Disusun oleh:
Milade Annisa Muflihaini
(14304241004)
Ulfa Yulia Rochmah (14304241050)
Rika Nuryani Suwarno
(14304241044)
PendidikanBiologiInternasional
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian
merupakan
alat
untuk
mengembangkan
ilmu
pengetahuan. Penelitian memiliki tujuan untuk merevisi konsep keliru
yang telah ditemukan atau menemukan konsep-konsep baru. Penelitian
dilakukan secara sistematis menggunakan prosedur ilmiah dan
menggunakan desain atau perancangan penelitian tertentu. Sebelum
melakukan penelitian, hendaknya seorang peneliti mengetahui prinsip
perancanaan penelitian. Prinsip perencanaan penelitian adalah prinsip
yang harus dilakukan peneliti dalam upaya agar hasil penelitian yang
diperoleh sesuai dengan tujuan yang ditargetkan. Prinsip perencanaan
penelitian meliputi prinsip dalam memilih permasalahan penelitian,
prinsip dalam memilih kajian pustaka, dan prinsip dalam prosedur atau
cara atau langkah-langkah penelitian dan prinsip dalam mengorganisasi
data hasil penelitian beserta prinsip dalam memilih teknik analisis
datanya (Subali, 2015:51).
Desain penelitian merupakan keseluruhan proses atau kerangka kerja sistematis
dalam pelaksanaan penelitian, guna mengumpulkan, mengukur, dan melakukan analisis
data sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang belum ada
jawabannya. Desain penelitian yang digunakan untuk penelitian disesuaikan dengan
tujuan penelitian, jenis, dan variabel penelitian. Salah satu jenis penelitian adalah
penelitian eksperimen yang ditandai dengan adanya manipulasi secara sengaja oleh
peneliti. Penelitian eksperimen berdasarkan cara pengendalian variabel pengganggu dan
cara pengundian pemberian perlakuan telah dibedakan menjadi penelitian eksperimen
sejati/ sesungguhnya/sebernarnya (true experiment) dan eksperimen semu (Quasi
experiment).
Pengetahuan tentang penelitian eksperimen penting bagi mahasiswa dan calon
peneliti. Oleh karena itu, pada makalah kali ini akan dilakukan pembahasan khusus
mengenai Spesifikasi Perancangan Penelitian Biologi Pola Bivariat
Menggunakan Metode Eksperimen Sejati dengan Tujuan Pembandingan
Dua Kelompok.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana spesifikasi perancangan penelitian Biologi pola bivariat
menggunakan metode eksperimen sejati dengan tujuan
pembandingan dua kelompok?
2. Apa saja contoh permasalahan yang dapat dipecahkannya?
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan spesifikasi perancangan penelitian Biologi pola
bivariat menggunakan metode eksperimen sejati dengan tujuan
pembandingan dua kelompok.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam metode penelitian biologi dikenal ada metode penelitian
deskriptif/ non kespermen dan metode penelitian eksperimen atau
disingkat metode eksperimen. Penelitian deskriptif /non eksperimen yaitu
penelitian yang tidak disertai manipulasi oleh peneliti secara sengaja
terhadap variabel bebas. Sedangkan penelitian eksperimen adalah
penelitian yang dicirikan oleh adanya maniplasi terhadap variabel bebas
secara sengaja oleh peneliti. Tujuan eksperimen adalah untuk
mengungkap perubahan yang terjadi pada variabel tergayut akibat
pengaruh variabel bebas. Dengan demikian, variabel bebas berkedudukan
sebagi faktor yang menjadi penyebab terjadinya variabel respons pada
variabel tergayut. Oleh karena itu, sebgai faktor maka variabel bebas
eksperimen juga berkedudukan sebagai variabel prediktor. Sementara,
variabel tergayut sebagai variabel respons. (Subali, 2015: 21)
McMillan (2012: 14) mengatakan in experimental research, the researchers can
manipulate of factors (variables) that may influence subjects and then see what happens ti the
subjects responses as a result. Jadi dalam penelitian eksperimen, peneliti dapat
memanipulasi faktor-faktor (variabel) yang mungkin mempengaruhi subjek, kemudian
melihat respon dari subjek tersebut sebagai hasilnya. Selanjutnya menurut Gall dan Borg
(2003: 633) variabel yang dimanipulasi disebut experimental treatment, kadang juga disebut
variabel independent (independent variable, variabel eksperimental (experimental variable),
variabel perlakuan (treatment variable), atau intervensi (intervention).
Menurut Gay (dalam Emzir, 2012: 64), penelitian eksperimen merupakan satu-satunya
metode penelitian yang dapat menguji secara benar hipotesis menyangkut hubungan kausal
(sebab akibat). Peneliti memanipulasi paling sedikit satu variabel, mengontrol variabel lain
yang relevan, dan mengobservasi efek/pengaruhnya terhadap satu atau lebih variabel
terikat. Sugiyono (2012: 109) menambahkan penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang
lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Dalam bentuk paling sederhana penelitian eksperimen, menurut Ary (2011: 338),
mempunyai tiga ciri yaitu:
1. Suatu variabel bebas dimanipulasi,
2. Semua variabel lainnya, kecuali variabel bebas, dipertahankan tetap,
3. Pengaruh manipulasi variabel bebas terhadap variabel terikat diamati.
Variabel pengganggu atau penekan dalam penelitian ekspeimen
dapat hadir dari lingkungan internal maupun eksternal. Lingkungan
internal adalah lingkungan yang melekat pada setiap anggota sample
yang akan dijadikan unit eksperimen. Sebagai contoh, jenis/macam
organisme dan ukuran serta bentuk tubuh organisme akan dapat
mempengaruhi hasil eksperimen jika hal-hal tersebut berkaitan erat
dengan hubungan stimulus respon yang terjadi antara variable bebas
sebagai factor dan variable tergayut sebagai variable respon. Berbeda
spesies atau varietas akan berbeda sifat genetiknya sehingga peneliti
4
harus menetapkan spesies atau varietas apa yang akan dijadikan objek
eksperimen. Ukuran dan bentuk tubuh akan mempengaruhi aktivitas,
sehingga berbeda ukuran tubuh akan berbeda pula kecepatan unit
eksperimen yang bersangkutan dalam merespon variable bebas yang
mengenainya. Umur unit eksperimen akan mempengaruhi ukuran tubuh,
dan ukuran tubuh akan mempengaruhi aktifitas, sehingga berbeda umur
akan berpeluang terjadi perbedaan respon dari unit-unit eksperimen yang
bersangkutan.
Variable pengganggu yang berasal dari lingkungan eksternal dapat
berasal dari habitat atau tempat hidup organisme yang dijadikan unit-unit
eksperimen. Kemampuan merespon sample kacang panjang yang ditanam
di pematang sawah akan berbeda dengan kemampuan merespon sampel
kacangpanjang yang ditanam di ladang. Kemampuan merespon kelompok
kacang panjang yang ditanam diladang dekat dengan sungai akan
berbeda dengan kemampuan merespon kelompok kacang panjang yang
ditanam diladang jauh dari sungai sebagai akibat ketersediaan air di
dalam tanah. Oleh karena itu, jika variable-variabel tersebut tidak
dijadikan factor dalam suatu eksperiman haruslah dihomogenkan. Dengan
demikian, penghomogenan pengganggu yang berkait dengan habitat
khususnya media untuk hidup antara penelian eksperimen di laboratorium
dan lapangan akan berbeda. Dalam penelitian laboratorium media untuk
hidup tanaman yang dapat dikendalikan secara penuh dengan menanam
tanaman pada pot yang seragam dengan jenis tanah yang seragam.
Sementara pengendalian media untuk hidup dalam penelitian eksperimen
lapangan untuk tumbuhan dapat dilakukan dengan memilih lahan yang
homogen.
Sumber variable pengganggu yang berkaitan dengan factor
lingkungan eksternal selain media tempat hiudp adalah factor yang ada
diudara. Seperti factor klimat, suara, kandungan gas yang ada di
dalamnya. Factor klimat, ada dua yaitu factor klimat makro dan mikro.
Factor klimat mikro adalah factor mikro yang terbentuk secara khusus
karena lingkungan khusus seperti factor klimat mikro dibawah tajuk
hutan. Dalam penelitian lapangan, factor klimat makro bukan hanya
sebagai variable pengganggu melainkan akan menjadi variable moderator
yang akan mempengaruhi variable bebas dan variable tergayut atau
dengan kata lain mempunyai hubungan sebab akibat yang terjadi.
Sumber variable pengganggu juga tidak dapat terlepas dari
manusia, baik peneliti maupun orang lain yang terlibat dalam eksperimen.
Ketidak konsistenan peneliti lapangan dalam melakukan pengukuran,
pencatatan data, kegiatan pemeliharaan hewan/tumbuhan selama
eksperimen berlangsung akan menghasilkan data yang tidak akurat. Oleh
karena itu, peneliti harus dapat mengidentifikasi mana yang menjadi
benar-benar variable pengganggu dan mana yang merupakan variable
5
acak yang boleh diabaikan saat eksperimen berlangsung yang tidak akan
mempengaruhi hasil eksperimen. (Subali, 2015)
Penelitian Berdasarkan cara pengendalian variabel pengganggu dan
cara pengundian pemberian perlakuan yang akan dikenakan, penelitian
eksperimen dapat dipisahkan antara eksperimen sesungguhnya dan
eksperimen semu (Subali, 2015: 31).Berikut disajikan tabel dari karakteristik dari
setiap jenis desain penelitian eksperimen menurut Creswell (2012: 307), yaitu:
Tabel. Jenis Penelitian Eksperimen
Perihal
Karakter
Penugasan
Acak
Jumlah
grup/individu
yang
dibandingkan
Jumlah
intervensi
yang
digunakan
Jumlah
variabel
terikat
diukur/diamat
i
Kontrol yang
digunakan
Eksperimen
Sejati
Eksperimen
Semu
Eksperime
n Berulang
Subjek
Tunggal
Ya
Tidak
Mungkin
Tidak
Tidak
Tidak
2 atau lebih
2 atau lebih
2 atau
lebih
1 grup
1 grup
1 individu
belajar pada
suatu waktu
1 atau lebih
1 atau lebih
2 atau
lebih
1 atau lebih
2 atau lebih
1 atau lebih
1 kali
1 kali
1 kali
Setelah
banyak
diberikan
intervensi
Setelah
banyak
diberikan
intervensi
Banyak waktu
Pretes,
Pencocokan,
Pengeblokan,
Kovarian
Pretes,
Pencocokan,
Pengeblokan
,
Kovarian
Pretes,
Pencocoka
n,
Pengeblok
an,
Kovarian
Grup
menjadi
pengontroln
ya
Kovarian
Individual
menjadi
pengontrolnya
oleh variabel baru tersebut. Pernyataan ini disebut hukum satusatunya variabel yang signifikan (the law of the only signifikan
variable).
Tujuan pengendalian dalam penelitian eksperimen adalah untuk
mengatur situasi sehingga pengaruh variabel dapat diselidiki. Dalam
penelitian kita tidak dapat menghindari bercampurnya variabel yang
tidak ada kaitannya dengan masalah penelitian (extraneous variable)
dengan variabel bebas. Kekacauan tersebut dapat dihilangkan
dengan jalan mengendalikan pengaruh variabel-variabel luar
(extraneous variable) yang relevan. Ada lima prosedur pengendalian
perbedaan subyek menurut Ary (2011:345) yaitu:
a. Penempatan secara acak (random assignment)
Random assignment Penempatan subyek ke dalam kelompok
sedemikian rupa sehingga untuk setiap kali penempatan, setiap
anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk ditempatkan
di kelompok manapun, kelompok eksperimen atau kelompok
kontrol.
b. Pemadanan teracak (randomized matching)
Metode untuk mengendalikan sebagian perbedaan antar subyek.
Yang pertama dilakukan adalah menetapkan variabel yang akan
digunakan untuk memadankan, seperti IQ, usia mental, pretest,
status sosio ekonomi, umur, jenis kelamin. Variabel yang digunakan
sebagai patokan harus mempunyai korelasi yang tinggi dengan
variabel terikat agar mempunyai nilai guna.
c. Pemilihan yang homogen
d. Analisa kovariansi (analysis of covariance)
merupakan metode untuk menganalisis perbedaan variabel terikat
di
antara
kelompok-kelompok
eksperimen,
sesudah
memperhitungan setiap perbedaan ukuran pratest atau ukuran
variabel terikat relevan lainnya yang telah ada sebelumnya di
antara kelompok-kelompok tersebut. Analisis kovariansi adalah
metode statistik yang memberikan pengendalian sebagian
terhadap variabel-variabel luar yang mengacaukan (extraneous
variable) hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
e. Penggunaan subyek sebagai pengendali mereka sendiri.
Prosedur pengendalian yang menempatkan subyek ke semua
kondisi eksperimen dan kemudian mengukur hasil subyek tersebut
dan menjadikan hasil pengukuran tersebut sebagai dasar dalam
pembagian kelompok.
Selain perbedaan antar subyek, variabel situasional juga perlu
dikendalikan agar subyek tidak merasa sedang diteliti. Ada tiga
metode yang biasanya digunakan untuk mengendalikan variabel
situasional yaitu:
a. menjaga agar keadaan variabel tersebut tetap seperti semula,
b. mengacak variabel tersebut
8
2.
3.
blok II dari pada blok I. Demikian pula hal yang sama akan terjadi
pada blok III dan seterusnya sampai blok X.
Peneliti dapat merancang eksperimen menggunakan sampel
acak dari populasi terbatas yang homogen yang disertai adanya
satu
variable
penekan/pengganggu
yang
masih
dapat
dihomogenkan dengan cara diblok. Dalam hal ini eksperimen
menggunakan dua sampel acak dengan kondisi lingkungan
eksternal homogen pada masing-masing blok dan factor/variable
bebas eksperimen hanya terdiri atas 2 taraf/level atau
kategori/atribut. Misalnya, peneliti ingin menyelidiki perbedaan nilai
rata-rata produktifitas tomat varietas unggul baru sebagai akibat
perbedaan jenis pupuk yang diberikan. Dalam hal inipeneliti ingin
membandingkan produktifitas tomat varietas unggul baru antara
menggunakan pupuk anorganik dan organic. Karena lahan berteras
sampai 10 teras dan diduga berbeda tingkat kesuburan dari masingmasing teras, maka pada setiap petak disediakan 2 unit lahan, satu
unit lahan untuk menanam tomat tersebut dan dipupuk
menggunakan pupuk organic, kemudian satu unit lahan kedua juga
untuk menanam kentang yang dipupuk menggunakan pupuk
anorganik. Dengan demikian tersedia 10 pasang data sampel dalam
eksperimen tersebut sesuai dengan bayaknya teras. Jadi seluruhnya
ad 20 unit lahan percobaan. Jika persyaratan keparametrikan
terpenuhi maka peneliti meggunakan rancangan teknik analisis data
berupa uji t sampel berpasangan/related agar simpulan berlaku
pada tingkat populasi. Jika persyaratan keparametrikan ternyata
tidak terpenuhi, peneliti mengguakan rancangan teknik analisis data
berupa uji bertanda Wilcoxon. (Subali, 2015)
2. Eksperimen Sejati Menggunakan Sampel dari Populasi
Terbatas yang Tidak Homogen
Populasi yang terbatas mempunyai kemungkinan tidak
homogennya antaranggotanya. Sebagai contoh populasi komodo di
pulau komodo terdiri dari komodo jantan dan betina dengan umur
dan ukuran tubuh yang bervariasi. Komodo betinanya ada yang
perawan, pernah beranak sekali, maupun 2 kali. Dengan kata lain,
populasi komodo tersebut terditi atas beberapa sub populasi. Oleh
karena itu, jika peneliti ingin mengadakan eksperimen menggunakan
komodo-komodo tersebut maka sampel yang diambil dari populasi
harus memperhatikan subpopulasinya.
Jika peneliti bereksperimen menggunakan sampel-sampel acak
dari populasi terbatas yang tidak homogeny maka sampel-sampel itu
harus ditarik secara acak dari setiap sub populasi. Dalam hal ini
peneliti hanya melibatkan satu factor dan hanya terdiri dari dua
taraf/level atau kategori/atribut. Sebagai contoh, peneliti ingi
mengetahui tekanan darah sapi lomosi n yang baru diimpor tahun ini
12
jika dijemur dibawah terik matahari selama sehari. Karena hanya ada
dua taraf/level yakni sapi limosin yang tidak dijemur dan dijemur
selama sehari, setiap subpopulasi diundi dua ekor sapi untuk
dijadikan sampel. Jika berdasarkan ukuran berat tubuh seluruh sapi
limosin jantan yang ada dibagi menjadi 6 subpopulasi yakni (1)
subpopulasi sapi dengan berat tuuh >500 kg, (2) subpopulasi sapi
dengan berat tuuh >450-500 kg, (3) subpopulasi sapi dengan berat
tuuh >400-450 kg, (4) subpopulasi sapi dengan berat tuuh >350-400
kg, (5) subpopulasi sapi dengan berat tuuh >300-350 kg, dan (6)
subpopulasi sapi dengan berat tuuh < 300 kg. diperlukan 12 ekor
sapi yang diambil secara acak dua ekor dari setiap subpopulasi.
Setiap dua sampel sapi yang diambil dari setiap subpopulasi adalah
sampel yang bersifat berpasangan/related karena setiap subpopulasi
berkedudukan sebagai blok. Jika persyaratan keparametrikan
terpenuhi maka data dianalisis menggunakan uji t sampel
berpasangan/related karena hanya ada dua pasang kelompok
eksperimen. Jika persyaratan keparametrikan ternyata tidak
terpenuhi, data dianalisis menggunakan uji peringkat bertanda
Wilcoxon. (Subali, 2015)
3. Prinsip
Perancangan
Penelitian
Eksperimen
Sejati
Menggunakan Sampel dari Populasi Terbatas
Peneliti dalam merancang penelitian eksperimen menggunakan
sampel acak dari populasi terbatas harus memperhatikan hal-hal
berikut (Subali, 2015):
a. Tujuan eksperimen untuk mencari dukungan atau bukti empiris
atas hipotesis yang dirumuskan, sehingga nantinya akan menjadi
simpulan yang berlaku pada tingkat populasi.
b. Ekperimen dilakukan pada tingkat sampel, bukan pada tingkat
populasi.
c. Agar diperoleh simpulan pada tingkat populasi, peneliti harus
memperhatikan persyaratan teknik analisis statistika inferensial
untuk mengolah data penelitiannya.
d. Kelayakan permasalahan ekperimen yang akan dilakukan.
e. Keterjangkauan/fisibilitas pelaksanaan eksperimen.
f. Respon yang terjadi pada variable tergayut harus dipastikan
merupakan akibat dari manipulasi variable bebas.
g. Kelompok yang tidak diberi perlakuan digunakan sebagai kelompok
pembanding.
4. Prosedur Penelitian Eksperimen Sejati menggunakan Sampel
dari Populasi Terbatas
Prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh seorang
peneliti dalam melakukan eksperimen dengan populasi terbatas
adalah sebagai berikut (Subali, 2015):
a. Menetapkan permasalahan yang akan ditelitilengkap dengan latar
belakang alasan eksperimen yang akan dilakukan.
13
perlakuan serta banyaknya ulangan. Jika raeaf dosis pupuk urea yang
digunakan ada 3 taraf/level perlakuan, yakni 0 g/pot, 5 g/pot dan 10
g/pot, kemudian setiap jenis perlakuan ditetapkan dengan
replikasi/ulangan 10 kali, diperlukan 30 batang tanaman lidah buaya.
Pekerjaan kedua peneliti adalah menetapkan faktor lingkungan
eksternal yang kondisinya sama atau setidaknya homogen. Jika
tanaman lidah buaya yang sudah sama/homogeny ukurannya
ditanam dalam pot yang sama ukurannya, tebal tanah dalam pot juga
sama, jenis tanahnya sama, tingkat kesuburan sama (dengan
mencampur tanah berulang-ulang), dapat kita nyatakan bahwa
media tumbuh homogen. Jika eksperimen dilaksanakan di rumah
kaca, otomatis lingkungan eksternal yang berkait dengan faktor
klimat juga akan sama.
3. Rancangan Acak Lengkap (Completely Randomized Design)
yang Melibatkan 1 Faktor
Eksperimen dengan model rancangan acak berlaku baik
terhadap eksperimen faktor tunggal (single factor experiment) atau
eksperimen bivariat (karena hanya ada satu variabel bebas) maupun
eksperimen faktor ganda (multiple factor experiment). Rancangan
acak lengkap pada eksperimen satu faktor dapat dirancang lebih
lanjut berdasarkan banyaknya taraf/level atau kategori/atribut
faktornya. Adapun kemungkinan rancangannya antara lain adalah
sebagai berikut.
a. Rancangan acak lengkap pada eksperimen faktor tunggal
menggunakan sampel independen.
Jika
peneliti
merancang
eksperimen
faktor
tunggal
menggunakan rancangan acak lengkap dan sampel yang
digunakan adalah sampel indepenen, berdasarkan banyaknya
taraf/level atau kategori/atribut faktor dalam eksperimennya
memiliki 2 kemungkinan. Namun, yang akan dibahas pada kali ini
adalah ketika peneliti menggunakan k kelompok sampel
independen sebagai unit-unit eksperimen karena variabel bebas
yang dijadikan faktor hanya tersiri atas k taraf/level atau
kategori/atribut. Misalnya, peneliti ingin menyelidiki perbedaan
nilai rata-rata berat tubuh antara anak ayam potong yang diberi
jenis ransum yang berbeda. Kelompok I diberi ransum bekatul
difermentasi. Kelompok sampel II diberi ransum bekatul dicampur
ampas tahu dan difermentasi. Kelompok sampel III diberi ransum
bekatul dicampur ampas ketela dan difermentaso. Kelompok IV
diberi ransum bekatul dicampur ampas tahu tanpa difermentasi.
Kelompok V diberi ransum bekatul dicampur ampas ketela tanpa
difermentasi. Jika dilakukan replikasi 10 kali, diperlukan 50 ekor
anak ayam potong dengan varietas, jenis kelamin dan umur yang
sama serta berat awal homogeny sebnyak 50 ekor. Kemudian
16
19
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan hasil diskusi kelompok dan studi literatur yang
dijelaskan dalam pembahasan, dapat disimpulkan bahwa spesifikasi
perancangan penelitian Biologi pola bivariat menggunakan metode
eksperimen sejati dengan tujuan pembandingan dua kelompok terbagi
dalam populasi terbatas (finite population) dan populasi tak terbatas
(infinite population). Prinsip utama penelitian eksperimen sejati adalah
pengendalian penuh suatu variabel pengganggu dan pemberian suatu
taraf/ level atau kategori/atribut perlakuan terhadap unit eksperimen
dilakukan dengan mengundi terhadap setiap unit eksperimen. Syaratsyarat yang harus dipenuhi yaitu:
1. pertanyaan penelitian belum terjawab sebelumnya
2. sistematis
3. objeknya adalah fenomena-fenomena mahkluk hidup
4. terdapat manipulasi secara sengaja oleh peneliti
5. terdapat variabel bebas dalam bentuk perlakuan yang diduga mempengaruhi
variabel tergayut
6. pengendalian penuh suatu variabel pengganggu
7. pemberian suatu taraf/ level atau kategori/atribut perlakuan terhadap
unit eksperimen dilakukan dengan mengundi terhadap setiap unit
eksperimen
8. pembandingan yang dilakukan adalah pada setiap 2 kelompok data
sesuai dengan tujuan walaupun tetap diperbolehkan lebih dari 2
kelompok data yang diteliti.
Contoh permasalahan yang dapat dipecahkan dalam makalah ini
adalah perlakuan kadar pupuk kompos terhadap pertumbuhan tanaman
tomat pelangi;respon sapi terhadap jenis pakan; respon tekanan darah
kelompok sapi jika kelompok sapi tersebut dijemur selama 6 jam dan
tidak;produktifitas tomat varietas unggul baru antara menggunakan
pupuk anorganik dan organic; dll.
20
DAFTAR PUSTAKA
Ary, Donald, Jacobs, L. C. dan Razavieh, Asghar. 2011. Pengantar
Penelitian dalam Pendidikan, Terjemahan Arief Furchan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Creswell, John W. 2008. Educational Research: Planning, Conducting, and
Evaluating Quantitative and Qualitative Research. New Jersey:
Pearson Education Inc.
Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif.
Jakarta: Rajawali Pers.
Gall, M.B., Gall, J.P. and Borg, W.R. 2003. Educational Research: An
Introduction. New York: Pearson Education Inc.
McMillan, James H. 2012. Educational Research: Fundamentals for The
Consumer. Sixth Edition. Virginia: Pearson.
Subali, Bambang. 2015. Metodologi Penelitian Biologi dan Biologi Terapan.
Yogyakarta: UNY Press.
Sukardi. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
21