bathing/hygiene
- Memantau integritas kulit pasien
- Memberikan
bantuan
sampai
pasien
sepenuhnya
dapat
perawatan diri.
Kerusakan integritas kulit b/d hemiparesis/hemiplegia, penurunan mobilitas
NOC :
- Tissue integrity : scin and mucous
- Membranes
- Hemodyalis akses
Kriteria hasil : tidak ada luka/lesi pada kulit, perfusi jaringan baik,
mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan
perawatan alami.
NIC : Pressure management
- Monitor aktivitas dan mobilitas pasien
- Mobilisasi pasien setiap dua jam sekali
- Hindari kerutan pada tempat tidur
- Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
DAFTAR PUSTAKA