TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Rinosinusitis kronis (RSK) adalah suatu sindroma klinis yang
dikarakteristikkan dengan adanya gejala inflamasi pada mukosa hidung dan
sinus paranasal yang menetap6. Sesuai anatomi sinus yang terkena, sinusitis
dapat dibagi menjadi sinusitis maksila, sinusitis etmoid, sinusitis frontal dan
sinusitis sfenoid. Bila mengenai beberapa sinus disebut multisinusitis,
sedangkan bila mengenai semua sinus paranasal disebut pansinusitis. Sinusitis
yang paling sering ditemukan ialah sinusitis maksila dan sinusitis etmoid,
sinusitis frontal dan sinusitis sfenoid lebih jarang. 7 Inflamasi yang muncul
pada rinosinusitis terutama terjadi pada daerah yang berkontak dengan
lingkungan luar menunjukkan suatu hipotesis bahwa RSK merupakan hasil
dari respon imun yang berlebihan atau tidak adekuat terhadap agen dari luar
sehingga menyebabkan terjadinya reaksi inflamasi mukosa yang persisten,
perubahan gambaran radiografi, dan gejala klinis. 6
B. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis rhinosinusitis kronis dapat muncul secara nyata
beberapa sekaligus seperti pada rhinosinusitis akut akan tetapi dalam jangka
waktu yang lebih lama, atau justru hanya satu atau dua gejala dibawah ini :
8,9,10
Adanya atau keluarnya cairan kental berwarna kuning atau hijau dari
hidung
Nyeri atau rasa penuh dan tidak nyaman atau pembengkakan pada
dan RSK dengan atau tanpa polip nasi adalah sama hanya pola gejala dan
intensitasnya yang mungkin bervariasi. Infeksi akut yang terjadi pada RSA
biasanya memberikan gejala yang lebih jelas dan berat.6
C. Diagnosis
Terdapat
banyak
tes
diagnostikyang
dapat
digunakan
untuk
klinik
pemeriksaan
Rinosinusitis
fisik
dan
Kronis
ditegakkan
pemeriksaan
berdasarkan
penunjang
meliputi
diatas, mengingat
test),
CSS
(chronic
sinusitis
survey)
dan
RSOM-31
b)
3) Pemeriksaan Penunjang
a)
b)
tuba,
hipertrofi
adenoid
dan
penampakan
mukosa
spesifisitas 86 %.11
Radiologi, merupakan pemeriksaan tambahan yang umum dilakukan,
meliputi X-foto posisi Water, CT-scan, MRI dan USG. CT-scan
Derajat Ringan (VAS 0-3; tidak ada kerusakan mukosa yang berat
pada endoskopi)
Tatalaksana yang dianjurkan yakni steroid topikal (spray), lalu
di lakukan pemeriksaan ulang setelah 3 bulan. Jika ada perbaikan,
steroid topikal dilanjutkan, lalu dilakukan pemeriksaan ulang setelah 6
bulan. Jika tidak ada perbaikan dalam 3 bulan pertama, dosis steroid
perlu dinaikkan dan dapat diberikan juga doksisiklin (Setelahnya
dilakukan pemeriksaan ulang setelah 3 bulan). Jika masih tidak ada
perbaikan juga, perlu dipertimbangkan CT Scan (derajat diubah
2.
menjadi berat).
Derajat Sedang (VAS 3-7; ada kerusakan mukosa pada endoskopi)
Tatalaksana yang diberikan yakni steroid topikal (spray) dan
juga doksisiklin. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan ulang setelah 3
bulan, jika membaik, tatalaksana dilanjutkan sesuai tatalaksana derajat
ringan. Jika tidak membaik dalam 3 bulan pertama, perlu
dipertimbangkan CT Scan (derajat diubah menjadi berat).
3.
pada anak-anak
untuk
menegakkan
diagnosis
diantaranya
pemeriksaan
CT-Scan
maka
perlu
Pertimbangkan
dilakukannya