tersebut dalam menempatkan kebutuhan konsumen sebagai pusat dari kegiatan operasional
perusahaan.
3. Definsi dan Analisis Product Market
a. Menentukan Batasan dan Struktur Product Market
Batasan dan struktur product market memberikan informasi penting pada manager untuk
mengembangkan strategi pemasaran dan bisnis serta memberikan peringatan akan adanya
kompetisi baru.
Struktur product market dibagi menjadi tiga, yaitu generic,product-type dan product variant.
Generic product-market merupakan struktur product-market yang terdiri dari kumpulan produk
yang memenuhi kebutuhan konsumen secara umum, misalnya produk minuman. Product type
product-market yang lebih spesifik dibanding generic product-market. Product type terdiri dari
satu tipe produk yang memiliki manfaat yang spesifik. Misalnya, minuma kesehatan/larutan
penyegar. Product variant lebih spesifik lagi. Di dalamnya terdapat varian produk dari satu tipe
produk. Misalnya, larutan penyegar rasa leci, larutan penyegar rasa original
Untuk mendefinisikan/menentukan batasan dan struktur product-market, perlu
mengindikasikan hal-hal yang berikut terlebih dahulu:
1) Dasar identifikasi pembeli di product-market tersebut seperti geografi, dll.
2) Ukuran pasar dan karakteristiknya
3) Brand/produk competitor yang termasuk di dalam product-market.
Tiga langkah untuk menetukan komposisi product market, antara lain:
1) Memulai dengan kebutuhan umum yang dipenuhi oleh produk
2) Mengidentifikasi tipe produk yang dapat memenuhi kebutuhan umum
3) Mengidentifikasi product market yang spesifik di dalam produk market yang generic
b. Membentuk Product-Market
Terdapat beberapa factor yang dapat mempengaruhi pengidentifikasian product-market
1) Tujuan Analisis
Jika manajemen memutuskan untuk tetap berada di bisnis tersebut atau tidak, maka yang
perlu ditekankan adalah kinerja keuangan dan posisi dalam kompetisi. Analisis detail dari
product market tidak terlalu penting. Jika tujuannya adalah untuk menemukan satu atau lebih
segmen pasar, maka lebih ditekankan pada analisis product market. Jika produk yang berbeda
memenuhi kebutuhan yang sama maka batasan product market harus terdiri dari semua produk
dan brand yang bersangkutan.
2) Perubahan Komposisi Pasar
Product market dapat berubah seiring perkembangan teknologi dan adanya kompetisi baru.
Teknologi terbaru menawarkan cara yang berbeda bagi pembeli untuk memenuhi kebutuhannya.
3) Kerumitan Pasar
Perkembangan pasar dan kompetisi tidak bisa didefinisikan dan diprediksi secara pasti.
Namun terdapat sinyal yang dapat diidentifikasi yang membantu dalam memperkirakan
kemungkinan perubahan pasar.
8. Kajian Jurnal Terkait
Why Competitors Matter for Market Orientation
Latar Belakang:
Orientasi pasar sering dianggap sebagai kontribusi marketing untuk strategi bisnis, dimensi yang
menonjol, kompetitor, orientasi pelanggan, yang dianggap sebagai orientasi strategi yang
penting. Stoelhorst dan van Raaij (2004) mendeskripsikan orientasi pasar sebagai penjelasan
marketing dari perbedaan kinerja dari setiap perusahaan. Keuntungan dari strategi orientasi pasar
pada umumnya diperdebatkan bisa meningkatkan kemampuan membaca pasar, dan kemudian
meningkatkan respon pasar, khususnya di lingkungan yang penuh persaingan dan tidak dapat
diprediksi. Kohli dan Jaworski menekankan bahwa orientasi pasar dan orientasi lainnya memiliki
biaya. Karena itu, penting sekali untuk menaksir dan mengevaluasi konsekuensi paling dasar dari
orientasi pasar sebuah perusahaan.
Perusahaan dengan orientasi pasar adalah perusahaan yang setiap langkahnya konsisten dengan
konsep marketing. Sementara itu, konsep marketing pada awalnya ditekankan pada pelanggan
dan istilah ini sering digunakan sama dengan orientasi pelanggan. Padahal orientasi pasar
memiliki dua fokus yaitu pelanggan dan kompetitor. Konstruksi orientasi pasar telah berubah
dengan memasukkan berbagai objek (atau dimensi) orientasi, seperti supplier, stakeholder, dan
lingkungan makro.
Pelanggan sangat penting dalam semua definisi dari orientasi pasar, namun peran dan relevansi
kompetitor masih diperdebatkan. Deshpande dan Farley berpendapat bahwa orientasi pasar dan
orientasi kompetitor memiliki konsep yang berbeda dan orientasi pasar harus terdiri hanya
aktivitas orientasi pelanggan.
Perusahaan yang terlalu fokus pada pelanggan terbukti memiliki hasil yang negatif.
Bagaimanapun, perusahaan yng terlalu fokus pada kompetitor juga memiliki hasil yang negatif.
Armstrong dan Collopy menemukan bahwa perusahaan dengan orientasi kompetitor memiliki
kinerja keuangan yang lebih buruk dibanding dengan perusahaan yang berorientasi pada profit.
Mereka menyimpulkan bahwa penggunaan informasi kompetitor harus digunakan sebagai input
untuk proses pembuatan strategi daripada sebagai target untuk kinerja keuangan perusahaan.
Karena alasan inilah, banyak yang memperdebatkan apakah orientasi kompetitor perlu
dimasukkan dalam aktivitas orientasi pasar.
Beberapa ahli berpendapat bahwa orientasi kompetitor memang perlu dilibatkan dalam aktivitas
orientasi pasar. Day dan Wensley berpendapat bahwa terlalu fokus pada pelanggan tidaklah
konsisten dengan literatur marketing dasar yang menganggap bahwa perusahaan harus memiliki
orientasi pelanggan dan kompetitor yang seimbang. Slater dan Narver berpendapat bahwa
orientasi pelanggan dan orientasi kompetitor memberikan informasi yang berbeda untuk
mengambil keputusan yang berbeda pula.
Tujuan:
Untuk menginvestigasi apakah perlu membagi orientasi pasar menjadi orientasi pelanggan dan
orientasi kompetitor. Serta implikasi yang mungkin terjadi akibat dari pembagian ini pada
peneliti dan praktisi bisnis.
Hipotesis:
Orientasi pelanggan dan orientasi kompetitor memiliki hubungan positif dengan kinerja (H1).
Kinerja perusahaan dipengaruhi secara langsung oleh berbagai macam industri dan faktor
spesifik perusahaan. Kontrol dari faktor-faktor tersebut tercantum di model (H2). Kondisi
lingkungan juga mempengaruhi hubungan antara orientasi pelanggan/kompetitor dengan kinerja
perusahaan (H3).
Metodologi
: Kuantitatif
Spesifikasi pengukuran dan model struktural serta efek langsung dari uji hipotesis dilakukan
mengunakan model persamaan struktural (AMOS 5). Efek moderat dari uji hopitesis dilakukan
menggunakan multi regreasi hirarki di SPSS 14. Populasi yang diteliti berupa 2.527 perusahaan
di Denmark dengan sampel 308 perusahaan yang sebagian besar merupakan UKM. Persentase
antara sampel dibandingkan dengan populasi adalah 12.2% (308/2.527). Pengambilan data
dilakukan menggunakan kuisioner yang dibagikan melalui website ataupun pos kepada CEO dari
308 perusahaan tersebut. Data kuisioner didukung dengan data sensus yang berisi ROA setiap
perusahaan.
Hasil Penelitian:
H1a dan H1b menyatakan bahwa orientasi pelanggan perusahaan dan orientasi kompetitor
memiliki hubungan positif pada kinerja perusahaan. Hasil penelitian menekankan bahwa
koefisien orientasi pelanggan pada ROA tidak hanya memiliki hubungan negatif, namun
koefisien tersebut juga signifikan. Sehingga, hanya H1b yang mendukung market share.
H2a H2g menyatakan efek dari berbagai penjelasan variabel kontrol kinerja perusahaan.
Penelitian juga menunjukkan kurangnya hubungan antara pengukuran market share dan ROA.
Penelitian menunjukkan orientasi pelanggan perusahaan lebih bernilai di lingkungan dengan
kompetisi yang tinggi. Intensitas kompetisi, di sisi lain, tidak mempengaruhi antara orientasi
kompetitor dan ROA serta market share. Pada akhirnya disimpulkan intensitas kompetisi tidak
memiliki pengaruh pada hubungan antara orientasi kompetitor dan kinerja keuangan perusahaan
(ROA dan market share). H3b ditolak.
Kesimpulan:
Studi ini berkontribusi pada penelitian marketing yang menginvestigasi hubungan antara
orientasi pelanggan/kompetitor dengan kinerja perusahaan. Pada konsep dasar dan investigasi
empiris, peneliti menyimpulkan bahwa secara teori dan juga secara empiris, sangat penting untuk
membagi orientasi pasar menjadi orientasi pelanggan dan orientasi kompetitor. Peneliti juga
menyimpulkan bahwa selama studi dilakukan, pendapat umum bahwa orientasi pasar tidak akan
pernah negatif tidak bisa dibuktikan, namun secara spesifik, orientasi pelanggan dapat negatif.
Bukti-bukti dikumpulkan dari data empiris 308 perusahaan, sebagian besar UKM di industri
manufaktur, mengungkapkan adanya hubungan negatif antara orientasi pelanggan dengan ROA
untuk perusahaan manufaktur di lingkungan dengan kompetisi rendah. Lebih lanjut, hasil
mengindikasikan tidak adanya hubungan antara orinetasi kompetitor sebuah perusahaan dengan
ROA dan tidak adanya hubungan antara orientasi pelanggan dengan ROA di lingkungan dengan
kompetisi tinggi. Kesimpulannya, peneliti berpendapat bahwa memisahkan antara orientasi
pelanggan dan orientasi kompetitor sangat penting dan berharap studi selanjutnya dapat
memperdalam hasil studi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Cravens D. & Nigel F. 2013. Strategic Marketing, Tenth Edition. New York: Mc Graw Hill.
Netha. 2015. Manajemen Strategi Coca Cola Company.
http://ekanetaputri.blogspot.co.id/2015/10/mstrategi-coca-cola-company.html. Diakses
pada tanggal 17 September 2016.