Anda di halaman 1dari 2

.

ANALISIS CERPEN MIMPI ANAK


JALANAN
1.TEMA : Seorang Anak Jalan Yang Bermimpi Menjadi
Seorang Bintang
2.ALUR MAJU
Mimpi ku, seorang Bintang, hanya sederhana. Aku tak minta sesuatu yang
macam-macam. Aku hanya ingin, aku dapat merasakan yang namanya mengenyam
pendidikan, yang namanya merajut mimpi, yang namanya menggapai cita-cita. Tapi
selama sebelas tahun aku terus berdoa, yang isinya itu-itu saja, selama itu pula
Allah belum menjawab dan mengabulkan doaku. Mungkin ini bukan takdirku,
takdirku hanyalah menjadi seorang pengamen yang bodoh. Tapi itu semua tak
membuatku putus asa. Justru membuatku semakin giat berdoa pada Allah. Saat ia
selesai sholat, ia selau mengucapkan 5 kalimat saja. Umurku sudah sebelas tahun,
tapi aku belum pernah merasakan yang namanya kasih sayang kedua orangtua.
Sejak kecil, aku hidup di antara debu jalanan, di antara gedung-gedung pencakar
langit yang tinggi, di antara ketamakan manusia-manusia zaman sekarang. Kalau
kami tak dapat merasakan nikmatnya hidup dengan uang, setidaknya berikan kami
pendidikan yang layak. Aku cuma rakyat kecil yang tak bisa berbuat apaapa. Seharusnya kalian malu, menjadi seorang pejabat pemerintah, maupun pejabat
negara, namun bangsanya masuk ke dalam daftar negara termiskin. Hanya satu
yang kuminta! Sejahterakanlah rakyatmu.
3. PENOKOHAN
Anak Jalan : tidak pernah menyerah dan selalu berdoa
4. SUDUT PANDANG
Aku cuma rakyat kecil yang tak bisa berbuat apa-apa. Ingin melawan, kalian
mengancam, ingin memberontak, kalian mengelak, ingin marah kalian malah
Mencemooh
5.AMANAT
Teruslah bermimpi, jangan pernah menyerah dan teruslah berusahan dan berdoa!

6.LATAR ATAU SETTING

Tempat :
Di antara debu jalanan, di antara gedung-gedung pencakar langit yang tinggi

Sejak kecil, aku hidup di antara debu jalanan, di antara gedung-gedung


pencakar langit yang tinggi, di antara ketamakan manusia-manusia zaman
sekarang. Untuk menghidupi kebutuhanku, aku mencoba mengamen. Kebutuhan
hidupku hanya dua, makanan dan minuman. Tak ada gitar, atau kendang, hanya ada
tepukan tangan dan jentikan jari yang mengiringi nyanyianku

Waktu
Pagi:
Sejak kecil, aku hidup di antara debu jalanan, di antara gedung-gedung pencakar
langit yang tinggi, di antara ketamakan manusia-manusia zaman sekarang. Untuk
menghidupi kebutuhanku, aku mencoba mengamen
Malam:
Setiap malam, aku selalu mengirim doa pada Yang Maha Kuasa, bersimbah air
mata di hadapanNya. Tapi selama sebelas tahun aku terus berdoa, yang isinya itu-itu saja,
selama itu pula Allah belum menjawab dan mengabulkan doaku. Mungkin ini bukan takdirku,
takdirku hanyalah menjadi seorang pengamen yang bodoh. Tapi itu semua tak membuatku
putus asa. Justru membuatku semakin giat berdoa pada Allah.
Suasana:
Aku hanya ingin, aku dapat merasakan yang namanya mengenyam pendidikan, yang
namanya merajut mimpi, yang namanya menggapai cita-cita. Sederhana bukan? Setiap
malam, aku selalu mengirim doa pada Yang Maha Kuasa, bersimbah air mata di
hadapanNya. Tapi selama sebelas tahun aku terus berdoa, yang isinya itu-itu saja, selama
itu pula Allah belum menjawab dan mengabulkan doaku.

7.Gaya bahasa
Bahasanya menarik dan sopan

Anda mungkin juga menyukai