Tempat :
Di antara debu jalanan, di antara gedung-gedung pencakar langit yang tinggi
Waktu
Pagi:
Sejak kecil, aku hidup di antara debu jalanan, di antara gedung-gedung pencakar
langit yang tinggi, di antara ketamakan manusia-manusia zaman sekarang. Untuk
menghidupi kebutuhanku, aku mencoba mengamen
Malam:
Setiap malam, aku selalu mengirim doa pada Yang Maha Kuasa, bersimbah air
mata di hadapanNya. Tapi selama sebelas tahun aku terus berdoa, yang isinya itu-itu saja,
selama itu pula Allah belum menjawab dan mengabulkan doaku. Mungkin ini bukan takdirku,
takdirku hanyalah menjadi seorang pengamen yang bodoh. Tapi itu semua tak membuatku
putus asa. Justru membuatku semakin giat berdoa pada Allah.
Suasana:
Aku hanya ingin, aku dapat merasakan yang namanya mengenyam pendidikan, yang
namanya merajut mimpi, yang namanya menggapai cita-cita. Sederhana bukan? Setiap
malam, aku selalu mengirim doa pada Yang Maha Kuasa, bersimbah air mata di
hadapanNya. Tapi selama sebelas tahun aku terus berdoa, yang isinya itu-itu saja, selama
itu pula Allah belum menjawab dan mengabulkan doaku.
7.Gaya bahasa
Bahasanya menarik dan sopan